Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA TUAN M DENGAN MASALAH KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG KB DI RT 04 RW 08 KELURAHAN BUNULREJO KODYA

MALANG Dosen Pembimbing : Nicky Danur Jayanti, S.SiT

Oleh : Vivi Agusti Villa Andari NIM : 1009.15401.451

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kebidanan Komunitas di RT 04 RW 08 Kelurahan Bunulrejo Kodya Malang tanggal 03 September 29 September 2012 :

Hari : Tanggal :

Mahasiswa

Viviv Agusti Villa Andari NIM. 1009.15401.451

Mengetahui :

Bidan Kelurahan Bunulrejo

Dosen Pembimbing STIKES Widyagama Husada

Titik Hariati, Amd.Keb

Nicky Danur J, S.SiT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan cara menggerakkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan. Dalam undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 hal ini tercantum secara khusus dalam pasal 5, 8, 71, 72 antara lain dikatakan. Setiap orang meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan. (Keputusan Menteri RI No. 128 / Menkes / SK / 11 / 2004) Mengenai asuhan kebidanan keluarga ini disesuaikan dengan jangkauan kemampuan penyusunan agar dalam pelaksanaannya dapat memberikan bantuan terutama dibahas dalam laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan anak (KIA). KIA ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi dan ke dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya (keluarga) desa tersebut. Dalam laporan ini penyusunan akan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. M dengan masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang KB. 1.2 Tujuan 1. Tujuan umum Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara nyata memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga 2. Tujuan khusus a. Dapat melakukan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan b. Mampu menganalisis data atau keluarga untuk menentukan masalah kesehatan c. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan d. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan yang dilakukan e. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan kebidanan keluarga f. Mampu mengevaluasi kebersihan tindakan kebidanan yang telah dilakukan

g. Mampu mengikuti perkembangan masalah kesehatan setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga

1.3 Sistematika Penulisan Sistem penulisan asuhan kebidanan keluarga ini terdiri dari 5 bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga B. Konsep Teori KB BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Menentukan Diganosa C. Perencanaan D. Pelaksanaan E. Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan kepala rumah dan makan dari satu periuk.(Dep. Kes RI, 2004) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kelaurga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes RI, 2004) Keluarga dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu lain dan didalam peranannya masing-masong dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Sulvicion G Bailon dan Aracelis Maolayo, 2004)

2.1.2 Struktur Keluarga Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah : 1. Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah 2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri 4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi peminaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menajdi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Tipe / Bentuk Keluarga 1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak 2. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi dan sebagaianya 3. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari sati kali dan merupakan satu keluarga inti 4. Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian 5. Keluarga berkomposisi (cmposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama 6. Kelaurga kabitas (cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia dengan adat istiadat yang sangat kuat.

2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masingmasing 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing

2.1.5 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga Pemegang kekuasaan dalam keluarga 1. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam kekeluargaan adalah pihak ayah

2.

Matriakal, yang dominant dan mmegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu.

3.

Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2.1.6 Ciri-ciri Kekeluargaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Diikat dalam suatu tali perkawinan Ada hubungan darah Ada ikatan batin Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya Ada pengambil keputusan Kerjasama diantara anggota keluarga Komunikasi interaksi antar anggota keluarga Tinggal dalam suatu rumah

2.1.7 Peranan Keluarga Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: 1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai pertanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dari anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai sanggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan 3. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual. (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak)

2.1.8 Fungsi Keluarga Fungsi keluarga : Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : 1. Fungsi biologis a. b. c. d. 2. Untuk meneruskan keturunan Memelihara dan pembesaran anak Memenuhi kebutuhan gizi keluarga Memeliharan dan merawat anggota

Fungsi psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga c. Membina pengawasan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga

3.

Fungsi sosialisasi a. b. Membina sosialisasi pada anak Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4.

Fungsi ekonomi a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya

5.

Fungsi pendidikan a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.2 Teori tentang KB 1. Defisi Keluarga Berencana (family planning, planned parenthood) apakah satu metode untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah, jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan menggunakan alat atau obat-obatan Tujuan umum keluarga berencana adalah mengobati kemandulan, menunda kehamilan, mengatur kehamilan dan mengakhiri kehamilan.

1. Macam-macam KB 1. Metode amenorrhea laktasi Yaitu kontrasespi yang mengandalkan pemberian ASI (Air susu ibu) a. Cara kerja Penundaan atau penekanan evaluasi b. Keterbatasan Perlu persiapan sejak peraatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit pasca persalinan Mungkin sulit diaksanakan karena kondisi social Hanya digunakan sampai 6 bulan Tidak melindungi dari IMS

2. Metode keluarga berencana alamiah a. Cara kerja Tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi konsepsi atau kehamilan b. Keterbatasan Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi Perlu pelatih / guru NBA (bukan tenaga medis) Perlu pencatatan setiap hari Infeksi vagina membuat lendir servik sulit dinilai

3. Senggama terputus a. Cara kerja Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah sel mani memasuki area fertilisasi. b. Efek samping Menyebabkan penyakit giekologi, neurologoy kejiwaan, keluhan prostate, dll 4. Kondom a. Cara kerja Kondo menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan ovum dengan cara mengeas sperma diujung selubung karet yang dipasang dipenis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam salura reproduksi wanita b. Efek samping Kondom tertinggal dalam vagina selama beberapa waktu menyebabkan wanita mengeluh keputihan dan infeksi ringan. 5. Diaframa a. Cara kerja Menaham sperma agar tida mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tubo fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida b. Efek samping Kadang akan bertambah banyaknya keputihan dan banyaknya cairan yang keluar dari vagina 6. Spermisida a. Cara kerja Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur b. Efek samping Iritasi vagina, iritas penis dan tidak nyaman, ganguan rasa panas divagina dan kegagalan tablet yang tidak bisa larut.

7. Pil Kontrasepsi a. Cara kerja Menekan ovulasi Mencegah ovulasi Lendir serbiks mengental, sehingga sulit dimasuki sperma

b. Cara pemakaian pil KB Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid Setelah melahirkan : a. Setelah 6 bulan pemberian ASI siklus b. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui c. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) c. Petunjuk pemakaian pil KB Minumlah pil KB dengan teratur Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi Gangguan ringan dalam berbentuk : mual, muntah, sebaiknya diatasi

d. Keuntugan Pil KB Bila diminum sesuai dengan aturan diamin berhasil 100 % Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah a. Ketegangan menjelang menstruasi b. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur c. Nyeri saat menstruasi d. Pengobatan pasangan yang mandul Pengobatan penyakit endometriosis Dapat meningkatkan libido

e. Kerugian Pil KB Harus minum pil secara teratur Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium Penyakit ringan

Berat badan bertambah Rambut rontok Tumbuh jerawat Mual sampai muntah

8. Suntik KB a. Cara kerja Menekan ovulasi Membuat lender serviks menjadi kental Perubahan pada endometrium (atrofi) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

b. Jadwal waktu suntikan Depoproevera Norigest Cyclopem : interval 12 minggu : interval 8 minggu : interval 4 minggu

c. Keuntungan Pemberiannya sederhana setiap 8 12 minggu Tingkat efektifitas sangat tinggi Hubungan seks dengan suntikan KB bebas Pada KB cyciofem KB akan mendapatkan menstruasi

d. Kerugian Perdarahan yang tidak menentu Terjadi amenorhea berkepanjangan Terjadi kemungkinan hamil

e. Suntikan KB dapat diberikan : Pasca persalinan : segera ketika dirumah sakit dan jadwal suntikan berikutnya. Pasca abortus : segera setelah perawatan dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan Interval : hari kelima mensturasi dan jadwal waktu suntikan diperhitungkan. 9. Susuk KB (norplant atau implant) a. Cara kerja

Lendir serviks menjadi kental Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

b. Jenis Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgest sel dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 ,h3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun Jadena dan indopion Terdiri dari 2 barang yang diisi dengan 75 mg Levenorgstrel dengan lama kerja 3 tahun c. Keuntungan Daya guna tinggi Perlindungan jangka panjang Tidak memerlukan pemeriksaan dalam Bebas dari pengaruh estrogen Tidak mengganggu kegiatan senggama Tidak mengganggu ASI Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

d. Kerugian Menyebabkan perubahan berupa perdarahan bercak (spoting) hipermenorea Meningkat jumlah darah haid serta amenorea Ekspulsi Infeksi pada daerah insersi Berat badan naik / turun

e. Tempat pemasangan susuk KB Susuk KB dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti kipas mekar dengan jumlah kapsul yang tersedia 10. AKDR / IUD a. Cara kerja Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuban fallopi Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai ovum bertemu Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

b. Jenis AKDR CUT-380A kecil, kerangka dari plastic yang fleksiber, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVAT (Schering) Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CUT-380A

c. Keuntungan Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-380 A dan tidak perlu diganti) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat Tidak mempengaruhi hubungan seksual Meningkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). d. Kerugian Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan). Haid lebih lama dan banyak. Saat haid lebih sakit. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering bergantian pasangan. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 sampai 2 hari.

e. Waktu penggunaan Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil. Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan. Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 4 jam pasca persalinan. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari). Apabila tidak ada gejala infeksi. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

f. Petunjuk bagi klien Kembali memeriksakan diri setelah pemasangan AKDR. Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin terutama setelah haid. Setelah bulan pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami : a. Kram atau kejang pada perut bawah. b. Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah senggama. c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan tetapi dapat dilakukan lebih awal bila diperlukan. Kembali ke klinik apabila a. Tidak dapat meraba benang AKDR b. Merasakan bagian yang keras dari AKDR c. AKDR terlepas d. Siklus terganggu tau meleset e. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan f. Adanya infeksi. 11. Tubektomi a. Cara kerja Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

b. Jenis a. Minilaparatomi b. Laparaskopi c. Keuntungan Kontrasepsi a. Sangat efektif (0,24-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan). b. Permanen c. Tidak mempengaruhi proses menyusui (Breast feeding). d. Tidak tergantung pada faktor senggama e. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius f. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal. g. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang h. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada reproduksi hormon ovarium. Non Kontrasepsi a. Berkurangnya resiko kanker ovarium d. Keterbatasan Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanulasi. Klien dapat menyesal di kemudian hari Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum). Rasa sakit ketidakamanan dalam jangka pendek setelah tindakan Dilakukan oleh dokte r yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses Laparaskopi. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

e. Waktu Penggunaan Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil. Hari ke-6 sampai ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

Pasca persalinan a. Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu b. Laparaskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan

Pasca keguguran a. Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparaskopi) b. Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti pelvik (minilap saja).

f. Petunjuk Bagi Klien a. Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulailagi aktivitas secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7 hari setelah pembedahan). b. Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman c. Hindari mengangkat benda berat-berat dan bekerja keras selama 1 minggu d. Kalau sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesik setiap 4 hingga 6 jam e. Jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan. f. Kembalilah setiap waktu apabila terdapat tanda-tanda dan symptomsymptom yang tidak biasa. 12. Vasektomi a. Cara kerja Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasdeferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. b. Keuntungan Sangat efektif dan permanen Tidak ada efek samping jangka panjang Tindak bedah yang aman dan sederhana Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan

c. Indikasi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga. d. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus Infeksi kulit pada daerah operasi Infeksi sistematis yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien Hidrokel atau varikokel yang besar Hernia Inguinalis Filariasis (elephantiasis) Undesensus testikularis Massa Introshotalis Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang

menggunakan anti koagulansia e. Informasi bagi klien a. Pertahankan band aid selama 3 hari b. Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk c. Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air. d. Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering e. Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgesik seperti parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam f. Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari g. Boleh senggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali h. Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.

2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Keluarga Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar yaitu: 1. Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk ancaman kesehatan adalah a. Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan sebagainya. b. Keluarga/ anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dan sebagainya c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga, seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil. d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam di letekkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing masing anggota keluarga f. Keadaan keadaan yang dapat menimbulkan stress antara lain : Hubungan keluarga yang kurang harmonis Hubungan orang tua dan anak tegang Orang tua yang tidak dewasa

g. Sanitasi lingkungan buruk antara lain : Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum Sekolah / tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat Kebisingan polusi Polusi udara

h. Kebiasaan kebiasaan yang merugikan kesehatan Merokok Minum air keras Tidak memekai alas kaki

Makan obat tanpa resep Kebiasaan makan daging mentah Hygiene personal kurang

i. Sifat Kepribadian yang melekat, misalnya pemarah 2. Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah : Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum di diagnosa Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan anak yang tidak sesuai. 3. Situasi krisis adalah saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah a. Perkawinan b. Kehamilan c. Persalinan d. Masa Nifas e. Menjadi orang tua f. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir g. Abortus h. Anak masuk sekolah i. Anak remaja j. Kehilangan pekerjaan k. Kematian anggota keluarga l. Pindah rumah

SKALA PRIORITAS DALAM MENYUSUN MASALAH KESEHATAN KELUARGA

Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan keluarga perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :

Criteria 1. Sifat masalah Skala : Ancaman Kesehatan Tidak/ Kurang Sehat Krisis 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Dengan Mudah Hanya Sebagian Tidak Dapat 3. Potensi masalah untuk diubah Skala : Tinggi Cukup Rendah 4. Menonjolnya Masalah Skala : Masalah Berat Harus Ditangani Masalah Yang Tidak Perlu Ditangani Segera Masalah Tidak Dirasakan

Nilai

Bobot

2 3 1 1

2 0 1 2

3 2 1 1

2 1 0 1

Scoring

1. Tentukan score untuk tiap criteria 2. Skor dibagi angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor Angka tertinggi 3. Jumlahkan skor untuk semua criteria 4. Score tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot X Bobot

BAB III

ASUHAN KELUARGA PADA TN M DENGAN MASALAH KEBIDANAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG KB

3.1 Pengkajian Nama Pengkaji Tanggal Pengkajian Tempat Pengkaji : Vivi Agusti Villa Andari : 08 September 2012 : Kelurahan Bunulrejo jam : 10.00 WIB

1. Kepala keluarga Nama KK : Tn. M

Jenis kelamin : Laki-laki Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku/bangsa Alamat : 35 tahun : Islam : SMP : Swasta : Jawa/Indonesia : RT 04 RW 08 Kelurahan Bunulrejo

2. Data anggota keluarga No. Nama Umur Sex Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

Muslikin

35 tahun

Islam

KK

SMP

Swasta

Puji Lestari

30 tahun

Islam

Istri

SMP

IRT

Erika

10 tahun

Islam

Anak

SD

Naswa

7 tahun

Islam

Anak

SD

Rahma

5 tahun

Islam

Anak

TK

Fida

1 tahun

Islam

Anak

3.

Genogram 1 2

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

1 2

: KK : Istri

3 4 5 6

: Anak : Anak : Anak : Anak

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

No 1

Nama Muslikin

Pemeriksaan Fisik TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit

Keterangan Tidak pernah sakit dan bila sakit berobat dan

mengkonsumsi obat dari puskesmas. 2 Puji Lestari TD : 110/70 mmHg N : 82x/menit BB : 63 kg Bila sakit memeriksakan ke bidan. Ibu mengatakan

mendapatkan informasi KB dari tetangga. Ibu

menggunakan KB suntik 1 bulan selama 3 bulan.

Selama menggunakan KB suntik ibu mengeluh berat badannya bertambah. 3 Erika N : 72x/menit Bila sakit berobat ke

puskesmas. 4 Naswa N : 70x/menit Bila sakit berobat ke

puskesmas. 5 Rahma N : 68x/menit Bila sakit berobat ke

puskesmas. 6 Fida N : 65x/menit Bila sakit berobat ke

puskesmas.

5. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan - Jarak antara lokasi dengan puskesmas : 2 km

6. Keadaan Keluarga a. Biologis 1. Kebutuhan nutrisi Biasanya makan 3 x sehari, lauk yang dihidangkan tahu, tempe, sayur sering sayur bening, sayur asem. Buah pisang dan pepaya. Keluarga tidak ada yang pantang terhadap makanan. Minum air putih. Setiap anggota keluarga punya frekuensi makan yang teratur yaitu 3x sehari. 2. Kebutuhan eliminasi Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1-2x sehari. 3. Kebutuhan Olah Raga Ibu menggangap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan merupakan olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami. 4. Kebersihan diri Biasanya mandi 2 x sehari, dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi. 5. Istirahat TnM tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 05.10 WIB tidur siang tidak pernah. NyP tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 04.30 WIB, tidur siang kadang-kadang. AnE tidur malam mulai jam 20.00 WIB, bangun jam 05.30 WIB, tidur siang kadang kadang. AnN tidur malam mulai jam 20.00 WIB, bangun jam 06.00 WIB, tidur siang selama 1 jam AnR tidur malam mulai jam 20.00 WIB, bangun jam 06.00 WIB, tidur siang selama 1 jam AnF tidur malam mulai jam 19.30 WIB, bangun jam 07.00 WIB, tidur siang selama 1 jam

6. Rekreasi Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Keluarga selalu menggunakan waktu senggangnya untuk menonton TV. b. Psikologis 1. Situasi Emosi Tuan M jarang marah-marah,begitupula NyP. apabila terjadi pertengkaran dalam keluarga di selesaikan dengan baik-baik tanpa berlanjut berhari-hari. 2. Konsep Diri - Harga diri Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada masalah tentang harga diri. - Identitas Diri Tidak ada gangguan mengenai identitas diri dalam keluarga, karena setiap anggota keluarga saling menghargai dan menghormati. NyP menghormati TnM sebagai suami. - Pola interaksi Hubungan di dalam keluarga dengan tetangga sekitar baik. c. Sosial 1. Penghasilan dan pengeluaran - yang mencari nafkah dalam keluarga adalah TnM bekerja swasta dan NyP sebagai ibu rumah tangga. - Besar penghasilan dan pengeluaran Penghasilan suami 800.000 Pengeluaran rata-rata untuk makan 10.000/ hari, untuk lauk pauk dan beras, sayur-sayuran. Bayar listrik Rp.20.000 serta belanja keperluan anaknya Rp.15.000/bulan. d. Kultural/budaya Seluruh keluarga TnM adalah suku jawa. e. Spiritual Seluruh keluarga TnM beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu.

f. Lingkungan 1. Perumahan Rumah yang ditempati Tn M ini miliknya sendiri di dalam rumah itu bersama istri dan anaknya. U Dapur Kamar mandi

Kamar

Kamar

Ruang tamu S Luas bangunan < 21 m2

2. Jenis bangunan Lantai rumah dari semen, dinding tembok, ventilasi angin angin,. Penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk cukup. 3. Kebersihan Halaman rumah kotor, tidak lembab. 4. Pemakaian air Sumber air berasal dari sumur milik sendiri. 5. Jamban keluarga dan kamar mandi Jamban keluarga adalah cemplung tertutup dan sumber air kurang dari 10 meter, kamar mandi milik sendiri. 6. Pembuangan air limbah Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui paralon yang mengalir 7. Pembuangan sampah Sampah rumah tangga dibuang di lubang sampah yang kemudian dibakar.

3.2 Menentukan Diagnosa Masalah Data Masalah Kesehatan pengetahuan ibu

Ds : Ibu mengatakan mendapatkan Kurangnya informasi KB dari tetangga. Ibu tentang KB.

menggunakan

KB

suntik

bulan selama 5 bulan. Selama menggunakan KB suntik ibu mengeluh bertambah.. Do : KU : Baik berat badannya

Kesadaran : Composmentis TTV : TD :110/70 mmHg N : 82x/menit BB : 63 kg

Prioritas Masalah Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB. No 1. Kriteria Sifat masalah skala tidak/kurang sehat Perhitungan 3/3 x 1 Score 1 Pembenaran Tahu/tidak tahu dan memerlukan penyuluhan segera 2. Kemungkinan masalah dapat diubah skala dengan mudah 3. Potensi masalah untuk diubah 3/3 x 1 1 1/2 x 2 1 Masalah mudah diubah dengan penyuluhan yang tepat. Masalah dapat diubah dengan penyuluhan yang tepat terutama partisipasi keluarga dalam mendukungnya. 4. Menonjolkan masalah 2/2 x 1 1 Keluarga tidak menyadari kurangnya pengetahuanpengetahuan tersebut merupakan masalah yang harus segera ditangani. Total 4 4

3.3 Intervensi Diagnosa : Ibu mengatakan mendapatkan informasi KB dari tetangga. Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 bulan. Ibu mengeluh berat badannya bertambah. Tujuan : - ibu mengetahui tentang macam-macam KB - Ibu dapat mengetahui manfaat serta efek samping KB

Kriteria hasil : - tidak terjadi kehamilan dengan resiko tinggi - ibu mengganti KB lain selain suntik - ibu efektif dalam pemilihan KB Intervensi 1. Lakukan inform consen pada ibu dan keluarga R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam tindakan yang akan dilakukan petugas kesehatan 2. Diskusikan dengan ibu tentang pengertian KB. R/ diskusi menambah pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas tentang pengertian KB. 3. Berikan penyuluhan pada ibu tentang macam-macam KB yaitu KBA, hormonal, metode mantap. R/ agar ibu dapat memilih KB sesuai keinginan dan efektif. 4. Jelaskan pada ibu efek samping dari KB hormonal R/ agar ibu mengetahui efek samping dari KB hormonal salah satunya bisa menambah berat badan. 5. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari macam-macam KB. R/ menambah pengetahuan ibu tentang keuntungan dan kerugian dari macammacam KB serta ibu dapat menentukan metode kontrasepsi yang cocok yang akan di ikutinya. 6. Menjelaskan pada ibu tentang fasilitas-fasilitas yang ada untuk pelayanan alat kontrasepsi. R/agar ibu mendapatkan pelayanan KB terdekat. 7. Menganjurkan ibu agar mengganti alat kontrasepsi yang lain. R/ agar ibu menggunakan KB selain KB suntik

3.4 Implementasi Tanggal 08 09 - 2012 pukul 10.00 WIB Masalah kesehatan Implementasi - Memperkenalkan diri pada keluarga. - Menjelaskan tujuan kunjungan membuat janji untuk melakukan kunjungan dengan wawancara dan pengamatan. 08 09 2012 pukul 10.15 WIB Kurang pengetahuan - Memberikan penyuluhan ibu tentang KB. tentang macam-macam KB yaitu KBA, KB hormonal, kontap. - Menjelaskan tentang manfaat, kerugian dan efek samping dari semua KB. - Memberikan dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk memilih KB yang di inginkan. - Memberitahukan keluarga terutama suami untuk mendukung ibu memilih KB yang sesuai keinginannya. - Mengevaluasi ibu agar mengganti alat kontrasepsi yang lain selain KB suntik. - Mengevaluasi ibu berkonsultasi lebih lanjut di bidan terdekat.

3.5 Evaluasi

Tanggal 08-09-2012

Masalah kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB.

Implementasi S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang macam-macam KB O: ibu tetap menggunakan KB suntik 3 bulan untuk saat ini. A : masalah belum teratasi P : anjurkan ibu untuk konseling ke bidan terdekat.

BAB IV

PEMBAHASAN Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. M dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang KB di Kelurahan Bunulrejo Kodya Malang sesuai dengan lima langkah manajemen kebidanan, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Sesuai kasus Ny P yang telah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 bulan namun mendapatkan informasi dari tetangga , dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang KB sangat berpengaruh pada pemilihan dan pengambilan keputusan untuk mengikuti metode KB tertentu. Dengan demikian, pemberian penyuluhan atau konseling KB sangat dibutuhkan dan harus dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dibidang ini sehingga harapan bangsa dapat tercapai.

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi maka disimpulkan i. Keluarga Tn. M termasuk keluarga yang sederhana meskipun rumah yang ditempati sudah milik sendiri tetapi penghasilan Tn.M yang pas-pasan sehingga terdapat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi. ii. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.M yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang KB iii. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada pada keluarga Tn.M dapat melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

b. Saran i. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani. ii. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena kepada masyarakat dengan dibantu pihak lain yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2004. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC Manuaba. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC Sifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.2005. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Effendi. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR . i DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .. 1 1.2 Tujuan ... 1 1.3 Sistematika Penulisan ... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keluarga ... 3 2.2 Konsep KB ... 7 2.3 Tipologi masalah kesehatan keluarga .. 17 BAB 3 ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN 3.1 Pengkajian 20 3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan . 24 3.3 Menentukan Prioritas Masalah .... 24 3.4 Intervensi ..... 25 3.5 Implementasi ... 26 3.6 Evaluasi ....... 27 BAB 4 PEMBAHASAN ... 28 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan .. 29 5.2 Saran .... 29 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai