Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Apakah Geodinamika Itu ? Geodinamika adalah suatu cabang geofisika yg berkaitan dg studi tentang dinamika bumi. Para ahli geodinamika biasanya menggunakan data dari GPS geodesi, InSAR dan seismologi berikut pemodelan numeriknya, utk mempelajari evolusi yg terjadi di dlm kerak, mantel dan inti bumi. (//en.wikipedia.org/wiki/Geodynamics, 2011) InSAR (Interferometric synthetic aperture radar) adalah teknik radar yg digunakan dlm geodesi atau penginderaan jauh (remote sensing). Geodinamika adalah studi tentang proses-proses dasar fisika untuk memahami lempengan tektonik dan berbagai fenomena geologi (D.L. Turcotte dan G. Schubert, 2002) Teori Lempengan Tektonik Kata tektonik berasal dari bahasa Yunani tektonikos yang berarti bangunan atau konstruksi. Teori lempengan tektonik adalah teori yg menjelaskan struktur kerak bumi sebagai hasil pemisahan lithosfer ke dalam beberapa lempengan semi-tegar (semi-rigid), yang bergerak didorong oleh arus konveksi di dalam asthenosfer. Gerakan lempengan lithosfer ini mengakibatkan proses geodinamik, misalnya: terjadinya gempabumi, pem-bentukan pegunungan, proses metamorfisme batuan dan aktivitas vulkanik. Plate tectonic: hypothetical movement of earths crust plates: a theory that ascribes continental drift, volcanic and seismic activity, and the formation of mountain belts to moving plates of the earths crust supported on less rigid mantle rocks (Microsoft Encarta Reference Library 2005). Lempengan tektonik: gerakan hipotetis lempeng-an kerak bumi: suatu teori yg menjelaskan pergeser-an benua, aktivitas seismik dan vulkanik, dan pem-bentukan jalur pegunungan hingga gerakan lempeng-an kerak bumi di atas lithosfer (bantuan mantel yg kurang rigid) (Microsoft Encarta Reference Library 2005).
Sejarah Teori Plate Tectonic Teori Plate Tectonic (lempengan tektonik) diawali dg hipotesa pergeseran/pengapungan benua (continental drift) yang sudah diusulkan sejak tahun 1915. Namun pada waktu itu masih banyak yang meragukan kebenarannya. Salah satu penyebabnya adalah bahwa ketika itu semua bukti yang mendukung hipotesa pergeseran benua hanya berasal dari data di daratan saja. Padahal, di kemudian hari terbukti bahwa sumber penggerak utama pergeseran benua berada di dasar samudera.
Hipotesa Continental Drift Setelah pemetaan bumi yang cukup akurat dapat diselesaikan, para ilmuwan melihat bahwa benua-benua, khususnya Afrika dan Amerika Selatan, bentuknya akan saling bersesuaian bila disambung-kan. Secara komprehensif teori pergeseran benua pertama kali disampaikan oleh Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi bangsa Jerman, dalam bukunya tahun 1915: The origin of continents and oceans (Asal-usul benua dan samudera). Wegener mendasarkan teorinya tidak hanya pada bentuk benua, tetapi juga pada bukti geologi, misalnya kemiripan fosil-fosil yang ditemukan di Brazil dan Afrika. Wegener menggambar sejumlah peta yg memperlihatkan tahapan2 proses pergeseran benua. Diawali dengan sebuah massa daratan yang sangat besar, yang disebutnya Pangaea (artinya semua daratan). Diyakinnya bahwa benua2 yg terdiri atas batuan granit yang relatif ringan mengapung di atas batuan dasar samudera (basalt) yang lebih berat dpt bergeser digerakkan oleh gaya2 yg berhubungan dg rotasi bumi
Dari Hipotesa Continental Drift Ke Teori Plate Tectonic Teori lempengan tektonik baru berkembang setelah th 1960-an, ketika survei oseanografi telah cukup banyak memiliki data untuk membuat peta topografi regional dasar samudera. Data ini menunjukkan bahwa dasar samudera itu tidak datar, juga tidak mirip dg permukaan daratan. Di dasar samudera ada suatu sistem retakan di sepanjang punggung samudera, dan ada sistem palung laut-dalam di sepanjang pinggiran batas samudera. Kedua bentuk struktur ini merupakan daerah yang aktifitas seismiknya paling tinggi di dunia. Punggung Samudera (Oceanic Ridge) dan Palung Samudera (Oceanic Trench)
Benua
Bukti Paleontologi Ada kemiripan mencolok pada fosil-fosil tertentu yang ditemukan di benua-benua pada kedua sisi samudera Atlantik. Hal ini sulit dijelaskan, kecuali bila benua-benua tersebut dulunya menyatu. Jejak fosil mengindikasikan bahwa spesies baru muncul di suatu tempat, kemudian menyebar ke tempat2 lain. Organisme yang mengambang atau berenang, dapat bermigrasi di laut dari satu pantai suatu benua ke pantai benua yang lain, tetapi samudera Atlantik terlalu luas untuk lintasan migrasi tersebut, terlebih bagi binatang-binatang penghuni daratan seperti reptil dan serangga, juga tumbuh-tumbuhan daratan
Fosil biji-bijian pakis Glossopteris telah ditemukan dlm batuan2 yg berumur sama di Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia dan India, serta di Antartika sekitar 480 km dari Kutub Selatan. Biji-bijian matang tanaman pakis tsb berdiameter bbrp millimeter, terlalu besar untuk dapat disebarluaskan oleh angin menyeberangi samudera Atlantik. Oleh karena itu, adanya Glossopteris secara simultan di bagian selatan benua2 tersebut, merupakan bukti pendukung kuat bahwa benua2 tersebut dulunya menyatu.
Distribusi reptil era Paleozoikum dan Mesozoikum memberikan bukti yg serupa. Fosil beberapa spesies tsb telah ditemukan di benua2 bag selatan yg sekarang terpisah jauh. Sbg contoh, reptil mirip mamalia yg termasuk dlm genus Lystrosaurus yg hanya dapat hidup di daratan. Ternyata fosilnya ditemukan dlm jumlah besar di Afrika Selatan, Amerika Selatan dan Asia, serta pd tahun 1969 tim ekspedisi Amerika Serikat menemukannya juga di Antartika. Jadi genus tersebut menghuni semua benua bagian selatan. Jelas reptil tersebut tidak dapat berenang ribuan kilometer menyeberangi samudera Atlantik dan Antartika, dengan demikian postulatnya ialah bahwa benua-benua tersebut dulunya menyatu. Ada pendapat yang menyatakan kemungkinan dulu ada daratan yang menjadi jembatan penghubung benua- benua tersebut sehingga memungkinkan penyebaran Lystrosaurus di berbagai bagian dunia yang berjauhan. Pendapat ini terbantah oleh kenyataan bahwa survei dasar samudera menunjukkan tidak pernah ada bekas jembatan daratan yang telah tenggelam. Bukti dari Struktur Dan Jenis Batuan Kesesuaian struktur dan jenis batuan di Afrika Selatan dan Amerika Latin, mendukung hipotesa pergeseran benua. Sejumlah fitur geologi berakhir mendadak di pantai suatu benua dan muncul kembali di benua yang ada dihadapnnya, tetapi berada di seberang samudera yang luas. Barisan pegunungan lipatan di Tanjung Harapan Baik, di ujung Afrika Selatan, memanjang dari timur ke barat dan berakhir tajam di pantai. Ternyata, struktur yang sama, dengan umur dan tipe deformasi yang sama, muncul di dekat Buenos Aires, Argentina. Contoh lainnya ialah pegunungan lipatan Appalachian. Struktur jalur pegunungan yang terdeformasi ini memanjang pada arah timur laut benua Amerika, menyeberangi bagian timur Amerika Serikat melalui Newfoundland dan berakhir mendadak di laut. Ternyata, struktur yang sama muncul kembali di benua Eropa, di pantai Irlandia dan Britania. Bukti Paleoglasiasi (Aliran Es Purba) Bukti jejak aliran es purba (paleoglasiasi) mendukung hipotesa pergeseran benua. Selama akhir era Paleozoikum (~ 300 jt thn yll), lapisan es menutup sebagian besar benua2 di BBS. Endapan yg ditinggalkan oleh lapisan es purba ini masih dpt dikenali, alur2 dan lekuk2 batuan yg ada di bawahnya menunjukkan arah pergerakan lapisan es purba tersebut (lihat Gbr). Kecuali Antartika, semua benua di BBS sekarang terletak di dekat ekuator. Sebaliknya, benua2 di BBU tidak menunjukkan bekas2 jejak glasiasi purba tersebut. Justru sebaliknya, fosil-fosil tanaman di tempat tsb menunjukkan adanya sisa2 tanaman iklim tropis. Padahal, wilayah iklim ditentukannoleh garis lintang setempat. Yang lebih sulit dijelaskan ialah arah aliran es purba tersebut. Pemetaan regional alur2 dan lekuk2 glasiasi menunjukkan bhw di Amerika Selatan, India dan Australia, aliran es mengarah ke daratan dari lautan. Arah aliran seperti ini tidak mungkin terjadi, kecuali dahulu ada daratan di tempat-tempat yang sekarang berwujud lautan. Jika benua-benua digabungkan seperti yg diusulkan oleh Wegener, wilayah glasiasi akan menyatu dengan rapi di dekat Kutub Selatan, dan arah aliran es purba dapat dijelaskan dengan mudah. Pola glasiasi purba dipertimbangkan sebagai bukti kuat pergeseran benua, dan para ahli geologi yang bekerja di BBS sangat mendukung teori pergesaran benua, karena mereka dpt melihat buktinya langsung dengan mata sendiri.
Bukti Paleoklimatik (Iklim Purba) Bukti keadaan iklim purba (paleoklimatik) mendukung hipotesa pergeseran benua. Bukti tentang perubahan iklim perubahan yang mencolok juga cenderung mendukung teori pergeseran benua. Endapan batubara yang sangat besar di Antartika menunjukkan bahwa dahulu daerah ini ditumbuhi oleh tanaman berkayu dari daerah tropis, dan sekarang sebagian besar tertutup es. Di benua-benua lain, endapan garam, formasi batuan pasir (sandstone) dan terumbu karang, memberikan petunjuk tambahan yang memungkinkan untuk merekonstruksi zona iklim purba. Pola iklim purba sangat mengherankan jika dipandang dari posisi benua-benua saat ini, tetapi bila benua-benua tersebut dikelompokkan seperti sebelum terjadinya pergeseran, maka pola iklim tersebut dapat dijelaskan dengan mudah. Sumber : kuliah Geodinamika 11-10-2011 (Ibnu Purwana)