\
|
= |
.
|
\
|
=
0
0
log log
N
N
D t or
N
N
D t
T T
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
Pedoman untuk produk kaleng: bisa diterapkan untuk botol,
plastik, retort pouch, aluminium foil, dll
D. Sterilisasi suhu ultra tinggi (UHT, ultra high temperature).
Masalah utama pada sterilisasi produk pangan yang berwujud padat
atau kental adalah laju penetrasi panas yang rendah sehingga waktu
proses lama.
Suhu yang lebih tinggi dengan waktu proses yang lebih pendek dapat
dilakukan jika produk pangan disterilisasi sebelum dikemas dalam
kemasan yang telah disterilisasi.
Metode ini merupakan dasar proses UHT yang juga disebut pengolahan
aseptis (aseptic processing).
Metode ini telah diterapkan untuk produk pangan berwujud cair susu,
jus dan konsentrat buah, krim; dan produk pangan yang mengandung
partikulat diskret seperti makanan bayi, saus tomat, sayuran dan buah-
buahan, dan sup.
2.4. Nutrisi Pertumbuhan Bakteri
Semua bentuk kehidupan mempunyai persamaan dalam hal persyaratan
nutrisi berupa zat -zat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas
lainnya. Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organism lain
mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
1. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof)
dan senyawa kimia(kemotrof).
2. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon
dioksida) dan karbon organik (seperti karbohidrat).
3. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen,
anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam
amino).
4. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium, besi, tembaga dsb).
5. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Bakteri dapat tumbuh dalam medium yang mengandung satu atau lebih
persyaratan nutrisi seperti di atas. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi bakteri,
memerlukan penyiapan medium yang beragam untuk menumbuhkannya. Medium
pertumbuhan bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria, seperti berdasarkan
sumbernya, tujuan kultivasi, status fisik dan lainnya.
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
2.5. Penyebab Kerusakan Makanan dan Minuman Kaleng
Kerusakan yang dapat terjadi pada bahan pangan yang dikemas dengan
kemasan kaleng terutama dalah kerusakan kimia, meski demikian kerusakan biologis
juga dapat terjadi. Kerusakan kimia yang paling banyak terjadi pada makanan yang
dikemas dengan kemasan kaleng adalah hydrogen swell . Kerusakan lainnya adalah
interaksi antara bahan pembuat kaleng yaitu Sn dan Fe dengan makanan yang dapat
menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan, kerusakan mikrobiologis dan
perkaratan (korosi) (Reilly, 1990 dikutip Herman, A.S., 1990).
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
1. Hydrogen Swell.
Hydrogen swell terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan dari
reaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan. Hydrogen
swell disebabkan oleh:
- meningkatnya keasaman bahan pangan
- meningkatnya suhu penyimpanan
- ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam dari kaleng
- proses exhausting yang tidak sempurna
- terdapatnya komponen terlarut dari sulfur dan pospat.
2. Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan.
Kerusakan makanan kaleng akibat interaksi antara logam pembuat kaleng
dengan makanan dapat berupa :
- perubahan warna dari bagian dalam kaleng
- perubahan warna pada makanan yang dikemas
- off-flavor pada makanan yang dikemas
- kekeruhan pada sirup
- perkaratan atau terbentuknya lubang pada logam
- kehilangan zat gizi
3. Kerusakan biologis. Kerusakan biologis pada makanan kaleng dapat disebabkan
oleh :
- meningkatnya resistensi mikroba terhadap panas setelah proses sterilisasi
- rusaknya kaleng setelah proses sterilisasi sehingga memungkinkan
masuknya mikroorganisme ke dalam kaleng. Kerusakan kaleng yang
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
memungkinkan masuknya mikroorganisma adalah kerusakan pada bagian
sambungan kaleng atau terjadinya gesekan pada saat proses pengisian
(filling).
- Mikroorganisme juga dapat masuk pada saat pengisian apabila kaleng yang
digunakan sudah terkontaminasi terutama jika kaleng tersebut dalam
keadaan basah. Kerusakan juga dapat disebabkan karena kaleng kehilangan
kondisi vakumnya sehingga mikroorganisme dapat tumbuh.
4. Perkaratan (Korosi).
Perkaratan adalah pembentukan lapisan longgar dari peroksida yang berwarna
merah coklat sebagai hasil proses korosi produk pada permukaan dalam kaleng.
Pembentukan karat memerlukan banyak oksigen, sehingga karat biasanya terjadi
pada bagian head space dari kaleng. Proses korosi jika terus berlangsung dapat
menyebabkan terbentuknya lubang dan kebocoran pada kaleng. Beberapa faktor
yang menentukan terbentuknya karat pada kemasan kaleng adalah :
- Sifat bahan pangan, terutama pH
- Adanya faktor-faktor pemicu, misalnya nitrat, belerang dan zat warna
antosianin.
- Banyaknya sisa oksigen dalam bahan pangan khususnya pada bagian atas
kaleng (head space), yang sangat ditentukan pada saat proses blanching,
pengisian dan exhausting.
- Faktor yang berasal dari bahan kemasan, misalnya berat lapisan timah, jenis
dan komposisi lapisan baja dasar, efektivitas perlakuan permukaan, jenis
lapisan dan lain-lain.
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
- Suhu dan waktu penyimpanan, serta kebersihan ruang penyimpanan
Perkaratan pada kemasan kaleng ini dapat menyebabkan terjadinya migrasi
Sn ke dalam makanan yang dikemas.
2.6. Perangkat Lunak MATLAB
MATLAB merupakan perangkat lunak produk dari The MathWorks,Inc yang
memadukan kemampuan perhitungan, pencitraan, dan permograman dalam satu paket.
MATLAB merupakan bahasa komputasi teknik yang lebih mudah dan lebih canggih
dalam penggunaannya dibandingkan dengan bahasa teknik pendahulunya seperti
FORTRAN, BASIC, PASCAL. Sebetulnya MATLAB tidaklah berbeda dengan
kalkulator scientific yang sering digunakan oleh orang-orang teknik (Anonim, 2007).
Untuk menyelesaikan rumus masalah yang kami angkat terhadap pengemasan
aspetik pada susu bubuk klaengan, maka kami mencoba mensimulasikan dengan
menggukan program MATLAB.
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
III. METODE PENYELESAIAN DENGAN SIMULASI
A. Para Meter Terpenting
No = jumlah bakteri awal
D = Desimal reduction time
T = lama waktu (menit)
N = Jumlah bakteri akhir (akti)
N = n
0
X D
log
(-t/D);
B. Penyelesaian Masalah
Melihat rumusan masalah maka dapat kita simulasikan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Berapa lama waktu dan suhu optimal untuk pensterilisasian (kaleng/pengemasan) ?
untuk suhu standar sterlisiasi pada pengemasan yaitu pada suhu standar 250
o
F
(121
o
C) berdasarkan (Anonim, 2011).
2. Berapa jumlah bakteri yang masih hidup setelah sterilisasi dalam per gram (kaleng
/pengemasan) ?
Maka dapat disimulasikan dengan menggunkan program Matlab dengan metode
dasar proses UHT yang juga disebut pengolahan aseptis (aseptic processing).
|
|
.
|
\
|
=
o
N
N
D t log
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
Editor E:\sterlilisasi.m (MATLAB 7.1)
function c = sterilisasi
% Program ini digunakan untuk menentukan Lama proses Sterilisasi kemasan
n0 = input('Masukkan jumlah bakteri awal: ');
gr = input('Massa Produk dalam kaleng(gram): ');
D = 0.13; %Desimal reduction time dengan suhu 121 derajat Celcius,(Menit)
disp ('')
disp ('Jumlah bakteri hidup Waktu sterilisasi jumlah Bakteri per
gram produk')
disp ('')
for x = 0:60;
t=x/60; %dalam menit
N = n0 * 10^(-t/D);
Ngr = N/gr;
% untuk menghitung peluang kerusakan produk saat sterilisasi
fprintf ('%14.3f %10.2f %10.3f\n',N,t,Ngr);
end
kemudian klik debug pada task bar MATLAB 7.1 run (F5) maka akan
muncul
Masukkan jumlah bakteri awal: 10^6
Massa Produk dalam kaleng(gram): 800
Jumlah bakteri hidup Waktu sterilisasi jumlah Bakteri pergram
produk
1000000.000 0.00 1250.000
744380.301 0.02 930.475
554102.033 0.03 692.628
412462.638 0.05 515.578
307029.063 0.07 383.786
228546.386 0.08 285.683
170125.428 0.10 212.657
126638.017 0.12 158.298
94266.846 0.13 117.834
70170.383 0.15 87.713
52233.451 0.17 65.292
38881.552 0.18 48.602
28942.661 0.20 36.178
21544.347 0.22 26.930
16037.187 0.23 20.046
11937.766 0.25 14.922
8886.238 0.27 11.108
6614.741 0.28 8.268
4923.883 0.30 6.155
3665.241 0.32 4.582
2728.333 0.33 3.410
2030.918 0.35 2.539
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
1511.775 0.37 1.890
1125.336 0.38 1.407
837.678 0.40 1.047
623.551 0.42 0.779
464.159 0.43 0.580
345.511 0.45 0.432
257.191 0.47 0.321
191.448 0.48 0.239
142.510 0.50 0.178
106.082 0.52 0.133
78.965 0.53 0.099
58.780 0.55 0.073
43.755 0.57 0.055
32.570 0.58 0.041
24.245 0.60 0.030
18.047 0.62 0.023
13.434 0.63 0.017
10.000 0.65 0.013
7.444 0.67 0.009
5.541 0.68 0.007
4.125 0.70 0.005
3.070 0.72 0.004
2.285 0.73 0.003
1.701 0.75 0.002
1.266 0.77 0.002
0.943 0.78 0.001
0.702 0.80 0.001
0.522 0.82 0.001
0.389 0.83 0.000
0.289 0.85 0.000
0.215 0.87 0.000
0.160 0.88 0.000
0.119 0.90 0.000
0.089 0.92 0.000
0.066 0.93 0.000
0.049 0.95 0.000
0.037 0.97 0.000
0.027 0.98 0.000
0.020 1.00 0.000
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
Maka di peroleh untuk waktu yang baik untuk mematikan bakteri dengan lama waktu
0.083 menit dengan N = 0.522 dan banyak bakteri dalam per gram 0 bakteri. Dengan suhu
yang telah ditentukan 121
O
C , dengan D = 0.13 (menggambil parameter E. Coli yang
paling sering menyerang susu). Dapat delihat dengan sterlisisai pada kaleng dilihat laju
kematian bakteri menurun dengan interval waktu 1, 1, dan 2.
3. Bagaimana mengendalikan bakteri pada susu bubuk kalengan untuk memperpanjang
masa konsumsinya ?
Untuk menjamin kemananan susu pastikan bahwa tutup tidak mengalami kebocoran
yang dapat berakibat kehilangan kondisi vakum dan aseptis dan pengendalian itu
sesuai dengan cara menyimpan susu bubuk tersebut dengan kondisi suhu lingkungan
atau dibawah suhu lingkungan dapat menekan laju pertumbuhan bakteri. Biasanya
masa expired susu 9 bulan dalam kondisi rungan sebelum dikonsumsi
(pengemasan belum dibuka)
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
j
u
m
l
a
h
b
a
k
t
e
r
i
d
a
l
a
m
p
e
r
k
e
m
a
s
a
n
waktu
grafik jumlah bakteri dalam gram per kemasan
graik jumlah bakteri dalam
gram per kemasan
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
4. Berapa lama simpan dari susu bubuk kalengan ?
Lama simpan sudah dijelaskan sesuai rerensi yang diperoleh masa expired susu 9
bulan dalam kondisi runagan sebelum pengkonsumsian, jadi lama ini dapat
tergantung suhu semakin rendah suhu penyimpanan dapat memperlambat
pertumbuhan bakteri tapi dalam masa konsumsi
5. Perubahan yang terjadi pada susu bubuk kalengan ?
1. Kerusakan nutrisi
Vitamin dan AA tertentu rusak oleh panas
Vitamin: Vitamin A, B6, B2, B1, C, D, E, asam folat, inositol, asam
pantotenat
AA: lisin dan treonin
2. Kerusakan pigmen pada susu biasanya terjadi penggumpalan akibat bakteri tau
jamur (m.o)
3. Korosi pada kaleng berate telah terjadi kontaminasi pada susu dan kaleng ini
yang biasanya dapat menimbulkan penyakit seruis bahkan dapat menyebabkan
anteriobacteri zakazaki akibat bahan kimia pasa susu dan kaleng
4. Flavor
- Cooked flavor dalam susu: denaturasi whey dan pembentukan lakton dan metil
keton dari lemak , Flavor dari reaksi Maillard, karamelisasi, oksidasi lemak , dan
Flavor dari pirolisis, deaminasi, dan dekarboksilasi AA
6. Nilai cost susu bubuk ?
Asumsi nilai coast dapat menurn dalam artian kerugian produk dapat ditekan dengan
sterilisaian yang baik sesuai standar dengan alat UHT dengan uap jenuh atau metode
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
dan alat lainnya dengan menetukan suhu standar yang baik dan memperhitungkan
nilai D nya srta penyimpanan setelah pengemasn.
TEKNIK SIMULASI DAN PERMODELAN
(Prodi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin)
APRIL 2012_ early step
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Handout kemasan logam_pdf
Anonim. 2007. TUTORIAL MATLAB_PDF
Herman, A.S., 1990. Kandungan Timah Putih (Sn) Dalam Makanan kaleng. Di
dalam : S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan
Transportasi dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam
Negeri dan Ekspor Pangan. Jakarta.
Salengke, Dr, Ir, P.hd. 2011. SLIDE Power Point Sterilization Process Engineering
(Bagian 2). KETEKINKAN PERTANIAN, UNIVERSITAS HASNUDDIN.
MAKASSAR
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.