Anda di halaman 1dari 23

1

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian 1. Data Dasar Keluarga Pengkajian dilakukan pada tanggal 01-02 Maret 2011 didapatkan data nama kepala keluarga Bpk. N, usia 72 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan pensiunan Unilever, alamat Komplek Unilever Blok A7 No. 8 RT 07 RW 09, Meruya Selatan Jakarta Barat. Bpk. N tinggal bersama seorang istri yaitu Ibu S, umur 68 tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga.

Genogram
Tb paru Tb paru Hipertensi

Tb paru 85
65 60

angina pektoris 55

72

hipertensi

hipertensi

68 68

hipertensi 47

hipertensi 40 angina pektoris 36


34

DHF 32

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Meninggal


68

: Klien : Hubungan keluarga : Tinggal serumah

Tipe keluarga Bpk. N adalah keluarga inti dimana didalam keluarga terdiri dari ayah dan ibu.
1

Suku bangsa keluarga Bpk. N adalah Suku Jawa, Warga Negara Indonesia, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, keluarga Bpk. N sudah 28 tahun tinggal di Meruya Selatan sebelumnya keluarga Bpk. N pernah tinggal dimalang lalu pindah ke Jakarta, dilingkungan tempat tinggal Bpk. N masyarakatnya bervariasi mulai dari Betawi, Jawa, Sunda, dan Batak. Ibu S mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat seperti pengajian dan arisan, dekorasi rumah Bpk. N masih menandakan budaya daerah Jawa, keluarga Bpk. N memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dilingkungan sekitar seperti puskesmas.

Keluarga Bpk. N menganut agama Islam dan keluarga menjalankan shalat lima waktu, didalam keluarga tidak ada perbedaan dalam menjalankan ibadah. Keluarga meyakini bahwa agama dijadikan sebagai dasar keyakinan dan dapat mempermudah dalam menjalankan kehidupan.

Pendapatan keluarga Bpk. N diperoleh dari hasil kontrakan rumah, pendapatan sekitar diatas Rp 2.000.000,. per bulan dan pendapatan tersebut mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga Bpk. N tidak memiliki tabungan, anak Bpk. N kadang membantu keuangan keluarga Bpk. N, keuangan dalam keluarga diatur oleh ibu S.

Keluarga Bpk. N terutama ibu S mengatakan aktivitas rekreasi keluarga tidak tentu dan dalam menggunakan waktu luang keluarga memanfaatkan untuk menonton TV.

Keluarga berada pada tahap berdua kembali antara lain menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang akan datang, tetap menjaga komuniksai dengan anak-anak dan cucu, memperhatikan kesehatan masingmasing pasangan. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini tidak ada karena semua tahapan sudah terpenuhi.

Didalam keluarga Bpk. N tidak ada mengalami keterlambatan dalam perkembangan mental, pernikahan Bpk. N dan ibu S didasri atas suka sama suka dan kedua orang tua menyetujui Bpk. N dan ibu S. Pada keluarga Bpk. N tidak ada yang mengalami perceraian.

Keluarga Bpk. N mempunyai riwayat kesehatan keluarga yaitu mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti jantung, stroke, dan hipertensi.

2. Lingkungan a. Perumahan Jenis rumah yang ditempati keluarga Bpk. N adalah permanen dengan luas bangunan 15 m x 8,5 m dan luas perkarangan 3 m x 8,5 m, rumah milik pribadi memiliki 2 lantai terdiri dari 6 kamar tidur, 2 ruang makan, 2 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang nonton TV dan 1 dapur. Atap rumah terbuat dari seng/asbes, pentilasi rumah ada 15 dengan lebih dari 10 % luas lantai. Cahaya dapat masuk rumah pada siang hari, penerangan menggunakan listrik, lantai keramik, pembersihan rumah secara keseluruhan bersih.

b. Denah rumah Lantai I 2, 5 cm


Dapur 3m 3 cm ruang makan 3 cm kamar tidur 4 cm

1,5 m

Kamar mandi Kamar tidur 3m Kamar tidur 3m 3m teras 6m 3m 2,5 m cmcmcm ruang tamu ruang nonton

1m

3m

3,5 m

3m

1m

3m 4m

8, 5 m

Lantai II
2,5 m

3m 2m

3, 5 m Makan kamar mandi kamar tidur 2m 2,5 m 3m 1,5

Ruang

kamar tidur

2m

Kamar tidur

Skala 1:100

c. Pengolahan sampah Keluarga Bpk. N mempunyai tempat pembuangan sampah yang tertutup, cara pengolahan sampah rumah tangga diambil oleh petugas sampah. d. Sumber air Sumber air yang digunakan oleh keluarga Bpk. N adalah pompa listrik dan sumber air minum yang digunakan oleh keluarga Bpk. N adalah pompa listrik, kondisi air bersih dan tidak berbau. e. Jamban keluarga Keluarga Bpk. N mempunyai WC sendiri dengan jenis jamban leher angsa, jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja lebih dari 10 m. f. Pembuangan air limbah Kelurga Bpk. N mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu melalui got tertutup di depan rumah. g. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan Didalam lingkungan masyarakat keluarga Bpk. N terdapat perkumpulan sosial seperti pengajian dan arisan, fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat seperti puskesmas dan klinik. Keluarga Bpk. N

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, fasilitas pelayanan kesehatan dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor. h. Karakteristik tetangga dan komunitas Karakteristik tetangga keluarga Bpk. N bervariasi mulai dari Betawi, Sunda, Jawa dan Batak dan sebagian besar bekerja sebagai karyawan,

tipe hunian rumah urban dengan kondisi lingkungan sekitar termasuk jalan disekitar masyarakat cukup bersih. Masyarakat sekitar beragam mulai dari ekonomi menengah dan atas, sarana penunjang yang ada seperti masjid, sekolahan, tidak ada tempat rekreasi, terdapat transportasi seperti angkutan umum yaitu ojek dan mobil. i. Mobilitas geografi keluarga Sebelumnya keluarga Bpk. N tinggal di Cengkareng Jakarta Barat pada tahun 1962 selama 21 tahun, kemudian keluarga Bpk. N tinggal di rumah milik pribadi di wilayah Meruya Selatan Jakarta Barat sejak tahun 1983 sampai sekarang. j. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga Perkumpulan yang ada di wilayah sekitar keluarga Bpk. N adalah pengajian dan arisan, keluarga Bpk. N khususnya ibu S mengikuti pengajian dan arisan. Keluarga Bpk. N merasakan manfaat saat mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat seperti berinteraksi dengan orang lain dan bersirahturahmi. k. Sistem pendukung keluarga Keluarga Bpk. N selalu mendapatkan dukungan dari sanak saudara dan tetangga. Jenis bantuan yang biasa diberikan keluarga adalah berupa dukungan dan juga bantuan fisik. 3. Struktur Keluarga a. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi keluarga Bpk. N antara satu dengan yang lain berjalan dengan baik dan lancar, saat menyampaikan pendapat keluarga bersifat

terbuka dan keluarga mendengarkan setiap salah satu anggota keluarga sedang bicara. b. Struktur kekuatan keluarga Bpk. N sebagai kepala keluarga memegang peranan penting dalam keluarga, bila ada masalah keluarga Bpk. N menyelesaikan dengan musyawarah meskipun keputusan akhir diberikan kepada Bpk. N. c. Struktur peran Peran yang diberikan sesuai tugasnya masing-masing baik Bpk. N dan ibu S. Bpk. N sebagai kepala keluarga yang bertugas melindungi, mendidik, dan membimbing anggota keluarga. Ibu S berperan sebagai istri dan ibu dari kelima anaknya yang bertugas membimbing dan mengurus suami serta anaknya. d. Nilai dan noema keluarga Nilai-nilai budaya seperti peran dalam mencari nafkah, keamanan, orientasi masa depan adalah tanggung jawab Bpk. N. Keluarga Bpk. N mempunyai aturan bahwa anak harus menghormati orang tua. 4. Fungsi Keluarga a. Fungsi afektif Hubungan antara anggota keluarga baik, dimana bila ada anggota keluarga yang sakit, Bpk. N segera mengajak untuk berobat dan keluarga selalu memberikan perhatian dan kasih sayang. b. Fungsi sosialisasi Bpk. N dan ibu S merawat, mendidik, dan mengurus kesembilan anaknya dengan penuh kasih sayang selalu memperhatikan segala kebutuhan

sembilan anaknya baik moril maupun materil. Ibu S sering berinteraksi dengan anak-anaknya. Tanggung jawab dalam mendidik, mengarahkan perilaku disiplin dijalankan oleh Bpk. N dan ibu S secara bersama. c. Fungsi reproduksi Keluarga Bpk. N mempunyai sembilan orang anak, keluarga Bpk. N merencanakan untuk tidak menambah jumlah anak karena faktor usia. Ibu S tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam pengendalian jumlah anak. 5. Stres dan Koping Keluarga a. Stresot jangka pendek Kelurga Bpk. N khususnya ibu S memikirkan masalah kesehatan suaminya. b. Stresor jangka panjang Keluarga Bpk. N memikirkan masal anaknya khususnya An. Y karena terlibat utang. c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Keluarga Bpk. N hanya bisa pasrah terhadap masal keluarganya kepada Allah SWT, jika ada masalah keluarga mendiskusikan bersama mencari solusi bersama keluarga. d. Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan Bpk. N bila mendapatkan masal yaitu mendiskusikan bersama keluarga dan tidak menggunakan emosi. e. Pemeriksaan fisik 1) Bpk. N

Pada dilakukan pengkajian fisik TD : 150/90 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 24 x/menit, TB: 170 cm, BB: 65 kg kulit kepala Bpk. N tampak bersih, tidak ada ketombe, rambut dikeramas setiap hari, rambun hitam beruban, pendek dan rapi. penglihatan tidak jelas, Bpk. N dapat melihat dengan jarak 30 cm dengan menggunakan kaca mata, mata Bpk. N tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak iterus. Bpk. N mengalami gangguan pendengaran, tidak ada OMA, perdarahan dan serumen. Penciuman dapat membedakan bau wangi dan tidak wangi, tidak ada polif. Tidak ada stomatitis, ada karies gigi tidak lengkap gosok gigi 2 x sehari. Dada simertis, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, tidak nyeri dan sesak. Mulut datar tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, limpa, dan ginjal. Kekuatan otot, sendi agak kaku. Disimpulkan bahwa Bpk. N tidak ada masalah kesehatan hanya pendengaran dan penglihatan Bpk. N berkurang. 2) Ibu S Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik TD ; 130/90 mmHg, N : 84 x/menit, RR 20 x/menit, TB: 148 cm, BB: 61 kg. Kulit kepala tampak bersih, tidak ada ketombe, rambut putih beruban. Penglihatan kurang jelas dapat melihat dengan jarak 30 cm dengan menggunakan kaca mata, mata ibu S tampak simetris, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterus. Penciuman dapat membedakan bau wangi dan tidak wangi, dan tidak ada polif. Pendengaran baik, tidak ada OMA, tidak ada serumen dan perdarahan. Tidak ada

10

stomatitis, ada karies, gigi tidak lengkap gosok gigi 2 x sehari. Dada simertis, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, tidak nyeri dan sesak. Mulut datar tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati, limpa, dan ginjal. Kekuatan otot, sendi agak kaku, dan turgor kulit elastis. Disimpulkan bahwa ibu S tidak ada masalah kesehatan hanya penglihatan ibu S agak berkurang. 6. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga Bpk. N berharap dengan adanya mahasiswa dapat membantu memecahkan masalah kesehatan yang ada dan berharap memperoleh informasi kesehatan seperti mengetahui perawatan dan pencegahan hipertensi. 7. Fungsi Perawatan Keluarga a. Hipertensi 1) Kemampuan keluarga mengenal masalahi Ibu S berusia 68 tahun terkena hipertensi sejak 34 tahun yang lalu. Menurut ibu S hipertensi adalah darah tinggi yang disebabkan karena pikiran yang ditandai dengan pusing, sakit kepala, dan nyeri ulu hati. Ibu S tidak tau akibat lanjut hipertensi. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan Ibu S mengatakan saat penyakitnya kambuh minum obat Captropil dan keluarga memutuskan merawat ibu S dirumah untuk istirahat.

11

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Ibu S mengatakan bila penyakitnya kambuh ibu S minum obat Captropil dan beristirahat. Apabila penyakit ibu S tidak juga sembuh keluarga menganjurkan ibu S berobat ke puskesmas. 4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan Ibu S sebagai ibu rumah tangga tidak ada yang membantu karena anaknya sudah tidak tinggal dengannya sehingga membuat ibu S cepat lelah, dan ibu S tidak senang mengkonsumsi garam. 5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, jarak yang ditempuh 100 m, dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor. b. Gastritis 1) Kemampuan keluarga mengenal masalah Ibu S mengatakan pernah mengalami gastritis 1 tahun yang lalu, menurut Ibu S gastritis adalah penyakit yang disebabkan karena telat makan dan makan makanan pedas, ditandai dengan mual, muntah, nyeri pada ulu hati. Ibu S tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakit gastritis. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan Ibu S mengatakan saat penyakitnya kambuh Ibu S minum obat warung Promag dan keluarga memberikan minyak kayu putih pada perut.

12

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Ibu S mengatakan bila penyakit Ibu S kambuh Ibu S minum obat warung Promag dan istirahat di rumah, keluarga memberikan minyak kayu putih dan dioleskan pada perutnya. 4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan Ibu S mengatakan sering telat makan, keadaan rumah bersih, dan keluarga sering makan bersama. 5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Bila penyakit Ibu S kambuh, Ibu S segera pergi ke Puskesmas terdekat, jarak yang ditempuh 100 m, dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor.

13

Analisa data Data DS: Ibu S mengatakan Diagnosa Keperawatan Resiko gangguam perfusi jaringan mengalami serebral pada keluarga Bpk. N Ibu S berhubungan

hipertensi sejak 34 tahun yang lalu. khususnya Menurut ibu S hipertensi adalah darah dengan

ketidakmampuan keluarga

tinggi yang disebabkan karena pikiran merawat anggota keluarga dengan yang ditandai dengan pusing dan nyeri Hipertensi. ulu hati. Ibu S tidak tahu akibat lanjut hipertensi. Ibu S mengatakan saat penyakitnya kambuh minum obat Captropil dan keluarga memutuskan merawat ibu S dirumah untuk istirahat. Ibu S

mengatakan bila penyakitnya kambuh ibu S minum obat Captropil dan beristirahat. Ibu S mengatakan bila saatnya tidak juga sembuh keluarga menganjurkan ibu S berobat kepuskesmas. Ibu S sebagai ibu rumah tangga tidak ada yang membantu karena anaknya sudah tidak tinggal dengannya

sehingga membuat ibu S cepat lelah,

14

dan ibu S tidak senang mengkonsumsi garam. Ibu S mengatakan memanfaatkan

fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, jarak yang ditempuh 100 m, dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor. DO: TTV: TD: 130/90 mmHg, N: 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit, akral teraba Resiko gangguan rasa nyaman nyeri hangat, tidak ada kaku kuduk. ulu hati pada keluarga Bpk. N khususnya DS: Ibu S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga

Ibu S mengatakan pernah mengalami merawat anggota keluarga dengan gastritis 1 tahun yang lalu, menurut gastritis. Ibu S gastritis adalah penyakit yang disebabkan karena telat makan dan makan makanan pedas, ditandai

dengan mual, muntah, nyeri pada ulu hati. Ibu S tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakit gastritis. Ibu S mengatakan saat penyakitnya kambuh Ibu S minum obat warung Promag dan keluarga memberikan

15

minyak kayu putih pada perut. Ibu S mengatakan bila penyakit Ibu S kambuh selain minum obat warung Promag, Ibu S dianjurkan istirahat dirumah dan mengoleskan minyak kayu putih dan pada perutnya. Ibu S mengatakan sering telat makan, keadaan rumah bersih, dan keluarga sering makan bersama. Ibu S mengatakan bila penyakit Ibu S kambuh, Ibu S segera pergi ke Puskesmas terdekat, jarak yang

ditempuh 100 m, dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor. DO: TTV: TD: 130/90 mmHg, N: 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit.

16

B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Berdasarkan Prioritas 1. Penapisan a. Resiko gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bpk. N khususnya Ibu S berhubungan dengan merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. No. 1. Kriteria Sifat masalah Aktual: 3 Resiko: 2 Potensial: 1 Bobot 1 Perhitungan 2/3X1=2/3 Pembenaran Sifat masalah resiko karena Ibu S sedang tidak mengalami ketidakmampuan keluarga

hipertensi, tanda dan gejala yang pernah dialami Ibu S yaitu pusing dan nyeri ulu hati yang disebabkan karena keletihan,

pada saat emosi dan stress dimana sistem saraf menurun mengakibatkan penurunan aliran simpatis

darah ke ginjal yang menyebabkan menurun renin dimana

17

renin

merangsang I yang diubah

Angitensin kemudian

menjadi Angiotensis II akibatnya ke aliran selebral

darah

mengalami gangguan. 2 Kemungkinan masalah diubah: Mudah: 2 Sedang: 1 Tidak dapat: 0 untuk 2 1/2X2= 1 Kemungkian masalah dapat diubah

sebagian kerena Ibu S sudah masalah yang mengetahui penyakit dideritanya

namun Ibu S tidak mengetahui akibat

lanjut dari hipertensi. Bila penyakitnya

kambuh Ibu S minum obat dari Puskesmas yaitu Sumber mencukupi captofrill. dana untuk

mengunjungi fasilitas kesehatan yaitu

18

Puskesmas

yang

berjarak 100 m dan dapat ditempuh

dengan berjalan kaki. 3 Potensial masalah dicegah: Tinggi: 3 Cukup: 2 Rendah: 1 untuk 1 2/3X1= 2/3 Potensial masalah

untuk dicegah cukup karena masalah sudah terjadi sekitar 3 bulan yang lalu, saat

penyakitnya kambuh Ibu S minum obat dari Puskesmas yaitu captofrill. penyakitnuya sembuh Jika tidak keluarga

menganjurkan Ibu S untuk berobat di

Puskesmas. 4 Menonjolnya masalah. Masalah dan ada segera 1 2/2X1=1 Menonjolnya masalah harus ditangani ada dan segera sehingga

ditangani: 2 Masalah ada

jika penyakit Ibu S kambuh, Ibu S

19

tetapi segera

tidak

minum

obat

dari yaitu

Puskesmas captofrill. dana untuk fasilitas

ditangani: 1 Masalah tidak

Sumber mencukupi

dirasakan: 0

mengunjungi kesehatan

yaitu Puskesmas yang berjarak 100 m dan dapat ditempuh

dengan berjalan kaki.


Jumlah 3 1/3

b. Resiko gangguan rasa nyaman nyeri ulu hati pada keluarga Bpk. N khususnya Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis. No 1 Kriteria Sifat masalah: Aktual: 3 Resiko: 2 Potensial: 1 Bobot 1 Perhitungan Pembenaran

2/3 X 1 = Sifat masalah resiko 2/3 karena Ibu S pernah mengalami gastritis

yang ditandai dengan mual, muntah, nyeri pada ulu hati yang disebabkan telat makan karena dan

20

makan makanan yang pedas. merupakan peradangan mukosa pada lambung Gastritis

yang disebabkan oleh makanan, stres, obatobatan yang mukosa rusak, teriritasi dan kuman

menyebabkan lambung lambung sehingga

menimbulkan nyeri. 2 Kemungkinan masalah diubah: Mudah: 2 Sebagian: 1 Tidak: 0 dapat 2 1/2 X 2 = 1 Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian karena Ibu S tidak akibat gastritis. mengetahui lanjut dari Bila

penyakitnya kambuh Ibu S minum obat warung yaitu Promag dan mengoleskan

minyak kayu putih

21

dan pada perutnya. Sumber mencukupi dana untuk

mengunjungi fasilitas kesehatan Puskesmas yaitu yang

berjarak 100 m dan dapat ditempuh

dengan berjalan kaki. 3 Potensial masalah 1 2/3 X 1 = Potensial 2/3 masalah

untuk dicegah: Tinggi: 3 Cukup: 2 Rendah: 1

untuk dicegah cukup karena masalah sudah terjadi 1 tahun yang lalu. Saat penyakitnya kambuh Ibu S minum obat warung yaitu

Promag dan bila tidak juga sembuh keluarga menganjurkan Ibu S untuk berobat di

Puskesmas. 4 Menonjolnya masalah. Masalah ada dan 1 2/2 X 1 = 1 Menonjolnya masalah ada dan segera diatasi sehingga jika

22

segera ditangani: 2 Masalah ada tetapi tidak ditangani: 1 Masalah dirasakan: 0 tidak segera

penyakit

tersebut

kambuh Ibu S segera minum obat warung yaitu Promag dan Jika

beristirahat.

penyakit Ibu S tidak sembuh juga keluarga menganjurkan Ibu S untuk berobat di yang

Puskesmas

jaraknya 100 m dan dapat ditempuh

dengan berjalan kaki. Jumlah 3 1/3

2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bpk. N khususnya Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan Hipertensi dengan nilai 3 1/3. b. Resiko gangguan rasa nyaman nyeri ulu hati pada keluarga Bpk. N khususnya Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis dengan nilai 3 1/3.

23

Anda mungkin juga menyukai