REAKSI INTI
Reaksi Nuklir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan energi nuklir menarik untuk dikaji. Terlebih sejak empat ilmuwan Jerman, yakni Otto Hahn, Lise Meitner, Fritz Strassman, dan Otto Frisch menemukan pertamakali tahun 1939, bahwa inti atom berat (radioaktif) bisa dibelah dengan menembakkan sebuah netron. Netron dipilih karena zarah ini tidak bermuatan. Sehingga tidak akan menimbulkan gaya tolak coulomb terhadap inti-inti atom bermuatan positif, proton. Reaksi pembelahan (fisi) sebuah inti akan menghasilkan ratarata 2,5 netron dan beberapa inti baru. Pada bom atom, reaksi pembelahan ini akan terus berantai tidak terkendali karena netron baru tidak dicegah untuk menumbuk inti-inti yang telah dihasilkan. Yang sangat bahaya, karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium dilepaskan energi sebesar 208 MeV. Satu MeV setara dengan energi listrik 4,45 x 10-20 kWh. Itu baru untuk satu nuklida (inti atom). Coba bayangkan betapa besarnya energi yang dilepaskan oleh pembelahan inti satu kilogram uranium. Energinya akan mencapai 2,37 x 107 kWh. Bila energi ini digunakan untuk menghidupkan bola lampu 100 W, maka bola lampu itu akan terus menyala tanpa henti selama 30.000 tahun! Lain halnya bila dihitung dalam kalori, energi pembelahan satu kilogram U-235 adalah 25,5 juta kilogram kalori. Bandingkan dengan pembakaran satu kilogram karbon yang hanya menghasilkan 8,5 kalori. Bila menilik ukuran atom, mungkin kita sulit percaya. Sebuah nuklida (yang tersusun oleh proton-proton dan netron) ukurannya berada dalam orde 10-15 meter. Untuk membuat bayangan sederhana, baiklah ukuran inti atom kita perbesar seukuran kelereng. Maka, bila kita tempatkan kelereng itu di tengah lapangan sepak bola, itulah gambaran nuklida di dalam atom. Sungguh kecil. Namun demikian, inti atom ternyata mengandung lebih dari 99,9 persen massa atomnya, atau setara dengan 1.800 kali massa sebuah orbitalnya, elektron. Istilah nuklir dalam ilmu pengetahuan selalu dikaitkan dengan peristiwaperistiwa yang terjadi dalam inti atom. Pada dasarnya reaksi nuklir adalah interaksi
Reaksi Nuklir
antara partikel penembak yang terdiri atas partikel elementer, seperti foton, neutron, dan inti multinukleon dengan suatu inti target yang diikuti oleh transformasi inti menjadi inti lain dengan cara menangkap atau melepaskan partikel. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditulis rumusan masalah sebagai berikut. 1.2.1 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan reaksi nuklir ? Bagaimana hukum kekekalan energi dalam reaksi nuklir ? Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari reaksi nuklir. 1.3.2 Untuk mengetahui hukum kekekalan energi dalam reaksi nuklir. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 1.4.2 Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan pembaca mengeanai reaksi Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman materi nuklir. tentang reaksi nuklir. 1.5 Metode Penulisan Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian pustaka yaitu dengan mengkaji buku sumber yang relevan dan sumber dari internet.
Reaksi Nuklir
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Reaksi Nuklir Suatu unsur yang ditembakkan oleh suatu partikel yang bergerak sangat cepat (neutron, proton atau elektron), maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu inti dapat menangkap partikel tersebut atau inti tidak dapat menangkap partikel tersebut. Dalam banyak kasus, setelah penembakan, inti target akan meluruh dan memproduksi hasil yang berbeda dari inti target. Ketika partikel berada pada daerah sekitar inti, maka disini terjadi gaya tarik, sehingga memungkinkan elektron tersebut akan ditangkap oleh inti, kemudian dipancarkanlah partikel yang berbeda dengan partikel penembak, dalam waktu yang sangat singkat (10-13 s).
Partikel hasil
sebelum
sesudah
Inti hasil
Gambar 1.
Reaksi tersebut merupakan reaksi nuklir karena terjadi di dalam inti. Inti setelah memancarkan partikel akan menjadi tidak stabil, sehingga inti akan mengalami peluruhan dan hukum-hukum peluruhan berlaku. Inti setelah mengalami reaksi inti akan memiliki kondisi berbeda dengan inti target. Perubahan inti target ini disebut dengan transmutasi. Perubahan yang terjadi pada inti target akibat proses reaksi nuklir.. Reaksi transmutasi adalah reaksi pada proses perubahan inti target. Persamaan reaksi nuklir deapat dituliskan yaitu sebagai berikut. x + X Y + y ....................................................................................................(1)
Reaksi Nuklir
Dimana x merupakan partikel penembak, X adalah inti target, Y adalah inti hasil (recoil), dan y adalah partikel hasil. Reaksi transmutasi dapat juga dinyatakan sebagai berikut: X ( x, y )Y .............................................................................................................(2) Partikel alpha yang dihasilkan dari unsur radioaktif polonium menembak inti target
9 4
12 6
Seperti halnya reaksi kimia, reaksi inti harus seimbang, jumlah proton dan neutron harus sama pada kedua ruas persamaan reaksi. Karena reaksi nuklir hanya terjadi di bawah pengaruh gaya dalam (internal) antara penembak dan target , maka reaksinya kita perkirakan mematuhi hukum kekekalan energi, momentum linier, dan momentum sudut. 2.1 Hukum Kekekalan Energi Reaksi Nuklir Seperti yang telah dinyatakan bahwa suatu reaksi nuklir ditulis secara umum yaitu: x+ X Y + y Pada jarak antara partikel penembak x, dan inti X sangat jauh, maka disana tidak ada gaya diantara keduanya, sehingga energi potensialnya pun tidak ada. Sebelum bertumbukan, partikel penembak, x, dan inti target X, memiliki massa diam masingmasing mx dan MX, dan energi kinetiknya Kx dan KX. Total energi sebelum reaksi, merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi massa diamnya.
Partikel penembak Inti target
Kx
KX MXc2
mxc2
Reaksi Nuklir
= m x c 2 + k x + M X c 2 + K X .......................................................................(5)
Partikel hasil Inti hasil
Ky
KY
myc2
MYc2
Gambar 3. Setelah Reaksi Sedangkan total energi setelah reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
= m y c 2 + k y + M Y c 2 + K Y .......................................................................(6)
Karena tidak ada gaya luar di dalam system maka energi sebelum reaksi sama dengan energi setelah reaksi, sehingga berlaku hukum kekelan energi yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
setelah
= E sebelum
[( K
+ K y ) ( K X + K x ) = ( M X + m x ) c 2 ( M y + m y )c 2 ..................................(8)
] [
Persamaan (8) menyatakan perubahan energi kinetik sama dengan perubahan energi massa diamnya. Perubahan energi kinetik ini disebut energi disintegrasi atau nilai Q dari reaksi inti, yaitu: Q = ( KY + k y ) ( K X + k x ) = energi kinetik setelah energi kinetik sebelum
............................................(9)
Q memiliki nilai yang sama dengan perubahan energi massa diam Q = ( M X + m x ) c 2 ( M Y + m y )c 2 .........................................................................(10) Nilai Q bisa bernilai positif atau negatif. Nilai Q bernilai positif jika energi kinetik inti hasil dan partikel hasil lebih besar dari energi kenetik inti target dan partikel penembak ( K Y + k y ) > ( K X + k x ) , yang artinya energi massa diam partikel penembak dan inti target lebih besar dari jumlah energi massa diam inti hasil dan partikel hasil
Reaksi Nuklir
(M X
eksotermik. Nilai Q bernilai negatif jika energi kinetik inti hasil dan partikel hasil lebih kecil dari energi kenetik inti target dan partikel penembak ( K Y + k y ) < ( K X + k x ) , yang artinya energi massa diam partikel penembak dan inti target lebih kecil dari jumlah energi massa diam inti hasil dan partikel hasil ( M X + m x ) < ( M Y + m y ) . Reaksi ini disebut reaksi endoergik atau reaksi endotermik. Jika keadaan awal inti target dalam keadaan diam, maka inti target tidak memiliki energi kinetik. Dalam kasus yang demikian, persamaan (9) dan (10) untuk nilai Q dari reaksi inti akan menjadi: Q = ( KY + k y ) K X = ( M X + m x ) c 2 ( M Y + m y )c 2 .......................................................................(11)
Pada umumnya, pengukuran energi kinetik dari inti hasil, Ky, sangat sulit untuk ditentukan, sehingga diubah menggunakan hukum kekekalan momentum. Pada umumnya, sangat sulit mengukur dengan teliti nilai energi kinetik, Ky, dari inti recoil. Jika mempertimbangkan kekekalan momentum, sangat mungkin untuk memperoleh nilai Q Ky. Dengan menganggap partikel x, dengan massa mx bergerak dengan kecepatan vx menembak inti target, X dengan massa MX dalam keadaan diam. Setelah reaksi nuklir berlangsung, inti hasil (recoil) Y dengan massa MY dan kecepatan VY, membentuk sudut
terhadap arah partikel x, serta partikel hasil y dengan massa my dan kecepatan vy,
membentuk sudut seperti gamabr berikut. my mx v
x
vy
sebelum
MX
MY Gambar 4. sesudah VY
Reaksi Nuklir
Reaksi ini dapat dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut: mx vx = my v y cos + M YVY cos ; sumbu x ........................................................(12) 0 = m y v y sin M Y VY sin ; sumbu y.............................................................(13) Atau M Y VY cos = m x v x m y v y cos .....................................................................(14)
Q = ( K Y + K y ) K x ............................................................................................(11)
dan substitusi nilai KY dari persamaan (18) ke persamaan (11) my mx Q = K y 1 + M K x 1 M Y Y 1 2 2 M ( m x m y K x K y ) cos ...........................(19) Y
Persamaan (19) adalah persamaan umum untuk nilai Q dari reaksi inti. Hal yang perlu diperhatikan dari persamaan (19) adalah sebagi berikut. a. (i) Persamaan (19) tidak melibatkan energi kinetik inti hasil atau energi massa diam inti target. (ii)Yang paling penting dari ruas terakhir persamaan (19) bahwa pengurangan massa MX dari inti target menyebabkan massa inti hasil MY bertambah. Dalam kenyataannya jika MY ruas terakhir akan bernilai nol. (iii)Energi disintegrasi Q tergantung pada sudut, , yang dibentuk oleh arah partikel penembak dan partikel hasil. Jika partikel penembak membentuk sudut 900 dengan partikel hasil, dimana cos 900 = 0, maka persamaan (19) menjadi:
Reaksi Nuklir
my m K x 1 x Q = K y 1 + M M Y Y terbatas.
.....................................................................(20)
Persamaan ini sama untuk kasus dimana inti hasil memiliki massa yang tak (iv) Walaupun kita sudah menggunakan massa inti dalam mendefinisikan nilai Q, kita boleh juga menggunakan massa atom, jika jumlah elektron sebelum dan sesudah reaksi inti sama. b. Persamaan (19) khusus untuk kasus dimana kecepatan partikel penembak dibawah kecepatan cahaya, sehingga efek relativitas tidak ada. Pada umumya kecepatan partikel lebih rendah dari 5 x 109 cm/s, dan itu hanya mungkin untuk partikel bergerak sebagai non relativitas. Jika, kecepatan penembak mendekati kecepatan cahaya, maka penulisan untuk nilai Q menjadi:
my Q = 1 + M K y Y
2 K x2 + K y K Y2 + 2M Y c 2 K y ..........................................(21) 1 Kx 1 1 + 2( m x m y K x K y ) 2 cos 1 + 2 m c 2 2 2m c 2 x y MY
m 1 x K x M Y
c. Sebelum meninggalkan diskusi tentang energi disintegrasi, kita akan mengkaji kembali persamaan (19) dan menyelidiki persamaan tersebut untuk reaksi eksorgik, atau eksotermal, dari sudut pandang penembakan energi. Dari persamaan (19), kita mengetahui energi disintegrasi, sehingga kita dapat menyatakan energi kinetik dari partikel hasil dalam bentuk persamaan berikut:
(M
bentuknya
+ m y ) K y 2( m x m y K x )
cos K y [ K x ( M Y m x ) + M Y Q ] = 0 ..........(22)
Persamaan (22) merupakan jenis persamaan kuadrat (ax2 + bx +c), yang ax + bx1/2 +c = 0 b = 2( m x m y K x )
dimana a = ( M Y + m y )
cos
c = [ K x ( M Y m x ) + M Y Q] x = Ky
Reaksi Nuklir
Sehingga untuk mencari nilai x1/2 dapat menggunakan rumus abc, yaitu: x
1 2
b b 2 4ac = 2a
Ky
2( m x m y K x ) 2 cos 4 m x m y K x cos2 4( M Y + m y ) [ K x ( M Y m x ) + M Y Q ]
1
2( M Y + m y )
Ky =
m x m y K x cos {( m x m y K x cos2 ) + ( M Y + m y )[ K x ( M Y m x ) + M Y Q ]}
(M
+ my )
...........(23)
Atau K y = a a2 + b
Ky = x
( x ) 2 + y .............................................................................................(24)
Dimana
a= mx m y K x
Y
(M
+ my )
cos .............................................................................................(25)
Dan
b= K x ( M Y mx ) + M Y Q .....................................................................................(26) (M Y + my )
Ternyata energi kinetik, Ky, partikel hasil bergantung pada sudut , yaitu sudut antara arah partikel hasil dengan partikel penembak. Persamaan (22) dan (23) tersebut khusus untuk reaksi eksorgik atau eksotermal, dimana nilai Q lebih besar dari nol (Q > 0) dan MY > mx. Kalau sudut yag dibentuk 900, maka Ky, akan sama dengan b. Ky = K x ( M Y mx ) + M Y Q ..........................................................................................(27) (M Y + my )
Ky =
(M
( M Y Q)
Y
+ my )
Persamaan (24) artinya bahwa energi kinetik K y dari partikel penembak dengan massa m y adalah sama untuk semua sudut , reaksinya adalah reaksi isotropic. Hal ini benar karena momentum total dalam sistem koordinat laboratorium adalah nol ketika K x hampir berharga nol.
Reaksi Nuklir
10
Apabila Q > 0 dan M Y > m x , hanya terdapat satu dari dua penyelesaian K y yang diambil dari persamaan (24). Nilai K y yang diambil adalah nilai yang positif (karena nilai energi kinetik yang negatif tidak sesuai dengan situasi fisika yang mengkehendaki nilai real yang positif), sehingga:
Ky = x +
( x) 2 + y
Pada kasus ini, K y dipengaruhi (terikat) oleh sudut . Berikut merupakan pengaruh sudut terhadap nilai K y .
(m m
x
Kx )
cos +
(( m m K )
x y x
(M
cos
Y
+ my )
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Ky =
(m m
x
x
Kx )
cos( 0 ) +
(( m m K )
x y x
1 2 y x 2
(M
cos( 0 ) + ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
2 Y
+ my )
Ky =
(m m
Kx )
(( m m K ) )
x
(M
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Y
+ my )
......(29)
Ky =
(m m
x
Kx )
cos +
(( m m K )
x y x
(M
cos
Y
+ my )
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Reaksi Nuklir
11
Ky =
(m m
x
Kx )
cos 180 +
(( m m K )
x y x
(M
2
cos 180
Y
)) + ( M +m )
2 y
+ m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Ky =
(m m
x
Kx )
1 ( 1) + (( m x m y K x ) 2 ( 1) )
(M
2 Y
+ my )
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Ky =
( mx m y K x )
(( m m K ) )
1 x y x 2
(M
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ] + my )
. .(30)
(Kx (MY
mx ) + M Y Q) untuk = 90 , (M Y + my )
(m m
x
Kx )
cos +
(( m m K )
x y x x y
(M
1 x
cos
Y
+ my )
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Ky =
(m m
x
Kx )
cos( 90 ) +
(( m m K )
(M
2
cos( 90 ) + ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
2 Y
+ my )
Ky =
(m m
x
Kx )
( 0 ) + (( m x m y K x ) 1 2 ( 0 ) )
(M
+ my )
+ ( M Y + m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
Ky =
(M
+ m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
(M
+ my )
Ky Ky =
) = ( (M
2
+ m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
(M
+ my )
2
(M
+ m y )[ ( K x ( M Y m x ) + M Y Q ) ]
(M
+ my )
2
Ky =
[( K x ( M Y
(M
mx ) + M Y Q) ]
Y
+ my )
............................................................(31)
Reaksi Nuklir
12
Dalam hal ini, Ky bernilai tunggal. Untuk mendapatkan nilai ganda, maka Ky harus berada dalam keadaan tertentu.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 3.1 Reaksi nuklir terjadi akibat Suatu unsure ditemabk oleh partikel yang bergerak sangat cepat (neutron, proton atau elektron), maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu inti dapat menangkap partikel tersebut atau inti tidak dapat menangkap partikel tersebut, setelah penembakan, inti target akan meluruh dan memproduksi hasil yang berbeda dari inti target 3.2 Perubahan energi kinetik (Q) dari reaksi nuklir akan berniali positif jika energi kinetik akhir lebih besar dari pada energi kinetik awal Dan nilai-Q akan bernilai negatif apabila energi kinetik akhir lebih kecil dari energi kinetik awal. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan terkait makalah ini adalah sebagai berikut. 3.2.1Pembaca agar lebih banyak mencari sumber lain yang terkait dan relevan dengan isi makalah ini. 3.2.2Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memberikan masukan yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini dan menambah pengetahuan penulis.
Reaksi Nuklir
13
DAFTAR PUSTAKA Allya.-. Physics Nuclear.-. Rosana, Dadan, Sukardiyono dan Supryadi. 2000. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta.
Reaksi Nuklir
14