Anda di halaman 1dari 6

Umpan sweet naphtha dari NHTU sebelum masuk ke charge heater dicampur dahulu d e n g a n g a s h i d r o g e n l a l u d i p a n a s k a n p a d a Combined Feed /Effluent Exchanger,

E 501.Umpandingindicampur dengan hidrogen, dipanaskan dan diuapkan sel u r u h n y a d e n g a n feed/reactor effluent heat exchanger sebelum memasukicharge heater F5-01A. Pada aliranumpan jg diinjeksikan Propilene Dichloride(PDC) untuk menjaga keseimbangan air-klor untuk menstabilkan katalis. Penambahan PDC pada feed ini terjadi pada saat pabrik dalamkeadaan star-up saja. Senyawa PDC berfungsi menyeimbangkan keasaman katalis, namun dengan katalis yang terlalu asam akan mengakibatkan perengkahan yan b e r l e b i h a n d a n mengganggu keseimbangan reaksi. Reaktor platformer t e r d i r i d a r i 3 u n i t y a n g d i s u s u n s e c a r a s e r i d a n a n t a r a t i a p u n i t reaktor diselingi oleh interheater untuk menjaga temperatur sistem. Pada reaktor platformer terjadi beberapa reaksi isomerisasi, antara lain Dehidrogenasi naphtene menjadi aromatik Isomerisasi naphtene siklo pentana menjadi siklo heksana Dehidrosiklisasi parafin (n-heptana) menjadi naphtene (siklo heksana) Umpan campuran ini kemudian dipanaskan sampai 543oC dan masuk ke dalam Reactor no. 1, C-5-01A dimana reaksi utama berlangsung. Effluent dari reaktor 1 bertemperatur 438oC,karena ada penurunan/kehilangan temperatur reaksi sebesar 105oC p a d a reaktor pertama. Penurunan temperatur yang besar ini diakibatkan oleh terjadinya reaksi aromatisasi yangs a n g a t e n d o t e r m i s , s e h i n g g a b a n y a k k a l o r y a n g d i s e r a p o l e h r e a k s i d a n m e n g a k i b a t k a n penurunan temperatur yang cukup besar pula. Kesetimbangan reaksi kimia yang diinginkan belum tercapai pada reaktor ini, sehingga diperlukan pemanasanan ulang dari umpan. Umpan c a m p u r a n k e m u d i a n d i p a n a s k a n k e m b a l i d i N o . 1 interheater F-5-01B dimana temperatur dikembalikan ke temperatur reaksi 543oC. Reaktor No. 2, C-5-01B menerima umpan langsung dari F-5-01B pada 5 4 3 oC d a n proses upgrading terus berlanjut pada laju yang lebih lambat dibandingkan reaktor pertama.Kehilangan temperatur di reaktor kedua kurang lebih 82oC. Konversi total kesetimbangankembali belum tercapai pada reaktor kedua, sehingga umpan kembali dipanaskan menjaditemperatur reaksi 543oC pada No.2 Interheater F-5-01C. Reaksi kembali berjalan di reaktor terakhir, Reaktor No.3, C-5-01C dimana kehilangantemperatur karena clean-up reactionshanya 38oC. Effluent dari reaktor ketiga bertukar panasdengan umpan campuran pada HE, E-5-01, sehingga temperaturnya menurun menjadi 124oC. Reaktor platformer disusun seri untuk menaikkan konversi reaksi. Pada reaktor, umpandan katalis masuk dari atas. Produk reaktor kemudian didinginkan lagi dan dikondensasikandalam air pada Reactor Product Condenser,E-5-02A/B. Kemudian dalam Reactor Product Trim Cooler,E-5-03A/B effluent reaktor kembali didinginkan menjadi 38oC dengan air lautsebagai media pendingin sebelum aliran berfase campuran ini memasuki Product Separator C-5-02. Sedangkan katalis perlu diregenarasi karena pada reaksi cracking umumnya akanterbentuk karbon (coke) yang melekat pada katalis. Karbon (coke) ini akan menempel padakatalis dan menutupi inti aktif katalis dan membuat katalis tidak aktif sehingga katalis perludiregenerasi guna menghilangkan karbon (coke) yang melekat tersebut. Katalis masuk ke unit CCR didorong oleh gas inert yaitu nitrogen. Di dalam CCR, katalis mengalami proses regenerasi yaitu dengan membakar katali s d e n g a n u d a r a . Pembakaran ini berguna untuk membakar karbon (coke) yang melekat pada katalis Menjadi C O d a n C O 2. Pada puncak CCR tower terdapat disengaging hopper yang berfungsi untuk memisahkan katalis dengan nitrogen. Katalis yang telah diregenerasi keluar dari bagian bawah CCR dan ditampung dalam surge hopper untuk diturunkan temperaturnya. Katalis kemudian dicampur dengan H2 untuk mereduksi katalis sehingga katalis siap digunakan kembali.

Product Separator C - 5 - 0 2 d i r a n c a n g u n t u k m e n y e d i a k a n w a k t u t i n g g a l y a n g c u k u p untuk fase gas dalam produk reaktor untuk lepas dan mencapai keadaan setimbang dalam kaitannya dengan separator liquid Recycle Gas Compressor K-5-01 menghisap dari Product Separator C-5-02 dan mensirkulasikan kembali gas hidrogen untuk dicampur dengan umpanhidrokarbon segar yang akan memasuki Platformer dari Naphtha Hydrotreater Unit. RecycleG a s C o m p r e s s o r a d a l a h k o m p r e s o r s e t r i f u g a l y a n g m e n g h i s a p p a d a 7 , 2 5 k g / c m 2g d a n melepaskan keluaran pada 11,2 kg/cm2g. Steam yang menggerakkan turbin penggerak adalahsteam 32 kg/cm2g. Cairan dari Product Separator ditransfer ke Recontact Drum C-5-04 dan bercampur dengan aliran net gas dalam Recontact Drum Cooler E-5-07. Campuran net gas-cairan produk i n i d i d i n g i n k a n m e n j a d i 3 8 oC . P e n g o n t a k a n u l a n g a n t a r a c a i r a n p r o d u k d a n n e t g a s i n i berfungsi untuk mengabsorpsi propana dan butana ke fasa cair sehingga kemurnian hidrogen dalam gas yang menuju plant 3 dan plant 4 meningkat. Propana dan butana yang terabsorpsi dalam cairan produk, nantinya dapat direcoverysebagai produk LPG. Net gas dari Recontact Drum C-5-04 menuju Net Gas Wash Column dimana gas tersebutakan dikontakkan dengan larutan soda kaustik. Net Gas Wash Column berisi tumpukan 50 mm porcelain intalox saddle yang telah dibasahi larutan soda kaustik. Substansi asam, terutamaasam klorida, dihilangkan dari aliran gas sebelum ditransfer ke unit lain. Larutan soda kaustik disirkulasi secara kontinu dengan pompa sirkulasi sementara sebagian aliran dialihkan untuk pembuangan, dan sebagian aliran di make-up. Cairan dari Recontact Drum C-5-04 pada 39,9 kg/cm2g dialirkan menuju Flash DrumC-5 0 6 y a n g b e r o p e r a s i p a d a t e k a n a n 1 7 , 4 k g / c m 2g . K a r e n a p e n u r u n a n t e k a n a n t i b a - t i b a , hidrogen dan hidrokarbon ringan teruapkan dan dilepaskan ke sistem fuel gas. C a i r a n d a r i Flash Drumdipompa ke Debutanizer C-5-07 via Debutanizer Feed/Bottom Exchanger E-5-08dimana umpan menuju Debutanizer dipanaskan menjadi 191oC. Kolom debutanizer terdiri dari 30tray yang beroperasi pada tekanan 18,3 kg/cm2g.Kolom dipanaskan oleh cairan bottom yang disirkulasi lewat Debutanizer Reboiler Heater F-502. Debutanizer sendiri berfungsi untuk memisahkan fraksi-fraksi ringan (produk atas) b e r u p a p r o p a n a dan butana serta sekitar 20%nya adalah etana dan fraksi ringan l a i n n y a . Produk atas ini kemudian dipompakan menuju LPG Recovery Unit,Plant 6. Produk bawahkolom debutanizer adalah produk akhir Platforming Unit,atau disebut Platformatdengan nilai oktan diatas 95. Platformat meninggalkan kolom debutanizer pada E-5-08 sehingga bertemperatur 106oC. Platformat kembali didinginkan lagi menjadi 38oC d a n b e r t e k a n a n u a p s e k i t a r 0 , 8 kg/cm2g sebelum akhirnya dibawa menuju tangki penyimpanan sebagai komponen blending gasoline. Process Flow and Equipment 1.Combined Feed/Effluent Exchanger (E-5-01)HE plate and frame, bertujuan menaikkan suhu umpan dari 120oC menjadi 425oC dengan media pemanas produk dari reaktor (477oC menjadi 129oC). Sebelum masuk ke preheater, umpan diinjeksikan gas H2(recycle gasdari K5-01). Apabila CCR (Catalyst Continuous Regeneration)tidak beroperasi dilakukan injeksi propylenedichloride d a n a i r ( exhaust condensate) untuk mengaktifkan sisi asam dari katalis(atau meningkatkan keaktifan katalis). Laju alir umpan 20 MBSD dengan ratio H2/HCsekitar 2,47 2.Reaktor (C-50 1 A / B / C ) Tempat terjadinya reaksi aromatisasi/dehidrogenasi,

h i d r o c r a k i n g , i s o m e r i s a s i , dehidrosiklisasi dan desulfurisasi. Diasumsikan kenaikan 3oC temperatur prosesdapatm e n i n g k a t k a n 1 n i l a i a n g k a o k t a n . R e a k s i b e r s i f a t e n d o t e r m i s , j a d i d i p e r l u k a n pemanasan sebelum memasuki reaktor untuk menjaga keseimbangan reaksiHeater yang digunakan (F-5-01) menggunakan bahan bakar fuel gas, terdiri dari 1 charge heater (F-5-01A) dan 2 buah interheater (F-5-01B dan F-5-01C). Produk dari reaktor digunakan untuk memanaskan umpan pada E-5-01, kemudiandidinginkan dengan reactor product condenser (Ea-5-02A/B) dan reactor product trim cooler (E-5-03A/B) dari suhu 129,7oC menjadi 47,9oC. 3.Product Separator (C-5-02)Bertujuan untuk menghasilkan residence time yang cukup untuk fase gas pada produk reaktor terpisah secara tepat dan mencapai titik kesetimbangannya. Recycle gas compressor (K-5-01) mengambil product gas y a n g b a n y a k m e n g a n d u n g H 2 untuk disirkulasikan kembali ke fresh feed yang memasuki unit Platforming. Kondisi operasi C-502 level: 44.8% Tekanan: 7.5 /cm2 Tout bottom product: 49oC 4. Recycle gas compressor (K-5-01) M e r u p a k a n k o m p r e s o r c e n t r i f u g a l y a n g b e r f u n g s i m e n g a m b i l suction produk separator pada 7.5 kg/cm2g dan discharge pada 11.2 kg/cm2g. 5.Net gas compression P r o s e s P l a t f o r m i n g m e n g h a s i l k a n l e b i h b a n y a k g a s H 2daripada yang diperlukan untuk reaksi. Net hydrogen yang dihasilkan terakumulasi di product separator (C-5 0 2 ) . G a s h i d r o g e n m a s u k k e n e t g a s c o m p r e s s o r (K-502). Setiap compressor dilengkapi dengan dua buahdouble acting cylindersyang terdiri dari kompresi 2 stage. Cylinder Stage pertama dari 3 compressor mengambil suction pada product separator ( C - 5 - 0 2 ) d e n g a n t e k a n a n 7 . 2 5 k g / c m 2g . T e k a n a n discharge p a d a 1 7 . 9 kg/cm2g , k e l u a r a n n y a d i d i n g i n k a n d e n g a n interstage drum (C-5-03). C-503 bertujuan untuk memisahkan dan menghilangkan condensate c a i r h a s i l d a r i pendinginan pada gas stream.Kemudian kompresi pada silinder stage k e d u a , t e k a n a n n a i k d a r i 1 7 . 1 k g / c m 2g menjadi 41.0 kg/cm2g. Discharge didinginkan dengan after cooler (Ea-5-05) hinggasuhu 51.7oC. kemudian didinginkan dengan recontact drum cooler (E-5-07) sampaisuhu 38oC (media pendingin Sea Cooling Water) sebelum dicampur dengan product separator cair dan dimasukkan kerecontact drum(C-5-04). 6. Recontact Drum(C-5-04) Recontact dari n e t g a s dengan product separator bertujuan untuk menghasilkan absorbs dari propane dan butane pada fase liquidnya, untuk meningkatkan kemurnianhydrogen pada net gas yang akan ditransferkan ke plant 3, unit proses HCU dan plant4, naphtha hydrotreater. Kondisi operasi C-5-04 level: 45% Tout bottom product: 49.82oC 7. Net gas wash column (C-5-05) Net gas dari C-5-04 masuk ke C-5-05 dimana net gas dikontakkan dengan larutanc a u s t i c u n t u k m e n g h i l a n g k a n s u b s t a n s i a s a m , h y d r o g e n c h l o r i d e s e b e l u m ditransferkan ke unit proses yang lain. Kondisi operasi C-5-05 diatur pada level 38%. 8. Product Flash Drum (C-5-06)Bertujuan untuk menurunkan tekanan sehingga hydrogen dan light end menguapuntuk dilepaskan ke system fuel gas.Product liquidnya dipompakan ke debutanizer (C-5-07) melaluidebutanizer feed/bottom exchanger E - 5 - 0 8 u n t u k d i p a n a s k a n sampai suhu 191oC. Flash drum,C-5-06 diatur pada level 45%.

9 . P r o d u c t S t a b i l i z a t i o n Debutanizer (C-5-07) memiliki 30tray, b e r o p e r a s i p a d a t e k a n a n 1 8 . 3 k g / c m 2g. Kolom dipanaskan dengan sirkulasi bottom liquid dengan debutanizer reboiler heater (F-5-02). Overhead vapor t e r k o n d e s a s i k e t i k a m e l e w a t i debutanizer overhead condenser (Ea-5-09) dari suhu 65oC m e n j a d i 5 4 oC d a n Debutanizer overhead trimcondenser (E-510) mencapai suhu 31.7oC. Produk hasil kondensasi dari debutanizer net product ditambah reflux liquid dan diakumulasi di debutanizer receiver (C-5-08). Hidrokarbon yang tidak terkondensasidikembalikan ke flash drum (C-5-06) untuk dilepaskan ke sistem fuel gas. Reflux k o l o m d i g u n a k a n u n t u k k e s e i m b a n g a n p a n a s , d i p o m p a k a n k e m b a l i k e t o p t r a y dengan debutanizer reflux pump (G-5-02A/B).Secara prinsip net overhead product dari debutanizer adalah campuran dari propanedan butane dengan kandungan ethane dan lighter material mendekati 20%. Debutanizer bottom adalah hasil akhir dari unit platforming dan disebut platformate. Bottom product d i g u n a k a n u n t u k m e m a n a s k a n u m p a n debutanizer p a d a E - 5 - 0 8 A/B/C, kemudian didinginkan dengan debutanizer bottom cooler (Ea-5-11) dan debutanizer trim cooler (E-5-12) sampai suhu turun (59.78oC). 3.1 Variabel Proses a Tipe katalis Tipe katalis mempengaruhi secara langsung temperatur reaksi yang diperlukanuntuk menghasilkan produk dengan bilangan oktan yang diharapkan. Variasi: Formulasi katalis dasar Kandungan klorida Kandungan platina B temperatur reaktor Temperatur mengontrol kualitas produk. Pada Rule of Thumb disebutkan bahwasetiap peningkatan temperatur sebesar 30C maka angka oktan bertambah 1. Temperatur dapat diekspresikan dengan besaran WAIT (Weighted Average Inlet Temperature)atau WABT (Weighted Average Bed Temperature) W A I T = ( f r a k s i b e r a t k a t a l i s r e a k t o r 1 x t e m p e r a t u r m a s u k r e a k t o r 1 ) + (fraksi berat katalis reaktor 2 x temperatur masuk reaktor 2) + (fraksi beratkatalis reaktor 3 x temperatur masuk reaktor 3) WABT = (fraksi berat katalis reaktor 1 x temperatur rata-rata reaktor 1) +(fraksi berat katalis reaktor 2 x temperatur rata-rata reaktor 2) + (fraksi beratkatalis reaktor 3 x temperatur ratarata reaktor 3) Dengan temperatur reaktor rata-rata = 0.5 x (temperatur masuk reaktor +temperatur keluaran reaktor) Semakin besar WAIT maka reaksi dehidrogenasi dan hidrocracking meningkat p u l a , o f f g a s d a r i s t a b i l i z e r a k a n b e r t a m b a h b a n y a k , p e r o l e h a n p r o d u k c a i r a k a n menurun, kemurnian H2 menurun dan laju pembentukan coke bertambah sehinggaumur katalis akan semakin pendek. Tekanan reaktor Tekanan m e m p e n g a r u h i p e r o l e h a n p r o d u k , t e m p e r a t u r y a n g d i b u t u h k a n d a n stabilitas katalis. Tekanan yang tinggi meningkatkan hydrocracking dan menurunkana r o m a t i s a s i . Tekanan rendah meningkatkan perolehan H2 d a n r e f o r m a t s e r t a menurunkan temperatur yang diperlukan, akan tetapi pembentukan coke meningkat.Oleh karena itu,tekanan reaktor harus ditentukan pada kondisi optimal untuk prosescracking dan reforming . Space velocity LHSV (Liquid Hourly Space Velocity)Menunjukkan jumlah umpan (m3/ j a m ) y a n g m a s u k k e r e a k t o r p e r v o l u m k a t a l i s p a d a s e m u a r e a k t o r ( m 3) .

M a k i n b e s a r L H S V m a k a m a k i n k e c i l kesempatan reaksi sehingga makin rendah pula kualitas produk WHSV (Weight Hourly Space Velocity)Menunjukkan jumlah umpan (ton/jam) yang masuk ke reaktor per jumlah berat katalis pada semua reaktor (ton). WHSV yang direkomendasikan sebesar 1.5 3 h-1. Jika kurang dari 1.5 h-1maka reaksi hidrocraking akan meningkat sehinggalaju pembentukan coke juga akan meningkat sedangkan jika lebih besar dari 3 h-1 maka waktu tinggal belum cukup sehingga kualitas produk tidak akan tercapai. sifat fisik dan kimia umpan Umpan pada platformat sebaiknya memiliki TBP pada rentang 4288 0 6 oC.Umpan dengan TBP dibawah rentang tersebut banyak mengandung nafta C5yang susah t e r a r o m a t i s a s i . S e d a n g k a n j i k a u m p a n m e m i l i k i T B P y a n g l e b i h t i n g g i a k a n menyebabk an laju pembentukan coke yang lebih cepat dan menaikkan nilaiend point platformat. Umpan nafta yang baik banyak mengandung C6+. Rasio H2/Hidrokarbon Rasio H2/Hidrokarbon merupakan perbandingan jumlah H2 dalam recycle gas yangdisirkulasi oleh kompresor terhadap jumlah umpan yang diolah. Hidrogen yang direcycle memiliki pengaruh terhadap laju pembentukan coke pada katalis. Semakin besar rasio H2 /HC akan menurunkan laju pembentukan coke akan tetapi akanmenurunkan perolehan reformat. Ratio mol H2/HC yang digunakan adalah 2,52 Keseimbangan klorida-air Jika terjadi penyimpangan pada keseimbangan ini, maka kinerja unit akan buruk dan keaktifan katalis akan berkurang. Klorida cenderung untuk meningkatkan reaksi p e r e n g k a h a n s e d a n g k a n a i r b e r g u n a u n t u k m e n d i s t r i b u s i k a n f a s a a s a m i n i d i permukaan katalis.

Variabel Proses Catalytic Reforming Unit Beberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi Catalytic Reforming adalah sebagai berikut : Catalyst Type Tipe katalis berpengaruh terhadap operasi catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading),chloride level, platinum level, dan activator level. Temperatur Reaksi Catalytic reformer reactor catalyst bed temperature merupakanparameter utama yang digunakan untuk mengendalikan operasiagar produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Katalis catalyticreformer dapat beroperasi hingga temperatur yang cukup tinggi,namun pada temperatur di atas 560oC dapat menyebabkan reaksithermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yield sertameningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaankatalis.Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu : Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksiberat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed). Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksiberat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet danoutlet).Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling seringdigunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan,walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik darikondisi reaksi dan temperatur katalis rata-rata.

Space Velocity Space velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diprosesuntuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jikavolume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan,istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV).Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yangdigunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight HourlySpace Velocity (WHSV). Satuannya sama, yaitu 1/jamSemakin tinggi space velocity atau semakin rendah residence time,maka semakin rendah octane number (RONC) produk atau semakinrendah jumlah reaksi yang terjadi pada WAIT yang tetap. Jika spacevelocity naik, untuk mempertahankan RONC produk, makakompensasi yang dilakukan adalah dengan menaikkan temperatur reaktor. Reactor Pressure Sebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressuresebagai variabel proses dibandingkanreactor pressure, namununtuk kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapatdigunakan sebagai variabel proses (hydrogen partial pressure =purity hydrogen x tekanan reactor). Penyederhanaan inidapatditerima karena hydrogen yang ada dalam sistem merupakan produk samping reaksi sehingga juga tergantung tekanan reaktor,berbeda dengan di unit hydrocracker yang menggunakan supplyhydrogen dari hydrogen plant.Tekanan reaktor akan mempengaruhi struktur yield produk,kebutuhan temperatur reaktor, dan kecepatan pembentukan cokepada permukaan katalis. Menurunkan tekanan reaktor akanmeningkatkan jumlah hydrogen dan yield reformate, mengurangikebutuhan temperatur untuk membuat produk dengan octanenumber yang sama, dan meningkatkan kecepatan pembentukancoke pada permukaan katalis. Hydrogen/Hydrocarbon Ratio Hydrogen/hydrocarbon ratio didefinisikan sebagai mol recyclehydrogen per mol naphtha umpan. Kenaikan H2/HC ratio akanmenyebabkan naphtha melalui reaktor dengan lebih cepat(residence time lebih singkat), sehingga akan menurunkankecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis denganpengaruh yang kecil terhadap kualitas dan yield produk.

Anda mungkin juga menyukai