Anda di halaman 1dari 12

32

6 Konveksi Bebas
Konveksi bebas adalah perpindahan kalor konveksi dengan gerakan fluida yang terjadi dihasilkan oleh
perbedaan massa jenis fluida akibat perbedaan temperaturnya. Gambar 6-1 menunjukkan contoh
ilustrasi dari konveksi bebas. Pada Gambar 6-1 (a) terdapat sebutir telur yang baru saja direbus
diletakkan pada udara kamar sehingga mengalami proses pendinginan. Udara yang berada dekat
dengan telur akan dipanaskan oleh permukaan kulit telur sehingga mempunyai temperatur lebih tinggi
dibandingkan udara yang berada jauh dari kulit telur. Udara yang bertemperatur lebih tinggi
mempunyai massa jenis yang lebih rendah dibandingkan udara bertemperatur rendah, akibatnya terjadi
gaya pengapungan sehingga udara yang lebih panas bergerak naik dan digantikan dengan udara lain
yang lebih dingin. Proses ini terjadi berulang-ulang, sehingga perpindahan kalor dari telur ke udara
melibatkan gerakan udara tanpa adanya sumber gerak eksternal melalui konveksi bebas. Gambar 6-1
(b) menunjukkan ilustrasi konveksi bebas pada proses pemanasan minuman dalam kaleng yang baru
saja dikeluarkan dari lemari pendingin.

Gambar 6-1 Ilustrasi proses konveksi bebas
Dibandingkan dengan konveksi bebas, proses konveksi paksa tidak membutuhkan daya untuk gerakan
fluida, namun koefisien perpindahan kalor konveksi bebas lebih rendah dibandingkan dengan konveksi
paksa. Contohnya adalah pada saat temperatur udara sedang tinggi, kita merasa lebih nyaman jika
terdapat kipas angin/fan di sekitar kita, karena gerakan udara yang dihasilkan menyebabkan konveksi
paksa sehingga laju perpindahan kalor lebih tinggi akibat koefisien konveksi yang terjadi lebih besar
nilainya dibandingkan tanpa kipas angin (konveksi bebas). Selain itu laju perpindahan kalor konveksi
bebas juga dipengaruhi orientasi, sebagai contoh laju aliran kalor pada plat horisontal yang menghadap
ke atas nilainya berbeda (lebih besar) dibanding plat horisontal yang menghadap ke bawah. Pada
peristiwa konveksi bebas biasanya perpindahan kalor radiasi tidak dapat diabaikan, karena nilai laju
perpindahan kalor keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Contoh proses konveksi bebas terdapat pada
kondenser dan evaporator pada lemari pendingin, serta radiator pemanas ruang.

6.1 Bilangan Tak Berdimensi Pada Konveksi Bebas
Seperti juga pada konveksi paksa, dalam perhitungan konveksi bebas juga digunakan beberapa
bilangan tak berdimensi. Beberapa di antaranya juga menggunakan bilangan tak berdimensi yang juga
digunakan pada perhitungan konveksi paksa, seperti bilangan Prandtl dan bilangan Nusselt. Persamaan
Konveksi Bebas
bilangan Nusselt untuk konveksi bebas merupakan fungsi dari dua bilangan tak berdimensi lainnya,
yaitu bilangan Grashof dan bilangan Prandtl
( )
n h
Nu
k
C Gr Pr

= = (6.1)
dengan h koefisien perpindahan kalor konveksi, panjang karakteristik yang nilainya tergantung
geometri benda, k konduktivitas termal, Gr bilangan Grasshoff serta C dan n adalah suatu konstanta
yang nilainya dipengaruhi geometri benda dan karakteristik aliran.

Gambar 6-2 Bilangan Grashof sebagai perbandingan gaya apung dan gaya viskos.
Bilangan Grashof adalah parameter yang menunjukkan perbandingan antara gaya pengapungan dan
gaya viskos, yang mempengaruhi gaya gesek antara fluida dengan permukaan suatu benda. Persamaan
untuk menghitung bilangan Grashof adalah

( )
3
s
2
g T
r
T
G

= (6.2)
dengan g percepatan gravitasi (9.8 m/s2), koefisien ekspansi termal (1/K), serta viskositas
kinematik fluida (m2/s). Koefisien ekspansi termal gas ideal nilainya berbanding terbalik dengan
temperatur

ideal gas
1
T
= (6.3)
dengan T adalah temperatur absolut dalam Kelvin. Bilangan Grashof pada konveksi bebas mempunyai
peranan yang mirip dengan bilangan Reynold pada konveksi paksa, yaitu menentukan apakah aliran
fluida yang terjadi laminar atau turbulen. Saat suatu permukaan terkena aliran eksternal sebenarnya
kedua proses konveksi, yaitu konveksi paksa dan bebas, terjadi bersamaan. Untuk menentukan proses
konveksi mana yang perlu diperhatikan maka digunakan koefisien Gr
L
/Re
L
2
. Jika Gr
L
/Re
L
2
<< 1 maka
konveksi bebas dapat diabaikan, jika Gr
L
/Re
L
2
>> 1 maka konveksi bebas dominan dan konveksi paksa
dapat diabaikan, serta kedua proses konveksi harus diperhitungkan jika Gr
L
/Re
L
2
1.
Karena persamaan bilangan Nusselt biasanya melibatkan bilangan Prandtl dan bilangan Grashof, maka
terdapat bilangan tak berdimensi lain yang merupakan perkalian dari bilangan Prandtl dan Grashof,
yaitu bilangan Rayleigh

( )
3
s
2
T
P
g T
R r a Gr Pr

= (6.4)
Materi Kuliah Perpindahan Panas Dasar
Jurusan Teknik Mesin 34

6.2 Konveksi Bebas Pada Permukaan
Persamaan untuk menghitung bilangan Nusselt yang diperoleh dari eksperimen untuk berbagai jenis
permukaan beserta panjang karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 6-1.
Tabel 6-1 Persamaan bilangan Nusselt dan panjang karakteristik untuk konveksi bebas pada
permukaan

Konveksi Bebas
Setelah bilangan Nusselt diperoleh maka koefisien perpindahan kalor konveksi dapat dihitung
berdasarkan persamaan (6.1) yaitu

c
k
h Nu
L
= (6.5)
Semua sifat fluida diambil pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara permukaan dan fluida

s
f
T
2
T
T

+
= (6.6)
Untuk menghitung laju perpindahan kalor yang terjadi pada proses konveksi bebas maka digunakan
persamaan pendinginan Newton
( )
conv s
h T Q A T

=

(6.7)
Contoh 6-1 Konveksi bebas pada pipa horisontal
Suatu pipa air panas horisontal berdiameter 8 cm melalui ruang yang bertemperatur 18C. Jika
temperatur permukaan luar pipa adalah 70C, hitung laju rugi-rugi kalor dari pipa melalui konveksi
bebas.

Gambar 6-3 Skema untuk Contoh 6-1
Penyelesaian
Bilangan Rayleigh
( ) ( )( )( ) ( )
( )
( )
3
2 1
3
s 6
2 2
5 2
9.8m/ s 0.00315K 70 1 K 0.08m
T
Pr 0.710 1.930 10
1.74 1
8
g T
R
/ s
a
0 m


= =

=
Bilangan Nusselt

( )
( )
( )
2 2
1/6
6
1/6
8/ 27 8/ 27
9/16 9/16
0.387 1.930 10
0.387Ra
Nu 0.6 0.6 17.2
1 0.559 / Pr 1 0.559 / 0.710


= + = + =
` `
( (

+ +
) )

Koefisien konveksi
( )
2
k 0.0273W/ m. C
h . C
D 0
Nu 17.2 5.
.0
m
8m
9W/ = =

=
Luas permukaan perpindahan kalor
( )( )
2
DL 0.08m 6m .51m A 1 = = =
Laju aliran kalor
( ) ( )( )( )
2 2
s
Q hA T 5.9W/ m 1.51m 70 18 C 6 . 3W T C 4

= = =



Materi Kuliah Perpindahan Panas Dasar
Jurusan Teknik Mesin 36
Contoh 6-2 Konveksi bebas pada plat vertikal
Suatu plat tipis berukuran 0.6m 0.6m diletakkan pada ruang dengan temperatur 30C. Satu sisi
permukaan plat diisolasi, sedang sisi lainnya dijaga temperaturnya pada 74C. Hitung laju perpindahan
kalor jika posisi plat adalah vertikal.

Gambar 6-4 Skema untuk Contoh 6-2
Penyelesaian
Panjang karakteristik untuk plat vertikal
0.6m =
Bilangan Rayleigh
( ) ( ) ( )( ) ( )
( )
( )
3
2 1
3
s
2 2
8
5 2
9.8m/ s 0.00308K 74 3 K 0.6m
T
Pr 0.708 6.034 10
1.815 1
0
g T
R
/ s
a
0 m


= =

=
Bilangan Nusselt

( )
1/4
1/ 4 8
Nu 0.59Ra 0.59 6.034 10 92.5 = = =
Koefisien konveksi
( )
2
k 0.0279W/ m. C
h . C
D 0
Nu 92.5 4.3W/ m
.6m
=

= =
Luas permukaan perpindahan kalor
( )
2
2 2
0.6m 0. L 6 A 3 m = = =
Laju aliran kalor
( ) ( )( )( )
2 2
s
T . C Q hA T 4.3W/ m 0.36m 74 30 C 68.1W

= = =



Contoh 6-3 Konveksi bebas pada plat menghadap ke atas
Suatu plat tipis berukuran 0.6m 0.6m diletakkan pada ruang dengan temperatur 30C. Satu sisi
permukaan plat diisolasi, sedang sisi lainnya dijaga temperaturnya pada 74C. Hitung laju perpindahan
kalor jika posisi plat adalah menghadap ke atas.

Gambar 6-5 Skema untuk Contoh 6-3
Penyelesaian
Konveksi Bebas

Panjang karakteristik untuk plat vertikal

2
L L 0.6m
4L 4
A
0.15m
p 4
= = = = =
Bilangan Rayleigh
( ) ( )( )( ) ( )
( )
( )
3
2 1
3
s
2 2
6
5 2
9.8m/ s 0.00308K 74 3 K 0.15m
T
Pr 0.708 9.43 10
1.815 10 / s
0
g T
Ra
m


= =

=
Bilangan Nusselt

( )
1/ 4
1/ 4 6
Nu 0.59Ra 0.59 9.43 10 29.9 = = =
Koefisien konveksi
( )
2
k 0.0279W/ m. C
h . C
D 0
Nu 29.9 3.
.1
m
5m
9W/ = =

=
Luas permukaan perpindahan kalor
( )
2
2 2
0.6m 0. L 6 A 3 m = = =
Laju aliran kalor
( ) ( )( )( )
2 2
s
T . C Q hA T 3.9W/ m 0.36m 74 30 C 68.1W

= = =



Contoh 6-4 Konveksi bebas untuk plat menghadap ke bawah
Suatu plat tipis berukuran 0.6m 0.6m diletakkan pada ruang dengan temperatur 30C. Satu sisi
permukaan plat diisolasi, sedang sisi lainnya dijaga temperaturnya pada 74C. Hitung laju perpindahan
kalor jika posisi plat adalah menghadap ke bawah.

Gambar 6-6 Skema untuk Contoh 6-4

Penyelesaian

Panjang karakteristik untuk plat vertikal

2
L L 0.6m
4L 4
A
0.15m
p 4
= = = = =
Bilangan Rayleigh
( ) ( )( )( ) ( )
( )
( )
3
2 1
3
s
2 2
6
5 2
9.8m/ s 0.00308K 74 3 K 0.15m
T
Pr 0.708 9.43 10
1.815 10 / s
0
g T
Ra
m


= =

=
Bilangan Nusselt

( )
1/4
1/ 4 6
Nu 0.27Ra 0.27 9.43 10 15.0 = = =
Koefisien konveksi
Materi Kuliah Perpindahan Panas Dasar
Jurusan Teknik Mesin 38
( )
2
k 0.0279W/ m. C
h . C
D 0
Nu 15.0 2.
.1
m
5m
8W/ = =

=
Luas permukaan perpindahan kalor
( )
2
2 2
0.6m 0. L 6 A 3 m = = =
Laju aliran kalor
( ) ( )( ) ( )
2 2
s
T . C Q hA T 2.8W/ m 0.36m 74 30 C 44.4W

= = =




6.3 Konveksi Bebas dalam Ruang
Persegi panjang vertikal
Bilangan Rayleigh untuk ruang tertutup

( )
1
3
2
2
g T
a
T
R Pr

(6.8)
Bilangan Nusselt

h
Nu
k
=

(6.9)
Perpindahan kalor konveksi
( )
1 2
1 2
T
Q hA T T k
T
NuA

= =

(6.10)

Gambar 6-7 Konveksi bebas pada persegi panjang vertikal
Bilangan Nusselt untuk gas atau cairan, Ra < 2000
Nu = 1 (6.11)
Bilangan Nusselt untuk gas, H/L = 11 42, Pr = 0.5 2, Ra = 2 10
3
2 10
5


1/ 4
1/9
H
Nu 0.197Ra
L

| |
=
|
\
(6.12)
Bilangan Nusselt untuk gas, H/L = 11 42, Pr = 0.5 2, Ra = 2 10
5
10
7


1/9
1/3
H
Nu 0.073Ra
L

| |
=
|
\
(6.13)
Bilangan Nusselt untuk cairan, H/L = 10 40, Pr = 1 20000, Ra = 10
4
10
7

Konveksi Bebas

1/
0.3
0 2 4 .01
H
Nu 0.42 Ra
L

| |
=
|
\
(6.14)
Bilangan Nusselt untuk cairan, H/L = 1 40, Pr = 1 20, Ra = 10
6
10
9


1/3
Nu 0.046Ra = (6.15)
Luas perpindahan kalor
A HL = (6.16)

Persegi panjang horisontal, temperatur permukaan bawah lebih tinggi dibanding temperatur
permukaan atas

Gambar 6-8 Konveksi bebas pada persegi panjang horisontal
Bilangan Nusselt untuk gas dan cairan, Ra < 1700
Nu = 1 (6.17)
Bilangan Nusselt untuk gas, Pr = 0.5 2, Ra = 1.7 10
3
7 10
3


0.4
Nu 0.059Ra = (6.18)
Bilangan Nusselt untuk gas, Pr = 0.5 2, Ra = 7 10
3
3.2 10
5


1/ 4
Nu 0.212Ra = (6.19)
Bilangan Nusselt untuk gas, Pr = 0.5 2, Ra > 3.2 10
5


1/ 3
Nu 0.061Ra = (6.20)
Bilangan Nusselt untuk cairan, Pr = 1 5000, Ra = 1.7 10
3
6 10
3


0.6
Nu 0.012Ra = (6.21)
Bilangan Nusselt untuk cairan, Pr = 1 5000, Ra = 6 10
3
3.7 10
4


0.2
Nu 0.375Ra = (6.22)
Bilangan Nusselt untuk cairan, Pr = 1 20, Ra = 3.7 10
4
10
8


0.3
Nu 0.13Ra = (6.23)
Bilangan Nusselt untuk cairan, Pr = 1 20, Ra > 10
8


1/3
Nu 0.057Ra = (6.24)

Persegi panjang horisontal, temperatur permukaan bawah lebih rendah dibanding temperatur
permukaan atas
Bilangan Nusselt untuk gas dan cairan
Nu = 1 (6.25)

Silinder kosentrik
Materi Kuliah Perpindahan Panas Dasar
Jurusan Teknik Mesin 40

Gambar 6-9 Konveksi bebas antara dua permukaan pada silinder kosentrik
Bilangan Nusselt untuk gas dan cairan, Pr = 1 5000, Ra = 6.3 10
3
10
6


0.29
Nu 0.11Ra = (6.26)
Bilangan Nusselt untuk gas dan cairan, Pr = 1 5000, Ra = 10
6
10
8


0.20
Nu 0.40Ra = (6.27)
Luas perpindahan kalor

( )
( )
2 1
2 1
ln D
L D D
A
/ D

= (6.28)

Bola kosentrik

Gambar 6-10 Konveksi bebas antara dua permukaan bola kosentrik
Bilangan Nusselt untuk gas dan cairan, Pr = 0.7 4000, Ra = 10
2
10
9


0.226
Nu 0.228Ra = (6.29)
Luas perpindahan kalor

1 2
A D D = (6.30)

Contoh 6-5 Konveksi bebas pada persegi panjang horisontal
Jendela lapis ganda setinggi 0.8m dan lebar 2m terdiri dari dua lembar kaca yang dipisahkan oleh celah
udara selebar 2cm pada tekanan atmosfer. Jika temperatur pada celah udara terukur 12C dan 2C,
hitung laju aliran kalor melalui jendela
Konveksi Bebas

Gambar 6-11 Skema untuk Contoh 6-6
Penyelesaian

Bilangan Rayleigh

( ) ( )( )( )( )
( )
( )
3
2 1
3
4
2 2
2
1 2
5 2
9.8m/ s 0.00357K 12 2
g T
Ra
1.40 10
0.02
T
Pr 0.717 1.024 10
/ s m


= =


Bilangan Nusselt

( )
1 1
9 9 1/ 4
1/ 4 4
H 0.8m
Nu 0.197Ra 0.197 1.024 10 1.32
0.02m

| | | |
= = =
| |
\ \


Laju aliran kalor
( )( )( )
( )
2 1 2
T
Q kNuA 0.0246W/ m. C
1
1.32 1.6
2
m 25.9
2
T
0
W
.02m

= = =



Contoh 6-6 Konveksi bebas pada bola kosentrik
Dua bola kosentrik masing-masing berdiameter D1=20cm dan D2=30 cm dipisahkan oleh udara
bertekanan 1 atm. Temperatur permukaan masing-masing bola adalah T1=320 K dan T2=280 K.
Hitung laju aliran kalor dari bola dalam ke bola luar.
Materi Kuliah Perpindahan Panas Dasar
Jurusan Teknik Mesin 42

Gambar 6-12 Skema untuk Contoh 6-6
Penyelesaian

Panjang karakteristik
( ) ( )
2 1
1 1
D D 0.3 0.2 m 0.05m
2 2
= = =
Bilangan Rayleigh
( ) ( )( )( )( )
( )
( )
3
2 1
3
2 2
5 2
1 2 5
2
9.8m/ s 0.00333K 320 280
g T
Ra
1.57 1
0.05
T
Pr 0.712 4.713 1
0 m
0
/ s

= =


Bilangan Nusselt

( )
0.226
0.226 5
Nu 0.228Ra 0.228 4.713 10 4.37 = = =
Laju aliran kalor
( )( )( )
( )
2 1 2
T
Q kNuA 0.0261W/ m. C 4.
320
37 0.188m 17.2
28
T
m
W
0
0.05

= = =

Anda mungkin juga menyukai