Terjadi akibat patah tulang belakang dan yang terbanyak mengenai daerah servikal dan lumbal. Cedera pada medspin ini terjadi akibat hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi, atau rotasi tulang belakang. Daerah torakal jarang terjadi cedera dikarenakan terdapat struktur toraks yang menjadi pelindung trauma. Kerusakan pada spinal cord dapat berupa: memar, kontusio, kerusakan melintang, laserasi, dan atau tanpa gangguan peredaran darah atau perdarahan. Kelainan sekundernya dapat disebabkan oleh hipoksemia dan iskemia. Iskemia ini terjadi oleh karena hipotensi, odem, atau kompresi. Sekali terjadi kerusakan tulang belakang, maka kerusakan yang terjadi adalah permanen karena tidak akan terjadi regenerasi jaringan syaraf.
Gambaran Klinis: bergantung pada letak dan besar kerusakan yang terjadi.
1. Complete Spinal Cord Transection Syndrome Pada fase akut, sindrom klasik complete spinal transection pada tingkat servikal tinggi terdiri dari insufisiensi pernapasan, quadriplegi lengan atas dan ektremitas bawah, kelumpuhan faksid, anestesia, arefleksi, hilangnya perspirasi, gangguan fungsi rectum dan kandung kemih, priapismus, bradikardia, dan hipotensi. Gejala-gejala tersebut dinamakan keadaan Syok Spinal. Setelah syok spinal pulih, terjadi hiperrefleksi, gangguan fungsi otonom seperti kulit kering, hipotensi ortostatik, dan gangguan fungsi kandung kemih serta defekasi. Pada tingkat servikal yang lebih rendah, otot-otot pernapasan masih bekerja. Pada tingkat toraks tinggi, terjadi paraparesis, bukan quadriplegi, namun gejala-gejala gangguan otonom masih terlihat. Pada tingkat toraks rendah, lumbal, dan sakral, tidak terdapat hipotensi, tetapi retensi kandung kemih dan usus masih ada.
2. Sindrom Tulang Belakang Bagian Anterior Menunjukkan kelumpuhan otot lurik di kaudal dari kerusakan serta hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada kedua sisi, sensai raba dan posisi tidak terganggu.
3. Cedera Sumsum Tulang Belakang Sentral Cedera terjadi di daerah servikal karena hiperekstensi mendadak sehingga sumsum terdesak dari dorsal oleh ligamentum flavum yang terlipat. Terdapat gejala tetraparese parsial, gangguan ekstremitas bawah lebih ringan, daerah perianal tidak terganggu.
4. Sindrom Brown-Squard Terjadi karena kerusakan penuh lateral sumsum tulang belakang. Terdapat gangguan motorik dan hilangnya rasa vibrasi pada posisi ipsilateral, di daerah kontralateralnya terjadi gangguan rasa nyeri dan suhu.
5. Sindrom Kauda Equina Terjadi karena kompresi pada radix lumbosakral setinggi ujung konus medularis. Terdapat kelumpuhan dan anastesi daerah lumbosakral, di antaranya: gangguan defekasi, miksi, impotensi, hilangnya refleks anal dan bulbokavernosa.