Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An-Nahl: 125).
1
1
Mahmud, Junus. Tarjamah Al Quran Al Karim. (Bandung : Al-MaariI 1989) hlm. 224
v
Rahmawati Baharuddin, MA
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Roisatul Islamiyah Malang, 28 Juli 2010
Lamp. : 2 (dua) Eksemplar
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang
Assalamulaikum Wr.Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Roisatul Islamiyah
NIM : 06110192
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik dalam
Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas X di MAN 3 Malang.
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamulaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Rahmawati Baharuddi n , M. Ag.
NIP. 197207152001122 001
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daItar rujukan.
Malang, 28 Juli 2010
Roisatul Islamiyah
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat, nikmat, tauIik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat junjungan
kita Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh
pengikutnya.
Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis.
Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai
pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis dengan tulus
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Ayahanda M. Yahya Hayyun Almarhum dan Ibunda Muriah Tecinta yang
tiada letih mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya dalam keadaan apa
pun walau dengan jarak jauh sekalipun. Selalu memberikan Motivasi dan
bimbingan serta lantunan doa mereka yang selalu menyertai langkah penulis.
2. ProI. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
viii
3. Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Padil, M. Pdi. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Ibu Rahmawati Baharuddin,. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Suamiku (Sugianto) tercinta yang sudah memotivasi saya guna terselesainya
skripsi ini.
7. Adikku Novi dan Ziyah yang selalu memberi semangat yang amat berarti
hingga saya lulus Perguruan Tinggi Negeri.
8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah,
atas segala bimbingan dan bantuan.
9. Bapak Drs. Imam Sujarwo, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Batu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
10. Bapak Mujaini, M. Ag, selaku guru Iiqih MAN 3 Malang. Terima kasih atas
waktu dan kesediaan bapak dalam memberikan inIormasi. .
11. Bapak, Ibu guru dan StaI Karyawan MAN 3 Malang yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan penelitian.
ix
12. Teman-temanku mulai aku masuk kuliah hingga aku lulus perguruan tinggi
dan semua pihak yang telah membantu dan turut serta penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat
balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan
bermanIaat, Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanIaat bagi
masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan
segala kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan
kekhilaIan di dalam penyusunan skripsi ini. Kepada semua pihak yang
mendapati ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, dengan rendah
hati penulis mohon bimbingan untuk kemajuan di masa mendatang. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT., penulis senantiasa memohon maghIiroh dan
ridho-Nya atas penyusunan dan penulisan skripsi ini, Amin Ya Robbal
Alamin.
Malang, 28 Juli 2010
Penulis
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Hasil Penilaian Siswa Siklus I
Tabel 2 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Pada Siklus I
Tabel 3 : Hasil Penilaian Siswa Siklus II
Tabel 4 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Pada Siklus II
Tabel 5 : Hasil Penilaian Siswa Siklus III
Tabel 6 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa Pada Siklus III
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian
Lampiran 2 : Kalender Akademik
Lampiran 3 : Perhitungan Pekan Efektif
Lampiran 4 : Program Tahunan
Lampiran 5 : Program Semester
Lampiran 6 : Silabus
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8 : Foto Dokumentasi Lampiran
9 : Surat Izin Penelitian Lampiran 10 :
Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 :
Bukti Konsultasi
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................... ................................ .......................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................... ................................ .......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................... ................................ ............ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................... ................................ ........ iv
HALAMAN MOTTO ............................... ................................ ........................ vi
HALAMAN NOTA DINAS............................... ................................ ............... vii
HALAMAN PERNYATAAN............................... ................................ ............ viii
KATA PENGANTAR ............................... ................................ ........................ ix
DAFTAR TABEL ............................... ................................ .............................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................... ................................ ...................... xiii
DAFTAR ISI............................... ................................ ................................ ....... xiv
HALAMAN ABSTRAK ............................... ................................ .................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN ............................... ................................ ............ 1
A. Latar Belakang Masalah............................... ............................... 1
B. Rumusan Masalah ............................... ................................ ........ 6
C. Tujuan ............................... ................................ .......................... 6
D. ManIaat Penelitian ............................... ................................ ....... 7
E. DeIinisi Operasional............................... ................................ ..... 7
F. Sistematika Pembahasan ............................... .............................. 8
BAB II: KAJIAN TEORI ............................... ................................ ............... 10
A. Media Pembelajaran Elektronik ............................... .................. 10
1. Pengertian Media Pembelajaran Elektronik.......................... 10
2. Macam-macam Media Pembelajaran Elektronik .................. 12
3. Fungsi Media Pembelajaran Elektronik ................................ 23
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Elektronik ............. 25
B. Kualitas Hasil Belajar ............................... ................................ .. 26
1. Pengertian Kualitas Hasil Belajar ............................... .......... 26
2. Konsep Kualitas Pembelajaran ............................... .............. 29
xiii
1. Sejarah Bertdirinya MAN 3 Malang ............................... ..... 63
2. Mandat, Nilai Keunggulan, Visi, Misi dan Tujuan MAN
3 Malang............................... ................................ ................. 65
3. ProIil Guru, Karyawan, dan Siswa-Siswi MAN 3 Malang ... 67
4. Prestasi MAN 3 Malang............................... ......................... 69
5. Strategi Pengembangan Madrasah ............................... ......... 70
Paparan dan Analisis Data .......................................................... 83
1. Siklus I ............................... ................................ ................... 83
2. Siklus II ............................... ................................ .................. 92
3. Siklus III............................... ................................ ................. 100
C. Pelajaran Fiqih ............................... ................................ ............. 35
1. Pengertian Fiqih ............................... ................................ ..... 35
2. Sejarah Perkembangan Fiqih ............................... ................. 37
3. Sumber dan Dalil Fiqih ............................... .......................... 39
4. Aturan-aturan Fiqih yang Rinci Berdasarkan Petunjuk
Allah ............................... ................................ ....................... 44
5. Pengembangan Materi Pembelajaran Fiqih .......................... 46
BAB III: METODE PENELITIAN ............................... ................................ 51
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................... .................. 51
B. Tahap Penelitian............................... ................................ ........... 51
C. Kehadiran Peneliti ............................... ................................ ........ 58
D. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian ............................... ..... 58
E. Sumber Data............................... ................................ ................. 59
F. Teknik Pengumpulan Data ............................... ........................... 59
G. Analisis Data ............................... ................................ ................ 61
H. Pengecekan Keabsahan Data............................... ........................ 62
BAB IV: HASIL PENELITIAN ............................... ................................ ..... 63
A. Latar Belakang Objek Penelitian. ............................................... 63
B.
xiv
BAB V: PENUTUP ............................... ................................ ........................ 111
A. Kesimpulan ............................... ................................ .................. 111
B. Saran-saran ............................... ................................ ................... 112
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
ABSTRAK
Roisatul Islamiyah. 2010. Penggunaan Media Pembelajaran Elektronik dalam
Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas X di MAN 3 Malang. Skripsi,
Jurusan Pendidikan PAI (Pendidikan Agama Islam),
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dosen Pembimbing : Rahmawati Baharuddin, M. Ag.
Kata Kunci : Penggunaan Media Elektronik, Kualitas Pembelajaran
Fiqih.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam
proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada
siswa yang berupa alat, selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk peningkatan kualitas hasil belajar dan berkomunikasi dengan siswa agar
lebih eIektiI. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran saat proses belajar
mengajar sangat diperlukan. Berasal dari pemikiran tersebut, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan media pembelajaran
elektronik dalam meningkatkan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Iiqih kelas X.
Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana penggunaan media pembelajaran elektronik dalam meningkatan
kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas X, (2) Apa hambatan
yang dihadapi guru dalam penggunaan media pembelajaran elektronik pada mata
pelajaran Iiqih kelasX, (3) Apakah ada peningkatan kualitas hasil belajar siswa
dengan penggunaan media elektronik pada mata pelajaran Fiqih kelas X.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatiI dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun untuk menganalisis data digunakan metode deskriptiI kualitatiI, yakni
uraiannya didasarkan pada gejala-gejala yang tampak.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran elektronik dalam meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Iiqih kelas X di MAN 3 Malang sudah berjalan baik,
meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari media
pembelajaran yang digunakan oleh guru berdasarkan materi yang akan
disampaikan, sehingga mempermudah proses belajar mengajar di kelas. Adapun
di kelas siswa aktiI bertanya tentang pelajaran yang belum dimengerti, baik pada
saat di dalam kelas maupun di luar kelas, siswa aktiI mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru di kelas atau tugas di luar jam sekolah, siswa lebih aktiI
dalam mencari inIormasi yang diberikan oleh guru. Adapun hambatan yang
dihadapi guru dalam penggunaan media pembelajaran elektronik pada mata
pelajaran Iiqih kelas X di MAN 3 Malang adalah masalah waktu, siswa kurang
begitu antusias dalam pelaksanaan pembelajaran, kurangnya perhatian guru
terhadap siswa. Dan siswa dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan
xvi
dalam kualitas hasil belajarnya karena siswa aktiI dalam mengerjakan tugas-tugas
dari guru.
Dengan adanya media pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka
proses belajar mengajar akan kondusiI dan siswa akan lebih mempunyai gairah
untuk aktiI belajar Iiqih.
xvii
ABSTRACT
Roisatul Islamiyah. 2010.The Use of Lesson Electronic Media in Increasing the
Quality of the Result of Students learning in the Subject of
Islamic Law for X Class in MAN 3 Malang. Thesis,
Islamic Education Department, Faculty oI Tarbiyah, The
State Islamic University oI Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Dosen Pembimbing : Rahmawati Baharuddin, M. Ag.
Key Words : Electronic Media Usage, Islamic law learning quality.
Lesson media is one oI important elements in the process oI the study; it
can help to transIer the learning message to the student. It is able to increase oI
learning quality and to make eIIective communication between teacher and
student, so that, lesson media usage in the process oI study is needed. Standing
Irom this assumption, the researcher is attracted to hold a research by the title the
Use oI Lessons Electronic Media in Increasing the Quality oI the Result oI
Students learning in the Subject oI Islamic Law Ior X Class in MAN 3 Malang.
Here the problem statements oI the research are Iormulated as Iollows; (1)
how can lesson electronic media usage increase the quality oI the result oI
Students learning in the subject oI Islamic Law Ior X class? (2) What kind oI
troubles which are Iaced by the teacher in lesson electronic media usage in the
subject oI Islamic Law Ior X class? (3) Is there any quality increasing through the
use oI lesson electronic media in the subject oI Islamic Law Ior X class?
In this research, the researcher uses qualitative approach by collecting the data
through observation, interview, and documentation. In analyzing the data, the
researcher uses descriptive qualitative method, that is describing the data based on
the indications appeared.
The researcher concludes that lesson electronic media usage can increase
the quality oI the result oI students learning in the subject oI Islamic Law Ior X
class in MAN 3 Malang has done well although there are some weaknesses. This
can be seen through the lesson media used by the teacher based on the subject
explained, so, it makes the process oI learning easier. The students actively ask
question about the subject that they have not understood yet, either inside the class
or outside, they always Iinish their tasks either inside the class or outside, and they
also more active in searching the inIormation given by their teacher. In the other
hand, the troubles which are Iaced by the teacher in this method are time
management, the teacher is not closed to the student, and the teacher has Iewer
patients to teach the students. However, the quality oI the result I students
learning is increased since they actively Iinish their tasks Irom the teacher.
By having lesson electronic media, the process oI learning becomes more
conducive and the students have great passion to learn Islamic Law.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat membantu
siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan
media pembelajaran siswa lebih meningkat pemahamannya dan lebih aktiI
belajarnya, sehingga dengan menggunakan media siswa meningkat kualitas
hasil belajarnya.
Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar bidang studi Iiqh siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang.
Misalnya memperbaiki kurikulum, memilih metode yang tepat, dan
meningkatkan kompetensi guru. Dan banyak sekali orang menyoroti tentang
penggunaan media pembelajaran. Karena media pembelajaran memiliki andil
yang besar dalam rangka meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa proses
dan hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara
pembelajaran yang tidak menggunakan media dengan pembelajaran yang
menggunakan media.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam metodologi pembelajaran ada
dua aspek yang paling penting, yaitu metode mengajar dan media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Media pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa yang pada gilirannya diharapkan mampu
mempertinggi hasil belajar siswa.
1
2
Sujana (2002:2) mengemukakan dua alasan mengapa media
pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Pertama, media
pembelajaran memiliki beberapa manIaat, antara lain (1) pembelajaran akan
lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,
(2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami
oleh siswa, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak
bosan, dan (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Kedua, media
pembelajaran dapat mempertinggi prestasi belajar siswa karena melalui media
pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting
dalam proses belajar mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada siswa yang berupa alat, selain itu media pembelajaran
merupakan salah satu cara untuk meningkatan kualitas hasil belajar dan
berkomunikasi dengan siswa agar lebih eIektiI. Oleh karena itu penggunaan
media pembelajaran saat proses belajar mengajar sangat diperlukan.
1
Dalam proses belajar mengajar yang di selenggarakan di sekolah
atau lembaga Iormal, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa
secara terencana, baik perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan
ketrampilan atau sikap. Proses belajar mengajar di sekolah atau di lembaga
Iormal sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar
1
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. (Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2002),
3
tersebut antara lain meliputi: siswa, guru, (buku paket, majalah, makalah dsb),
sumber belajar lain yang mendukung dan Iasilitas belajar (laboratorium, pusat
sumber belajar, perpustakaan yang lengkap dan sebagainya).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, disamping guru dituntut
mampu mengunakan alat-alat yang digunakan, guru dituntut juga mampu
mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan, karena media
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar, demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penggunaan media pembelajaran
dalam tahap orientasi pembelajaran akan membantu meningkatkan kualitas
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan penyampaian pesan, isi
pelajaran pada saat itu.
2
Bersamaan dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin maju dan juga mendorong guru untuk
mengadakan upaya pembaharuan dalam proses belajar dan memanIaatkan
hasil-hasil teknologi elektronik. Guru di tuntut untuk mampu menggunakan
alat-alat yang bisa memudahkannya dalam menjalankan proses belajar
mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar, baik alat bantu yang sesuai
dengan perkembangan zaman seperti media elektronik. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran di samping guru di tuntut mampu menggunakan alat-alat
2
Ibid., hlm. 98
4
tersebut, guru juga di tuntut untuk mampu mengembangkan media
pembelajaran yang akan digunakan tetapi tersedia, karena media adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar banyak sekali, begitu juga dalam pembelajaran Fiqih juga bisa
menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan guru, siswa dalam
belajar. Media yang dimanIaatkan dalam pembelajaran Fiqih, antara lain:
ICT, Multimedia, rekaman CD, dan sebagainya. Media-media tersebut
mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga dapat memudahkan dalam
mempelajari mata pelajaran Fiqih dan meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa yang ada di sekolah-sekolah terutama di lembaga Iormal. Selain itu
penggunaan media elektronik dalam pembelajaran dapat meringankan biaya
pendidikan.
Dalam dunia pendidikan perangkat elektronik dapat dijadikan
sebagai media yang dapat mempermudah dan mempercepat proses
pencapaian materi pendidikan. Kemajuan dunia yang cepat dan pesat telah
memuat agar bagaimana kita dapat mengakses ilmu pengetahuan sebanyak
mungkin dengan cepat dan akurat.
Dalam rangka penggunaan media pembelajaran elektronik, lembaga
pendidikan berusaha meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Usaha-usaha
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain mengembangkan
5
media pembelajaran elektronik, serta memilih dan menetapkan jenis media
pembelajaran yang akan digunakan.
3
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanIaatan hasi-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-
alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
lembaga pendidikan harus mampu menggunakan media pembelajaran
elektronik yang sudah ada.
Sebagaimana hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Siti
Khoiriyah bahwa Siswa yang menggunakan media ICT pembelajaran hasil
post tesnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan
media ICT pembelajaran.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan media
pembelajaran elektronik dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan
baik itu pembelajaran agama maupun umum. Akan tetapi kendala atau
hambatan seringkali kita dengar bahwa dalam dunia pendidikan khususnya di
Indonesia khususnya kesediaan media pendidikan untuk Mata Pelajaran Fiqih
dalam hal ini media pembelajaran elektronik adalah salah satu cara untuk
lebih mengeIektiIkan dan mengeIesienkan waktu yang telah ada guna untuk
peningkatan kualitas hasil belajar siswa dalam belajar.
3
Kamino, Tutorial Elektronik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) hlm, 58
6
Berangkat dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam tentang penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa. Dari sini penulis mengadakan penelitian dengan
mengambil tema yang berjudul Penggunaanan Media Pembelajaran
Elektronik dalam meningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Kelas X Di MAN 3 Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pokok
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran elektronik dalam
meningkatan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas
X?
2. Apa hambatan yang dihadapi guru dalam penggunaan media
pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Iiqih kelas X?
3. Apakah ada peningkatan kualitas hasil belajar siswa dengan penggunaan
media pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Fiqih kelas X?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran elektronik dalam
meningkatan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas
X.
7
2. Mendeskripsikan hambatan yang dihadapi guru dalam penggunaan media
pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Iiqih kelas X.
3. Mendeskripsikan peningkatan kualitas hasil belajar siswa dengan
penggunaan media pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Iiqih
kelas X.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manIaat, yaitu manIaat akademis dan
manIaat praktis. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan memperluas
pengetahuan kita tentang media pembelajaran elektronik dan penggunaan
dalam meningkaktan kualitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih
kelas X di MAN 3 Malang.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
guru, khususnya guru bidang studi Pendidikan Agama Islam sebagai salah
satu alternatiI untuk memberikan pelajaran Agama dengan intensiI, variatiI,
dan eIektiI. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan bagi pihak
yang berkompeten, dalam hal ini Pendidikan Nasional (Diknas) untuk
mendukung penggunaan media pembelajaran elektronik dengan memberi
bantuan media pembelajaran yang dimaksud.
E. Definisi Operasional
1. Penggunaan adalah menurut Kamus Istilah Bahasa Indonesia sebagai
berikut : "Sesuatu hal yang digunakan atau dipakai.
4
4
Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 14
8
2. Media pembelajaran elektronik dapat diartikan sebagai proses bekerjanya
berdasar pada prinsip elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan
berita atau inIormasi dengan cara memperdengarkan suara dan
memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadinya
suatu peristiwa, seperti pada televisi.
5
3. Kualitas Hasil Belajar adalah Mendengar istilah kualitas, pemikiran
tertuju pada suatu benda atau keadaan yang baik. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya
sesuatu.
6
4. Fiqih Kata fiqh secara etimologis berarti Iaham yang mendalam. Bila
Iaham digunakan untuk hal-hal yang bersiIat lahiriyah, maka Iiqh berarti
Iaham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu bathin.
7
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, skripsi ini dibagi ke dalam lima
bab. Lima bab tersebut dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dijelaskan hal-hal sebagai
berikut: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manIaat
penelitian, landasan teori, metode penelitian, deIinisi operasional, dan
sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam bab ini dijelaskan hal-hal
sebagai berikut: (1) pengertian media pembelajaran elektronik, (2) macam-
5
Kamino., op.cit. hlm. 109
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., hlm. 209.
7
Amir SyariIuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 4-7
9
macam media pembelajaran ektronik, (3) Fungsi media pembelajaran
elektronik, (4) Jenis dan kriteria pemilihan media pembelajaran. Elektronik.
Kemudian dilanjutkan pembahasan tentang, (5) Pengertian kualitas hasil
belajar, (6) Faktor-Iaktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa, dan
(7) Pengertian Iiqih, sejarah pengembangan Iiqih, sumber dalil Iiqih, dan
Pengembangan materi pembelajaran Iiqih.
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan hal-
hal sebagai berikut: (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2) Instrumen
Penelitian (3) lokasi penelitian, (4) data dan sumber data, (5) teknik
pengumpulan data, (6) teknik analisis data, (7) pengecekan keabsahan
temuan, dan (8) tahap-tahap penelitian
BAB IV PEEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini
dijelaskan hal-hal sebagai berikut: (1) Penggunaan media pembelajaran
elektronik dalam meningkatan kualitas hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih kelas X. (2) Hambatan yang dihadapi guru dalam penggunaan
media pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Iiqih kelas X. (3)
Peningkatan kualitas hasil belajar siswa dengan penggunaan media
pembelajaran elektronik pada mata pelajaran Iiqih kelas X.
BAB V PENUTUP. Dalam bab ini merupakan pembahasan hasil
penelitian yang telah diteliti, berupa pembahasan, penyajian data dan analisis
data, yaitu tentang penggunaan media pembelajaran elektronik.
10
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Media Pembelajaran Elektronik
1. Pengertian Media Pembelajaran Elektronik
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli
bahasa tentang pengertian media pembelajaran elektronik yaitu
a. Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar
mengajar berlangsung dengan eIektiI dan eIesien sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Alat yang secara Iisik digunakan untuk menyampaikan isi materi,
yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera,
video recorder, Iilm, slide, Ioto, gambar, graIik, televisi, dan
komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)
8
Media merupakan salah satu alat yang dapat menghubungkan kita
dengan Negara lain, dan bahkan seluruh Negara yang ada di dunia ini, dan
yang paling mengejutkan adalah dapat menghubungkan kita dengan dunia
luar. Sedangkan yang dimaksud dengan elektronik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang ilmu alat lisrtik yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran electron atau partikel bermuatan lisrik lainnya. Media
8
Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT Raja GraIindo Persada, 2002) Hal. 4
10
11
elektronik seakan sudah menjadi kebutuhan pokok manusia di dunia ini.
Dimana-mana media elektronik mudah untuk didapatkan, karena terdapat dan
tersedia dimana-mana.
9
Media elektronik dapat dikatakan sebagai sumber inIormasi yang
utama bagi kita dan bahkan bagi seluruh orang yang ada di dunia ini. Dengan
adanya media elektronik tersebut, kita dapat mengetahui inIormasi yang
terjadi di sekeliling kita dan bahkan kita dapat mengetahui inIormasi yang
terjadi di seluruh dunia.
10
Media elektronik juga dapat diartikan sebagai proses bekerjanya
berdasar pada prinsip elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan
berita atau inIormasi dengan cara memperdengarkan suara dan
memperlihatkan gambar, serta dengan menampilkan proses terjadinya suatu
peristiwa, seperti pada televisi.
11
Ada pula dengan hanya memperdengarkan suara tanpa menampilkan
gambar, seperti pada Multimedia, ICT atau VCD. LCD adalah alat untuk
menyampaikan peryataan umum (inIormasi) yanmg auditiI melalui
gelombang elektromagnetis atau gelombang listrik Irekuensi tinggi dan
bekerja atas dasar prinsip getaran.
a. Media pembelajaran elektronik memiliki beberapa kelebihan
diantaranya yaitu:
1) Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam
menyebarkan berita kemasyarakat.
9
Sadiman, Media Pembelajaran Elektroni ka,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 97
10
Wahono, Media Elektronika, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003) hlm. 68
11
Kamino,, op.,cit. hlm, 109
12
2) Media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan
para audiensnya untuk memahami berita, khususnya pada media
elektronik VCD.
3) Media elektronik menjangkau pelajar secara luas pada proses
pembelajaran guna sebagai peningkatan hasil belajar.
4) Dapat menyampaikan berita secara langsung dari tempat
kejadian.
5) Dapat menampilkan proses terjadinya pembelajaran.
6) Dapat dinikmati oleh semau orang, baik itu yang mengalami
keterbelakangan mental.
b. Kekurangan media elektronik, yaitu : Dalam penyediaan berita pada
media elektronik tidak dapat mengulang apa yang telah ditayangkan.
(Ribadi, 2004:1.4)
12
2. Macam-macam Media Pembelajaran Elektronik
a. Teknologi ICT
Dunia ICT atau lebih dikenal dengan Teknologi InIormasi
dan Komunikasi sudah menjamah keberbagai belahan Dunia
termaksud Indonesia, yang kita pahami pasti belum sepenuhnya kita
bisa terapkan dalam kenyataanya.
ICT adalah teknologi yang dibangun dengan basis utama
teknologi komputer, dimana pada awalnya teknologi komputer
hanya berkembang dalam dunia komputasi dan hitung menghitung.
12
Ribadi, Teknologi Elektronika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 4
13
Akan tetapi seiring dengan bergulirnya waktu dan cepatnya
perkembangan teknologi, maka teknologi komputer kini berlanjut
kepada aplikasi pengolahan data yang akan berujung pada inIormasi.
Melakukan pengolahan arsip secara digital, membudayakan
pengiriman dokumen arsip dengan e-mail, meningkatkan
kemampuan SDM arsiparis di bidang teknologi ICT, secara digital
seperti pada CD, hardisk maupun media elektronik lain, dan
mengaplikasikan data base arsip berbasis web sehingga pengguna
dapat mengakses inIormasi dengan cepat dan tepat serta akurat tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu.
b. Teknologi Multimedia
Yang dimaksud dengan Pembelajaran Multimedia adalah
suatu kegiatan belajar mengajar di mana dalam penyampaian bahan
pelajaran yang disajikan kepada siswa, guru menggunakan atau
menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran. Adapun media
pembelajaran itu sangatlah beraneka macam, baik itu dalam bentuk
media cetak, media atau alat peraga ataupun media elektronik.
Media cetak sudah sangat lazim bagi guru maupun siswa,
media cetak meliputi buku paket, buku reIerensi, majalah, tabloid,
koran, atlas atau peta atau media-media cetak lainnya. Alat peraga
meliputi model atau bentuk, globe, relieI, gambar bagan, alat musik.
Sedang media elektronik meliputi TV, Radio, Tape Recorder, OHP,
Komputer, LCD Proyektor, dan Slide.
14
Bagi sekolah-sekolah yang sudah cukup mampu untuk
mengadakan alat-alat tersebut, sudah semestinya guru-guru
dianjurkan supaya dapat memanIaatkannya dalam kegiatan
pembelajaran. Karena disamping guru memperoleh pengalaman baru
dalam pembelajaran. Pembelajaran multimedia ini juga akan terasa
menyenangkan bagi siswa, dan yang tak kalah pentingnya adalah
metode pembelajaran seperti ini sangat sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perangkat multimedia komputer hanyalah sebuah alat
proses pengolah data saja (hardware ), sedang yang berperan dalam
pembelajaran adalah perangkat-perangkat lunak yang disebut dengan
software. Sebuah komputer dapat bekerja atau dijalankan karena
terdapat soItware di dalamnya. SoItware meliputi sistim operasi dan
berbagai program aplikasi.
Program aplikasi dalam komputer berbasis Windows,
meliputi program pengolah kata, program pengolah angka, program
untuk presentasi, program design graIis, program internet, program
pengolah Ioto atau Iilm dan lain-lain. Beberapa program-program
tersebut jika dipadukan dengan baik dapat ditetapkan dalam proses
pembelajaran.
Untuk memperlancar kegiatan pembelajaran multimedia,
sebuah computer harus dapat bekerja dengan baik dan optimal.
15
Komputer yang baik adalah komputer yang dapat bekerja dalam
mengolah data atau mengakses data dengan cepat.
Perkembangan saat ini telah dimunculkan komputer
generasi terbaru yang mampu mengolah atau mengakses data dengan
sangat cepatnya. Kecepatan kerja sebuah komputer tergantung dari
tipe prossessor yang terdapat di dalamnya, misalnya komputer tipe
Pentium IV dengan kecepatan prossessor lebih dari 3 atau 4
Gigaherz.
Sarana pendukung yang terkait dengan perangkat komputer
(lazim disebut perangkat Teknologi InIormasi dan Komunikasi)
adalah alat untuk 10 menayangkan kerja sebuah sistim komputer.
Alat itu dapat berupa layar monitor atau LCD Proyektor. Kemudian
untuk inIormasi suara alat pendukungnya berupa Speaker dan
Microphone.
13
Pembelajaran Multimedia merupakan suatu proses
komunikasi interaktiI berbantuan komputer yang mengkombinasikan
penggunaan teks, graIis, suara, Ioto, video dan animasi. Dengan kata
lain, multimedia merupakan kombinasi dari perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk
mengintegrasikan berbagai media untuk mengembangkan presentasi
yang eIektiI melalui seperangkat komputer.
13
Ides Fidiatno, Pembelajaran Berbasis Multimedia (http:www.P e mbelajaran Bermultimedi a.co.id
diakses 2 Iebruari 2010)
16
Adapun multimedia pembelajaran interaktiI (MMPI) adalah
program pembelajaran yang berbasis MM dengan perangkat
komputer untuk menyampaikan materi-materi secara verbal yang
sangat sulit yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan
memudahkan siswa mencapai kompetensi belajar yang telah
ditetapkan. Karakteristik program multimedia pembelajaran
interaktiI yang pokok adalah: (1) bersiIat Ileksibel; (2) digunakan
sesuai dengan kecepatan belajar individu; (3) bersiIat kaya isi; (4)
bersiIat interaktiI; dan (5) disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Program multimedia pembelajaran interaktiI akan mendorong siswa
untuk bertindak sebagai berikut: (1) dapat belajar sesuai dengan
kecepatan maing-masing; (2) belajar dari tutor yang benar-benar
sabar; (3) dapat menikmati waktu belajar tanpa harus mengganggu
privasinya; (4) belajar ketika kebutuhan muncul atau benar-benar
ada kebutuhan dan (5) belajar sesuai dengan kemajuannya.
Menurut (Ricard Mayer, 2009: 5) ManIaat Penggunaan
multimedia pembelajaran akan memberikan keuntungan bagi siswa
dan guru. Keuntungan bagi siswa: (1) pembelajaran individu
cenderung menurunkan jumlah waktu yang diperlukan untuk
memperlajari sesuatu, atau menghemat waktu, dan siswa lebih serius
memusatkan perhatinnya, sehingga ada waktu yang lebih banyak
untuk mengerjakan tugas; (2) siswa dapat ikut berperan serta dalam
strategi pembelajaran yang tidak mungkin dilakukan dalam situasi
17
pembelajaran tradisonal; dan (3) penggunaan Multimedia menjadi
metode alternatiI untuk mempelajari ketrampilan tertentu dan dapat
membantu siswa yang tidak mampu mencapai sukses dengan metode
lain; (4) kecenderungan siswa bergantung kepada guru akan
berkurang; dan (5) ketrampilan belajar lebih terIokus dan
dikembangkan.
14
Adapun dua pandangan tentang desain multimedia
diantaranya yaitu:
1) Pendekatan berpuasat ke teknologi
Pendekatan ini dimulai dengan kapabilitas-kapabilitas
Iungsional dari multimedia, pendekatan ini umumnya terIokus
pada kecanggihan dalam teknologi multimedia. Jadi, para
perancang yang berorientasi teknologi harus Iokus pada
bagaimana memadukan multimedia ke dalam teknologi-
teknologi komunikasi yang sedang bermunculan sekarang ini.
Misalnya, akses nir-kabel ke dalam World Wide Web atau
pembentukan representasi-representasi multimedia interaktiI
dalam virtual realty.
2) Pendekatan berpusat ke murid
Pendekatan berpusat ke-murid memberi alternatiI penting
terhadap pendekatan berpusat ke-teknologi. Pendekatan yang
terpusat pada mereka yang sedang belajar ini dimulai dengan
14
Richard E. Mayer, Multimedia Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 5
18
pemahaman bagaimana otak manusia bekerja. Pendekatan ini
menanyakan, Bagaimana kita bisa mengadaptasi multimedia
untuk meningkatkan pembelajaran manusia? Fokusnya adalah
menggunakan teknologi multimedia seu sebagai alat bantu
terhadap kognisi manusia. Misalnya, membandingkan desai-
desain multimedia yang menempatkan beban berat vs beban
ringan pada saluran pemrosesan inIorrmasi visual murid. Premis
yang mendasri pendekatan berpusat ke- murid ini adalah desain-
desain multimedia yang konsisten dengan cara kerja otak
manusia ternyata lebih eIektiI dalam meningkatkan
pembelajaran daripada yang tidak konsisten.
15
Perancangan sebuah multimedia agar dapat dimanIaatkan
secara optimal haruslah memperhatikan beberapa hal diantaranya:
1) Cara belajar audien.
2) Karakteristik dari setiap komponen multimedia yang digunakan.
3) Kelebihan dan kekurangan dari setiap komponen (teks, graIis,
sound, animasi, video).
4) Kebutuhan akan tersedianya suatu Virtuan Enviomental
(lingkungan belajar virtual) seperti web base application.
Unsur-unsur tersebut diatas menjadi pertimbangan pada saat
desain atau perencanaan sebuah multimedia. Dalam perencanaan ini
juga dalam komprehensip dicermati dengan baik terutama
15
Ibid, hlm. 7-15
19
mengadakan analisis terhadap Iront analysis. Front analysis ini
terdiri dari:
1) Audien analysis.
2) Teknologi Analysis.
3) Situation analysis.
4) Task analysis.
Mengutip langkah Newby yang dikembangkan lagi oleh
Tropin (2000:54) maka dalam perencanaan multimedia berpedoman
pada beberapa langkah. Langkah tersebut adalah:
1) Analisis
2) Pemilihan Teknologi
3) Strategi Pengembangan, dan
4) Proses Desain/ Build/ Test
Langkah pertama sampai empat dianalisis secara cermat
pada tahap perencanaan yaitu dengan langkah yang direkomendasi
dalam proses perencanaan multimedia pembelajaran, yang saat ini
masih dijadikan pedoman dalam perancangan multimedia
pembelajaran baik dalam proses maupun pemilihan media, begitu
juga dalam proses pengembangan media instruksional.
c. Teknologi Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya
20
dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat
didengar. Televisi ini dimanIaatkan untuk keperluan pendidikan
dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara
dan dapat dihubungkan melalui satelit.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa
melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak
sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh
karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:
1) Dituntun oleh instruktur yaitu seorang guru atau instruktur
menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
2) Sistematis yaitu siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan
silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3) Teratur dan berurutan yaitu siaran disajikan dengan selang
waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran
dibangun atau mendasari siaran lainnya.
4) Terpadu yaitu siaran berkaitan dengan pengalaman belajar
lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium,
percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar
melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat
menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang
21
mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Adapun
keuntungan dalam televisi pendidikan ini yaitu:
1) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual
termasuk gambar diam, Iilm, obyek, spesimen, dan drama.
2) Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik
bagi siswa.
3) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-
kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa,
melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4) Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat
dan mendengar diri sendiri.
5) Televisi dapat menyajikan visual dan suara yanga amat sulit
diperoleh pada dunia nyata: misalnya ekspresi wajah, dental
operation, dan lain-lain.
6) Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat
dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang
berbeda-beda.
16
d. Teknologi Komputer
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk
memanipulasi inIormasi yang diberi kode, mesin elektronik yang
otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.
Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input
16
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT Raja GraIindo Persada, 2002), hlm. 50-51
22
(misalnya keyboard dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses
data yang diinput), penyimpanan data (memori yang menyimpan
data yang akan diproses oleh CPU baik secara permanen (ROM)
maupun untuk sementara (RAM), dan output (misalnya layar)
monitor, printer atau plotter).
Komputer ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan
dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player,
video tape, dan audio tape. Disampung itu, komputer dapat
merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respons yang
diinput oleh pemakai atau siswa.
PemanIaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal
sering dinamakan pengajaran dengan bantuan komputer (CAI)
dikembangkan dalam beberapa Iormat, antara lain drills and
practice, tutorial, simulasi, permainan, dan discovery. Komputer
telah pula digunkan untuk mengadministrasikan tes dan pengelolaan
administrasi sekolah.
Berikut ini dikemukakan beberapa kekuatan dan
keterbatasan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan
pendidikan, yaitu:
1) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima
pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersiIat
aIektiI dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa,
23
tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi
seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2) Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan,
melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena
tersedianya animasi graIik, warna, dan musik yang dapat
menambah realisme.
3) Komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan
misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.
4) Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan
suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk
pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa
selalu dapat dipantau.
17
3. Fungsi Media Pembelajaran Elektronik
Dalam suatu prontses belajar mengajar ada dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai aspek yang lain harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa dikkuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa, meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu Iungsi utama media pembelajaran adalah
17
Ibid., hlm. 52-54
24
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
18
Dalam penggunaan media pembelajaran elektronik pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keeIektiIan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, media pembelajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penaIsiran data, dan
memadatkan inIormasi.
Pada mulanya media hanya berIungsi sebagai alat bantu dalam
kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka meningkatkan kualitas
hasil belajar siswa, memperjelas pemahaman,
Pada saat ini media pembelajaran eleektronik mempunyai Iungsi
sebagai berikut:
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu
memudahkan mengajar bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi konkrit).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak
membosankan).
18
SyaiIul bahri jamarah dan aswan zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka cipta, 2002)
hlm. 140-142
25
d. Semua indera siswa dapat diaktiIkan, kelemahan atau indera dapat
diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.
e. Lebih menarik perhatian dan minat belajar siswa dalam belajar.
I. Dapat membangkitkan dunia teori dan realitanya.
19
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Elektronik
Pembelajaran yang eIektiI memerlukan perencanaan yang baik..
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga
memerlukan perencanaan yang baik.
Dalam kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa
media pembelajaran elektronik merupakan bagian dari sistem
intruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang
patut diperhatikan dalam memilih media:
a. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum
mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah
kognitiI, aIektiI, dan psikomotorik.
b. Guru terampil menggunakannnya. Ini merupakan kriteria yang
paling utama, tidak akan berarti apa- apa jika guru tidak dapat
menggunakan media dalam proses belajar mengajar sebagai upaya
mempertinggi mutu dan hasil belajar.
19
Asnawir dan Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 24-
25
26
B. Kualitas Hasil Belajar
1. Pengertian Kualitas Hasil Belajar
Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda
atau keadaan yang baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas
diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu.
Secara sederhana, istilah pembelajaran (intruktion) bermakna
sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang
melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arah pencapaiaan tujuan yang telah direncanakan.
Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktiI untuk menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan
demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana
yang mengondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan
baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan
pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu
pengetahuan melalui kegiatan mengajar.
b. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu
pengetahuan melalui kegiatan mengajar.
20
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
20
Ahmad Zayadi & Abdul Majid, Tadzkirah, (Jakarta: PT Remaja GraIindo Persada, 2005) hlm.
8-9.
27
secara aktiI, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Di dalam
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi
pada peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
yang baik terhadap materi pelajaran.
21
Menurut Knirk dan GustaIson pembelajaran merupakan suatu proses
yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan
perancangan pembelajaran.
22
Sedangkan Menurut Gagne sebagaimana yang
dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler bahwa istilah pembelajaran dapat
diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk
mendukung terjadinya proses belajar yang siIatnya internal. Pengertian ini
mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja
direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan
bantuan bagi terjadinya proses belajar.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
Iasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan kondisi eksternal
21
SyaiIul Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV AlIabeta, 2006), hlm. 62.
22
Ibid., hlm. 64.
28
kegiatan belajar, yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengondisikan
seseorang untuk belajar.
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
aktivitas, kreatiIitas, dan keariIan guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai rencana yang telah
diprogramkan, secara eIektiI dan menyenangkan. Penguasaan kompetensi
guru dan keterampilan mengajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus mampu mengaktualisasikan
kurikulum yang sudah ditetapkan dalam pembelajaran yakni dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru juga harus
menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, keterampilan
menilai hasil belajar, serta memilih dan menggunakan strategi dan
pendekatan pembelajaran.
23
Dari paparan mengenai kualitas hasil pembelajaran dapat ditarik
kesimpulan bahwa membicarakan kualitas hasil pembelajaran artinya
mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini
berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Dengan hasil
luaran yang baik maka dapat dibilang pembelajaran berhasil dilaksanakan.
Berhasilnya pembelajaran tidak hanya untuk peserta didik, melainkan guru
sebagai pemimpin dari proses belajar mengajar.
23
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 189.
29
2. Konsep Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dapat
dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran
atau pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya, atau setidak-tidaknya sebagian besar (75) peserta
didik terlibat secara aktiI, baik Iisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan perilaku yang positiI pada diri peserta didik
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75). Lebih lanjut
proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan
merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta
sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang berhasil dan berkualitas harus
menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan. Sebab, kurikulum
sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat
strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan, baik proses maupun hasil.
24
Secara konseptual kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi
indikator yang berIungsi sebagai indikasi atau penunjuk dalam kegiatan
pengembangan proIesi, baik yang berkaitan dengan usaha
24
Ibid, hlm. 209.
30
penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun kegiatan pembelajaran di
kelas. Adapun kriteria atau indikator-indikator keberhasilan tersebut
menurut Mulyasa dalam bukunya kurikulum yang sudah ditetapkan
sebagai berikut:
a. Materi 75 Dapat Dipahami, Diterima, dan Diterapkan.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila materi dapat
dipahami, diterima, dan bisa diterapkan oleh peserta didik.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dapat
dilihat dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa adalah hasil
dari berbagai upaya dan daya tercermin dari patisipasi belajar yang
dilakukan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan
oleh guru. Prestasi belajar siswa tidak akan pernah dihasilkan selama
siswa tidak mau melakukan kegiatan atau kinerja belajarnya. Sebab,
terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara kinerja dan
prestasi.
25
Prestasi belajar yang peneliti maksud lebih mengarah pada
nilai yang diperoleh siswa, baik nilai dari tes IormatiI (daya serap
siswa dalam pokok bahasan), tes subsumatiI (daya serap siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar), maupun tes sumatiI (semester,
tahun). Adapun nilai yang diperoleh dari praktik ekonomi dapat
dimasukkan ke dalam keberhasilan pembelajaran. Jadi, diharapkan
dalam pembelajaran guru memperhatikan penerapan strategi
25
Abdurrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 2008),
hlm. 87.
31
pembelajaran dan perhatian lebih dalam memberikan materi kepada
siswa. Sehingga dengan strategi dan perhatian lebih dari guru materi
akan lebih mudah dipahami, diterima, dan diterapkan, serta
mendapatkan hasil yang optimal.
b. Adanya Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada
perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata
lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan
yang baik antara guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Untuk dapat menciptakan hubungan yang baik antara
guru dengan peserta didik dalam pembelajaran, guru bisa
memposisikan diri sebagai mitra belajar maupun guru belajar dengan
peserta didik. Selain itu untuk mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan guru harus mampu merancang pembelajaran dengan
baik, memilih materi yang tepat, dan mengembangkan strategi yang
dapat melibatkan peserta didik secara optimal.
26
Pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan untuk
membantu siswa dalam menyerap dan memahami materi yang
disampaikan guru. Apabila materi yang disampaikan guru menarik
dan disukai peserta didik, maka tidak menutup kemungkinan mudah
26
Mulyasa, op. cit., hlm. 194.
32
diterima dan membekas pada diri peserta didik. Namun sebaliknya,
jika pembelajaran tidak menyenangkan akan dapat menimbulkan
kebosanan dan peserta didik malas belajar maupun mengikuti
pelajaran yang akhirnya akan berdampak pada guru dan peserta didik
yang akhirnya proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik.
c. Adanya Partisipasi
Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil
belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi
dari peserta didik dalam pembelajaran. Keterlibatan peserta didik
merupakan hal yang sangat penting dan menentukan keberhasilan
pembelajaran. Untuk terjadinya keterlibatan itu peserta didik harus
memahami dan memiliki tujuan yang yang ingin dicapai melalui
kegiatan belajar dan perlu diarahkan secara baik oleh sumber belajar.
Untuk mendorong partisipasi belajar peserta didik dapat
dilakukan dengan bebagai cara, antara lain memberikan pertanyaan
dan menanggapi respon peserta didik secara positiI, menggunakan
pengalaman berstruktur, menggunakan beberapa instrumen, dan
menggunakan metode yang bervariasi dan lebih banyak melibatkan
peserta didik.
Pembelajaran partisipatiI sering juga diartikan sebagai
keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran. Indikator pembelajaran partisipatiI
33
sebagaimana yang dikemukakan oleh Knowles antara lain: adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik, adanya kesediaan
peserta didik untuk memberikan konstribusi dalam mencapai tujuan,
dalam kegiatan terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
27
Dalam uraian di atas, telah dijelaskan pentingkan partisipasi
peserta didik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran. Hal ini menunjukkan seorang guru harus bisa
memberikan suasana kelas yang nyaman dan membantu siswa
melakukan kegiatan belajar. Selain itu, guru harus bisa
menyampaikan materi dengan jelas sehingga mudah diterima dan
dimengerti oleh peserta didik. Partisipasi peserta didik dapat dilihat
ketika dikelas bertanya mengenai materi yang sudah disampaikan,
mengemukakan pendapat maupun aktiI dalam mengikuti pelajaran.
d. Materi Sesuai dengan Realitas Kehidupan
Pembelajaran yang berkaitan dengan realitas kehidupan
dapat diartikan sebagai pembelajaran kontekstual. Pembelajaran
kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
28
27
Mulyasa, op. cit., hlm. 241-242.
28
SyaiIul Sagala, op. cit., hlm. 87.
34
Pembelajaran kontekstual sangat diperlukan untuk
membiasakan dan melatih siswa dalam bersosial, bekerja sama, dan
memecahkan masalah. Belajar akan lebih bermakna apabila peserta
didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Selain itu, ingatan peserta didik akan lebih bertahan
lebih lama dibandingkan apabila hanya dari keterangan dari guru
maupun dari hasil membaca.
e. Menumbuhkan Minat Belajar
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang sangat besar
terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh
orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar dalam bidang-bidang studi tertentu.
29
Sedangkan menurut Hinztman, belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut. Perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman
tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi
organisme.
Dari uraian di atas, minat belajar dapat dikatakan sebagai
keinginan peserta didik untuk merubah tingkah laku dengan
pengalaman baru dari interaksi dengan lingkungannya. Peserta didik
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005) hlm. 136.
35
dalam proses belajar akan dihadapkan oleh sesuatu yang baru
sehingga perlu adanya adaptasi. Dalam beradaptasi, guru juga
diharapkan ikut berperan membantu peserta didik menghadapi hal-
hal yang baru. Sehingga, sangat penting sekali dalam proses belajar
mengajar guru memberikan perhatian untuk menimbulkan minat
belajar terhadap peserta didik. Peserta didik akan mempunyai minat
belajar yang tinggi apabila pelajaran itu menarik dan belajar di
sekolah menyenangkan. Suatu minat dapat diekspresikan melalui
suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimaniIestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas di kelas.
C. Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Kata fiqih secara etimologis berarti Iaham yang mendalam.
Semua kata faqaha yang terdapat dalam al-Quran mengandung arti
ini, umpamanya Iirman Allah dalam surat al-Taubah: 122
!!!!
!
!
!
!! !!
!!
!
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.
Bila Iaham digunakan untuk hal-hal yang bersiIat lahiriyah,
maka Iiqih berarti Iaham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu
bathin. Karena itulah Tirmidzi menyebutkan, Iiqh tentang sesuatu berarti
mengetahui batinnya sampai kepada kedalamannya.
Kata faqaha di antaranya berarti bentuk tertentu dari
kedalaman Iaham dan kedalaman ilmu yang menyebabkan dapat diambil
manIaat darinya.
Para jumhur ulama berpendapat, Iiqih adalah:
!!!!! !!!!!! !!!!!! !!
!!! !
! !!!!!!! !!!!!!!
!! !!!!!! !
!!!! !
!!!
Mengetahui hukum syara yang bersifat amaliah yang diperoleh melalui
dalil-dalilnya yang terperinci
Kata hukum dalam deIinisi tersebut menjelaskan bahwa, hal-hal
yang berada di luar hukum seperti dzat tidaklah termasuk ke dalam
pengertian Iiqh. Untuk jamak dari hukum adalah ahkam. Disebut dalam
bentuk jamak, adalah untuk menjelaskan bahwa, Iiqh itu ilmu tentang
seperangkat aturan yang disebut hukum.
Penggunaan kata syariah menjelaskan bahwa, Iiqh itu
menyangkut ketentuan yang bersiIat syari yaitu sesuatu yang berasal
dari kehendak Allah. Kata sekaligus menjelaskan bahwa, sesuatu yang
bersiIat aqli seperti ketentuan bahwa dua kali dua adalah empat atau
bersiIat hissi seperti ketentuan bahwa api itu panas bukanlah lapangan
ilmu Iiqh. Kata amaliyah menjelaskan bahwa Iiqh itu hanya menyangkut
tindak tanduk manusia yang bersiIat lahiriah. Dengan demikian hal-hal
yang bersiIat bukan amaliah seperti masalah keimanan atau akidah tidak
termasuk ke dalam lingkungan Iiqh. Kata istimbath mengandung arti
bahwa Iiqh itu adalah hasil penggalian, penemuan, penganalisaan, dan
penentuan ketetapan tentang hukum. Jadi Iiqh itu adalah hasil penemuan
mujtahid dalam hal-hal yang tidak dijelaskan oleh nash. Kata taIsili
menjelaskan tentang dalil-dalil yang digunakan seorang Iaqih atau
mujtahid dalam penggalian atau penemuaannya. Dengan demikian secara
ringkas dapat dikatakan Iiqh itu adalah dugaan kuat yang dicapai seorang
mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah SWT.
30
2. Sejarah Perkembangan Fiqh
Bila kita memahami pengertian Iiqh itu sebagai hasil penalaran
seorang ahli atas maksud hukum Allah yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia, maka timbul pertanyaan apakah Iiqh itu ada pada
waktu Nabi Muhammad SAW itu masih hidup Suatu hal yang nyata
terjadi adalah bahwa Nabi telah berbuat sehubungan dengan turunnya
ayat-ayat al-Quran yang mengandung hukum. Tidak semua ayat hukum
itu menjelaskan yang mudah dipahami untuk kemudian dilaksanakan
secara praktis sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu Nabi
memberikan penjelasan mengenai maksud setiap ayat hukum itu kepada
umatnya, sehingga ayat-ayat yang tadinya belum dalam bentuk petunjuk
praktis menjadi jelas dan dapat dilaksanakan secara praktis. Apakah
hukum-hukum yang bersiIat amaliah yang dihasilkan oleh Nabi yang
bersumber pada al-Quran itu dapat disebut Iaqih? Apabila penjelasan
30
Amir SyariIuddin, ,op.cit., hlm. 4-7
dari Nabi yang berbentuk sunnah itu merupakan hasil penalaran atas
ayat-ayat hukum, maka apa yang dikemukakan Nabi itu disebut Iiqh atau
lebih tepatnya fiqh sunnah atau fiqh nabawi bukan fiqh ijtihadi
sebagaimana yang dihasilkan oleh para ulama mujtahid.
Dengan waIatnya Nabi Muhammad SAW, sempurnalah
turunnya ayat-ayat al-Quran dan sunnah Nabi dengan sendirinya sudah
terhenti. Kemudian terjadi peerubahan yang besar dalam kehidupan
masyarakat, karena telah meluasnya wilayah Islam dan semakin
kompleksnya kehidupan umat. Ada tiga hal pokok yang berkembang
waktu isu sehubungan dengan hukum (1) banyaknya kejadian baru yang
membutuhkan jawaban hukum secara lahiriah tidak dapat ditemukan
jawabannya dalam al-Quran dan sunnah, (2) masalah-masalah yang
telah diatur hukumnya dalam al-Quran dan sunnah sulit diterapkan dan
menghendaki pemahaman baru yang relevan dengan perkembangan, dan
(3) kejadian yang ditemukan secara jelas dan terpisah dalam al-Quran,
sulit bagi para sahabat untuk menerapkan dalil-dali yang ada.
Sesudah masa sahabat, penerapan Iiqh dengan menggunakan
sunnah dan ijtihad ini sudah begitu berkembang dan meluas. Dalam
kadar penerimaan dan sumber itu terlihat kecenderungan mengarah pada
dua bentuk, pertama, dalam menentukan hasil ijtihad lebih banyak
menggunakan hadist Nabi dibandingkan dengan menggunakan ijtihad,
dan kelompok ini biasa disebut Ahl ahl-Hadist, dan kedua, dalam
menetapkan Iiqh lebih banyak menggunakan sumber rayu ketimbang
hadist yang dikenal dengan sebutan Ahl al-Rayi.
Akhir dari masa gemilang ijtihad pada periode imam mujtahid
ditandai dengan telah tersusunnya secara rapi dan sistematis kitab-kitab
Iiqh sesuai dengan aliran berIikir madzhab-madzhab masing-masing.
Sehingga kegiatan ijtihad selanjutnya terbatas pada usaha
pengembangan, pensyarahan, dan perincian kitab Iiqh dari imam
mujtahid yang ada (terdahulu), dan tidak muncul lagi pendapat atau
pemikiran baru.
Keadaan demikian itu mendorong para pemikir muslim untuk
menempuh usaha reaktualisasi hukum yang dapat menghasilkan
Iormulasi Iiqh yang baru, sehingga dapat menuntun kehidupan
keagamaan dan keduniaan umat Islam sesuai dengan tuntutan
zamannya.
31
3. Sumber dan Dalil Fiqih
Sudah barang tentu bahwa sumber Fiqh Islam adalah al-Quran
dan Sunnah Nabi. Setiap konsepsi atau pemikiran yang berkaitan dengan
permasalahan Fiqh Islam harus bersandarkan pada dinding-dinding kedua
sumber pokok tersebut dan kepada ranting kedua sumber pokok itu.
Cara inilah yang ditetapkan oleh Abu Bakar as-Shiddiq RA
(dalam Babily, 1990:18) yang dalam salah satu khutbahnya menyatakan:
31
Ibid., hlm. 9
!!!! !!!!!! !! !!! !! ! !!!!!
!! !!! !!
!! !!!!!! ! !!! !!!!!!!
!!!!!! !!
Tetapi sesungguhnya al-Quran telah diturunkan, dan Nabi SAW lah
telah mengamalkan dengan sunnahnya. Dan kita telah mengetahui maka
kita amalkan
Ucapan Abu Bakar itu masih global. Namun, kalau kita simak
maka ia menerangkan bahwa sumber-sumber syariat Islam adalah al-
Quran dan Hadits Nabi yang agung. Dan menerangkan kepada kita
tentang cara menyimpulkan hukum dari kedua sumber itu, yakni dengan
mamahami secara baik, kemudian mengamalkan apa yang ia ketahui,
atau yang ia yakini kebenaran maksud daripada nas-nas tersebut setelah
diadakan penyelidikan, pemahaman dan pertanyaan-pertanyaan kepada
yang lain yang dianggap mampu. Sebagaimana yang biasa dilakukannya.
Apabila muncul di hadapannya suatu persoalan atau
permasalahan yang ia sendiri belum mengetahui tentang hukumnya,
maka ia segera membuka al-Quran untuk mencari ketentuan-ketentuan
hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang baru muncul itu.
Apabila ia mendapat ketentuannya dalam al-Quran, maka diputuskan
dengan al-Quran. Apabila tidak menemukannya dalam al-Quran, maka
diputuskan dengan Hadits. Sebaliknya, bila ia tidak mendapatkannya di
dalam al-Quran dan al-Hadits, ia mengumpulkan para tokoh dari sahabat
Rasulullah untuk diajak bermusyawarah tentang persoalan yang baru
muncul tersebut.
32
32
M. Ali Ash-shabunie, Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm. 16
Setelah Rasulullah waIat, tidak ada lagi tempat untuk bertanya
jika umat Islam menjumpai masalah-masalah baru yang tidak ditemukan
dalam al-Quran maupun Hadits. Untuk itu, para sahabat berkumpul
untuk membahas masalah tersebut. Hasil musyawarah mereka dikenal
dengan istilah ijma. Selain itu, para sahabat juga mendasarkan diri pada
hukum-hukum yang telah ada nasnya terhadap hukum-hukum baru yang
tidak ada nasnya dengan cara mencari persamaan sebab-sebab
ditetapkannya hukum tersebut. Cara seperti ini dikenal dengan istilah
qiyas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa selain al-Quran dan al-
Hadis (as-Sunnah), Fiqh Islam juga didasarkan pada ijma dan qiyas.
Keempat sumber ini (yang disepakati oleh para ulama) dijelaskan sebagai
berikut.
a. Al-Quran
Dari segi istilah, Al-Quran adalah Iirman Allah yang
mujiz, diturunkan kepada seorang Nabi yang terakhir, melalui Al-
amien Jibril yang tertulis didalam mashahiI, yang diriwayatkan
kepada kita dengan mutawatir, merupakan ibadah bila membacanya,
dimulai dengan surat Al-Iatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
33
b. As-Sunnah
Kata Sunnah berasal dari kata sannah. Secara etimologis
berarti cara yang biasa dilakukan, apakah cara itu yang baik atau
buruk. Secara epistemologis, Sunnah memiliki pengertian yang
33
Ibid,, hlm. 17
berbeda. Menurut ahli hadits, Sunnah identik dengan hadits, yakni
seluruh yang disandarkan kepada Nabi, baik perkataan, perbuatan,
maupun ketetapan. Sunnah menurut ulama ushul adalah apa yang
diriwayatkan dari nabi Muhammad SAW baik dalam bentuk ucapan,
perbuatan, maupun pengakuan dan siIat nabi. Sedangkan sunnah
menurut ulama Iiqh adalah siIat hukum bagi suatu perbuatan yang
diberi pahala orang yang melakukannya dan tidak berdosa orang
yang meninggalkannya.
Sunnah ada dua macam diantaranya yaitu:
1) Sunnah filiyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad
SAW, seperti pekerjaan melakukan shalat lima kali (sehari
semalam) dengan sunnah kaifiyahnya (tata cara) dan rukun-
rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan
pekerjaannya mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari
pihak penuduh.
2) Sunnah taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi
SAW, baik perbuatan itu beerbentuk ucapan atau perbuatan,
sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara mendiamkannya,
atau tidak menunjukkan tanda-tanda ingkar atau menyetujuinya
dan melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehinnga
dengan adanya ikrar dan persetujuan ini perbuatan tersebut
dianggap sebagai perbuatan yang dilakukan Rasul SAW
sendiri.
34
c. Ijma
Secara etimologis, ijma mengandung dua arti, yaitu
ketetapan hati untuk melakukan sesuatu dan sepakat. Sedangkan
secara epistemologis, Al-Ghazali merumuskan ijma sebagai
kesepakatan umat Muhammad secara khusus atas suatu urusan
agama. Sementara al-Amidi mengatakan bahwa ijma adalah
kesepakatan ahlu-alhalli wal aqdi dari umat Muhammad pada suatu
masa atas hukum suatu kasus. Abdul Wahab KhalaI (1994:64-74)
mengatakan bahwa, ijma adalah:
!!!!! !! !!!!
! !
!!!!!
!!!!
! !! !!! !! !! ! !!!! !!! !! !!! ! !!!!
!! ! !! !!!!
!! !!!!!!!! !!!!!!! !! !! ! !! !
!
! !! !! !! ! ! !!!
Konsensus semua mujtahid muslim pada suatu masa setelah
Rasulullah wafat atas suatu hukum syara mengenai suatu kasus.
35
d. Qiyas
Qiyas merupakan cara penggunaan rayu untuk menggali
hukum syara dalam hal-hal yang nas Al-Quran dan Sunnah tidak
menetapkan hukumnya secara jelas. Al-Ghazali memberikan
pengertian qiyas sebagai berikut: menanggungkan sesuatu yang
34
Abdul Wahhab KallaI, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT Raja GraIindo Persada, 1994)
hlm. 47-48
35
Ibid., 64-74
diketahui kepada sesuatu yang diketahui dalam hal menetapkan
hukum pada keduanya atau meniadakan hukum dari keduanya
disebabkan ada suatu yang sama antara keduanya, dalam penetapan
hukum atau peniadaan hukum. Sedangkan Abu Zahrah
mendeIinisikan qiyas sebagai berikut:
!!! ! ! !!
!! !!
! ! !!!!! !
!!!!!!!!
! !! !! !
!
!! !!!!!! !!!!!! !! !
!
!!! ! !!!!!! !! !!!! !!!!
!
Menghubungkan suatu perkara yang tidak ada hukumnya kepada
sesuatu perkara lain yang ada nas hukumnya karena keduanya
berserikat dalam illat hukum.
4. Aturan-aturan Fiqh yang Rinci Berdasarkan Petunjuk Allah
Fiqh itu rincian dari apa yang dikehendaki oleh Allah untuk
dilakukan oleh hambanya yang menduduki Iungsi sebagai khaliIah diatas
bumi. Tentang apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan oleh
hambanya itu dapat dilihat dalam Iirman-Nya dalam surat al-Bayyinah
ayat 5:
!!!!! !
! !!
!!
Mereka tidaj disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan
kepadanya.
Dalam surat al-Zariat ayat 56:
!!!! !
! !
!
Dan Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan supaya
menyembah-Ku.
Dari dua ayat tersebut jelaslah bahwa tugas manusia didunia ini
adalah untuk menyembah atau berbakti kepada Allah. Bentuk
penyembahan atau bakti kepada Allah itu ada dalam dua bentuk. Pertama
berbakti kepada Allah secara langsung dan kedua bakti kepada Allah
melalui baktinya kepada sesame manusia, dua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan dunia. Hal ini dapat dipahami dari isyarat
Iirman Allah dalam surat Ali Imran ayat 112:
! ! ! !
! ! ! ! !
!
! !
!
!
!!!!!
! !!!