Anda di halaman 1dari 33

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA ALAT PERAGA SISWA KELAS IV SDN

KEDUNGMARON 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh SAHRUL DWI JAYA NPM : 09141192 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Drs. Vitalis Djarot S., M.Pd selaku dekan FIP IKIP PGRI Madiun yang telah memberi kesempatan menempuh program SI. 2. Drs. Ibadulah Malawi, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan pembekalan dalam penulisan skripsi. 3. Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meberikan bimbingan dan pengarahan. 4. Bapak Sarno, S.Pd selaku kepala SDN Kedungmaron 01 yang telah mengizikan penulis melakukan penelitian. 5. Ibu Sukesi, S.Pd selaku guru kelas V SDN Kedungmaron 01 yang telah bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian. 6. Bapak dan Ibu guru serta staf karyawan SDN Kedungmaron 01 yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Siswa kelas V SDN Kedungmaron 01 yang bersedia menjadi objek penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan. 8. Orang tua, seluruh keluarga, dan orang-orang terdekat atas segala doa dan dukungannya baik moril maupun materiil.

ii

9. Teman-teman seangkatan yang selalu memberi semangat agar skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. 10. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kebaikan dalam penulisan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca serta bagi sekolah yang bersangkutan dan menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Madiun, Penulis

Oktober 2012

iii

DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN Halaman Judul ...........................................................................................i Kata Pengantar ...........................................................................................ii Daftar Isi ....................................................................................................iv A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Rumusan Masalah ................................................................................3 C. Batasan Masalah ..................................................................................3 D. Tujuan Penelitian .................................................................................3 E. Manfaat Penelitian ...............................................................................4

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru disekolah. Proses belajar mengajar atau yang sering disebut dengan PBM berguna untuk menyampaikan informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna (2009:2) Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen: 1. Siswa : Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Guru : Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3. Tujuan: Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Isi Pelajaran: Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Metode: Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan. 6. Media: Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan

untuk menyajikan informasi

kepada siswa. 7. Evaluasi: Cara tertentu yang

digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien. Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : ada kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran. Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran misalnya model pembelajaran kontektual dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara siswanya pasif dan sebagian siswa kelas IV SDN Kedungmaron 1 memiliki nilai yang dibawah standar terutama pada mata pelajaran Matematika. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi pelajaran setiap pertemuan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah diatas, salah satunya adalah menggunakan alat peraga gambar seperti bangun datar agar terjadi perubahan minat belajar siswa terhadap bangun datar, sehingga tujuan pembelajaran mampu tercapai secara maksimal. Untuk memotivasi kemampuan siswa tidak hanya menggunakan alat peraga tetapi juga dibutuhkan guru yang professional. Guru yang professional dapat

menciptakan alat peraga yang menarik dan juga skenario pelajaran yang menyenangkan. Seorang guru yang professional adalah menguasai kemampuan dan keterampilan, antara lain: Kemampuan menguasai materi ajar. Kemampuan dalam mengkondisikan kelas. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar

secara akurat. Kemampuan untuk melakukan evaluasi.

Dengan menggunakan alat peraga gambar bangun datar pada materi bangun datar Matematika di kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa yang lebih baik. Berdasarkan uraian diatas maka, penulis mengadakan penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Minat Belajar Materi Bangun Datar Matematika Melalui Media Alat Peraga Siswa Kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang ada dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Sebagian guru belum menerapkan model-model pembelajaran dalam proses pembelajaran. 2. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, sementara siswanya pasif.

3. Sebagian siswa kelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 memiliki nilai dibawah standar yang ditetapkan, terutama pada mata pelajaran Matematika.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah

yang diajukan dalam proposal ini adalah: Adakah peningkatan minat belajar siswa tentang sifat sifat bangun datar melalui media alat peraga dikelas IV SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah peningkatan minat belajar siswa tentang sifat-sifat bangun datar Matematika bagi siswa kelas IV di SDN Kedungmaron 1 Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Bagi Siswa Melatih siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Melatih siswa agar mampu memahami materi tentang bangun datar.

2. Manfaat Bagi Guru Dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inofatif sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

3. Manfaat Bagi Sekolah Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antar

guru dengan warga sekolah. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan

kwalitas sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar Pada proses belajar mengajar, suatu keberhasilan diukur dari berapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi belajar 1. Oemar Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja. 2. Poerwadarmita (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja. Sedangkan definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :

Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. M. Sobry Sutikno (2004) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Thursan Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan ditampakkan dalam dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningakatan

kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir

dan kemampuan lainnya. (Krisna, 2009:1) Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. (Handayani, 2003:1)

2.1.1

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto dalam bukunya, Belajar dan Faktor- yang Mempengaruhinya (2003,54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

2.1.1.1. Faktor-Faktor Intern 2.1.1.1.1. Faktor Jasmaniah a. Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya / bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannyatetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.

b. Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuh / badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2.1.1.1.2 Faktor Psikologis a. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jia siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.

b. Perhatian Perhatian meurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperolah kepuasan.

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta halhal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

d. Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: the capacity to learn. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.

e. Motif Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Motif-motif diatas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan, kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

10

Dari uraian diatas jelaslah bahwa motif sangatlah perlu dalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan / kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan / kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

f. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

Dengan kata lain anak yang sudah matangbelum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

11

2.1.1.1.3. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut; a. Tidur b. Istirahat c. Mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja d. Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah e. Rekreasi dan ibadah yang teratur. f. Olah raga secara teratur g. Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. h. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli

2.1.1.2. Faktor-Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.

12

2.1.1.2.1. Faktor Keluarga a. Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang/ tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar.

Mendidk anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidk yang juga salah. Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting. Anak / siswa ang mengalami kesukaran-kesukaran diatas dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orangtua akan sangat mempengaruhi keberhasilan

bimbingan tersebut.

13

b. Relasi Antaranggota Keluarga Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

c. Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/ betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d. Kondisi Ekonomi Keluarga Kondisi ekonomi keluarga mempunyai hubungan erat dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

14

pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Perhatian Orang Tua Anak belajar perlu perhatian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orag tua wajib memberi perhatian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui

perkembangannya.

2.1.1.2.2. Faktor Sekolah a. Metode Mengajar Menurut Slameto (2003:64) metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu mempengerui belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya dengan tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

15

b. Kurikulum Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

c. Relasi Guru dengan Siswa Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

d. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubunganna dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam mengajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswasiswanya, dan kedisiplinan timm BP dalam pelayanan kepada siswa.

16

Dengan demikian agarsiswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, dirumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula. e. Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pulaoleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima bahan pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. f. Metode Belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

2.1.1.2.3. Faktor Masyarakat a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungka terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi,

17

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya

b. Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik harus cukup bijaksana. c. Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada disitu. Anak / siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak / siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.

18

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 2.2. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik .(Krisna, 2009:3) 2.2.2 Media Pembelajaran 2.2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Menurut Arief Sadiman dalam bukunya, Media Pendidikan (2009:6-7), kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2.3.3. Alat Peraga 2.3.3.1 Pengertian Alat Peraga Salah satu cara untuk meminimalkan hambatan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan cara yang tepat. Diantaranya dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai kajian yang bersifat abstrak.

19

Menurut Dienes (Ruseffendi,2000:92-94), dengan belajar matematika manusia dapat menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat yaitu dalam

berkomunikasi sehari-hari seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan menggunakan alat. Ini berarti bahwa alat peraga dalam suatu pembelajaran sangat menunjang. Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan alat peraga dapat menambah minat dan perhatian siswa untuk belajar serta memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada diri siswa ( Sudjana,2000:100)

2.3.3.2 Fungsi Alat Peraga Pada dasarnya anak belajar melalui sesuatu yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anakmemerlukan benda-bendakonkrit sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan belajar yang berbeda-beda, bahkan orang dewasa pun pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Nasution (1995) menyatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan adalah memberikan variasi dalam cara guru mengajar dan memberikan lebih terwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran matematika dalam konsep abstrak akan dapat dipahami dan tahan lama pada siswa bila belajar melalui berbuat dari pengertian, bukan hanya mengingat-ingat fakta. Untuk itu dalam pembelajaran matematikka fungsi alat peraga menurut ET. Russefendi adalah sebagai berikut:

20

a. Proses pembelajaran termotivasi, baik murid maupun guru, dan minat siswa akan timbul. Mereka akan senang, terangsang bersikap positif terhadap pelajaran matematika.

utamanya dan tertarik

sehingga akan

b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga mudah dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada lebih rendah.

lebih

tingkat yang

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda sekitar lebih dapat dipahami.

dialam

d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian.

2.3.3.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. ( Imam Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal ( Julius Hambali, Siskandar dan Mohammad Rohmad,1996). Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

21

BAB III METODE PENELITIAN

Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna,2004). Kualitas penelitian tergantung pada metode yang digunakan oleh peneliti.

Menurut Jabrohim (2003,1) penelitian adalah aktivitas atau prose sistematik untuk mengatasi masalah berdasarkan data yang ada untuk membuat kesimpulan. Ini maksudnya adalah penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian untuk membuat kesimpulan berdasarkan masalah.

3.1.

Jenis Penelitian

Banyak sekali macam-macam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

22

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Penulis menggunakan penelitian ini karena, selain sebagai mahasiswa peneliti juga bertugas sebagai guru. Dimana seorang guru mengajar didalam kelas. Sehingga penelitian dilakukan di kelas untuk memudahkan proses pengambilan data.

3.2.

Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN 1 Kedungmaron Kecamatan Pilangkenceng dengan jumlah siswa 21 siswa. Dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.

Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bakerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.2.2. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan untuk menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II tahun pelajaran 2012 / 2013.

23

3.2.3. Lama Tindakan Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Februari, mulai dari siklus I dan siklus II.

3.2.4. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Kedungmaron Kecamatan Pilangkenceng dengan jumlah siswa 21 siswa. Dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.

Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas V telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti pekerjaan rumah, karena siswa kelas V telah mampu membaca dan menulis.

3.3.

Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkahlangkah sebagai berikut. 3.3.1. Siklus I 3.3.1.1. Perencanaan 1. Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar. 2. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar 3. Memilih bahan pelajaran yang sesuai.

24

4. Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan konstektual dan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar. 5. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan 6. Menyusun lembar kerja siswa 7. Mengembangkan format evaluasi 8. Mengembangkan format observasi pembelajaran

3.3.1.2.

Pelaksanaan 1. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran 2. Siswa membaca materi yang terdapat dalam buku sumber 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang telah dipelajari 5. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa

3.3.1.3.

Observasi dan Evaluasi Menilai hasil tindakan dengan menggunakan formatlembar kerja siswa.

3.3.1.4.

Refleksi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

25

2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

3.3.2. Siklus II 3.3.2.1. Perencanaan 1. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah 2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar 3. Pengembangan program tindakan II

3.3.2.2.

Pelaksanaan 1. Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang sudah ditemukan. 2. Guru melakukan appersepsi 3. Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran 4. Siswa bertanya jawab 5. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa

26

3.3.2.3.

Observasi dan Evaluasi Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

3.3.2.4.

Refleksi

1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada silkus II berdasarkan data yang terkumpul 2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi 4. Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan

3.4.

Alat Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi, angket dan dokumentasi.

3.4.2. Tehnik Pengumpulan Data 1. Menggunakan lembar observasi 2. Menggunakan tes hasil belajar.

27

3.5.

Analisis Data

Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mereduksi data atau menulis kembali data yang ada dengan menambah atau mengurangi catatan yang ada tanpa mengubah maksud dan inti catatan yang diperoleh. Data tersebut disingkat dan disusun secara sistematis. 2. Menyimpulkan, verifikasi dan refleksi. Data yang sudah direduksi selanjutnya diverifikasi atau dilakukan pengujian terhadap temuan penelitian sehingga diperoleh kesimpulan akhir. Hasil kesimpulan akhir dilakukan refleksi untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.

28

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta Sadiman,Arief S. 2009. Media Pendidikan: pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta Roseffendi,dkk.2000.Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Aji Cakra Krisna.2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar. http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/ diakses pada (27/01/11)

29

Anda mungkin juga menyukai

  • Power Pint PTK
    Power Pint PTK
    Dokumen7 halaman
    Power Pint PTK
    Salunk Dhie Jhey
    Belum ada peringkat
  • PTK
    PTK
    Dokumen33 halaman
    PTK
    Salunk Dhie Jhey
    Belum ada peringkat
  • PTK
    PTK
    Dokumen33 halaman
    PTK
    Salunk Dhie Jhey
    Belum ada peringkat
  • PTK
    PTK
    Dokumen33 halaman
    PTK
    Salunk Dhie Jhey
    Belum ada peringkat