Gambar a.1 Pengaruh Pengerasan Regangan Seperti terlihat pada Gambar a.1, jika spesimen baja dibebani sampai daerah plastis atau pengerasan regangan, kemudian beban dilepas maka kurva pada pembebasan beban akan sejajar dengan kurva bagian elastis. Oleh karena itu akan terdapat regangan yang tertinggal setelah beban dilepas. Suatu spesimen yang telah diregangkan sampai fase pengerasan regangan, lalu ketika beban dilepas dan selanjutnya spesimen disimpan beberapa hari yang disebut sebagai proses penuaan regangan (strain aging) pada temperatur ruangan. Setelah itu diadakan pembebanan ulang, maka terjadi peningkatan tegangan leleh dan kuat tarik, tetapi disertai penurunan regangan putus. Peristiwa ini dilukiskan pada Gambar a.2.
(a)
(b)
Gambar b.1 (a) Profil Baja Ringan Tipe Canal C, (b) Profil Baja Ringan Tipe UK Karena ketebalan profil baja ringan sangat tipis, maka bahan baja yang digunakan harus memiliki mutu yang tinggi atau biasa disebut High Tension Steel, umumnya standar yaitu Baja Ringan tipe G550 dengan spesifikasi teknis adalah sebagai berikut : Kekuatan Leleh Minimum (fy min) = 550 Mpa Tegangan Maksimum (fc max) = 550 Mpa Modulus Geser (G) = 50000 Mpa Modulus Elastisitas (E) = 20000 Mpa
Gambar d.2 Rangka Atap Kombinasi antara Baja Ringan dan Kayu
Perlu diingat untuk konstruksi atap baja ringan, jarak antar kuda-kuda harus lebih rapat jika dibandingkan dengan konstruksi atap dari bahan kayu. Semakin besar beban atap yang harus dipikul, jarak kuda-kuda baja ringan semakin rapat. Misalnya penutup atap dengan bobot 50 kg/m2 maka jarak kuda-kuda bisa mencapai 1,4 m. Sementara apabila bobot penutup atap mencapai 70kg/m2, maka jarak kuda-kuda bisa menjadi setiap 1,2m (jarak tersebut tentu harus didasarkan pada hasil perhitungan yang akurat sebelumnya). Sementara itu untuk penentuan harga tentang mahal atau tidaknya struktur rangka atap baja ringan tidaklah mutlak, setiap produsen dan aplikator mempunyai cara yang berbeda dalam menentukan harga yang pantas untuk produknya. Misalnya dari harga Rp 125.000/m, Rp 135.000/m, bahkan sampai Rp 250.000/m. Adapun beberapa tahapan sederhana pelaksanaan pemasangan atap baja ringan antara lain sebagai berikut : Membuat sketsa rencana atap yang akan dibangun. Menghitung struktur rangka atap sehingga didapatkan jenis dan dimensi profil baja ringan yang kuat dan termurah untuk digunakan. Dari perhitungan yang dilakukan, selanjutnya dibuat gambar kerja mengenai bentuk atap yang akan dibangun lengkap dengan ukuran, sudut, dan perletakan masing-masing profil baja ringan. Penyiapan lahan dan tempat yang akan dipasang rangka atap baja ringan. Pengukuran lokasi pemasangan berdasarkan rencana gambar yang sudah dibuat sebelumnya. Pemasangan masing-masing profil baja ringan dan sambungan sesuai dengan rencana sebelumnya. Selalu dicheck sambungan apakah sudah benar-benar baik pada masing-masing bidang. Pekerjaan pemasangan penutup atap baru dapat dilaksanakan setelah rangka atap baja ringan sudah terpasang 100% dan kuat menahan beban atap di atasnya.
Daftar Pustaka
http://kamissore.blogspot.com/2009/05/struktur-kerangka-baja-ringan.html http://www.scribd.com/doc/61672379/ITTY-MAKALAH-BAJA http://aplustruss.blogspot.com/2010/06/profile-baja-ringan.html http://www.scribd.com/doc/18040588/STRUKTUR-BAJA-11 http://abaditruss.multiply.com/journal/item/8 http://en.wikipedia.org/wiki/Cold_formed_steel http://rangkabaja.com/rangka-baja-baja-ringan/ http://rangkabaja.com/keunggulan-dan-kelemahan-baja-ringan/ http://www.ilmusipil.com/membeli-baja-ringan