Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Minggu ke - 12
PENGATURAN TEGANGAN (Regulasi Tegangan) Pengaturan tegangan suatu transformator adalah perubahan tegangan sekunder antara beban nol dan beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan. Pengaturan = V2 tan pa beban V2 beban penuh V2 beban penuh
Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada (dalam hal ini harga sekunder ditransformasikan ke harga primer):
I1 IO V1 IC RC
R1 IM XM
X1
I2
a2X2
a2R2
a2ZL
aV2
Pengaturan =
Dari rangkaian di atas ternyata: V2 tanpa beban = V1 primer) Sehingga : Pengaturan = V1 a V2 (no min al) a V2 (no min al) aV2 beban penuh = harga tegangan nominal (dalam hal ini tegangan nominal
Contoh Soal :
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Pengukuran hubung singkat transformator fasa tunggal 15 kVA yang mempunyai perbandingan tegangan 2400/240 V, f=50 Hz, menghasilkan data pengukuran sebagai berikut : arus hubung singkat Ihs = 6,25 A tegangan yang dipasang Vhs = 131 Volt daya masukan Phs = 21 watt
Hitung prosentase pengaturan untuk beban dengan Cos = 0,8 terbelakang. Penyelesaian : Faktor kerja pada keadaan hubung singkat : p.f = = P Vhs . Ihs 214 131. 6,25
Zek
= 20,96 74,52o ohm Rek Xek = 20,90 x Cos 74,52o = 5,49 ohm = 20,90 x Sin 74,52o = 19,97 ohm
Sehingga : V1 = 2400 (0,8 + j0,6) + 6,25 (5,49 + j19,97) = 1920 + j1440 + 34,3 + j124,8 = 1954,3 + j1564,8 = 2502,2 Volt 2502,2 2400 x 100 % = 4,26 % 2400
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
KERJA PARALEL Pertambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja paralel di antara transformator. Tujuan utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan kVA masing-masing tranformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih yang akan menyebabkan pemanasan lebih terhadap trafo.
Gambar 1. Rangkaian Kerja Paralel Trafo Untuk maksud di atas diperlukan beberapa syarat yaitu : 1. Perbandingan tegangan harus sama Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing-masing transformator tidak sama. Perbedaaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. 2. Polaritas transformator harus sama 3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama Dari persamaan rangkaian ekivalen yang lalu diketahui:
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Karena
Persamaan di atas mengandung arti, agar kedua tranformator membagi beban sesuatu dengan kemampuan kVA-nya, sehingga tegangan impedansi pada keadaan beban penuh kedua transformator tersebut harus sama (I1A x Z1A = I1A x Z1A ). Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa kedua transformator tersebut mempunyai impedansi per unit (pu) yang sama.
Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Kerja Paralel Trafo 4. Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama Apabila perbandingan R/X sama, maka kedua transformator tersebut akan bekerja pada faktor kerja yang sama. Contoh Soal : Dua transformator 3 fasa yang mempunyai perbandingan tegangan yang sama bekerja secara paralel dan menyalurkan beban total 800 kW pada Cos = 0,8 terbelakang. Kemampuan trafo tersebut adalah sebagai berikut : Trafo A B Kemampuan 400 kVA 600 kVA Tahanan p.u. 0,02 0,01 Reaktansi p.u. 0,04 0,05
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Penyelesaian : Misalkan kVA dasar yang digunakan = 1000 kVA Sehingga : Tahanan trafo A : Ra = 0,02 x 1000 = 0,05 400 1000 = 0,1 400
Bila Cos = 0,8 terbelakang dan daya (P) = 800 kW, maka bisa ditentukan daya semu (kVA) : S = 800 j600 Sehingga : SB = (800 j600) = (800 j600) = 414 - j392 SA = S SB = (800 j600) (414 - j392) = 386 j208 Trafo B : Daya P = 414 kW ; S = 570 kVA, Cos = 0,726 terbelakang. Trafo A : Daya P = 386 kW ; S = 440 kVA, Cos = 0,876 terbelakang. Ternyata trafo A mendapat beban kVA yang lebih besardari kemampuan kerja maksimum. Hal ini tentunya tidak diharapkan terjadi. Untuk kedua trafo tersebut diambil batasan beban agar keduanya menerima beban yang sesuai atau tidak melampaui kVA kerja. (0,05 + j0,1) (0,05 + j0,1) + (0,0167 + j0,0833) 0,05 + j0,1 0,677 + j1,833
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Batasan tersebut adalah : SA = SB = = ZA x S A = SA = 400 kVA 0o ZA ZA x SB ZB (0,02 + j0,04) x 600 kVA (0,01 + j0,05)
= 507,69 j138,46 = 526,23 kVA -15,15o Batasan kVA yang diperbolehkan untuk kedua trafo diatas agar diperoleh pembagian kVA rating (kerja) yang sesuai adalah sebesar : S = 400 + 507,69 j138,46 = 918,19 kVA -8,67o RUGI DAN EFISIENSI
Gambar 3. Diagram Rugi Daya dan Efisiensi Pada Trafo 1. Rugi Tembaga (PCu) Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sebagai :
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Karena arus pada beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan tergantung pada beban. 2. Rugi Besi (Pi) Rugi besi terdiri atas : 1. Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi, yang dinyatakan sebagai:
2. Rugi arus eddy yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai:
3. Efisiensi Efisiensi dinyatakan sebagai : = daya keluar daya keluar total rugi = = 1 daya masuk daya keluar + total rugi daya daya masuk
4. Perubahan Efisiensi Terhadap Beban Perubahan efisiensi terhadap beban dinyatakan sebagai :
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Jadi,
Artinya : Untuk beban tertentu, efisiensi maksimum terjadi ketika rugi tembaga = rugi besi. 5. Perubahan Efisiensi terhadap Faktor Kerja (cos ) Beban Perubahan Efisiensi terhadap Faktor Kerja ( cos ) Beban dapat dinyatakan sebagai:
bila maka :
konstan,
Contoh Soal : Sebuah trafo 100 kVA mempunyai rugi tembaga 1,5 kW pada keadaan beban penuh dan rugi besi 0,5 kW.
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
Gambarkan kurva efisiensi terhadap beban untuk faktor kerja bernilai satu, 0,8 dan 0,6, seandainya trafo tesebut dibebani : 25 kVA ; 50 kVA ; 60 kVA ; 75 kVA ; 100 kVA dan 125 kVA Penyelesaian : Untuk faktor kerja 0,6 rugi besi Pi = 0,5 kW tetap untuk setiap pembebanan pada frekuensi konstan. 25 1. Rugi tembaga pada beban 25 kVA = x 1,5 = 0,09375 100 Total rugi pada beban 25 kVA = 0,5 + 0,09375 = 0,59375 kW Efisiensi = = 25 x Cos x 100 % 25 x Cos + total rugi (25 x 0,6) x 100 % (25 x 0,6) + 0,59375
2
= 96,16 % Dengan cara yang sama di atas, maka rugi dan efisiensi untuk setiap pembebanan dapat ditentukan seperti tertera dalam tabel berikut ini :
TRANSFORMATOR
Minggu ke - 12
25 50 60 75 100 125
TRANSFORMATOR
10