Anda di halaman 1dari 26

Pengamatan burung kelompok 1 di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 1 pada pagi hari berjumlah 15 jenis dengan

jumlah individu sebesar 27. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik 1 pada pengamatan pagi hari. Tabel 1. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 1 di hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari No. 1 Jenis Gereja Erasia 4 Pi 0.148148 ln Pi 1.90954 3.29584 2.60269 3.29584 3.29584 2.19722 3.29584 3.29584 -1.6864 3.29584 Pi.ln Pi -0.2829

Walet Linci

0.037037

-0.12207

Cekakak Sungai

0.074074

-0.19279

Gajahan Besar

0.037037

-0.12207

Bondol Jawa

0.037037

-0.12207

Kapinis Rumah

0.111111

-0.24414

Cici Padi

0.037037

-0.12207

8 9 10 11

Dara Laut Benggala Raja Udang Kalung Biru Perenjak Jawa Belekok sawah

1 5 1 2

0.037037 0.185185 0.037037 0.074074

-0.12207 -0.3123 -0.12207 -0.19279

2.60269 12 Cabai Merah 1 0.037037 3.29584 3.29584 2.60269 3.29584 -0.12207

13

Cabai Polos

0.037037

-0.12207

14

Merebah Cerucuk

0.074074

-0.19279

15

Kerakbasi Ramai

0.037037 H' E

-0.12207 2.516315 0.929198

Jumlah Individu

27

Pada tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak adalah raja udang kalung biru (Alcedo euryzona), dengan jumlahnya 5 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.185185. Jenis burung yang paling sedikit adalah wallet linci, gajahan besar, bondol jawa, cici padi, dara laut benggala, perenjak jawa, cabai merah, cabai polos, kerakbasi ramai, dengan jumlahnya masing-masing sebesar 1 dan nilai

kelimpahannya sebesar 0.037037. Jumlah burung raja udang kalung biru yang sangat tinggi di kawasan hutan pantai di titik pengamatan ini disebabkan burung jenis ini habitat utamanya di hutan pesisir dataran rendah selain itu pakan utama dari burung jenis ini ialah ikan-ikan kecil yang banyak tersedia di daerah pantai ujung genteng. Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga sangat menentukan keberadaan burung raja udang kalung biru karena burung lebih mudah untuk

mendapatkan ikan-ikan yang merupakan utama bagi burung jenis ini. Burung raja udang kalung biru (Alcedo euryzona) berukuran sedang (18 cm), berwarna biru tua dan putih. Mahkota, sisi kepala, dan sayap hitam kebiruan gelap; garis dada, punggung, dan ekor biru muda. Punya paruh yang cukup panjang.

Morfologi burung jenis ini sangat mempengaruhi jenis makanannya yaitu ikan-ikan kecil dan cara mereka mengambil makanannya. Rose dan Scoot (1994) menyatakan, lokasi mencari makan pada burung biasanya dipilih berdasarkan perbedaan bentuk dan ukuran tubuh setiap jenis serta makanan yang disukai. Nilai H pada pengamatan pagi hari di hutan pantai di titik pengamatan 1 sebesar 2.516315, ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1,5 dan kurang dari 3,5. Nilai E pada pengamatan pagi hari di hutan pantai sebesar 0.929198, nilai ini menunjukkan nilai indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H yang sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik. Pengamatan burung kelompok 2 di hutan lindung Ujung Genteng pada pagi hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 8. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari. Tabel 2. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 2 di hutan pada pengamatan pagi hari No. 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Cekakak Jawa Merebah Cerucuk Cinenen Pisang Madu Sriganti Kacamata Laut Perenjak Jawa Dara Laut Benggala 1 1 2 1 1 1 1 8 Pi 0.125 0.125 0.25 0.125 0.125 0.125 0.125 ln Pi -2.07944 -2.07944 -1.38629 -2.07944 -2.07944 -2.07944 -2.07944 H' Pi.ln Pi -0.25993 -0.25993 -0.34657 -0.25993 -0.25993 -0.25993 -0.25993 1.906155

Jumlah Individu

0.97957

Berdasarkan tabel di atas, jenis burung yang paling banyak jumlahnya adalah cinenen pisang dengan jumlah 2 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.25, sedangkan burung jenis lain berjumlah masing-masing 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.125. Tingginya jumlah burung jenis cinenen pisang (Orthotomus sutorius) pada pengamatan pagi hari dengan lokasi pengamatan hutan lindung Ujung Genteng

dikarenakan burung jenis ini merupakan jenis burung endemic pulau jawa sehingga hanya ditemukan di hutan-hutan pulau jawa, salah satunya hutan lindung Ujung Genteng. Waktu pengamatan pada pagi hari juga sangat mempengaruhi hasil pengamatan yang tinggi. Menurut Mulyani (1985) Orthotomus sutorius aktif

bergerak (lompat-lompat) sambil bersuara kemudian terbang. Kadang terlihat bersuara sambil diam dan kadang saling bersahutan dengan individu lain yang berbeda pohon lebih sering dijumpai di pagi hari sekitar pukul tujuh hingga pukul sepuluh. Menurut Mackinnon (2010) morfologi Orthotomus sutorius ialah berukuran sekitar 10 cm, memiliki ekor yang cukup panjang dan biasanya ditegakkan (berdiri) dan bulu ekor tengahnya lebih panjang daripada bulu ekor yang lain mahkota merah karat, perut putih, ekor panjang, alis kekuningtuaan, lekang dan sisi kepala keputihputihan,tengkuk keabu-abuan, punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun. Tubuh bagian bawah putih dengan sisi tubuh abu-abu, iris (mata) kuning tua pucat, paruh atas hitam, paruh bawah kemerahjambuan, kaki merah jambu. Morfologi burung ini memudahkan burung ini dalam mencari makan dan menjalani aktivitas sehari-

harinya untuk dapat tumbuh dan berkembang. Nilai H pada pengamatan pagi hari di hutan lindung Ujung Genteng sebesar 1.906155. nilai ini membuktikan indeks keanekaragaman yang sedang pada lokasi

hutan pantai karena nilainya lebih besar dari 1 dan kurang dari 3. Nilai E pada pengamatan pagi hari di kawasan hutan sebesar 0.97957, nilai ini menunjukkan nilai indeks kemerataan yang tinggi karena nilainya lebih dari 0,6. Nilai indeks H yang sedang dan E yang tinggi ini membuktikan bahwa kawasan hutan pantai Ujung Genteng kondisi masih sangat terjaga dengan sangat baik. Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 2 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 23. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 3 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan pada pengamatan pagi hari. Tabel 3. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan pagi hari individu 4 2 3 5 2 2 1 1 1 1 1 23 Pi X Ln Pi -0.30421 -0.21238 -0.26568 -0.33175 -0.21238 -0.21238 -0.13633 -0.13633 -0.13633 -0.13633 -0.13633 2.220403

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jenis Kutilang Kipasan Belang Remetuk Laut Kepudang Hitam Layang-Layang Api Dara laut Benggala Walet Linci Trinil Kaki Merah Camar Kepala Coklat cabai Jawa Perenjak Jawa Jumlah

Pi 0.173913 0.086957 0.130435 0.217391 0.086957 0.086957 0.043478 0.043478 0.043478 0.043478 0.043478 H'

Ln Pi -1.7492 -2.44235 -2.03688 -1.52606 -2.44235 -2.44235 -3.13549 -3.13549 -3.13549 -3.13549 -3.13549

0.92598

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering muncul adalah kepudang hitam (Oriolus hosii) dengan jumlah individu 5 dengan nilai kelimpahan sebesar 0,217391. Jenis burung yang jumlahnya paling rendah ialah wallet linci, trinil kaki merah, camar kepala coklat, cabai jawa dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dengan nilai kelimpahan sebesar 0.217391. Tingginya jumlah burung kepodang hitam pada pagi hari di kawasan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 2 ini disebabkan pada lokasi tersebut masih banyak keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan penghasilkan buah yang merupakan makanan bagi burung kepodang hitam (Oriolus hosii). Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) pada pengamatan pagi di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 2 sebesar 2.220403. Nilai indeks keanekaragaman jenis ini masuk ke dalam kriteria sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai indeks kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0.92598. Nilai ini masuk dalam kriteria kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6. Nilai indeks kemerataan (H) yang sedang ini menunjukaan bahwa kondisi hutan pantai ujung genteng pada titik pengamatan 3 masih dalam kondisi yang masih terjaga dengan baik. Nilai indeks kemerataan yang tinggi pada hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 2 pada titik pengamatan 3 ini disebabkan persebaran individu per

spesies pada lokasi tersebut yang merata, sehingga tidak ada spesies burung yang jumlahnya mendominasi pada lokasi tersebut. Menurut Mackinnon morfologi burung kepodang hitam (Oriolus hosii) adalah Berukuran 21 cm dengan tungging berwarna coklat berangan khas. Dibedakan dari kepudang dada merah oleh dada yang hitam, dan dari burung gagak oleh ukurannya yang kecil, iris abu-abu, paruh merah jambu muram, kaki abu-abu dan

punya paruh yang agak memendek. Bentuk morfologi

ini memudahkan burung

kepodang hitam dalam mencari makan dan beraktivitas sehari-hari. Pengamatan burung kelompok di hutan pantai Ujung Genteng di titik

pengamatan 3 pada pagi hari berjumlah 11 jenis dengan jumlah individu sebesar 49. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari. Tabel 4. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 4 di hutan pantai di titik pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari 25 3 1 2 2 1 1 1 8 2 3 49 Pi.ln Pi -0.343 -0.171 -0.079 -0.131 -0.131 -0.079 -0.079 -0.079 -0.296 -0.131 -0.171 -1.691 H' 1,691

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Camar Kepala Coklat Cikalang Besar Dara Laut Benggala Kacamata Laut Kapinis Rumah Kepodang hitam Kuntul Karang Merebah Cerucuk Pecuk Padi Hitam Tekukur wallet Rici Jumlah Individu

Pi 0.510 0.061 0.020 0.041 0.041 0.020 0.020 0.020 0.163 0.041 0.061

ln Pi -0.673 -2.793 -3.892 -3.199 -3.199 -3.892 -3.892 -3.892 -1.812 -3.199 -2.793

Jumlah

0,7052

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling sering muncul adalah camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah individu sebesar 25 dan nilai kelimpahan sebesar 0.510. Jenis burung yang paling sedikit jumlahnya adalah dara laut, kepodang hitam, kuntul karang, merebak cerucuk dengan jumlah masing-masing individunya sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,020. Tingginya jumlah burung camar pada pengamatan pagi hari di lokasi hutan pantai dengan titik pengamatan 3 dikarenakan habitat burung ini sebagian besar di laut dan makanan utamanya adalah ikan yang jumlahnya cukup melimpah baik di kawasan pantai. Kondisi arus pantai ujung genteng yang cukup tenang juga mempengaruhi keberadaan burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dikarenakan burung ini lebih mudah untuk mencari makanannya. Tingginya jumlah burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) juga dikarenakan sifat burung air dalam melakukan aktivitas sehari-harinya cenderung berkelompok, umumnya dalam kelompok yang sangat besar . Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995). Nilai indeks keanekaragaman jenis (H) pada lokasi hutan pantai di titik pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari sebesar 1,691. Nilai ini masuk dalam kriteria keanekaragaman jenis yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai indeks (H) ini menunjukkan bahwa lokasi hutan pantai di titik pengamatan 3 pada pengamatan pagi hari masih sangat terjaga dengan baik, sehingga faktor-faktor pendukung bagi keberadaan burung jumlahnya masih sangat melimpah. Nilai indeks kemerataan (E) pada lokasi ini sebesar 0,7052. Nilai ini masuk dalam kriteria kemerataan yang tinggi karena nilainya di atas 0,6, namun jika dibandingkan dengan nilai indeks kemerataan pada tiga tabel pengamatan sebelumnya nilai ini termasuk

yang paling rendah. Hal ini dikarenakan penyebaran inividu per spesies pada lokasi pengamatan hutan pantai di titik pengamatan 3 kurang merata, pada spesies burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) jumlah individunya sangat tinggi sekali yaitu sebesar 25, sedangkan jumlah individu pada spesies yang lain punya rentang nilai yang jauh sekali dengan jumlah individu spesies burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus). Menurut Mackinnon burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) mempunyai morfologi yang memudahakan burung ini beraktivitas untuk dapat tumbuh dan berkembang, yaitu Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu, ada bercak putih lebar pada pangkal bulu primer dan bintik putih khas pada ujung sayap yang hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah, paruh merah jambu, kaki merah oranye. Paruhnya panjang dan kuat, kakinya berselaput. Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 4 Ujung Genteng pada pagi hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan pagi hari. Tabel 5. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari

No. 1 2 3 4 5

Jenis Cabai Jawa Perenjak Jawa Pungai Gagak Dara Laut Benggala Cipoh Kacat

2 1 2 1 1

Pi

ln Pi

Pi.ln Pi -0.27799 -0.1885 -0.27799 -0.1885 -0.1885

0.142857 -1.94591 0.071429 -2.63906 0.142857 -1.94591 0.071429 -2.63906 0.071429 -2.63906

6 7 8 9 10

Burung Gereja Erasia Kapinis Rumah Cekakak Sungai Raja Udang Kalung Biru Camar Kepala Coklat Jumlah Individu

1 1 3 1 1 14

0.071429 -2.63906 0.071429 -2.63906 0.214286 -1.54045 0.071429 -2.63906 0.071429 -2.63906 H' E

-0.1885 -0.1885 -0.3301 -0.1885 -0.1885 2.205598 0.957879

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak ialah cekakak sungai (Todirhampus chloris) dengan jumlah individu sebesar 3 dan nilai kelimpahan sebesar 0.214286. Tingginya jumlah burung cekakak sungai

(Todirhampus chloris) di lokasi ini disebabkan habitat burung ini adalah di tepi hutan selain itu makanan burung ini ialah kadal, serangga besar, katak, ulat, cacing yang jumlahnya sangat melimpah di lokasi pengamatan dikarenakan lokasi yang masih sangat terjaga dengan baik kelesatariannya. jenis burung yang jumlahnya paling sedikit ialah perenjak jawa, dara laut benggala, cipoh cacat, gereja erasia, kapinis rumah, raja udang kalung biru, camar kepala coklat dengan masing-masing berjumlah 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.071429. Jumlah individu yang sedikit bagi burung camar kepala coklat pada lokasi pengamatan hutan pantai di titik pengamatan 4 ini dengan jumlah individu sebesar 1 dikarenakan banyak kemungkinan, salah satunya ialah burung ini punya masalah dengan kesehatannya, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat terbang untuk menjalani aktivitas sehari-harinya. Burung camar merupakan salah satu jenis burung air yang biasanya hidup mengelompok. Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995).

Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi hutan pantai di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari sebesar 2,205598. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E) lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 pada pengamatan pagi hari sebesar 0,957897. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan 4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya mendominasi. Menurut Mackinnon morfologi burung cekakak sungai (Todirhampus

chloris) ialah Tubuh berukuran 24 cm. Warna biru dan putih. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang. Setrip hitam melewati mata. Kekang putih. Kerah dan Tubuh bagian bawah putih bersih. Iris coklat, paruh atas abu tua, paruh bawah pucat, kaki abu-abu. Paruhnya panjang dan berukuran cukup besar. Morfologi burung ini sangat mempengaruhi burung cekakak sungai (Todirhampus chloris) dalam menjalani aktivitas sehari-harinya seperti makan, bertengger, terbang, dll Pengamatan burung kelompok di hutan pantai di titik pengamatan 1 Ujung Genteng pada pagi hari berjumlah 8 jenis dengan jumlah individu sebesar 17. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 1 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengmatan 1 pada pengamatan sore hari.

Tabel 6. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 1 di hutan pantai pada pengamatan sore hari No. 1 2 3 4 Jenis Wallet Rinci Kapinis Rumah Cabai Jawa Layang Layang Api 7 1 3 2 Pi 0.411765 0.058824 0.176471 0.117647 ln Pi -0.8873 2.83321 -1.7346 2.14007 2.83321 2.83321 2.83321 2.83321 Pi.ln Pi -0.36536 -0.16666 -0.30611 -0.25177

Cabak Kota

0.058824

-0.16666

Trinil Kaki Merah

0.058824

-0.16666

Bondol Jawa

0.058824

-0.16666

Cinenen Pisang

0.058824 H' E

-0.16666 1.756537 0.844716

Jumlah Individu

17

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa spesies burung yang mendominasi adalah Wallet Rinci (Collocilia linchi) dengan jumlah individu sebesar 7 dan nilai kelimpahan sebesar 0,411765. Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Keadaan hutan pantai Ujung Genteng yang masih sangat terjaga dengan sangat baik, menyebabkan keanekaragaman dan jumlah individu serangga yang tinggi yang merupakan makanan bagi burung wallet rinci (Collocilia linchi) . Burung jenis ini punya kebiasaan tidak pernah hinggap di pohon

sehingga sangat mudah terlihat bertebangan di udara,

berdiam di gua-gua atau

rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langitlangit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berkembang biak. Kebiasaan seperti ini lah yang menyebabkan burung ini mudah ditemukan berterbangan di udara. Spesies burung yang jumlahnya paling sedikit adalah kapinis rumah, cabak kota, trinil kaki merah, bondol jawa, cinenen pisang dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0,058824. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.756537. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E) lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari sebesar 0.844716. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan 4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya mendominasi. Menurut Mackinnon morfologi burung Walet Linci (Collocilia linchi) adalaha tubuh berukuran 10 cm. Tubuh bagian atas hitam kehijauan buram, tubuh bagian bawah abu-abu jelaga, perut keputih-putihan ekor sedikit bertakik, iris coklat tua paruh dan kaki hitam. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya. Morfologi burung ini sangat mempengaruhi dalam aktivitas bagi burung dalam cara terbangnya yang khas, membuat sarang di gua-gua, dll.

Pengamatan burung kelompok 2 di pantai Ujung Genteng pada sore hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 75. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 2 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari. Tabel 7. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 2 di pantai pada pengamatan sore hari

No. 1 2 3 4 5 6 7

Jenis Elang Laut Trinil Kaki Merah Trulek Jawa Dara Laut Benggala Ibis Rokoroko Cikalang Besar Kuntul Karang Jumlah Individu

1 15 35 12 7 2 3 75

Pi 0.013333 0.2 0.466667 0.16 0.093333 0.026667 0.04 H' E

ln Pi -4.31749 -1.60944 -0.76214 -1.83258 -2.37158 -3.62434 -3.21888

Pi.ln Pi -0.05757 -0.32189 -0.35567 -0.29321 -0.22135 -0.09665 -0.12876 1.475084 0.758043

Berdasarkakn tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak ialah trulek jawa dengan jumlah individu sebesar 35 dengan nilai kelimpahannya sebesar 0,466667. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) di lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini dikarenakan Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu hidup berpasangan

dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Jumlah individu yang ganjil, yaitu 35 mungkin disebabkan masih ada burung yang masih juvenile sehingga ada individu yang belum punya pasangan. Selain itu tingginya jumlah burung Trulek Jawa

(Vanellus macropterus) dikarenakan habitat utama mereka ialah

di padang rumput

terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat. Jenis burung yang paling sedikit jumlah individunya adalah elang laut dengan jumlah individu sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0.013333. jumlah individu burung elang laut (Haliacctus leucogaster) ini menurut Mackinnon dikarenakan oleh Jumlah burung ini sudah sangat sedikit dan frekuensinya sangat jarang dikarenakan oleh aktivitas perburuan liar. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi pantai di pada pengamatan sore hari sebesar 1.475084. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang rendah karena nilainya di bawah 1,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang rendah ini mungkin dikarenakan jenis burung pantai kurang aktif pada sore, ini dikarenakan kondisi pasang air laut menyebabkan ikan-ikan dan serangga di pinggir pantai yang merupakan makanan utama berbagai jenis burung pantai susah untuk ditemukan. . Nilai indeks

kemerataan jenis burung (E) lokasi pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari sebesar 0.758043. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai kemerataan ini tidak terlalu berbeda dengan nilai acuan, yaitu sebesar 0,6. Hal ini dikarenakan ada spesies burung yang jumlah individunya sangat besar dan

rentangnya sangat jauh dengan jumlah individu pada spesies yang lain. Menurut Mackinnon morfologi burung trulek jawa (Vanellus macropterus) ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu dan hitam.

Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih. Sayap, punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu yang masih anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar umur 3 tahun. sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor menyerupai baji. Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu. Morfologi burung ini sangat mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis makanannya, dan menjalani aktivitas sehari-harinya

Pengamatan burung kelompok 3 di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 2 pada sore hari berjumlah 9 jenis dengan jumlah individu sebesar 59. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok3 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di hutan pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari.

Tabel 8. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 3 di hutan pantai di titik pengamatan 2 pada pengamatan sore hari

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jenis Camar Kepala Coklat Elang laut Layang-layang api Walet Linci Trulek Jawa Dara laut Benggala Remetuk Laut Perenjak Jawa Bondol Jawa Jumlah

individu 30 3 1 7 10 5 1 1 1 59

Pi 0.508475 0.050847 0.016949 0.118644 0.169492 0.084746 0.016949 0.016949 0.016949

Ln Pi -0.67634 -2.97893 -4.07754 -2.13163 -1.77495 -2.4681 -4.07754 -4.07754 -4.07754

Pi X Ln Pi -0.3439

KR (%) 50.84746

-0.15147 5.084746 -0.06911 1.694915 -0.2529 11.86441

-0.30084 16.94915 -0.20916 8.474576 -0.06911 1.694915 -0.06911 1.694915 -0.06911 1.694915 -1.53472

H' E

1.534721 0.698482

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burung yang individunya paling banyak adalah burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus) dengan jumlah individu sebesar 30 dan nilai kelimpahan sebesar 0,508475. Burung camar kepala

coklat (Larus brunicephalus) . Tingginya jumlah individu Larus brunicephalus ini disebabkan aktivitas burung air yang suka mengelompok. Cara ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995). Jenis burung yang jumlah individunya paling sedikit adalah laying-layang api, remetuk laut, perenjak jawa, bondol jawa dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0.016949. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.534721. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 2 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E) lokasi hutan pantai titik pengamatan 2 di ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari sebesar 0.698482. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Namun nilai kemerataan ini nilainya tidak berbeda jauh dengan nilai acuan yaitu 0,6. Ini dikarenakan penyebaran individu per spesies pada lokasi hutan panta di titik pengamatan 2 ada yang kurang merata, yaitu jenis burung camar kepala coklat yang punya jumlah individu sebesar 30 dan jenis burung yang lain jumlah individunya punya rentang yang cukup jauh dengan jumlah individu burung camar kepala coklat. Sehingga di lokasi hutan pantai di titik pengamatan 2 ada spesies yang mendominasi. Menurut Mackinnon morfologi burung camar kepala coklat (Larus brunicephalus)Berukuran 42 cm, berwarna putih. Punggung abu-abu, ada bercak putih lebar pada pangkalbulu primer dan bintik putih khas pada ujung sayap yang hitam. Iris kuning keputih-putihan atau abu-abu, cincin mata merah, paruh merah

jambu, kaki merah oranye. Morfologi barang ini sangat sangat mempengaruhi burung beraktivitas sehari-hari. Pengamatan burung kelompok 4 di pantai Ujung Genteng pada sore hari berjumlah 7 jenis dengan jumlah individu sebesar 59. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 4 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari. Tabel 9. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 4 di pantai pada pengamatan sore hari NO Nama Camar kepala 1 Coklat Cikalang 2 3 christmas Dara laut Elang laut perut putih (Haliaetus 4 5 6 7 leucogaster) Kapinis Rumah Trulek Jawa Wallet Linci Jumlah Individu 4 4 20 4 59 0.068 0.068 0.339 0.068 -2.691 -2.691 -1.082 -2.691 -0.182 -0.182 -0.367 -0.182 -1.582 H' E 1,582
0,81299

Pi

ln Pi

Pi.ln Pi

0.102

-2.286

-0.232

20 1

0.339 0.017

-1.082 -4.078

-0.367 -0.069

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jenis burug yang paling mendominasi adalah cikalang Christmas ( Fregata andrewsi) dan trulek jawa (Vanellus

macropterus)

dengan jumlah individu masing-masing

sebesar 20 dan nilai

kelimpahan masing-masing sebesar 0.339. Tingginya jumlah individu jenis cikalang Christmas di lokasi pengamatan hutan pantai dikarenakan burung ini habitat

utamanya adalah di laut dan pantai, selain itu kehadiran burung ini sangat erat kaitannya dengan adanya rombongan ikan yang berada di permukaan laut yang merupakan sumber makanannya. Tingginya jumlah Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) di lokasi pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari ini dikarenakan Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) punya ciri khas yaitu

hidup berpasangan dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Ini terbukti dengan ditemukannya jumlah individu burung trulek jawa sebesar 20.Jumlah. Selain itu tingginya jumlah burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) dikarenakan habitat utama mereka ialah di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat.

Jenis burung yang paling sedikit jumlahnya adalah dara laut dengan jumlah individu sebesar 1 dan nilai kelimpahan sebesar 0,017. Seharusnya jumlah burung ini terdapat dalam jumlah individu yang banyak karena habitat mereka ialah di hutan berpasir dan mereka hidup mengelompok. Mungkin kawanan burung dara laut yang lain sedang mencari ikan di laut, sedangkan individu yang teramati mungkin sedang ada

masalah dengan kesehatannya yang tidak memungkinkan untuk dapat terbang untuk mencar makan. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 1.582. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E) lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari sebesar 0.81299. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang

tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan 4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya mendominasi. morfologi burung cikalang Christmas adalah Tubuh berukuran besar (95 cm). Jantan: Hitam-hijau berkilap. Kantung paruh merah. Perut putih.

Betina: Dada, perut putih, "taji" putih meluas sampai sayap bawah. Kerah putih. Lingkar mata merah jambu. Remaja: Lebih coklat. Kepala coklat karat pucat. Garis gelap lebar melintang dada.

Iris coklat gelap, paruh hitam (jantan) atau merah jambu (betina), kaki abu-abu keunguan, telapak kaki kemerahjambuan. morfologi burung trulek jawa (Vanellus

macropterus) ialah Berukuran panjang 70-80cm. Tubuh berwarna putih, Abu-abu dan hitam. Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih. Sayap, punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu yang masih anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar umur 3 tahun. sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua. Bentuk ekor menyerupai baji. Warna iris coklat, paruh dan sera abu-abu( Mackinnon,). Morfologi burung ini sangat mempengaruhi aktivitas burung ini seperti dalam jenis makanannya, dan menjalani aktivitas sehari-harinya. Pengamatan burung kelompok 5 di hutan pantai Ujung Genteng di titik pengamatan 4 pada sore hari berjumlah 10 jenis dengan jumlah individu sebesar 14. Dibawah ini adalah daftar jenis burung Kelompok 5 beserta nilai kelimpahan, indeks H dan E di pantai Ujung Genteng pada pengamatan sore hari. Tabel 10. Data kelimpahan, nilai keanekaragaman, dan nilai keseragaman burung kelompok 5 di hutan pantai di titik pengamatan pada pengamatan sore hari

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jenis Elang Laut Trinil Kaki Merah Ibis Rokoroko Walet Linci Cikalang Besar Cabe Jawa Cipoh Kacat Dara Laut Pungai Gagak Kapinis Rumah Pecuk Padi Hitam Jumlah Individu

1 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1 18

Pi 0.055556 0.166667 0.111111 0.055556 0.055556 0.055556 0.166667 0.166667 0.055556 0.055556 0.055556 H' E

ln Pi -2.89037 -1.79176 -2.19722 -2.89037 -2.89037 -2.89037 -1.79176 -1.79176 -2.89037 -2.89037 -2.89037

Pi.ln Pi -0.16058 -0.29863 -0.24414 -0.16058 -0.16058 -0.16058 -0.29863 -0.29863 -0.16058 -0.16058 -0.16058 2.264049 0.944182

Berdasarkan tabel hasil pengamatan di lokasi hutan pantai di titik 4

di atas

terlihat bahwa jenis burung yang jumlah individunya terbanyak pada adalah trinil kaki merah, cipoh kacat dan dara laut dengan jumlah individu masing-masing

sebesar 3 dan nilai kelimpahannya sebesarr 0,166667. Tingginya jumlah individu burung cipoh kacat (Aegithina tiphia) dikarenakan salah satu makanan burung ini ialah biji-bijian. Kondisi hutan pantai ujung genteng yang sangat terjaga dengan sangat baik, sehingga menyediakan berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan penghasil biji yang merupakan bagi burung cipoh kacat. Tingginya jumlah individu burung trinil kaki merah (Tringa tetanus) di lokasi hutan pantai dikarenakan burung ini Hidup dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain dan makanan utama mereka adalah cacing, moluska, krustasea (Mackinnon,). Kondisi hutan pantai Ujung Genteng yang masih sangat terjaga dengan sangat baik, sehingga menyediakan berbagai invertebrate yang merupakan makanan utama bagi burung trinil kaki merah.

Tingginya jumlah individu burung dara laut dikarenakan sifat hewan air yang biasanya hidup mengelompok. Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan. Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang bersembunyi di dalam lumpur (Sibuea dkk., 1995). Jenis burung yang jumlah paling sedikit adalah pungai gagak, kapinis rumah, pecuk padi hitam dengan jumlah individu masing-masing sebesar 1 dan nilai kelimpahannya sebesar 0.944182. Jumlah burung yang jumlahnya paling sedikit ini sebagian besar merupakan burung yang biasa hidup berkoloni, sehingga kemungkinan dia ada di lokasi pengamatan karena dia punya masalah dengan kesehatannya sehingga mempunyai keterbatasan dalam kemampuan terbang. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung (H) lokasi hutan pantai di titik pengamatan 1 pada pengamatan sore hari sebesar 2.264049. Nilai keanekaragaman jenis burung ini masuk ke dalam kriteria keanekaragaman yang sedang karena nilainya di antara 1,5 dan 3,5. Nilai keanekaragaman jenis dalam kriteria yang sedang ini menunjukkan kondisi lingkungan hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 4 masih terjaga dengan baik sehingga faktor-faktor pendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan burung masih cukup banyak. Nilai indeks kemerataan jenis burung (E) lokasi hutan pantai ujung genteng di titik pengamatan 1 pada pengamatan pagi hari sebesar 0.944182. Nilai kemerataan ini masuk dalam kriteria kemerataan jenis yang tinggi karena nilainya lebih besar dari 0,6. Nilai kemerataan jenis yang tinggi ini menunjukkan penyebaran individu per spesies pada hutan pantai di titik pengamatan 4 cukup merata, sehingga tidak ditemukan spesies burung yang jumlah individunya mendominasi. Menurut Mackinnon, morfologi burung yang jumlahnya tinggi di hutan pantai titik pengamatan 4 ialah, Trinil kaki merah Tubuh berukuran sedang (28 cm). Kaki jingga kemerahan, pangkal coklat. Bagian atas abu-abu kecoklatan. Bagian bawah putih, dada bercoret coklat. Tunggir putih, bulu sekunder putih terlihat jelas saat terbang. Ekor seluruhnya bergaris-garis halus hitam putih. Iris coklat, pangkal

paruh

merah,

ujung

paruh

hitam,

kaki

jingga

merah.

Hidup dalam kelompok kecil, bergabung dengan perancah lain. Cipoh kacat Tubuh berukuran kecil (14 cm).

Berwarna hijau dan kuning dengan dua garis putih mencolok pada sayap. Tubuh bagian atas hijau zaitun. Sayap kehitaman. Sisi bulu sayap putih. Lingkar mata kuning. Tubuh bagian bawah kuning. Ras masing-masing pulau bervariasi warna hijaunya. Iris putih keabu-abuan, paruh hitam kebiruan, kaki hitam kebiruan. Dara laut benggala Tubuh berukuran 35cm. Tengkuk hitam. Ekor menggarpu dalam. Bulu tak berbiak: Sayap atas dan punggung abu-abu. Penutup ekor atas, tungging dan ekor putih. Dahi putih, mahkota berbintik hitam putih, tengkuk hitam, tubuh bagian bawah putih. Struktur morfologi yang spesifik pada masing-masing jenis burung,

memudahkan burung tersebut dapat melakukan aktivitas sehari-harinya, yaitu untuk makan, bertengger, dll. Berdasarkan pengamatan di waktu pagi dan sore hari, terdapat satu jenis burung yang tidak ditemukan pada dua waktu pengamatan, yaitu burung elang laut (Haliacctus leucogasteyr). Elang laut merupakan burung yang sangat khas, dia punya morfologi sayap menjari yang dapat memanfaatkan panas matahari untuk memulai terbang dan mendarat dengan kepakan sayap yang pelan. Pada saat siang hari dia memanfaatkan tekanan udara di bawah tubuhnya yang lebih tinggi daripada di bagian atas tubuhnya, sehingga akan menimbulkan gaya dorong ke atas dari bagian bawah tubuh elang laut dan burung ini dapat terbang. Pada saat sore hari, dia memanfaatkan tekanan udara di atas tubuhnya yang lebih tinggi untuk dapat mendarat. Perilaku khas dari burung elang ini menyebabkan burung ini ditemukan pada waktu pengamatan pagi yang di mulai dari pukul 06.00-7.30 karena pada waktu tersebut intensitas cahaya matahari masih belum maksimal. Jumlah individu burung total pada pengamatan pagi hari sebesar 121 dan jumlah individu burung total pada pengamatan sore hari sebesar 228 ini menunjukkan

bahwa jumlah individu burung total pada waktu pengamatan sore hari lebih banyak dibanding dengan pengamatan pagi hari. Hal ini mungkin disebabkansebagian besar burung di hutan lindung Ujung Genteng merupakan burung yang menjalani aktivitas pagi harinya di luar hutan seperti di laut, perkotaan. Dan pada saat sore hari mereka baru kembali ke kawasan hutan lindung untuk beristirahat karena hutan merupakan habitat bagi sebagian besar burung yang diamati.

BAB V KESIMPULAN 1. Kondisi seluruh kawasan Hutan Lindung Ujung Genteng belum tercemar. 2. Jumlah individu burung pada pengamatan sore hari lebih banyak daripada pengamatan pagi hari. 3. Rata-rata nilai Indeks keanekaragaman jenis (H) burung pada seluruh lokasi Hutan Lindung Ujung Genteng termasuk dalam kriteria sedang 4. Rata-rata Indeks kemerataan jenis (E) burung pada seluruh lokasi Hutan Lindung Ujung Genteng. 5. Jenis burung yang paling banyak adalah camar kepala coklat, trulek jawa, wallet linci. 6. Morfologi burung mempengaruhi perilaku cara makan dan jenis makanan bagi burung

Anda mungkin juga menyukai