Anda di halaman 1dari 5

DHITA YOLANDA ADLI 1011022010

1. MANAJEMEN PERSEDIAAN 1.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN KEUANGAN

Persediaan adalah sebagai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dengan atau tanpa melalui proses perubahan. Persediaan merupakan elemen modal kerja dan aktiva lancar yang paling likuid. Manajemen persediaan makin penting karena jembatan antara kegiatan penjualan dengan kegiatan produksi di bidang manufactur dan jembatan kegiatan pembelian dan penjualan dalam perusahaan dagang.

1.2 KENAPA PERSEDIAAN DIKATEGORIKAN KEDALAM INVENTASI? Secara umum, investasi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets), dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial assets). Aktiva riil bisa berwujud emas, perak, barangbarang kesenian, properti, dll. Sedangkan aktiva financial atau surat-surat berharga pada dasarnya berupa klaim terhadap aktiva ril yang dikuasai oleh suatu entitas, contohnya: saham,obigasi, options, futures, forex, CFDs, dll. Dari data diatas bisa dilihat bahwa persediaan masuk kedalam kelompok investasi riil. Persediaan besarnya meliputi 1/3 dari total investasi, dan dikategorikan sebagai modal kerja yang berbentuk barang. Pengadaan persediaan harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi (Agus Ristono, 2008, hal 2)

1.3 TEKNIK-TEKNIK/METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Metode Pesanan yang paling ekonomis (EOQ) EOQ atau kuantitas pesanan ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan. Secara sistematis, jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ) ini bisa di cari dengan menggunakan cara : TIC = biaya simpan + biaya pesan Biaya simpan = (Q/2) P.C Biaya pesan = (A/Q) S

DHITA YOLANDA ADLI 1011022010


Dengan demikian maka, TIC = (Q/2) P.C + (A/Q) S Apabila ingin mencari Q yang optimal : Persentase Per Unit Q = 2AS / PC Q = 2AS / C

MANAJEMEN KEUANGAN

b. Potongan untuk Pembelian dalam Jumlah Besar Kadang-kadang terjadi perusahaan ditawari potongan, apabila perusahaan membeli dalam jumlah yang sangat besar / quantity discount. Apabila jumlah yang ditawarkan lebih kecil atau sama dengan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ). Discount ini ditawarkan untuk pembelian dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah pesanan yang paling ekonomis. Kalau kita menerima tawaran tersebut, kita akan mendapatkan harga yang lebih murah dan biaya pesan yang juga lebih kecil, tetapi harus menanggung biaya simpan yang lebih besar. c. Titik pemesanan kembali dan persediaan keamanan Apabila tenggang waktu antara saat perusahaan memesan dan saat barang tersebut dating, biasa di sebut sebagai lead time, sama dengan nol, maka pada saatjumlah persediaan sama dengan nol, maka pada saat itulah dilakukan pemesnan. Tetapi apabila lead time-nya memerlukan beberapa hari, maka titik pemesanan kembalinya adalah lebih besar dari nol. Pengunaan lead time ini bervariasi, jadi perusahaan menyediakan persediaan keamanan atau safety stock agar perusahaan tidak mengalami kehabisan bahan. d. Penentuan Jumlah Persediaan Keamanan Semakin besar persediaan keamanan, tentu saja semakin kecil kemungkinan perusahaan kehabisan persediaan. Sebaliknya biaya simpan tambahan akan semakin besar dengan semakin bertambahnya persediaan keamanan ini. Dengan demikian secara konsepsional besarnya safety stock yang optimal adalah yang akan menyamakan tambahan biaya simpan ini dengan kerugian yang diharapkan karena perusahaan kehabisan persediaan. Karena sulitnya memperkirakan kerugian yang ditanggung kalau perusahaan kehabisan bahan, sering perusahaan menggunakan cara penentuan resiko yang bersedia ditanggung oleh perusahaan. e. Metode persediaan Just In Time (JIT) JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional mengakui biaya penyiapan dan kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan saldo terbaik dari dua kategori biaya. Dilain pihak, JIT tidak mengakui biaya persiapan, tetapi sebaliknya JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya penyiapan tidak menjadi signifikan, maka biaya tersisa yang akan diminimalkan adalah biaya penyimpanan, yang dilakukan dengan mengurangi persediaan sampai ketingkat yang sangat rendah. Pendekatan inilah yang mendorong untuk persediaan nol dalam sistem JIT.

DHITA YOLANDA ADLI 1011022010


2. MANAJEMEN PIUTANG 2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PIUTANG

MANAJEMEN KEUANGAN

Piutang dagang (account receivables) merupakan rekening untuk menampung hasil penjualan secara kredit. Investasi pada piutang ini relative besar. Untuk perusahaan manufaktur, besarnya piutang dagang kurang lebih 37 persen dari asset lancer dan 16 persen dari total asset. Seleksi kredit adalah keputusan apakah memberikan kredit kepada konsumen dan nilai kreditnya. Manajemen dan kebijakan piutang yaitu dasar untuk pengambilan keputusan pemberian piutang. Keputusan itu melibatkan standar kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa yang akan menerima kredit. Suatu kerangka untuk mengevaluasi keputusan atas perubahan kebijakan kredit juga akan disajikan.

2.2 STANDAR KREDIT Standar kredit adalah kualitas minimum penilaian kredit dari peminta kredit yang dapat diterima oleh perusahaan variabel-variabel yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit, seperti : a. b. c. d. Kualitas piutang dagang yang dapat diterima. Jangka waktu periode kredit. Potongan tunai untuk pembayaran lebih awal. Program pengumpulan piutang oleh perusahaan.

Keempat elemen diatas menentukan periode pengumpulan rata-rata dan proporsi penjualan kredi penjualan kredit yang menghasilkan piutang tidak tertagih. Pelonggaran standar kredit memang akan meningkatkan penjualan, akan tetapi menimbulkan peningkatan risiko, karena : a. Pemerimaan piutang yang beresiko tinggi dapat meningkatkan risiko piutang tidak tertagih. b. Perpanjangan jangka waktu periode kredit dapat meningkatkan saldo piutang dan mengurangi perputaran piutang, yang menimbulkan biaya kesempatan. Keputusan yang diambil dalam rencana pelonggaran standar kredit tergantung pada profitabilitas dari tambahan penjualan yang diharapkan dan biaya kesempatan.

DHITA YOLANDA ADLI 1011022010


2.3 CREDIT SCORING (PENILAIAN KREDIT)

MANAJEMEN KEUANGAN

Menurut Muslich, (2000:110) Penilaian kredit (Credit Scoring) adalah merupakan suatu cara untuk mengukur kemampuan nasabah dengan memberikan nilai (score). Muzakkir, (2004:B12) Credit Scoring adalah suatu formula atau hitung-hitungan yang digunakan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit, apakah layak untuk disetujui atau tidak. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Credit scoring adalah prosedur yang memberikan skor yang mencerminkan kemampuan dari pemohon kredit secara keseluruhan yang diturunkan dari rata-rata skor tertimbang yang diperoleh dari berbagai karakteristik fiannsial dan lainnya. Fungsi credit scoring selain membantu perusahaan menentukan apakah pinjaman disetujui atau tidak, tetapi juga menentukan berapa besarnya pinjaman yang akan diperoleh, berapa term yang anda dapatkan serta berapa besarnya bunga pinjaman yang dikenai. Jika ternyata hasil credit scoring kecil, kemungkinan masih dapat memperoleh pinjaman tetapi dengan bunga yang lebih tinggi, atau diharuskan memberikan jaminan/ agunan. Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan oleh perbankan diantaranya yaitu (Dendawijaya, 2003:91). 1. Prinsip 6 C yang meliputi sebagai berikut : a. Character b. Capital c. Capacity d. Condition of Economy e. Colleteral f. Contraints

2. Prinsip 6A atau analisis kredit berdasarkan prinsip studi kelayakan yang menganalisis berbagai aspek dari proyek yang akan dibiayai bank. Analisis tersebut terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut : a. Aspek Yuridis (Hukum) b. Aspek Pasar dan Pemasaran c. Aspek Teknis 3. Analisis 7 P adalah sebagai berikut a. Personality b. Party c. Purpose d. Prospect e. Payment g. Profitability h. Protection d. Aspek Manajemen e. Aspek Keuangan f. Aspek sosial-ekonomis

DHITA YOLANDA ADLI 1011022010


2.4 PERUBAHAN STANDAR KREDIT

MANAJEMEN KEUANGAN

Variable utama yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi dan melakukan perubahan terhadap credit standard: Sales volume (volume penjualan) Jika standar kredit diperlunak maka diharapkan akan meningkatkan volume penjualan, sedangkan apabila dilakukan pengetatan standar kredit maka volume penjualan akan menurun. Investment in account receivables (investasi dalam piutang) Jika perusahaan memperlunak standar kredit, maka diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan, dan berakibat rata rata piutang akan semakin besar. Sebaliknya, jika perusahaan memperketat standar kredit, maka volume penjualan akan menurun, sehingga rata rata piutang akan semakin kecil. Bad debts expenses (resiko kerugian piutang) Resiko kerugian piutang akan semakin meningkat dengan diperlunaknya standar kredit, dan akan menurun jika standar kredit diperketat.

Anda mungkin juga menyukai