Anda di halaman 1dari 8

A. Indikasi Pemeriksaan (Bontrager, 2001) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tumor,massa dan lesi Metastase otak Perdarahan intra cranial Aneurisma Abses Atrophy otak Kelainan post trauma (epidural dan subdural hematom) Kelainan congenital

B. Persiapan pemeriksaan a. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksui-instruksi yang menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting, penjempit rambut, dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien diberi selimut (Brooker, 1986) b. Persiapan alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Peralatan steril :

Alat-alat suntik Spuit. Kassa dan kapas Alkohol

2. Peralatan non-steril

Pesawat CT-Scan Media kontras Tabung oksigen

c. Persiapan Media kontras dan obat-obatanDalam pemeriksaan CT-scan kepala pediatrik di butuhkan media kontras nonionik karena untuk menekan reaksi terhadap media kontras seperti pusing, mual dan muntah serta obat anastesi jika diperlukan. Media kontras digunakan agar struktur-struktur anatomi tubuh seperti pembuluh darah dan orga-organ tubuh lainnya dapat dibedakan dengan jelas. Selain itu dengan penggunaan media kontras maka dapat menampakan adanya kelainan-kelainan dalam tubuh seperti adanya tumor.Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 ) 1. Jenis media kontras : omnipaque, visipaque 2. Volume pemakaian : 2 3 mm/kg, maksimal 150 m 3. Injeksi rate : 1 3 mm/sec

C. Teknik Pemeriksaan

Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan gantry. Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien ( Nesseth, 2000 ).

Scan Parameter 1. Scanogram : kepala lateral 2. Range : range I dari basis cranii sampai pars petrosum dan range II dari pars petrosum sampai verteks. 3. Slice Thickness : 2-5 mm ( range I ) dan 5-10 mm ( range II ) 4. FOV : 24 cm 5. Gantry tilt : sudut gantry tergantung besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh orbito meatal line dengan garis vertical. 6. kV : 120 7. mA : 250 8. Reconstruksion Algorithma : soft tissue 9. Window width : 0-90 HU ( otak supratentorial ); 110-160 HU ( otak pada fossa posterior ); 2000-3000 HU ( tulang ) 10. Window Level : 40-45 HU ( otak supratentorial ); 30-40 HU ( otak pada fossa posterior ); 200-400 HU ( tulang )

Foto sebelum dan sesudah pemasukkan media kontras o Secara umum pemeriksaan CT-scan kepala membutuhkan 6-10 irisan axial. Namun ukuran tersebut dapat bervariasi tergantung keperluan diagnosa. Untuk kasus seperti tumor maka jumlah irisan akan mencapai dua kalinya karena harus dibuat foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras. Tujuan dibuat foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras adalah agar dapat membedakan dengan jelas apakah organ tersebut mengalami kelainan atau tidak. Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya: o Potongan Axial I

Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere. Kriteria gambarnya adalah tampak :

a. Bagian anterior sinus superior sagital b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum) c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri) d. Sulcus e. Gyrus f. Bagian posterior sinus superior sagital
o

Potongan Axial IV Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel. Criteria gambarnya tampak :

a. Anterior corpus collosum b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri c. Nucleus caudate d. Thalamus e. Ventrikel tiga f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi) g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri
o

Potongan Axial V Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar yang tampak :

a. Anterior corpus collosum b. Anterior horn ventrikel lateral kiri c. Ventrikel tiga d. Kelenjar pineal e. Protuberantia occipital interna
o

Potongan Axial VII Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita. Struktur dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CTscan. Modifikasi-modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk mendapatkan gambarannya adalah tampak :

a. Bola mata / occular bulb b. Nervus optic kanan c. Optic chiasma d. Lobus temporal e. Otak tengah f. Cerebellum g. Lobus oksipitalis h. Air cell mastoid i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid

Kelebihan CT scan

Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat. Tidak invasive (tindakan non-bedah). Waktu perekaman cepat. Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan

Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.

Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu. Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung. Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter. Cara Kerja CT Scan Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit Sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan ke detektor yang mempunyai sifat sangat sensitive dalam menagkap perbedaan atenuasi dari sinar-X yang kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi signal-signal listrik. Kemudian signalsignal listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentuk signal-signal listrik tersebut diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter (ADC), yang kemudian masuk ke dalam system computer dan diolah oleh computer. Kemudian Data Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau numerik.

Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau algoritma yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar TV monitor berupa irisan tomography dari objek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT

Scanner mempunyai koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number. Tulang memiliki nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU (Hounsfield Unit), dan udara mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU (Hounsfield Unit), sedangkan sebagai standar digunakan air yang memiliki CT Number 0 HU (Hounsfield Unit). Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor pembesaran konstan 1000, untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurang dari 10% maka dapat digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai

  • KEMOTERAPI
    KEMOTERAPI
    Dokumen23 halaman
    KEMOTERAPI
    Dwi Feris Martua Sidabutar
    Belum ada peringkat
  • GGN Disosiatif
    GGN Disosiatif
    Dokumen7 halaman
    GGN Disosiatif
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Sejarah 2
    Sejarah 2
    Dokumen2 halaman
    Sejarah 2
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Sejarah
    Sejarah
    Dokumen4 halaman
    Sejarah
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Disosiatif
    Disosiatif
    Dokumen12 halaman
    Disosiatif
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • KEPATUHAN OBAT
    KEPATUHAN OBAT
    Dokumen3 halaman
    KEPATUHAN OBAT
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Anestesi
    Laporan Kasus Anestesi
    Dokumen17 halaman
    Laporan Kasus Anestesi
    Nora Tu
    100% (1)
  • Lidokain Jadi
    Lidokain Jadi
    Dokumen8 halaman
    Lidokain Jadi
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Beda Delirium Demensia
    Beda Delirium Demensia
    Dokumen8 halaman
    Beda Delirium Demensia
    almahdy25051976
    Belum ada peringkat
  • Disosiatif
    Disosiatif
    Dokumen12 halaman
    Disosiatif
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • AMHP Jamkesmas RSKD
    AMHP Jamkesmas RSKD
    Dokumen3 halaman
    AMHP Jamkesmas RSKD
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Management of Acute Coronary Syndrome
    Management of Acute Coronary Syndrome
    Dokumen30 halaman
    Management of Acute Coronary Syndrome
    koloradek
    Belum ada peringkat
  • Putri Ramadhani d41103020
    Putri Ramadhani d41103020
    Dokumen13 halaman
    Putri Ramadhani d41103020
    Mohammad Afif Rachmatulloh
    Belum ada peringkat
  • Laktat Hipertonik
    Laktat Hipertonik
    Dokumen4 halaman
    Laktat Hipertonik
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Disosiatif
    Disosiatif
    Dokumen12 halaman
    Disosiatif
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Disosiatif
    Disosiatif
    Dokumen12 halaman
    Disosiatif
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • ULTRASONOGRAFI
    ULTRASONOGRAFI
    Dokumen8 halaman
    ULTRASONOGRAFI
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • KEPATUHAN OBAT
    KEPATUHAN OBAT
    Dokumen3 halaman
    KEPATUHAN OBAT
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • BNO
    BNO
    Dokumen31 halaman
    BNO
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Struma Nodular Non Toksik
    Struma Nodular Non Toksik
    Dokumen26 halaman
    Struma Nodular Non Toksik
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Memori 2
    Memori 2
    Dokumen9 halaman
    Memori 2
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Kepala
    Anatomi Kepala
    Dokumen13 halaman
    Anatomi Kepala
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Sinus
    Sinus
    Dokumen2 halaman
    Sinus
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Calcaneus Spur
    Calcaneus Spur
    Dokumen8 halaman
    Calcaneus Spur
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Management of Acute Coronary Syndrome
    Management of Acute Coronary Syndrome
    Dokumen30 halaman
    Management of Acute Coronary Syndrome
    koloradek
    Belum ada peringkat
  • Anestetik Umum
    Anestetik Umum
    Dokumen25 halaman
    Anestetik Umum
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Abses Hepar
    Abses Hepar
    Dokumen4 halaman
    Abses Hepar
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme Protein
    Metabolisme Protein
    Dokumen4 halaman
    Metabolisme Protein
    Elisabeth Melisa
    Belum ada peringkat