PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air sangat berarti bagi kehidupan. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan
air untuk kehidupannya, khususnya air bersih. Merupakan suatu tantangan bagi kita semua
untuk bisa mendayagunakan air dengan sebaik-baiknya. Sebab dewasa ini kita sadar bahwa
air bersih sudah sangat sulit untuk didapatkan.
Di kelurahan Tugu Depok, terutama RW 05 dan RW 06 penyediaan air bersih merupakan
suatu persoalan yang sulit diselesaikan. Hal tersebut ditambah dengan pertambahan
penduduk yang sangat pesat. Oleh karena permasalahan permasalahan tersebut maka
kelangkaan serta kebutuhan air bersih di kelurahan tersebut kian lama kian meningkat.
Oleh karena permasalahan-permasalahan diatas maka dalam kurikulum Politeknik Negeri
Jakarta Jurusan Teknik Sipil yang tergabung dalam suatu KPK Sumber Daya Air dan
Lingkungan membimbing para mahasiswa untuk memberikan suatu solusi untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan di atas, dengan cara merencanakan suatu sistem
penyediaan air bersih yang tersusun dalam tugas besar semester V.
Atas dasar itu pula kami mengambil judul Perencanaan Air Bersih Kelurahan Tugu
Depok RW 05 dan RW 06. Kami berharap hasil dari perencanaan kami tersebut dapat
dijadikan solusi permasalahan kelangkaan air bersih di kelurahan Tugu.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas besar ini adalah :
1) Tujuan umum adalah agar kami dapat menyelesaikan tugas besar mata kuliah
penyediaan air bersih di semester V .
2) Tujuan khusus adalah agar mahasiswa diharapkan dapat merencanakan sistem
perencanaan air bersih yang lengkap dan sempurna, khususnya di RW 05 dan 06,
Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam masalah ini Penyusun membatasi permasalahan hanya pada sistem jaringan
pendistribusian, karena untuk masalah yang lain telah dibentuk tim yang terdiri dari sistem
pengambilan dan sistem pengolahan. Adapun masalah yang akan dibahas dalam sistem
jaringan distribusi adalah :
1) Penetuan Layout Perpipaan (merancang arah pipa).
2) Penyebaran Sambungan Rumah (SR) dan Kran Umum (KU).
3) Perhitungan Debit Air.
4) Perhitungan Bahan/Spesifikasi/Accessories/Perlengkapan Pipa.
5) Perhitungan Sisa Tekanan.
6) Gambar, meliputi : Denah, Skematik, Potongan dan Detail-detail.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I, berisi tentang pendahuluan dan gambaran tentang isi dari penulisan.
BAB II, berisi tentang dasar teori yang digunakan dalam menentukan hasil.
BAB III, berisi tentang data perencanaan.
BAB III, berisi tentang analisa perhitungan.
BAB IV, berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Air Secara Umum
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Manusia serta
kehidupannya tidak lepas dari masalah air, apakah itu untuk kebutuhan rumah tangga,
industri ataupun pertanian. Artinya kegunaan air bersih cukup luas, bukan saja untuk air
minum tetapi juga untuk keperluan rumah tangga industri, sosial dan rekreasi.
Untuk kebutuhan rumah tangga air bersih digunakan untuk minum, masak, mandi, cuci,
dan alat untuk menjaga kebersihan. Untuk kebutuhan industri air bersih dapat merupakan
bahan baku industri, bahan pencampur, pendingin mesin dan juga untuk menjaga
kebersihan. Untuk keperluan sosial air bersih dapat dipergunakan di tempat-tempat ibadah,
sekolah, kantor, dan untuk pemadam kebakaran. Sedangkan untuk keperluan rekreasi air
bersih dapat dipergunakan untuk air mancur, kolam renang, aquarium, pembersihan /
pemeliharaan jalan, pertamanan dan sebagainya.
2.2 Kualitas Air
Pemakaian air untuk berbagai keperluan tersebut di atas mempunyai syarat-syarat
kualitas tertentu, secara umum adalah sebagai berikut :
1. Fisik
Bau, warna, rasa, kadar lumpur, temperatur, kandungan oksigen dan tingkatan
keasaman (pH).
2. Kimia
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar tertentu yang tidak
membahayakan kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman,
mesin-mesin industri dan konstruksi penyediaan air. Sebaiknya kandungan unsur-
unsur yang bersifat baik harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Contoh-contoh :
Kekurangan flour dapat merusak gigi, kekurangan yodium dapat menyebabkan
penyakit gondok. Unsur NPK yang terdapat dalam air irigasi menyuburkan tanaman.
Asam arang merusak saluran dan kadar Ca yang terlalu besar mengakibatkan endapan
pada tanah dasar ketel.
3. Bakteri
Diusahakan agar bakteri-bakteri yang berbahaya dihilangkan dalam air minum.
Contoh-contoh :
Dalam 1 ml diperbolehkan ada 100 kuman, tetapi untuk kuman golongan tertentu.
Karena berbahaya bagi kesehatan perut misalnya penyebab penyakit perut : typhus,
kolera, disentri dan lain sebagainya.
2.3 Bangunan Pengolahan Air Bersih
2.3.1 Pengolahan Air
Keterangan :
Tahap tahap Pengolahan Air :
1. Sumber pengambilan air baku dari sungai
2. Setelah itu air baku masuk melalui saringan
3. Daerah sumur pengambilan
4. Pompa
6
8
12
5
1
2
3
7
10
11
13
4
9
5. Saluran pengambilan
6. Setelah air baku diambil dari pompa melalui saluran pengambilan lalu diteruskan ke
BPAB
7. Dari BPAB masuk melalui saluran pipa pembawa
8. Dari saluran pipa pembawa ditampung di menara air
9. Dari bak menara air diteruskan atau didistribusikan ke perumahan atau perindustrian
10. Pendistribusian air dialirkan melalui pipa distribusi
11. Setelah air digunakan dari perumahan atau perindustrian air dibuang ke saluran Air
limbah
12. Dari saluaran air limbah, air dibuang ke BPAL
13. Dari BPAL air dibuang ke saluran pembuang
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pencarian air baku :
1. Lokasi yang dekat dengan daerah distribusi untuk memperkecil biaya pembuatan pipa
distribusi.
2. Diusahakan mencari lokasi yang airnya jernih dan yang kandungan kotorannya ringan
untuk memperkecil biaya pembuatan bangunan penjernih dan biaya operasional
penjernihan.
3. Lokasi pengambilan air di atas daerah distribusi untuk memperkecil biaya pengambilan
air baku.
2.3.2 Cara pengambilan air dari sumber air baku yang dipergunakan :
Dengan cara pengangkatan penggunakan pompa.
Keterangan :
1. Air yang akan diolah disedot dari sumur (1) dengan menggunakan pompa (2)
2. Kemudian dari pompa diteruskan kebangunan intake (3)
3. Dari bak intake air ditarik dengan pompa (4) dan dipompakan ke bangunan aerasi (5)
4. Dari bak aerasi air dialirkan ke bangunan penampung (6) yang seterusnya akan
diteruskan dengan pompa (7) ke bangunan ground reservoar.
2.3.3 Dasar Pemilihan Alternatif dan Sistem
Aturan-aturan yang digunakan mencakup teori dan rumus-rumus yang dijadikan
sebagai dasar pemilihan alternatif bersumber dari ilmu-ilmu yang terdapat pada Hidrolika,
Konstruksi Beton, Mekanika Teknik, Mekanika Tanah, dan lainnya. Namun secara garis
besar, dasar pemilihan alternatif dan sistem yang dipakai adalah sebagai berikut :
a. Dimensi Bangunan
Dihitung berdasarkan :
1. Kecepatan Pengendapan (SL) (m/jam)
2. Waktu pengendapan (t) (jam)
) / ( jam m
A
Q
SL =
Bak
pengolah
Sumur
pengambilan
Saringan
Air baku
Pompa
Bak
intake
Bak aerasi
Bak
penampung
Pompa Pompa
1
2
3 4 5
6
7
Q = debit yang mengalir (liter/jam atau m
3
/ jam)
A = luas penampang bak (m
2
)
Volume Bak (V) = volume air per jam x waktu pengendapan
td Q V =
Pendekatan :
SL max. = 0,6 m / jam
td = waktu pengendapan ( 2 sampai 6 jam)
Kedalaman Bak (h) = 1,5 sampai 2,5 m
Perbandingan antara panjang dan dalam bak = 5:1 sampai 10:1
b. Perhitungan Tekanan Tanah
Perhitungan tekanan tanah yang berhubungan dengan bangunan-bangunan
pelengkap menggunakan rumus mekanika tanah, yaitu tekanan tanah aktif, pasif dan
tekanan air (mekanika fluida)
Rumus :
Jika bak pengolah berada di atas tanah
kondisi paling bahaya adalah
jika bak terisi oleh air
.
air
Ph h =
Ph Ph
h
Pa
Ph Ph
Jika bak pengolah berada di bawah
tanah kondisi paling bahaya jika bak
kosong dan muka air tinggi
| | | |
tanah
. . .
air a
Ph h hk = +
tekanan tanah aktif
a
k =
2.4 Sistem jaringan distribusi
Sistem jaringan distribusi merupakan suatu cara pemberian air kepada konsumen secara
merata. Untuk menjamin pengaliran air yang merata dan seimbang pada setiap titik harus
direncanakan tata letak jaringan distribusi. Dalam merencanakan tata letak tersebut perlu
dipertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari jenis pendistribusiannya. Bila diperlukan
jaringan distribusi dapat dibagi atas beberapa zona tekanan.
2.4.1 Sistem Cabang
Merupakan sistem distribusi yang paling sederhana.
Keuntungannya :
1. Ekonomis.
2. Teknik pengoperasian yang sederhana
Kerugiannya :
1. Sering terjadi sedimen / endapan lumpur atau kapur pada ujung pipa yang dapat
menutup pipa sehingga distribusi terhenti.
2. Pemerataan tekanan kurang bagus.
3. Apabila terjadi kerusakan pada suatu jalur maka jalur berikutnya mengalami
gangguan.
Gb. 1. Gambar sistem distribusi sistem cabang
2.4.2 Sistem Kotak / Grid / Petak
Merupakan sistem yang lebih baik dari sistem cabang. Ujung-ujung pipa cabang
disambungkan satu sama lainnya sehingga sirkulasi air dalam jaringan lancar dan
kemungkinan terjadi pengendapan kecil sekali.
Keuntungan lainnya :
1. Termasuk ekonomis karena dipasang setelah perkembangan pemukiman.
2. Pemerataan tekanan baik.
3. Pengoperasiannya sederhana.
4. Jika terjadi perbaikan pada suatu jaringan tertentu maka jaringan yang lain tidak
mengalami gangguan.
Gb. 2. Gambar sistem distribusi sistem kotak
2.4.3 Sistem Melingkar
Dibandingkan dengan sistem-sistem sebelumnya merupakan sisterm yang terbaik.
Sirkulasi air dalam jaringan lancar, bila ada perbaikan kerusakan distribusi air tidak
akan terhenti.
Keuntungan lainnya :
1. Pemerataan tekanan baik
Kerugiannya :
1. Biaya investasi mahal
2. Sistem operasi yang sulit
Gb. 3. Gambar sistem distribusi sistem melingkar
2.4.4 Sistem Diagonal
Merupakan suatu sistem yang paling baik dan efisien karena air dapat mengalir ke
suatu tempat dari berbagai arah, artinya suatu tempat tidak hanya mendapatkan air dari
suatu sistem jaringan saja. Kerugiannya adalah biaya operasi dan pembuatannya
sangatlah mahal.
Gb. 4. Gambar sistem distribusi sistem diagonal
2.5 Bangunan Penampung Air Bersih
2.5.1 Reservoar
2.5.5.1 Fungsi
Fungsi dari reservoar adalah untuk :
1. Mengumpulkan air
2. Menyimpan air
3. Meratakan aliran
4. Meratakan tekanan aliran
5. Menyimpan air untuk seluruh konsumen atau pengguna dan pemadam kebakaran.
Kapasitas reservoar ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air perjam
selama satu hari, dengan memperhitungkan surplus maksimum dan defisit minimum,
dan juga berdasarkan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran dan lamanya
pemompaan.
2.5.5.2 Jenis Reservoar
Jenis reservoar menutut letaknya dibedakan atas Reservoar Atas (elevated reservoar)
dan Reservoar Bawah tanah (ground reservoar). Kedua jenis ini masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan relatif terhadap kondisi daerah yang akan dilayani
dan juga terhadap faktor ekonomi.
A. Reservoar Atas
Kelebihan dari reservoar atas ini adalah :
1. Pompa tidak bekerja terus menerus
2. Dapat mereduksi efek tekanan pada sistem distribusi.
3. Kebutuhan tekanan pada sitem distribusi dapat dipenuhi dengan menentukan
lokasi yang strategis
Kekurangannya adalah :
1. Investasi awal cukup tinggi karena harus membangun menara air
2. Biaya perawatan yang cukup tinggi.
3. Daya tampung terbatas
B. Reservoar Bawah
Kelebihannya adalah :
1. Investasi awal lebih murah
2. Pengontrolon lebih mudah
3. Biaya pemeliharaan rendah
4. Dapat menampung air dalam jumlah yang besar
5. Kebutuhan tekanan untuk memenuhi tekanan distribusi dapat menggunakan
pompa yang memadai
Kekurangannya adalah :
1. Pompa harus bekerja penuh selama melayani pendistribusian ke konsumen
2. Tidak dapat menghindari efek tekanan pada sistem distribusi (kecuali dengan
menggunakan variasi pompa)
Faktor kehilangan air maksimal 20 %. Pada perhitungan untuk merencanakan
debit menara maka debit air dari distribusi di kali dengan faktor kehilangan air
maksimal. Sedangkan faktor kehilangan minimal yaitu 5 %.
Pada saat pengisian, lamanya waktu debit maksimal adalah sesuai dengan jam
puncak yaitu 3 jam. Maka untuk mendapatkan kapasitas bak harus dikali dengan
lamanya debit maksimal.
2.5.5.3 Cara Pengaliran
Ada 2 cara untuk mengalirkan air dari sumbernya yaitu :
1. Cara Gravitasi
Cara gravitasi adalah suatu cara yang diterapkan dimana air dialirkan secara
gravitasi dari reservoir ke jaringan distribusi. Cara ini bisa diterapkan jika letak
reservoir atau instalasinya berada pada tempat yang lebih tinggi dari daerah yang akan
disuplai.
RESERVOIR
PIPA INSTALASI
KONSUMEN
2. Cara Pemompaan
Cara pemompaan digunakan apabila letak instalasi / reservoir pada ketinggian
yang sedemikian rupa sehingga tidak mampu mengalirkan air dengan baik ke daerah
pelayanan. Cara pemompaan dilakuka apabila :
a) Ketinggian instalasi lebih rendah dari daerah yang dilayani.
b) Ketinggian instalasi sama dengan daerah yang akan dilayani.
c) Ketinggian instalasi lebih tinggi dari daerah yang dilayani, akan tetapi tidak
memiliki tekanan cukup untuk bisa memberikan pelayanan yang baik.
KONSUMEN
RESERVOIR
PIPA INSTALASI
3. Perhitungan tinggi Reservoar
a. Jika H < 10 mka (m) dipertinggi dengan tinggi menara ( T ).
H = ( Elv M Elv R ) ( total looses dari titik R-M )
b. Jika H > 10 mka (m) tidak perlu menggunakan menara.
H = ( Elv M Elv R ) ( total looses dari titik R-M ) > 10 mka (m)
4. Perhitungan dimensi Reservoar
Vkebutuhan ( m
3
) = Q
BPAB
( m
3
/det )
x waktu pengisian maks ( detik )
Vkebutuhan : Vreservoar = 1 reservoar tunggal
Vkebutuhan : Vreservoar > 1 banyak reservoar
H
Min 10 mka
+ Elv M
+ Elv R
T
H
+ Elv M
+ Elv R
Vkebutuhan = Vreservoar . n(banyak reservoar)
Vreservoar didapat B x H x T ( Persegi ) ; .d
2
. T( lingkaran )
H = 2B .... (reservoar effisien)
h = tinggi ruang kosong 5% dari H
2.6 Pemilihan Pompa
Untuk keperluan mengalirkan air dari rumah pompa ke BPAB maka diperlukan pompa.
Perencanaan pompa harus mampu memberikan debit aliran air dan tekanan yang memadai.
Pompa sebaiknya tidak bekerja secara terus-menerus lebih dari 22 jam per hari. Oleh karena
itu perlu pompa cadangan yang dipararel dengan pompa utama sehingga bekerja bergantian.
Peralatan yang harus ada seperti Gate Valve, Check Valve, Water Meter, dan alat kontrol
listrik. Gate Valve dipasang dibelakang pompa pada pelepasan samping. Jika pompa berada
di bawah permukaan air (pompa Sumersible) maka gate valve dipasang pada pipa hisap
utama ke arah pompa. Check valve dipasang diantara gate valve dan pompa untuk menjaga
arus balik.
Jenis pompa dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : (a) volume, (b) head pompa,
jenis zat alir, tipe power, dan putaran per menit (rpm). Ditinjau dari klasifikasi
penggerak/mekanik pompa terdapat beberapa macam antara lain :
a. Pompa reciprocating,
b. Pompa tangan,
c. Pompa sentrifugal,
d. Pompa lift,
2.6.1 Pompa sentrifugal mempunyai keuntungan dan kerugiannya, yaitu :
a. Harga pemeliharaan dan ongkos relatif rendah,
b. Ringan sehingga pondasi kecil,
c. Tidak memakan ruangan,
H
B
h
d. Langsung dapat digerakan dengan motor listrik,
e. Dapat dipakai untuk air kotor / air berlumpur,
f. Aliran kontinyu,
g. Tinggi isap cukup besar,
h. Efisiensi rendah pada kapasitas kecil,
i. Pompa sentrifugal tidak dapat menghisap kalau kipas tidak ada air
BRAND TYPE FEATURES Rp (000)
HITACHI
DT-P300GP-
PJ
300w, daya hisap 24m, pompa sumur dalam otomatis, Import 3295
PANASONIC GN-125H Daya hisap 15 m 1155
PANASONIC GF-200HC 250w, daya hisap 27m 1995
PANASONIC GF-250HCX Jetpump 200w, daya hisap 27m 2555
PANASONIC GF-255HCX Jetpump 250w, daya hisap 30m 2575
SANYO PH-135A Pompa air sumur dangkal 125W, daya hisap 9m, daya pancar 9m -
SANYO PH-100AN Pompa air sumur dangkal 100W/daya hisap 9m, daya pancar 9m 875
SANYO PH-151A
Pompa air sumur dangkal 150W/daya hisap 9m, daya pancar 11-
17m
1122
SANYO PH-267A Jetpump 250W, daya hisap 27m, daya pancar 12m 4555
SANYO PD-H255D
Jetpump 250W, daya hisap 27m, daya pancar 12m, dual volatge
220/110
SANYO PD-H255F Jetpump 250W, daya hisap 27m, daya pancar 12m 4845
SANYO PD-H405 Jetpump 400W, daya hisap 32m, daya pancar 14m 7455
SHIMIZU PC-165BiT Semi Jetpump 150W, daya hisap 15m 1595
SHIMIZU PC-250BiT Jetpump 250W, daya hisap 30m
1925
1828
SHIMIZU PC-268BiT Jetpump 250W, daya hisap 30m 1365
WASSER PC-255EA Jetpump 250W, daya hisap 30m 1225
WASSER PC-380EA Jetpump 375W, daya hisap 40m 1395
WASSER PC-250EA Jetpump 250W, daya hisap 27m 1745
WASSER PC-500EA Jetpump 500W, daya hisap 50m 2125
WASSER PW-100EA Pompa air sumur dangkal 100w, daya hisap 9m 725
WASSER PW-150EA Pompa air sumur dangkal 150w, daya hisap 9m 995
2.6.2 Menghitung Daya Pompa
Faktor yang perlu untuk diperhatikan menghitung daya pompa yaitu :
a. Berat jenis air,
b. Kekuatan hisap,
c. Kekuatan dorong,
d. Besarnya pipa hisap dan dorong,
e. Hambatan karena fitting.
Rumus Daya Pompa
Untuk menghitung daya pompa dapat dipergunakan rumus seperti berikut :
Daya =
Dimana : Daya : Daya pompa ( kw )
: Massa jenis fluida ( ton/m3 )
: Efisiensi pompa
H : Head total ( m)
g : Percepatan gravitasi = 9,81 m/s
2
Pada rumus tersebut, besarnya H = hs + hp + hf
Dimana :
hs : head section( sama dengan ketinggian dari pipa penghisap )
hp : head pressure ( sama dengan ketinggian dan pipa pendorong setelah (pompa)
hf : head friction ( sama dengan total hilang tinggi tekan yang terjadi pada pipa
sepanjang hs, hp dan hf )
2.6.3 Pemakaian Pipa
Agar aliran pipa dapat mengalir dan dapat tahan dipakai sesuai dengan umurnya maka
pemakaian pipa dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Pipa Pembawa
Pipa pembawa digunakan untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat tertentu di
daerah pemakaian.
q
xgxQxH
b) Pipa Cabang
Pipa cabang digunakan untuk mengalirkan air setelah pipa utama ke pipa rumah-
rumah, pipa cabang ini disebut juga pipa sekunder.
c) Pipa Plumbing merupakan jaringan pipa yang terdapat di dalam rumah.
Pemakaian jenis pipa untuk berbagai keperluan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No Jenis pipa Induk Distibusi Plumbing
1 Besi Tuang X X -
2 Asbes semen X X -
3 Pipa Galvanis X X X
4 Pipa Baja X - -
5 Pipa Beton X - -
6 Pipa Plastik X X X
7 Pipa Tembaga - - X
X: Dipakai
d) Pipa Besi Tuang
- Ukuran panjang pipa standar 3m dan 6m.
- Keuntungan terbuat dari bahan yang kuat dan tahan terhadap korosi.
- Kerugiannya adalah bahan yang berat.
e) Pipa Asbes Semen
- Pipa asbes-semen memiliki bobot yang ringan dan mudah dalam pemasangannya.
- Kekurangannya adalah kekuatannya rendah terhadap lenturan.
- Terbut dari asbes-semen yang diubah menjadi suatu bahan padat yang homogen.
f) Pipa Galvanis
- Pipa besi lunak yang dilapisi timah.
- Ukuran panjang pipa standar 6m.
- Keuntungannya ringan, murah dan tahan terhadap korosi.
- Kerugiannya jika lapisan timahnya rusak atau terkelupas pipa akan mudah
berkarat.
g) Pipa Baja
- Mempunyai kekuatan lentur yang cukup kuat dan tahan terhadap benturan.
- Diameter ukuran dapat mencapai hingga lebih dari 6m.
- Kerugiannya adalah pemasangan pipa membutuhkan waktu yang cukup lama
karena penyambungannya harus dilakukan pengelasan.
h) Pipa Beton
- Mempunyai ukuran diameter hingga 72 inchi ( 2m) dan untuk ukuran yang lebih
besar lagi, diameter pipa dapat mencapai hingga 180 inchi ( 5m ) yang bisa
didapatkan dengan pemasangan khusus.
- Terbuat dari 2 jenis yaitu pipa bertulang dan tidak bertulang.
- Diameter < 24 inchi dibuat tidak bertulang dan sebaliknya.
i) Pipa Plastik ( PVC)
- Pipa bebas karat dan memiliki bobot yang ringan.
- Mudah dalam pemasangan dan murah.
- Banyak digunakan untuk pipa air rumah (Plumbing) sambungan dari rumah ke
pembuangan, ataupun aliran di jalan
j) Pipa Tembaga
- Ukuran panjang pipa standar 5m dan 6m
- Keuntungan, bahan penghantar panas yang baik, ringan dan tahan terhadap korosi
- Kerugiannya adalah harga relatif mahal
BAB III
PERUMUSAN DATA
3.1 Peta Daerah Proyek Pendistribusian Air Bersih
Lokasi penyediaan air bersih yang akan direncanakan terletak di RW 05 dan 06,
Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok., Provinsi Jawa Barat. Peta situasi dan peta
kontur diperoleh dari kelurahan Tugu dimana data peta tersebut berasal dari
BAKORSUTANAL dengan skala peta 1 : 15.000.
3.2 Jumlah Penduduk
Penduduk kota Depok umumnya mengalami perkembangan/ pertumbuhan jumlah
penduduk semakin meningkat setiap tahunnya namun masih dalam persentase kenaikan
yang wajar bagi suatu kota yang tidak terlalu besar seperti Depok ini.
Dalam perencanaan proyek, jumlah penduduk untuk urahan Tugu, Kecamatan Cimangis.
diperkirakan sebanyak 9800 jiwa yang terdiri dari 5600 Jiwa pada RW 05 dan 4200 jiwa
pada RW 06.pertumbuhan penduduk diperkirakan 3% pertahun.
3.3 Kondisi Penyediaan Air Bersih
Untuk wilayah Depok umumya nampaknya penyediaan air bersih sebagian besar
menggunakan air tanah, baik itu sumur maupun pompa sebagai sumber air baku. Walaupun
demikian ada pula daerah yang sulit mendapatkan air bersih dan sudah mulai ada penyaluran
air bersih dari PDAM.
3.4 Pengolahan Air Sungai
Air yang digunakan dalam pengolahan air bersih diambil dari Situ Pendongkelan dengan
tinggi permukaan sungai yang masuk ke situ adalah 0,85 meter serta kecepatan air
dipermukaan sungai yaitu 0,6 m/det sehingga memiliki debit 0,84 m
3
/det. Penyadapan air
sungai menggunakan pompa.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Analisa Perhitungan Debit Kebutuhan
Perhitungan Debit Kebutuhan dengan Umur Rencana 10 Tahun
Diketahui data sebagai berikut :
1,5m 1,5m
V = 0,6 m/det
h
aktual
= 0,85 m
3 m
4 m
A
aktual
=
Sehingga debit aliran :
Q
aktual
= A x V = 4,68 x 0,6 = 2,81 m
3
/det
Sehingga debit aliran pada musim kemarau :
Q
min
= 30%. Q
aktual
= 0,84 m
3
/det
Perhitungan Debit Kebutuhan dengan jumlah penduduk Umur Rencana 10 Tahun
Diketahui data sebagai berikut:
P
0
= 9800 jiwa
r = 3 %
n = 10 tahun
P
n
= P
0
(1 + r)
n
= 9800 (1 + 0,03)
10
= 13170 jiwa
Penentuan Kebutuhan Air Bersih dengan jumlah penduduk Umur Rencana 10 Tahun :
q = 200 liter/jiwa/hari
Q = P x q = 13170 x 200 = 30,49 liter/det = 0,03 m
3
/det
60x60x24
Penentuan debit aliran yang boleh disadap jumlah penduduk Umur Rencana 10 Tahun :
Q
sadap
= Q
min
= . 0,84
= 0,28m
3
/det
Penentuan jumlah rumah jumlah Umur Rencana 10 Tahun :
P
n
= 13170 jiwa
1 rumah = 5 orang
Jumlah rumah = rumah
Perhitungan jumlah SR dan KU
Rumah permanen = 1300 = 1300 SR
Rumah semi permanen = 1273 = 1273 SR
Rumah darurat = 89 = 45 SR
Masjid = 8 = 8 SR
Gereja = 1 = 1 SR
Pasar = 1 = 4 SR
Sekolah = 6 = 3 SR +
2634 SR
KU = 2634 = 75,26 KU = 752,6 SR
35
Total = 2634 + 753 = 3387SR
Debit yang dibutuhkan = 3387 x 0,098 lt/det = 331,93 lt/det = 0,33 m
3
/det
Jika Q
kebutuhan
> Q
tersedia
0,33m
3
/det > 0,28m
3
/det (tidak OK)
Kesimpulan :
Sumber air tidak dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat selama 10 tahun ke depan.
Kapasitas dari sistem PAM hanya dapat memenuhi 84,8 % kebutuhan di lapangan. Dan
sisanya 15,2 % dapat dicari dari sumber lainnya.
4.2 Perhitungan Debit Kebutuhan Antar Node
(Diambil contoh perhitungan pada node 4-5 )
Titik node = 4 - 5
Jenis saluran = distribusi (D)
Jumlah SR = 678 buah
1 SR = 0,098 lt/dtk
Q SR total = nSR x SR = 678 x 0,098 = 66,444 lt/dtk
Jumlah KU = 19 buah
1 KU = 0,98 lt/dtk
Q KU = nKU x KU = 19 x 0,980 = 18,984 lt/dtk
Q Total = Q SR + Q KU
= 66,444 lt/dtk + 18,984 lt/dtk
= 85,428 lt/dtk = 0,085 m/dtk
4.3 Perhitungan Dimensi Pipa
(Diambil contoh perhitungan pada salah satu node)
Titik node = 4 - 5
Debit (Q) = 0,085 m
3
/dtk
Jarak Horizontal (LH) = 222 m
Elevasi pipa 4 = + 62 m
Elevasi pipa 5 = + 63 m
Beda Tingg (H) = Elevasi 4 - Elevasi 5
= 62 m 63 m = 1 m ( Landai )
Kemiringan Pipa =
H x 100
=
1 x 100
= 0,45 %
LH 222
Panjang Pipa (LP) = H
2
+ LH
2
= 1
2
+ 222
2
= 222 m
Kemiringan Hidrolik (S) =
H x 100
=
1x 100
= 0,45 %
LP 222
Jenis Pipa = Galvanis
C = 120
Diameter Pipa () =
Q
1 / 2,63
0,2785 x C x S
0,54
=
0,085
1 / 2,63
0,2785 x 120 x 0,0045
0,54
= 0,578 m = 22,743 inchi = 24 inchi
Diameter Pakai = 24 inchi = 0,61 m
Kecepatan (V) =
Q
=
0,085
= 0,29 m/dtk
A x x 0,61
2
4.4 Perhitungan Hidrolis / Kehilangan Tinggi Tekan
(Diambil contoh perhitungan pada salah satu node)
Titik node = 4 - 5
Diameter pipa () = 24 inchi = 0,61 m
R = 0,076 / 4 = 0,0191
Panjang Horizontal (LH) = 222 m
Panjang pipa (LP) = 222 m
Kemiringan hidrolik (S) = 0,0045 %
Kecepatan (V) = Q/A = 1,63 m/dtk
Hilang tekanan (Hl) =
0,5 x V
2
= 0,5 x 1,63
2
= 0,066 m
2 x g 2 x 10
4.5 Perhitungan Tekanan Sisa
(Diambil contoh perhitungan pada salah satu node)
Node = 4 - 5
Elevasi pipa 4 = + 62 m
Elevasi pipa 5 = + 63 m
Beda tinggi (H) = 62 m 63 m = 1 m (Landai)
Hilang tinggi tekan akibat alat
Siku atau elbow = n x Hl x 1,129 = 0 x 0,066 m x 1,129 = 0 m
Socket = n x Hl x 0,015= 20 x 0,066 x 0,015 = 0,019 m
Restric = n x Hl x 0,15= 0 x 0,066 x 0,15 = 0 m
Katup = n x Hl x 0,2 = 1 x 0,066 x 0,2 = 0,013 m
Kran = n x Hl x 0,2 = 1 x 0,066 x 0,2 = 0,013 m
Reducer = 0,45 x (1- A1/A2)
2
= 0,45 x (1- 0,26/0,85)
2
= 0,003 m
Barrel union = n x Hl x 0,15 = 1 x 0,066 x 0,2 = 0,01 m
Tee = n x Hl x 0,15 = 0 x 0,066 x 0,5 = 0 m
Wp +Wm = 0,15x n x 2 x Hl = 0,15 x 0 x 2 x 0,066 = 0 m
Total my losess = 0,125 m (penjumlahan hilang tinggi tekanan alat)
Total losses = 2,089 m (dari perhitungan pipa sebelumnya)/Exel
Tekanan sisa = 8,875 m (dari perhitungan pipa sebelumnya) /Exel
4.6 Perhitungan Tinggi Menara
(Diambil titik terjauh dari menara)
ER - 1 - 2 6 11 12 14 - 15
Elevasi ER = + 66 m
Elevasi node 15 = + 59 m
H = 66 m 59 m = 7 m
Tekanan sisa terkecil = 5,11 < 10 meter
Maka tinggi menara = 10 5,11 = 4,89 m
Menara tetap dibuat pada elevasi 5 m
4.7 Menghitung HP Pompa
Q sadap = 0,28m
3
/det
Jarak Horizontal ( LH ) = 400 m
Elevasi Rumah Pompa = + 66
Elevasi BPAB = + 68
H = Elevasi BPAB - Elevasi Rumah Pompa
= 68 - 66
= 2 m
Kemiringan Pipa (S) =
% 5 , 5 % 100
50 , 36
2
% 100
=
A
x
x
LH
H
Panjang Pipa ( LP ) = m LH H 55 , 36 5 , 36 2
2 2 2 2
= + = + A
Hf = s x Lp = 0,055 x 36,55 = 2,01m
Hp = h = 2 m
Hs = 3 m
H = Hf + Hp + Hs = 2,01 + 2 + 3 = 7,01 m
Efisiensi Pompa = 75 %
HP
x x x Q h g
HP 67 , 25
75 , 0
28 , 0 01 , 7 81 , 9 1 . . .
= = =
q
1 HP = 0,746 KW
HP = 25,67 x 0,746
= 19,15 KW
Dipakai Pompa Type PC-250EA dengan total HP = 27 HP
Kesimpulan :
Untuk memenuhi total HP maka digunakan 1 Unit Pompa type PC-250EA
Gbr.8 Potongan Memanjang
Menghitung HP Pompa
Q = 0,28m
3
/d et
PVC = 1 inch
d = 2,54 (2 x 0,15 ) = 2,24 cm = 0,0224 m
A = 0,0004 m
Lu = d = 0,0224 = 0,0704 m
R = 0,00056
Kst = 110 PIPA PVC
V = = = 700
Hgs = = = 203 m
Hl = . = ( 1,3 + 4 x (1,129) = 1,85 m
TH = 33 + 16,85 + 1,85
= 51,7 m
Lh = 36,5 m
EL = 68
EL = 66
EL = 63
T = 3 m
T = 2 m
BAB V
HASIL DATA
5.1 Debit Kebutuhan
Q
sadap
= Q
min
= 0,28m
3
/det
5.2 Debit Kebutuhan Antar Node
Perhitungan pada node 4-5 =0,085 m/dtk
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Tinjauan Segi Debit
debit yang dibutuhkan dalam rencana 10 tahun adalah 331,93 lt/det = 0,33 m
3
/det
dengan Q
tersedia
adalah 0,28m
3
/ det. Adapun ketentuan untuk mendapatkan debit yang
dibutukan dalam umur rencana 10 tahun dengan diketahui P
0
= 9800 jiwa, r = 3 %, n = 10
tahun,P
n
= P
0
(1 + r)
n
= 9800 (1 + 0,03)
10
= 13170 jiwa, yaitu :
1. Penentuan Kebutuhan Air Bersih dengan jumlah penduduk Umur Rencana 10 Tahun :
q = 200 liter/jiwa/hari
Q = P x q = 13170 x 200 = 30,49 liter/det = 0,03 m
3
/det
60x60x24
2. Penentuan debit aliran yang boleh disadap jumlah penduduk Umur Rencana 10 Tahun :
Q
sadap
= Q
min
= . 0,84
= 0,28m
3
/det
3. Penentuan jumlah rumah jumlah Umur Rencana 10 Tahun :
P
n
= 13170 jiwa
1 rumah = 5 orang
Jumlah rumah = rumah
6.2 Timjauan Segi Tekanan
6.3 Tinjauan Segi Pipa
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari perhitungan dengan diketahui jumlah SR dan KU yaitu 3387 x 0,098 lt/det
didapatkan Debit Dibutuhkan dengan umur rencana 10 tahun adalah 0,33 m
3
/det,
sedangkan Debit yang tersedia adalah 0,28m
3
/ det, maka
Jika Q
kebutuhan
> Q
tersedia
0,33m
3
/det > 0,28m
3
/det (tidak OK)
Jadi Sumber air tidak dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat selama 10 tahun ke
depan. Kapasitas dari sistem PAM hanya dapat memenuhi 84,8 % kebutuhan di lapangan.
Dan sisanya 15,2 % dapat dicari dari sumber lainnya.
2.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Unit Bangunan Sadap
Dari peta lokasi, perencanaan air bersih berlokasi di Kabupaten Bogor. Didapat debit
kebutuhan sebesar 0,585 m/det, dari debit kebutuhan tersebut diperoleh debit sadap sebesar
0,740 m
3
/dt. Untuk dapat menghisap air dari sungai digunakan Pompa Centifugal Pumps Single
Impeler Type K 30 / 3000 T dengan total HP = 14. Untuk memenuhi total HP maka digunakan 1
Unit Pompa type K 30 / 3000 T. Pipa transmisi yang digunakan untuk mengailrkan air dari
pompa ke BPAB adalah dengan diameter 0,5 m dengan panjang pipa 400,031m.
5.1.2 Unit Bangunan Pengolahan
5.1.3 Unit Bangunan Penampung
5.1.4 Unit Disribusi
Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dibuat dapat disimpulkan, dengan kapasitas
debit aliran total sebesar 0,585 m
3
/detik dapat melayani penduduk sebanyak 252.662 jiwa untuk
daerah seluas 625,4 Ha selama periode 10 tahun.
Kondisi kontur tanah yang cukup berbeda membuat tekanan sisa yang terjadi di node
terjauh terhadap ER sebesar 32.6 mka, dimana kondisi ini memenuhi persyaratan dari nilai
tekanan minimum, yaitu 10 mka. Sehingga tidak dibutuhkan menara.
5.2 Saran
Dengan adanya proyek penyediaan Air Bersih mulai dari perencanaan bendung,
bangunan sadap, BPAB, dan pendistribusian ke rumah penduduk, diharapkan masyarakat
bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk dapat memelihara
bangunan-bangunan tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dan
untuk mencegah terjadinya kekurangan air pada musim kemarau sebaiknya dilakukan
penghematan dan pemakaian air yang optimal namun tidak berlebihan penggunaannya.