4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Dengan Pengadukan Tabel 4.1 Hasil Percobaan dengan Pengadukan 180 putaran/menit t (menit) 5 10 15 20 25 30 Konsentrasi (mol/l) CA 0,068 0,032 0,02 0,004 0,004 0,004 CB 0,268 0,168 0,18 0,196 0,196 0,196 Konversi XA 0,86 1,06 1,04 1,008 1,008 1,008 XB 0,62 0,76 0,74 0,72 0,72 0,72 1,04 0,66 0,62 0,89 0,71 0,59 k (M-1 menit-1) - rA (M/menit) 0,019 0,004 0,002 0,0007 0,0006 0,0005
Tabel 4.2 Hasil Percobaan dengan Pengadukan 400 putaran/menit t (menit) 5 10 15 20 25 30 Konsentrasi (mol/l) CA 0,004 0,008 0,012 0,008 0,008 0,008 CB 0,204 0,208 0,21 0,208 0,208 0,208 Konversi XA 0,99 1,016 1,02 1,016 1,016 1,016 XB 0,71 0,70 0,69 0,70 0,70 0,70 3,59 1,42 0,81 0,71 0,57 0,47 0,003 0,002 0,002 0,001 0,0009 0,0008 k (M-1 menit-1) - rA (M/menit)
4.1.3 Hasil Percobaan tanpa Pengadukan Tabel 4.3 Hasil Percobaan tanpa Pengadukan t (menit) 5 10 15 20 25 30 35 40 Konsentrasi (mol/l) CA 0,016 0,028 0 0,024 0,012 0,024 0,024 0,024 CB 0,22 0,23 0,2 0,224 0,212 0,224 0,224 0,224 Konversi XA 0,97 0,944 1 0,952 0,976 0,952 0,952 0,952 XB 0,69 0,67 0,71 0,68 0,69 0,68 0,68 0,68 2,27 0,88 0 0,47 0,51 0,32 0,27 0,24 k (M-1 menit-1) - rA (M/menit) 0,0078 0,0056 0 0,0025 0,0013 0,0017 0,0015 0,0013
Etil Asetat XA
t (menit) Gambar 4.1 Grafik Konversi Etil Asetat terhadap Waktu Pengadukan dan tanpa Pengadukan
Pada grafik konversi etil asetat terhadap waktu dengan metode pengadukan 180 putaran/menit, saat t = 5 menit konversi (XA) adalah 0,86 M-1menit-1, kemudian konversi (XA) mengalami kenaikan hingga maksimum 1,06 M-1menit-1 pada saat t = 10 menit. Kemudian terus mengalami kenaikan hingga konstan hingga 1,008 M-1menit-1 pada saat t = 20 menit. Pada metode pengadukan 400 putaran/menit, saat t = 5 menit konversi (XA) adalah 0,99 M-1menit-1, kemudian konversi (XA) mengalami kenaikan hingga maksimum pada 1,016 M-1menit-1 pada saat t = 10 menit. kemudian grafik mengalami penurunan hingga konstan pada t = 20 menit konversi (XA) adalah 1,016 M-1menit-1. Pada metode tanpa pengadukan, konversi (XA) tidak menunjukkan grafik yang linear. Pada saat t = 5 menit konversi (XA) adalah 0,97 M-1menit-1, kemudian terus mengalami kenaikan hingga maksimum pada t = 15 menit menjadi 1 M-1menit-1. Setelah itu mengalami penurunan hingga konstan saat t = 30 menit dengan konversi (XA) 0,952 M-1menit-1. Titik maksimal dari nilai konversi XA dengan metode pengadukan 180 putaran/menit terdapat pada menit ke sepuluh dengan konversi XA sebesar 1,06 M-
pengadukan 400 putaran/menit terdapat pada menit ke sepuluh dengan konversi X A sebesar 1,016 M-1menit-1. Dan titik maksimal dari nilai konversi XA dengan metode tanpa pengadukan terdapat pada menit ke lima belas dengan konversi X A sebesar 1 M-1menit-1. Hal ini disebabkan karena pada waktu-waktu tersebut, reaksi terjadi secara maksimum. Selain itu, konsentrasi pada t = 10 menit untuk pengadukan 180 putaran/menit dan 400 putaran/menit serta pada t= 15 menit untuk tanpa pengadukan lebih besar dibandingkan dengan menit-menit akhir, sehingga konversi XA juga lebih besar. Selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Kita dapat mengamati berjalannya reaksi dengan cara memantau turun naiknya suatu konsentrasi produk. Menurunnya jumlah molekul reaktan dan bertambahnya molekul produk, dapat dinyatakan dalam perubahan
konsentrasi terhadap waktu. Kecepatan reaksi pada temperatur tetap, berbanding lurus dengan konsentrasi reaktannya. Semakin besar konsentrasi dari suatu larutan, maka akan semakin besar pula nilai konversi dari larutan tersebut. Sehingga konversi suatu zat berbanding lurus terhadap waktu (Chang, 2005). Dari gambar 4.1 terlihat pada pengadukan 180 putaran/menit sedikit mengalami naik turun begitu juga dengan pengadukan 400 putaran/menit sedangkan tanpa pengadukan juga mengalami naik turun, hanya saja pada tiga menit akhir kurva sudah konstan. Hal ini menunjukkan bahwa konversi zat paling besar terjadi dengan metode pengadukan dibandingkan metode tanpa pengadukan. Hasil yang diperoleh ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa konversi berbanding lurus dengan waktu. Karena pada grafik dapat dilihat konversinya naik turun dan hanya pada waktu tertentu yang sesuai dengan teori. Grafik di atas menunjukkan fluktuatif, hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat melakukan percobaan, misalnya : 1. Kemungkinan adanya perubahan suhu pada saat terjadinya reaksi pengadukan dan tanpa pengadukan. 2. Pengukuran volume zat pentiter (HCl) yang kurang teliti menyebabkan titrasi melewati titik ekuivalen secara teori. 3. Pengambilan sampel yang tidak tepat pada waktunya.
4. Pentiteran yang tidak langsung dilakukan setelah sampel diambil dari wadahnya.
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.5 5 10 15 20 25 30 35 40 Pengadukan 180 Putaran/menit Pengadukan 400 Putaran/menit Tanpa Pengadukan
t (menit) Gambar 4.2 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi terhadap Waktu Pengadukan dan tanpa Pengadukan
Pada grafik diatas konstanta kecepatan reaksi dengan pengadukan 180 putaran/menit mengalami naik turun misalanya pada t = 15 konstantanya 0,62 , t = 20 konstantanya 0,89 dan pada t = 25 adalah 0,75 sedangkan pada grafik pengadukan 400 putaran/menit terus mengalami penurunan tiap menitnya, dan grafik tanpa pengadukan juga mengalami naik turun sama seperti pengadukan 180 putaran/menit. Pada grafik diatas konstanta kecepatan reaksi dengan pengadukan 180 putaran/menit mengalami naik turun sedangkan pada grafik pengadukan 400 putaran/menit terus mengalami penurunan tiap menitnya, dan grafik tanpa pengadukan juga mengalami naik turun sama seperti pengadukan 180 putaran/menit. Grafik di atas menunjukkan ketidakstabilan, hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat melakukan percobaan, misalnya : 1. Ketika dalam pengadukan, zat dicampurkan (NaOH dan etil asetat) tidak bercampur seluruhnya (homogen). 2. Masih adanya NaOH yang sisa saat terjadinya reaksi dengan pengadukan dan tanpa pengadukan.
Menurut teori, harga konstanta reaksi akan semakin kecil nilainya seiring dengan bertambahnya waktu. Ini disebabkan karena konsentrsi reaktan akan terus berkurang. Reaksi berjalan cepat pada awal reaksi, akan semakin lambat setelah waktu tertentu dan akan berhenti pada waktu yang tidak terhingga (Arizaah, 2009) Dari hasil percobaan, baik metode pengadukan dan tanpa pengadukan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa konstanta kecepatan reaksi semakin menurun seiring dengan bertambahnya waktu. Tetapi ada sedikit terjadi penyimpangan pada grafik percobaan dengan pengadukan 180 putaran/menit dan tanpa pengadukan.
4.2.3 Pengaruh Pengadukan terhadap Kecepatan Reaksi 4.2.3 Pengaruh Pengadukan terhadap Kecepatan Reaksi
0.02 0.018 0.016 Kecepatan Reaksi 0.014 0.012 0.01 0.008 0.006 0.004 0.002 0 5 10 15 20 25 30 35 40 180 putaran/menit 4oo putaran/menit tanpa pengadukan
t (menit) Gambar 4.3 Grafik Kecepatan Reaksi terhadap Waktu Pengadukan dan tanpa Pengadukan Pada grafik diatas dapat dilihat untuk yang menngunakan pengadukan 180 putaran/menit dan menggunakan 400 putaran/menit, grafik hanya sedikit mengalami naik turun karena perubahan kecepatan yang terjadi tiap waktunya hanya selisih beberapa angka, misalnya pada pengadukan 180 putaran/menit t = 10 menit kecepatannya 0,004 M/menit sedangkan t = 15 menit kecepatannya 0,002 M/menit. Pada grafik tanpa pengadukan mengalami penurunan yang cukup jauh, pada t = 35 menit kecepatannya 0,003 M/menit dan t= 40 menit kecepatannya 1,3 x 10-3
M/menit. Nilai minimum pada pengadukan 180 putaran adalah -0,019 , pada 400 putaran adalah -0,003 dan tanpa pengadukan 0. Sedangkan nilai maksimumnya berturut turut adalah 0,004 , 0,002 , 0,094. Pengadukan ataupun tanpa pengadukan laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu. Akan tetapi, pada metode tanpa pengadukan, ada mengalami penyimpangan dimana pada t = 15 menit, nilai laju reaksi mengalami peningkatan. Semakin lama suatu reaksi berlangsung maka semakin kecil laju reaksinya dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori. Laju reaksi lebih besar pada percobaan dengan pengadukan daripada tanpa pengadukan. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan (Mini, 2011). Kesimpulannya, laju reaksi akan lebih besar bila dilakukan dengan pengadukan daripada tanpa pengadukan. Grafik di atas menunjukkan penyimpangan dalam metode tanpa pengadukan, hal ini mungkin disebabkan adanya kesalahan saat melakukan percobaan, misalnya : 1. Kemungkinan adanya perubahan suhu pada saat terjadinya reaksi pengadukan dan tanpa pengadukan. 2. Pengukuran volume zat pentiter (HCl) yang kurang teliti menyebabkan titrasi melewati titik ekuivalen secara teori.