Disusun Oleh : Muhammad Rifqi Nedi Setiawan Jihad Falqianas A Budi Santoso 10504241022 10504241023 10504241027 10504241036
A. Tujuan: Setelah kegiatan pratikum dilaksanakan, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi unit mekanisme penggerak transmisi dan komponen-komponennya. 2. Melepas dan memasang unit mekanisme penggerak transmisi dengan cara yang benar. 3. Menjelaskan cara kerja mekanisme penggerak transmisi dan komponenkomponennya. 4. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi gangguan serta cara mengatasinya.
B. Alat dan Bahan : 1. Tool Box 2. Buku Manual 3. Transmisi 5 Percepatan 4. Tang Snap Ring 5. Tracker 6. SST Pelepas Bearing
C. Keselamatan Kerja 1. Menggunakan Pakaian kerja (wearpack). 2. Melakukan pratikum sesuai dengan SOP dan K3. 3. Menggunakan peralatan kerja sesuai dengan fungsinya.
D. Dasar Teori Transmisi Manual Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.Untuk itu kita memerlukan beberapa bentuk mekanisme pengubah momen.
Tetapi momen yang besar tidak dibutuhkan saat kecepatan tinggi, pada saat mobil menempuh jalan rata, momen mesin cukup untuk menggerakan mobil.
Transmisi digunakan untuk mengatasi hal ini dengan cara mengubah perbandingan gigi,untuk: 1. Mengubah momen 2. Mengubah kecepatan kendaraan 3. Memungkinkan kendaraan bergerak mundur 4. Memungkinkan kendaraan diam pada saat mesin hidup(posisi netral)
b. Poros input
c. Poros bantu
d. Poros output
g. Bantalan Jarum
h. Bantalan pilot
2. Pemeriksaan Komponen a. Memeriksa Ring Synchromesh Memutar dan menekan ring synchromesh, untuk mengetahui kemampuan pengeremannya Hasil pemeriksaan: masih bisa mengerem, jadi masih baik
b. Mengukur celah antara ring synchromesh dengan ujung alur roda gigi Celah Standar : 1,0-2,0 mm
Hasil pengukuran : Kondisi masih baik karena celahnya sesuai / tidak melebihi celah standar.
c. Mengukur celah antara garpu pemindah dengan hub Mengukur celah antara hub sleeve dengan garpu pemindah menggunakan feeler gauge. Celah maksimum : 1,0 mm Kondisi masih baik karena celahnya sesuai / tidak melebihi celah standar.
d. memeriksa kondisi bearing kondisi bearing masih baik karena masih bisa diputar dengan halus dan masih terdapat pelumas grease pada bantalan bearing
Langkah kerjanya Input shaft - Main gear 4th counter gear 4th counter gear 1st main gear 1st - hub sleve Output shaft
Langkah kerjanya Input shaft -Main gear 4th counter gear 4th counter gear 2nd main gear 2nd synchronizer hub syncronezer cone syncronezer ring syncronizer pin hub sleve clutch hub - poros output c. Pada Gigi percepatan 3
Langkah kerjanya Input shaft - Main gear 4th counter gear 4th counter gear 3rd main gear 3rd synchronizer hub syncronezer cone syncronezer ring syncronizer pin hub sleve cluth hub - poros output d. Pada Gigi percepatan 4
Langkah kerjanya Input shaft - Main gear 4th synchronizer cone synchronizer ring hub sleve clutch hub output shaft e. Pada gigi percepatan 5
Langkah kerjanya Input shaft - Main gear 4th counter gear 4th counter gear 5th main gear 5th synchronizer cone synchronizer ring hub sleve clutch hub output shaft f. Pada gigi percepatan mundur
Langkah kerjanya Input shaft - Main gear 4th counter gear 4th counter gear reverse reverse gear hub sleve gear clutch hub output shaft
4. Perhitungan Gigi Ratio a. Gigi percepatan 1 Perbandingan Gigi Rasio Pada gigi percepatan 1 X = 6,304
Rasio 6,304 : 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 6,304 pada putaran input dan 1 putaran pada output
Rasio 3,452 : 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 3,452 pada putaran input dan 1 putaran pada output
Rasio 1,630: 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 1,630 pada putaran input dan 1 putaran pada output
d. Gigi percepatan 4 Perbandingan Gigi Rasio Pada gigi percepatan 4 1 : 1 (dihitung secara langsung dari putaran input : putaran input) Rasio 1 : 1 karena putaran yang dari poros input langsung diteruskan menuju poros output didak melalui gigi yang pada counter sehingga putaran yang terjadi yaitu 1:1 satu putaran poros input dan 1 putaran poros output.
Rasio 0,831 : 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 0,831 pada putaran input dan 1 putaran pada output. Pada gigi percepatan 5 ini terjadi dimana putaran output
lebih tinggi dari pada putaran input.. Putaran output yang lebih tinggi dari pada putaran input ini dinamakan overdrive. f. Gigi percepatan mundur Perbandingan Gigi Rasio Pada gigi mundur X X = 6,399
Rasio 6,399 : 1 mempunyai arti pada transmisi terjadi 6,399 pada putaran input dan 1 putaran pada output namun pada gigi mundur ini terjadi putaran yang di balik karena adanya release gear.
F. Analisis dan Pembahasan Pada transmisi yang kami gunakan sebagai objek praktek ini kebanyakan
komponen-komponen ada yang hilang seperti baut kurang, shifting key tidak ada serta hilangnya key spring. Komponen-komponen yang hilang ini kemungkinan terjadi karena seringnya di bongkar pasang. Hilangnya baut pada chasing transmisi akan mengakibatkan terjadinya ketidakrapatan antara bodi transmisi 5 kecepatan dengan shift fork. Sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran oli transmisi sangat besar. Sifting key yang hilang yaitu bisa mengakibatkan penguncian tidak terjadi sehingga jika dipindah gigi maka putaran tranmisi akan loss .
G. Kesimpulan Transmisi Pada dasarnya sama yaitu untuk meredusi putaran dari mesin ke poros roda yang dimana putaran tersebut akan di redusi dengan roda roda gigi, Dari hasil pengamatan praktek yang telah kami lakukan maka dapat dilihat bahwa banyak komponen komponen yang kurang hal ini akan mengganggu kerja dari tramsmisi.