Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Keperawatan adalah disiplin ilmu professional yang menerapkan banyak bentuk pengatahuan dan keterampilan berfikir kritis dalam setiap situasi klien melalui penggunaan model keperawatan dalam proses keperawatan. Kita percaya bahwa perawat harus melatih keterampilan berfikir kritis dan menerapkan model keperawatan pada masing masing komponen keperawatan. Model keperawatan yang ada sekarang ini beragam tingkat spesifikasinya. Meskipun begitu, masing masing model dapat digunakan dalam praktik keperawatan. Dan setiap model pula memberikan perspektif yang berbeda. Seiring dengan pengalaman perawat yang bertambah mereka

mengintegrasi dan mensistensis pengalaman mereka dengan menggunakan model keperawatan, model tersebut menjadi kerangka kerja praktek yang mendasar dan terinternalisasi. Oleh karena itu perawat ahli yang telah mengembangkan keahliannya tidak lagi berfikir tentang setiap model dan konsep dalam keperawatn, tetapi secara intuitif menerapkan model dan konsep tersebut teradahp tindakan mereka sehari hari dalam praktek keperawatan (proses

keperawatan:aplikasi model konseptual,ed4 paula j.christensen, RN, Phd&jeanet K.Weaney, RN,Phd 1195, by mosby-year bookinc). Salah satu model yang diterapkan perawat dirumah sakit dalam tindakan sehari hari salah satunya adalah dikembangkan oleh Dorothea E. Orem. Teori yang diperkenalkannya adalah teori
self-care deficit yang yang terdiri dari teori self-care dan theory of nusing system. Model 1

konsep yang diperkenalkan oleh Orem tersebut menekankan bahwa setiap individu mempunyai kemampuan untuk merawat dirinya sendiri dan anggota keluarganya.

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.

B. Tujuan
1. Untuk

memberikan gambaran konsep dasar teori selfcare serta

penerapannya pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit) 2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep teori orem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Dorothea Orem 1. Teori Self Care


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orems adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Orems 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu

mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Model Orems, menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu:

a. Universal (Universal self care requisites) Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk 1) Keseimbangan pemasukan udara; pemeliharaan dalam pengambilan udara 2) Keseimbangan pemasukan air; pemeliaraan pengambilan air 3) Keseimbangan pemasukan makanan; pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan 4) Pengeluaran melalui proses eliminasi; pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi 5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat; 6) Pemeliharaan keseimbangan antara waktu senggang dan interaksi sosial;
3

7) Pencegahan dari resiko kehidupan, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia; 8) Peningkatan fungsi dan perkembangan selama hidup dengan kelompok sosial sesuai dengan potensi, keterbatasan, minat serta norma. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. b. Development self care requisites Kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup. c. Health deviation self care requisites Kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care

d. Conditioning Factor 1. Age (Umur) dibedakan menjadi bayi/ anak anak, remaja (dewasa muda) dan tua. 2. Gender (Jenis Kelamin) dibedakan menjadi laki laki dan perempuan 3. Sosial Budaya Menjaga hubungan terapeutik dalam fungsi psikososial yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit; memberikan bantuan kemanusiaan disesuaikan dengan kebutuhan manusia, kemampuan tindakan dan keterbatasan; menjaga hubungan antar pribadi intrapersonal maupun hubungan antar kelompok. 4. Lingkungan ;komponen komponen lingkungan hidup , meliputi kondisi dan faktor faktor yang berhubungan dengan lingkungan. 5. Status Kesehatan ; dalam melakukan asuhan keperawatan kita harus memperhatikan hubungan mekanisme fisiologis, psikologis dan struktur material dalam kaitannya dengan interaksi manusia lain. 6. Gaya Hidup

B. Teori Self Care Defisit Orang-orang dapat mengambil keuntungan dari perawatan karena mereka merupakan subjek pembatasan hubungan kesehatan atau turunan kesehatan yang membuat mereka tidak mampu membuat perawatan mandiri secara terus menerus atau perawatan dependen atau membuat hasil yang tidak efektif atau perawatan yang tidak lengkap.

Metode Bantuan yang dilakukan perawat dalam penerapan asuhan keperawatan dipelayanan Rumah Sakit Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang meliputi : a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien memberikan pelayanan langsung dalam bentuk tindakan keperawatan b. Mengajarkan klien Mengajarkan klien tentang prosedur dan aspek-aspek tindakan agar klien dapat melakukan perawatan dirinya secara mandiri c. Mengarahkan klien Memberikan arahan dan memfasilitasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya secara mandiri d. Mensupport klien memberikan dorongan secara fisik dan psikologik agar klien dapat mengembangkan potensinya agar klien dapat melakukan perawatan secaran mandiri e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

C. Theory of nursing systems System-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat menggunakan kemampuan mereka untuk menulis (menentapkan), merancang, dan

memberikan perawatan bagi pasien (sebagai individu atau kelompok) dengan

mengerjakan upaya-upaya khusus dan system-sistem pengupayaan. Upayaupaya ini atau system yang mengatur nilai kemampuan individu-individu berlatih dengan hubungannya untuk merawat mandiri dan memenuhi syaratsyarat perawatan mandiri bagi individu secara teraupetik. Dasar system deficit perawatan diri menurut orem adalah: a. Wholly Compensatory Melakukakan perawatan diri kepada pasien secara terapeutik. Tindakan perawat dilakukan sebagai kompensasi ketidakmampuan pasien dalam merawat diri sendiri. Mendukung dan melindungi pasien. Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan. b. Partially Compensatory Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan. 1. Perawat melakukan beberapa langkah perawatn diri pasien (bantuan sebagian). 2. Perawat mengkompensasi keterbatasan perawatan diri pasien (perawat melakukan tindakan yang tidak bisa dilakukan pasien). 3. Perawat Membantu kebutuhan pasien yang benar benar diperlukan. 4. Perawat dan klien mengatur perawatan diri yang diperlukan (self agency). 5. Pasien melakukan beberapa langkah perawatan diri yang bisa dilakukan.
7

6. Pasien menerima perawatan dan bantuan dari perawat.s c. Supportive Education Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri. 1. Pasien melakukan perawatan diri sendiri 2. Pasien dan perawat bekerjasama dalam pelaksanaan perawatan diri

conditioning factors

R Selfcare agen cy R

Sel fcar e R

R Selfcare dema mds R

<

conditioning factors

deficit

Nursi ng agen cy

Gambar.2.1. Kerangka kerja konseptual untuk keperawatan. R = Relatioship ; < = deficit relationship, current or projectted

BAB III STUDI KASUS A. Kasus

Ny. X Umur 32 tahun, status Janda, suku jawa, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan SLTA, suami sudah 5 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal dengan kakak kandungnya yang berprofesi sebagai PNS. Pasien sudah mempunyai anak laki laki berusia 7 tahun. Saat ini Ny. X dirawat di Ruang A Rumah Sakit X, sudah 1 hari post op tubektomi sinistra e.c kista ovarium. Kondisi saat dikaji kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 kali / menit, nafas 20 kali / menit, suhu 370 C, TB: 156 cm dan BB 45 kg, klien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri terasa panas seperti habis disayat pisau, klien tampak meringis, berkeringat dingin, skala nyeri 8. klien terpasang kateter urin, obat oral njeksi cepotaxim 1gr/8jam, injeksi ulkumet 1 amp/8 jam, injeksi catarolak 1

amp/8jam, injeksi gentamicin 1 amp/12 jam, injeksi transamin 1 amp/ 8 jam, injeksi tramadol 1 amp/8 jam, terpasang infus RL 20 tetes/menit, klien dianjurkan mobilisasi ditempat tidur, pada saat itu ada satu pasien di ruangan A. Kondisi pada saat itu klien sudah menunjukan banyak perubahan seperti nyeri berkurang, pada saat ini Ny. X dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang ringan (memiring kan badan kekanan atau miring kekiri, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, buang air besar harus dibantu oleh perawat sedangkan makan atau minum klien dibantu keluarga.

9 18

I. Aplikasi konsep pada kasus Ny. X Apabila penerapkan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. X menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. A. Pengkajian Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah faktor personal, universal self care, development self care, health deviation, medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang dapat dikumpulkan dari kasus Ny. X, adalah sebagai berikut: Faktor personal: usia 32 tahun, suku jawa, WNI, agama Islam, janda, pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm dan berat badan 45 kg. Universal self care: klien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri terasa panas seperti habis disayat pisau, klien tampak meringis, berkeringat dingin, skala nyeri 8, mandi dan BAB di bantu oleh perawat dan keluarga. Development self care: Ny. X tinggal dengan kakak kandungnya yang berprofesi sebagai PNS, keterbatasan melakukan aktivitas karena mengalami nyeri pada luka operasi, nyeri terasa panas seperti habis disayat pisau, membutuhkan bantuan sepenuhnya / total, membutuhkan latihan melakukan aktivitas ringan. Health Deviation: Aktual gangguan rasa nyaman nyeri dan tidak dapat melakukan aktivitas.

10

Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Post Op Tubektomi sinistra e.c kista ovarium. Perencanaan: istirahat, Monitor TTV (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu), ajari klien dalam tehnik relaksasi (nafas dalam), bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL (aktivitas miring kiri/miring kanan, bantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene), ajarkan pasien dan keluarga secara bertahap tentang perawatan Ny X, relaksasi dengan tarik nafas dalam pada saat nyeri muncul. Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan keluarga dan perawat karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak mampu dalam memenuhi self care dan aktivitas lain terutama aktivitas berat. B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. X adalah : 1. 2. 3. Nyeri Intoleransi aktivitas Self care defisit

C. Perencanaan Menyusun tujuan, intervensi dan rasionalisasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul Dignosa keperawatan : Nyeri

11

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien dapat beradaptasi dengan nyeri, dengan criteria: Skala nyeri ringan (1-3) Wajah klien rileks Klien tidak merintih/menangis INTERVENSI a. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga b. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri c. d. Observasi tanda-tanda vital Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic

a.

b.

c.

RASIONAL a. hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif b. tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri c. memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri. d. untuk mengetahui perkembangan klien e. merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.

D.

Implementasi

Sesuai dengan intervensi yang telah disusun pada perencanaan berdasarkan 6 area yang dikemukan orem

12

E. Evaluasi 1. Nyeri hilang/ berkurang KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI OREM KELEBIHAN:
1. Teori orem sudah operasioanal dan digunakan dalam riset, praktik dan

adminstrasi. 2. 3. 4. Teori orem lebih banyak digunakan dalan hal mengatasi masalah pasien sakit akut dan kronik Digunakan sebagai pedoman pembuatan kurikulum pendidikan diploma dan sarjana keperawatan Walaupun lingkungannya terbatas dalam riset, pendidikan dan administrasi tetapi memilki cakupan yang cukup luas semua teori dalam praktik. KEKURANGAN:
1. Teori dan model keperawatannya lebih condong kepada hal yang terkait

dengankriteria perawatan. Sehingga, lebih banyak digunakan sebagai panduan praktik daripada riset. Ini tentang praktik dan untuk praktik.
2. Teori dan model berorientasi pada kondisi sakit (illness oriented seperti

pada kondisi akut dan kronik, dimana tidak ada indikasi penggunaan teori pada klien dengankondisi yang sehat. Coleman, 1980, menyatakan bahwa teori Orem sebagai teori yanggunakan untuk aktivitas keperawatan dalam memberikan pelayanan dirumah sakit.
3. Teori dan model Orem lebih condong kepada perawatan bagi orang dewasa

dibanding pada kelompok yang lain.


4. Teori dan model Orem hanya menekankan pada individu tetapi

tidak pada keluarga,maupun komunitas.


13

5. Dalam teori dan model Orem, hubungan yang lebih ditekankan adalah

hubunganantara perawat dan orang sakit (pasien) bukan pada hubungan antara orang sehatdengan perawat. hal ini bisa kita lihat dari pernyataan Orem bahwa manfaatkeperawatan adalah mengembalikan/membantu

pasien/individu yang mengalami penurunan kemandirian untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.
6. Penggunaan teori dan model Orem dalam administrasi tidak memberi

panduan banyak seperti yang dikemukakan oleh Miller, 1980 bahwa memang banyak yangmenggunakan teori tersebut dalam administrasi tetapi tidak memberikan banyak panduan dan contoh-contoh untuk implementasi dalam skala besar di bidang tersebut
7. Kurang membahas bagaimana menumbuhkan self care pada diri perawat

dan klienmelalui pembinaan komunikasi efektif. Selain faktor cultural sering menghambat penerapan teori self care ini. Dan kurang mengupas tentang aktivitas tidak langsungyang berhubungan dengan pelaksanaannya seperti pengadaan perlengkapan dalam prosses pelaksanaan, membuat kontrak dengan pasien, dokumentasi, kordinasi dengantim lain, penyediaan modul dan order stock medis

14

BAB IV PENUTUP Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem lebih menekankan padakemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya tanpa adaketergantungan dengan orang lain (mandiri). 2.Model konseptual yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari tiga yaitutheory deficit self care, theory self care dan nursing system. 3.Ada tiga tingkatan kemampuan individu untuk mememnuhi kebutuhan self carenya yaitu wholly compensatory nursing system, Partly comensatory nursing system, Supportiveeducative nursing system. 4.Proses keperawatan menurut Orem yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaanmanajemen keperawatan dengan kasus melalui analisis data, mendesain dan sistem

menentukantingkat

ketergantungan

menetapkan

diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian asuhan perawatan dan evaluasi untuk pengontrolan. 5.Teori model dan konsep yang dikemukakan oleh Orem memiliki beberapa kelebihan dankekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk perkembangan teori menjadi lebih baik dan bisa secara luas diaplikasikan di berbagai area keperawatan.

15

DAFTAR PUSTAKA Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. Toronto: Mosby George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice. Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange. Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya, penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986). Paula j.christensen &jeanet K.Weaney, Proses Keperawatan:Aplikasi Model Konseptual,ed4 1195, by mosby-year bookinc Rangkang Syeh (2008), Konsep model self care-theory, diakses pada tanggal 04 november 2011 melalui http://syehaceh.wordpress.com/2011/11/04/konsepmodel-self-care-theory/

16

17

TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA ELIZABETH OREM Monday, July 25, 2011. By Allen Lintang:
By. Allen 2011 TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA ELIZABETH OREM Monday, July 25, 2011 . By Allen Lintang Dr. Dorothea E Orem RN BSN, Ed. MSN, Ed. lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Memulai karir keperawatannya sebagai siswa di Providence Hospital School of Nursing, Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930, Menyelesaikan BSN, Ed pada tahun 1939 dan MSN, Ed. Pada tahun 1945 di Catholic University of America, Washington, DC. . Tahun 1958 1959, sebagai konsultan di departemen kesehatan di bagian pendidikan kesejahteraan dan berpatisipasi pada proyek pelatihan perawatan . . Tahun 1959, konsep perawatan Orem dipublikasikan untuk pertama kali. . Tahun 1965, Orem bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas . . Tahun 1968, membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan , yang menghasilkankerjasama tentang perawatan dan disiplin keperawatan . . Tahun 1971, Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan .

Slide 2:
By. Allen 2011 Honorary Doctorates: Doctor of Science dari Georgetown University pada tahun 1976, dan dari Incarnate Word College in San Antonio, Texas pada tahun 1980 dan gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik tentang teori keperawatan , Di tahun ini , Orem mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada tingkat keluarga , kelompok dan masyarakat . Tahun 1988, Doctor of Humane Letters dari Illinois Wesleyan University, Bloomington, Illinois. Tahun 1985, Dr Orem mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori , yaitu : teori self-care, teori self-care defisit , dan teori sistem keperawatan . Tahun 1998, Doctor Honoris Causae , University of Missouri-Columbia. Dr. Dorothea E. Orem terus mengembangkan teori ini dan akhirnya dapat menyelesaikan sampai edisi ke enam buku berjudul Nursing Concept of Practice, yang kemudian dipublikasikan Mosby pada Januari 2001. Beliau meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, Amerika Serikat

18

Slide 3:
By Allen 2011 Pengertian Self Care Adalah : suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan , kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan , baik sehat maupun sakit ( Orems, 1980 ).

Slide 4:
By. Allen 2011 MODEL PERAWATAN DIRI MANDIRI DOROTHEA E.O. . Setiap individu membutuhkan perawatan diri untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan sampai maksimal . . Setiap individu memiliki kemampuan dan tanggung jawab merawat diri dan orang menjadi tanggungannya . . Model ini di bagi atas 3 konseptual teori : . Teori Perawatan diri mandiri (Self-Care Theory). . Teori berkurangnya kemampuan merawat diri mandiri (Self-Care Deficit Theori ). . Sistem Keperawatan (Nursing System).

Slide 5:
By. Allen 2011 Teori Perawatan diri Mandiri (Self-Care Theory) . Perawatan diri mandiri Kemampuan melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan individu dengan mempertahankan kesehatan dan kesempurnaan baik Bio, psiko , sosial , dan spiritual. . Perawatan diri mandiri Tingkah laku yang dipelajari , dipengaruhi metaparadigma tentang : -. Individu -. Kesehatan -. Lingkungan -. Keperawatan . Komponen perawatan diri mandiri ada 3, yaitu : . Kebutuhan perawatan diri secara umum (Universal self-care needs). . Kebutuhan perawatan diri yang dikembangkan (Developmental Self-care needs). . Kebutuhan perawatan diri terhadap penyimpangan kesehatan (Health deviaton seif -care)

Slide 6:
By. Allen 2011 . Kebutuhan perawat diri secara umum . . Merpkn kegiatan-kegiatan penting untuk tetap sehat . . Ada 8 elemen yang diidentifikasi , terdiri dari : -. Udara . -. Air. -. Makanan . -. Eliminasi . -. Bekerja dan istirahat . -. Saat sendiri dan berinteraksi sosial . -. Perlindungan terhadap bahaya . -. Dukungan untuk hidup normal

19

Slide 7:
By. Allen 2011 . Kebutuhan perawatan diri yang dikembangkan . Termasuk intervensi dan pendidikan yang dirancang untuk membawa individu pada keadaan optimal baik kesehatan maupun kesejahteraannya . . Sebagai contoh latihan untuk anak tentang pola eliminasi yang benar dan cara makan yg sehat

Slide 8:
By, Allen 2011 . Kebutuhan perawatan diri terhadap penyimpangan kesehatan . . Dibutuhkan sebagai akibat terjadinya penyimpangan kesehatan seperti cacat , penyakit , atau cedera sehingga mengalami ketidakmampuan memenuhi tuntutan perawatan diri .

Slide 9:
By. Allen 2011 Teori berkurangnya kemampuan perawatan diri mandiri (Self-Care Deficit Theory) . Setiap individu dewasa memiliki kemampuan utk pemenuhan kebutuhan perawatan diri Mandiri , tapi ada saat di mana individu mengalami tidak mampu untuk melakukan akibat keterbatasan . . Individu menerima manfaat dari intervensi ketika mengalami kidakmampuan melakukan perawatan diri atau situasi di mana kemampuan mereka tidak cukup untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan nya . Tindakan perawatn terfokus pada mengidentifikasikan dan melaksanakan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien .

Slide 10:
By. Allen 2011 . SISTEM KEPERAWATAN (Nursing System) . Kemampuan dari seorang perawat untuk membantu klien memenuhi tuntutan kebutuhan perawatan diri dan tuntutan yang mungkin akan muncul . . Fokusnya adalah manusia . . Di bagian ini ada 3 bentuk dukungan modal : @. Kompensasi menyeluruh .(Total compensatory) @. Kompensasi sebagian .(Partial Compensatory) @. Kompensasi berupa pendidikan dan dukungan . (Educative/support Compensatory) . Kemampuan klien merawat diri menentukan di bagian mana dari modal dukungan utk klien termasuk .

20

Slide 11:
By. Allen 2011 . . Kompensasi menyeluruh (Total Compensatory) Di tahap ini seluruh kebutuhan perawatan diri pasien di kompensasi oleh perawat sebagai manifestasi dari ketidakmampuan langsung terlibat dalam proses perawatan diri secara mandiri . . Aplikasi teori Pasien tiba di rumah sakit utk mjlni kemoterapi dan tidak bisa bangun dari tempat tidur , keluarga menginginkan pasien di rawat di rumah dan meninggalkan pasien sendiri dengan perawat . Pasien membutuhkan O2 2 ltr / menit , terpasang selang makanan (NGT) yang menyuplai makanan terus-menerus 90 cc/jam, terpasang foley kateter dan pot tidur untuk buang air besar . Perwt mpersiapkn pasien utk menjalani kemoterapi dan mlkkn kemoterapi , memperbaiki selang NGT karena adanya kebocoran dan merapikannya , mengecek aliran O2 tetap pada 2 ltr / menit , mengosongkan kantong urine dan meletakkan pot tidur agar pasien dapat buang air besar .

Slide 12:
By. Allen. 2011 . Pada sistem ini semua kebutuhan perawatan diri pasien (self-care demands) dilaksanakan sepenuhnya oleh perawat (Nursing system) sebagai kompensasi dari ketidakmampuan pasien merawat diri secara mandiri (Inability self-care agency).

Slide 13:
By. Allen. 2011 . . Kompensasi sebagian (Partial Compensatory) Di tahap ini perawat melaksanakan tindakan perawatan bersama klien , dalam batasan perawatan diri yang bisa dilakukan oleh klien tidak lagi di bantu, perawat memenuhi tuntutan perawatan diri klien di mana itu menjadi keterbatasan klien , mengawasi , mendidik , dan mendukung proses perawatan diri klien . . Aplikasi teori Pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di bagian telapak kaki yang membaik keadaannya di ruang rawat darurat R.S. Prof. dr. V.L. Ratumbuysang , dalam persiapan untuk pulang . Sebelum pulang , perawatan melakukan tindakan ganti balut , pasien mengambil posisi duduk di pinggir tempat tidur ; pasien diajarkan penggunaan obat suntik insulin, baik dosis pemberian maupun cara menyuntik ; memonitoring kadar gula darah di rumah menggunakan alat test gula portable dalam batas normal; diet makanan yang tetap untuk penyakitnya ; perawatan dan penilaian keadaan luka di rumah .

21

Slide 14:
By. Allen. 2011 . Pada sistem ini , baik perawat dan pasien terlibat aktif dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien . Perawat mengkompensasi keterbatasan perawatan diri pasien sesuai kebutuhan pasien . Pasien sendiri berpartisipasi dalam melaksanakan perawatan diri sendiri yang mana mampu dilakukan secara mandiri , menerima perawatan dan bantuan dari perawat . . Mantri Allen.

Slide 15:
B y. Allen. 2011 . . Kompensasi berupa Pendidikan / dukungan (Educative/ suppotive Compensatory) Perawat d i sini lebih bertujuan untuk memberikan pendidikan , informasi dan dukungan kepada klien mengenai apa yang dibutuhkannya dalam pemenuhan perawatan diri sehingga klien mampu melaksanakan perawatan mandiri . . Aplikasi teori Pasien dengan diagnosa medis diabetes mellitus, datang ke poliklinik di antar oleh istrinya untuk memeriksakan diri , dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya peningkatan kadar gula darah . Perawat menilai adanya kelalaian dalam pelaksanaan perawatan diri mandiri di rumah ; perawat mengingatkan kembali kepada pasien dan istrinya cara memonitor kadar gula darah di rumah dan mempertahankannya dalam batas normal, cara pemakaian obat suntik insulin beserta dosisnya juga terapi oral, pemilihan menu dan diet yang tepat kepada istri , cara mencegah resiko terjadinya komplikasi diabetikum .

Slide 16:
By. Allen. 2011 . Pada sistem ini hampir seluruh kegiatan pemenuhan kebutuhan perawatan diri dilakukan oleh pasien / keluarga , dalam proses tahap ini perawat hanya dalam batas memberikan pendidikan dan dukungan serta monitoring kegiatan pasien / keluarga dan melaksanakan perawatan diri . . Florence Nightingale.By.Allen Dr. Dorothea E. Orem, RN BSN Ed. MSN Ed. By. Allen

Slide 17:
By. Allen. 2011 . Demikianlah persentasi teori dan model keperawatan SELF-CARE THEORY MENURUT Dr. Dorothea E. Orem RN BSN Ed. MSN Ed. Di susun : OKTAVIANO A. LINTANG NIM : 09071097 FAKULTAS 22

KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA TAHUN AJARAN 2010 2011\
Bridge J, et all. Dorothea Orems Self Care Deficit Theory. Troy University. Diunduh 18 Mei 2010 Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory. Exciting, Realistic, and Usable. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei 2010

23

Anda mungkin juga menyukai