Makalah Skripsi

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air atau jalan
lalu lintas biasa). Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas maka disebut sebagai viaduct
(struyk dan van der veen, 1984). Perkembangan trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan
pembangunan, baik berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang berfungsi untuk
memperlancar arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Geografis Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi sehingga
elevasi kontur tanah tidak sama, maka penyediaan transportasi harus disesuaikan dengan kondisi
alam yang ada. Hasil produksi pertanian dan perkebunan Kabupaten Lumajang disebarkan ke
seluruh penjuru kota, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperlancar hasil produksi
antar daerah. Maka dari itu perlu adanya sarana penghubung transportasi antar daerah yang salah
satunya berupa pembuatan jembatan selok anyar di Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Jembatan selok anyar VII terletak di jalur lintas selatan jawa timur ruas Jarit-batas
Jember pada STA 13+750 wilayah kecamatan pasirian kabupaten lumajang. Kondisi rencana
lokasi yang ada masih berupa jalan yang terputus sungai. Sekeliling rencana jembatan masih
berupa lahan sawah dan ladang/tegalan yang jauh dari pemukiman. Jembatan melintasi sungai
kedung dengan lebar sungai dari tebing kiri tebing kanan 30 m.
Rencana jembatan Selok Anyar VII dengan bentang 40 meter dan lebar 7,2 meter
menggunakan struktur rangka baja trapesium. (Anonim: Data Perencanaan Dinas PU Propinsi
Jawa Timur). Struktur ini menguntungkan dalam pencapaian bentang panjang, dan konstruksi
baja ringan sehingga beban yang ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih kecil, selain itu
dapat mempercepat dan mempermudah pemasangan.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan ini adalah merencanakan sturktur jembatan baru dengan
konstruksi rangka baja menggunakan Standar Pembebanan RSNI T-03-2005.
Sedangkan manfaat dari Studi Perencanaan Jembatan Rangka Baja Pada Jembatan
Selok Anyar VII Di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang adalah memberikan alternatif
model struktur untuk jembatan dengan menggunakan Standar Pembebanan RSNI T-03-2005 dan
diharapkan mampu menjadi masukan bagi instansi terkait.

1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan dan perhitungan kekuatan konstruksi lantai kendaraan.
2

2. Perencanaan dan perhitungan kekuatan gelagar-gelagar yang tepat sehingga jembatan
mampu menerima beban yang ada.
3. Perencanaan bentuk dan perhitungan abutment yang tepat agar dapat memikul beban yang
diterima jembatan.
4. Perencanaan dan penentuan jenis pondasi yang sesuai dengan kondisi sungai yang dalam
serta berjenis tanah lunak.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam studi perencanaan struktur jembatan
rangka baja meliputi :
1. Perhitungan pembebanan dan dimensi plat lantai kendaraan.
2. Perhitungan dimensi gelagar memanjang, melintang dan gelagar pengaku (induk).
3. Perhitungan dimensi abutment sesuai dengan kondisi jembatan.
4. Perhitungan dimensi pondasi yang direncanakan.

1.5 Lingkup Pembahasan
Mengingat banyaknya yang dibahas dalam tugas akhir ini, pembahasan perencanaan
struktur jembatan Rangka baja dibatasi meliputi:
1. Perhitungan dimensi tulangan sistem lantai kendaraan.
a. Perhitungan dimensi tulangan plat lantai kendaraan dan trotoir
b. Perhitungan gelagar melintang
c. Perhitungan gelagar memanjang
2. Perhitungan rangka jembatan meliputi:
a. Perhitungan dimensi rangka baja dan gelagar induk
b. Perhitungan sambungan
c. Perhitungan landasan
3. Perhitungan abutment meliputi:
a. Perencanaan bentuk abutment
b. Perhitungan pembebanan abutment
c. Perhitungan stabilitas abutment
d. Perhitungan penulangan abutment
4. Perhitungan pondasi meliputi:
a. Perhitungan daya dukung tanah
b. Perhitungan penulangan pondasi tiang pancang

3

Gambar 1.1 Bagan Alir Perencanaan Jembatan rangka Baja
Survey Data
Mulai
Data Sondir
- Kedalaman Tanah
Data Teknis
Perencanaan
-Data Gambar
Peta Lokasi
- Topografi

Perhitungan Abutment
Perhitungan Pondasi
Kontrol Stabilitas
Gambar Rencana
Selesai
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Perhitungan Pembebanan
Perhitungan plat lantai
kendaraan, trotoar, sandaran
Perencanaan dimensi gelagar
memanjang, melintang, induk
Perencanaan ikatan angin
Perhitungan sambungan, Landasan
Kontrol Lendutan
Perencanaan Abutment
4

BAB III
PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS
3.1 Data Perencanaan

3.1.1 Data Struktur
1. Kelas jalan = Kelas I
2. Panjang total jembatan = 40 m
3. Lebar total jembatan = 7,20 m
4. Lebar lantai kendaraan = 6,0 m
5. Lebar trotoir = 2 x 0,5 m
6. Tebal trotoar = 0,48 m
7. Tipe jembatan = Rangka Baja Trapesium
8. Tinggi rangka jembatan = 6,35 meter
9. Jarak antar gelagar memanjang = 1,50 m
10. Jarak antar gelagar melintang = 5 m
11. Mutu bahan
- Mutu baja tulangan (F
y
) = 240 Mpa
- Mutu beton (F
c
) = K - 225 = 22,5 Mpa

- Mutu baut = 570 Mpa
- Baja = Bj 52
Tegangan leleh = 3600 kg/cm
2

Tegangan dasar = 2400 kg/cm
2
12. Peraturan
- Pembebanan = RSNI T-02-2005
-
Beton = SK SNI 03 XXX 2002

3.1.2 Data Pembebanan
a) Lapisan aspal lantai kendaraan

- Tebal Aspal = 0,07 meter
(Data Perencanaan Dinas PU Jawa Timur)
- Berat jenis aspal = 2500 kg/m
3
(sumber:Jembatan,Dr.Ir.Supriyadi.hal 37,2007)

- Faktor beban Ku
MS
= 1,3
(RSNI T -02-2005, hal :9)
5

b) Plat beton lantai trotoar
- Tebal plat beton = 0,48 meter

- Berat satuan beton bertulang = 2500 kg/m
3
- Faktor beban Ku
MS
= 1,3
(RSNI T -02-2005, hal :9)

c) Plat beton lantai kendaraan

- Tebal plat beton = 0,23 meter

- Berat satuan beton bertulang = 2500 kg/m
3
- Faktor beban Ku
MS
= 1,3
(RSNI T -02-2005, hal :9)
d) Air hujan
- Tebal air hujan = 0,05 meter
- Berat satuan air hujan = 1000 kg/m
3
- Faktor beban Ku
MS
= 2,0
(RSNI T -02-2005, hal :8)
e) Bride/Metal Deck
(Anonim: WWW.GRDSEEL.COM.ID)

- Tebal metal deck = 0,76 mm
-
Faktor beban Ku
MS
= 1,1
(RSNI T -02-2005, hal :9)

3.2 Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
3.2.1 Pembebanan Plat Trotoir
1. Beban mati
- Berat sendiri plat beton = 0,48 x 1 x 2500 x 1,3 = 1560 Kg/m
- Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 x 2,0 = 100 Kg/m
- Berat steel deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,1 x 1 = 9,33 Kg/m
qu
1
= 1669,33 Kg/m
2. Beban hidup
Beban hidup trotoir
Faktor beban = 1,8

(RSNI T-02-2005, hal 19)
Beban hidup trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar :
q = 5 Mpa = 500 Kg/m
2

(RSNI T-02-2005, hal 24)

q
u2
= 500 x 1 x 1,8 = 900 Kg/m
2
Pipa Sandaran
Faktor beban 1,1

(RSNI T-02-2005, hal 9)
Menggunakan pipa baja dengan diameter 76,3 mm = 7,63 cm
Berat (G) = 5,08 Kg/m
Tebal (t) = 2,8 mm = 0,28 cm

6

A
1,50 m 0,5 m 1,50 m 1,50 m 1,50 m 0,5 m
A B C D E
E
0,5 m 0,625 m 0,8750 m 0,5 m 0,625 m0,625 m 0,625 m 0,8750 m 0,8750 m 0,8750 m
q2= 1669,33kg/m
T = 28350 kg
q1 = 1084,33 kg/m
T = 28350 kg T = 28350 kg T = 28350 kg
q2= 1669,33kg/m
3.2.2 Pembebanan Plat Lantai Kendaraan

Dengan Bridge/Metal Deck

( Plat lantai dianggap balok dengan lebar 1 meter )
1. Beban mati
- Berat sendiri plat beton = 0,23 x 1 x 2500 x 1,3 = 747,5 Kg/m
- Berat lapisan aspal = 0,07 x 1 x 2500 x 1,3 = 227,5 Kg/m
- Berat metal deck (0,76) = 8,48 x 1 x 1,1 = 9,33 Kg/m
qu2 = 1084,33 Kg/m
2. Beban hidup
- Muatan T yang bekerja pada lantai kendaraan adalah tekanan gandar = 225
kN = 22500 kg, atau tekanan roda = 11250 kg (RSNI T-02-2005, hal 19)
- Faktor beban dinamis FBD = 0,4 .(RSNI T-02-2005, hal 21)
Dari rumus dibawah ini :
50 m
FBD = 0,4
Jadi :
= 45 , Factor beban K= 1,8 .(RSNI T-02-2005, hal 19)

Maka P = ( 1 + 0,40 ) x 11250 = 15750 Kg
P
ult
atau Beban T = 1,8 x 15750 = 28350 Kg
3.2.3 Perhitungan Statika Akibat Beban Mati Dan Beban Hidup
Untuk Perhitungan statika menggunakan Analisa Statpro

Tabel Hasil Perhitungan Momen Dengan menggunakan Analisa Staadpro
Batang Titik Akibat Beban Hidup
(kNm)
Akibat
Beban Mati
(kNm)
Akibat Beban
Combinasi
(kNm)
1 1 0 0 0
2 -1.103 -2.046 -3.150
2 2 1.103 2.046 3.150
3 76.472 0.889 77.361
3 3 -76.472 -0.889 -77.361
4 -58.188 -1.980 -60.168
4 4 58.188 1.980 60.168
5 47.213 0.916 48.129
5 5 -47.213 -0.916 -48.129
6 -51.262 -2.001 -53.263
7

6 6 51.262 2.001 53.263
7 47.213 0.916 48.129
7 7 -47.213 -0.916 -48.129
8 -58.188 -1.980 -60.168
8 8 58.188 1.980 60.168
9 76.472 0.889 77.361
9 9 -76.472 -0.889 -77.361
10 -1.103 -2.046 -3.150
10 10 1.103 2.046 3.150
11 0 0 0

Tabel Rekapitulasi Momen Maksimum
No Tumpuan Lapangan Besar Momen Maksimum
(kNm)
1 A 3.150
2 B 60.168
3 C 53.263
4 D 60.168
5 E 3.150
6 AB -77.361
7 BC -48.129
8 CD -48.129
9 DE -77.361
3.2.4 Perhitungan Plat Lantai Kendaraan
| =
Lx
Ly
Sn
Ln
= (Sumber C U R.Dasar dasar perencanaan beton bertulang 1 hal 92 )
Dimana :
Ly = Ln = Bentang netto dari bentang terpanjang = 500 cm
Lx = Sn = Bentang netto dari bentang terpendek = 150 cm
Maka
150
500
= =
Sn
Ln
| = 3,33 > 2 (Pelat satu arah)
d = h (1/2 ) tebal selimut beton
= 230 (1/2 x 19 ) 30 = 190,5 mm
m =

= 12,549
b =
fy
x x
fy
fc x
+ 600
600
85 , 0
' 85 , 0

=
240 600
600
85 , 0
240
5 , 22 85 , 0
+
x x
x
= 0,048

8

3.3.4.1 Penulangan plat lantai kendaraan arah melintang
A. Penulangan pada tumpuan
M
U
= 60,168 kNm = 6016,8 kg.m/meter plat
Mn = Mu/ =

= 6016,8 / 0,8 = 7521,000 kg.m
d
ada
= 230 (1/2 x 19) 30 = 190,5 mm
Rn =
2
d . b
Mn
=
2
4
5 , 190 1000
10 000 , 7521
x
x
= 2,072 Mpa
m =

= 12,549
=
} = 0,00916
b =
fy 600
600
x 85 , 0 x
fy
' fc x 85 , 0
+
= 0,048
Max
= 0,75 x
b
= 0,75 x 0,048 = 0,036
min
=
y
F
4 , 1
=
5 , 22
4 , 1
= 0,00583
min

= 0,00583 < = 0,00916 <
Max
= 0,036
A
sperlu
= .b.d = 0.00916 x 1000 x 190,5 = 1745,35 mm
2

As = 20 % x As
perlu
= 20 % x 1745,35 = 349,07 mm
2

Dipakai tulangan tarik D
19 100
; As = 2835,3 mm
2

Dipakai tulangan tekan D
19 450
; As = 630,1 mm
2
B. Penulangan pada lapangan
M
U
= 77,361 kNm = 7736,1 kg.m/meter plat
Mn = Mu/ =

= 7736,1 / 0,8 = 9670,125 kg.m
d
ada
= h tebal selimut beton
= 230 (1/2 x 19) 30 = 190,5 mm
Rn =
2
d . b
Mn
=
2
4
5 , 190 1000
10 125 , 9670
x
x
= 2,665 Mpa
m =
= 12,549
=
} = 0,012
b =
fy 600
600
x 85 , 0 x
fy
' fc x 85 , 0
+
= 0,048
Max
= 0,75 x
b
= 0,75 x 0,048 = 0,036
9

min
=
y
F
4 , 1
=
240
4 , 1
= 0,0058
min
= 0,0058 < = 0.012 <
Max
= 0,036
A
sperlu
= .b.d = 0.012 x1000 x 190,5 = 2287,41 mm
2

As = 20 % x As
perlu
= 20 % x 2287,41 = 457,48 mm
2

19 100
; As = 2835,3 mm
2

19 450
; As = 630,1 mm
2

3.3.4.2 Penulangan arah memanjang
Dipasang tulangan susut dan suhu dengan ketentuan sebagai berikut :(SK SNI
03 XXX 2002, hal 48 )
As
Min
= 0,0020 x As
Bruto
(Tulangan deform / Mutu 300)
As
Min
= 0,0018 x As
Bruto
(Tulangan deform / Mutu 400)
As
Min
= 0,0020 x 190,5 x 1000 = 381 mm
2

Tulangan pokok 10 mm :
As =
4
1
x x d
2
=
4
1
x 3,14 x 10
2
= 78,5 mm
2

Jarak maximum antar tulangan = 1000
381
5 , 78
x = 206,04 > 150 mm
Dipakai tulangan C
10 150
; As = 523,6 mm
2

(Istimawan,struktur beton bertulang, hal 459)
3.2.5 Perhitungan statika pada trotoar
| =
Lx
Ly
Sn
Ln
= ( C U R.Dasar dasar perencanaan beton bertulang 1, hal 92 )
Dimana :
Ly = Ln = Bentang netto dari bentang terpanjang = 500 cm
Lx = Sn = Bentang netto dari bentang terpendek = 50 cm
Maka
50
500
= =
Sn
Ln
| = 10,0 > 2 (Pelat satu arah)
d = 480 (1/2 x 19 ) 30 = 440,5 mm
b =
fy 600
600
x 85 , 0 x
fy
' fc x 85 , 0
+
= 0,048
m =
= 12,549
3.3.5.1 Penulangan trotoar arah melintang
A. Penulangan pada tumpuan
M
U
= 3,15 kNm = 315 kg.m
Mn = Mu/ =

= 315 / 0,8 = 393,75 kg.m
10

d = h (1/2 ) tebal selimut beton
= 480 (1/2 x 19 ) 30 = 440,5 mm
b =
240 600
600
85 , 0
240
5 , 22 85 , 0
+
x x
x
= 0,048
m =

= 12,549
R
n
=
2
.d b
M
n
=
2
4
443 1000
10 75 , 393
x
x
= 0,020 Mpa
=
} = 0,00008
Max
= 0,75 x
b
= 0,75 x 0,048 = 0,036
min
=
y
F
4 , 1
=
240
4 , 1
= 0,0058
min
= 0,0058 > = 0,00008 <
Max
= 0,036
A
sperlu
= .b.d = 0,0058 x 1000 x 440,5 = 2569,58 mm
2

As = 20% xAs
perlu
= 20 % x 2569,58 = 513,82 mm
2

19 100
; As = 2835,3 mm
2

19 450
; As = 630,1 mm
2

3.3.5.2 Penulangan arah memanjang
Dipasang tulangan susut dan suhu dengan ketentuan sebagai berikut :
(SK SNI 03
XXX 2002, hal 48 )
As
Min
= 0,0020 x 440,5 x 1000 = 881 mm
2

Tulangan pokok 14 mm
As =
4
1
x x d
2
=
4
1
x 3,14 x 14
2
= 174,64 mm
2

Jarak maximum antar tulangan= 1000
881
64 , 174
x =174,64 > 150 mm
Dipakai tulangan C
14 150
cm ; As = 1026,3 mm
2

3.2.6 Kontrol Gaya Geser Pons Lantai
Berdasarkan peraturan perencanaan teknik jembatan
.(BMS 92 Bagian 6 Hal 80)
V
uc
= u x d x (f
cv
+ 0,3
cp
)
f
cv
= 0,17 x (1 + 2 x
h
) x ' fc
A. Muatan T dengan P = 25 kN dan luas bidang kontak roda
125 mm x 200 mm.(RSNI T-02-2005, hal 19)
P = 25 kN
P
ult
= 2,0 x {(1 + 0,3) x 25} = 65 kN
Mencari kekuatan geser pons beton :
d/2 =
2
5 , 190
= 95,25 mm
11

95,25 mm
190,5 mm
230 mm
125
200
P = 65 KN
4
5
95,25
95,25
95,25 95,25
u = 2x{(125 + 2 x 105,25)+(200 +2 x 105,25)}= 1221,5 mm
f
cv
= 0,17 x
|
|
|
.
|
\
|
+
125
200
2
1 x 5 , 22 = 1,814 Mpa
0,34
'
f c = 0,34 x 5 , 22 = 1,613 Mpa
Karena fec < f
cv
= 1,613 < 1,814 Mpa
Jadi control gaya geser pons lantai tidak memenuhi syarat terhadap kekuatan geser
ultimit yang diijinkan.
V
uc
= 1221,5 x 190,5 x 1,814 = 422193,1 N 422,1931 kN
p = 65 kN < 422,1931 Kn ( Aman terhadap geser pons )

Gambar 3.3 Bidang Kontak Roda P = 25 kN
B. Muatan T dengan P = 112,5 kN dan luas bidang kontak roda 200 mm x 500 mm.
(RSNI T-02-2005, hal 19)
P = 112,5 kN
P
ult
= 2,0 x {(1+0,3) x 112,5} = 292,5 kN
Mencari kekuatan geser pons beton :
d/2 =
2
5 , 190
= 95,25 mm
u = 2 x{ 200 + ( 2 x 95,25 ) } + { 500 + (2 x 95,25 )} = 1975,5 mm
f
cv
= 0,17 x
|
|
|
.
|
\
|
+
200
500
2
1 x 5 , 22 = 1,451 Mpa
0,34
'
fc = 0,34 x 5 , 22 = 1,613 Mpa
Karena fec > f
cv
= 1,613 > 1, 451 Mpa
Jadi kontrol gaya geser pons lantai memenuhi syarat terhadap kekuatan geser ultimit
yang diijinkan.
V
uc
= u x d x f
cv

= 2242 x 210,5 x 1, 451 546241,5 N = 546,2415 kN
p = 292,5 kN < 546,2415 kN
12

95,25 mm
190,25 mm
230 mm
500
200
P = 112,5 KN
45
95,25 95,25
95,25
95,25
gelagar memanjang
5 m
gelagar melintang
1,50 m
1,50 m

Gambar 3.4 Bidang Kontak Roda P = 112,5 kN

3.4 Perhitungan Gelagar Memanjang

Gambar 3.5
Jarak Gelagar Memanjang Dan Gelagar Melintang
Jarak Antara Gelagar Memanjang = 1,50 m
Jarak Antara Gelagar Melintang = 5,00 m
Mutu Baja Konstruksi Bj - 52 ( ) = 3600 kg/cm
2

Modulus Elastisitas baja (E) = 2,1 x 10
6
kg/cm
2

3.4.1 Pembebanan
(sumber:Jembatan,Dr.Ir.Supriyadi.hal 37,2007 Dan RSNI T-02-02005, hal 10)
1) Beban Mati
B. Sendiri plat beton = 0,23 x 1,50 x 2500 x 1,3 = 1121,25 kg/m
B. Sendiri Aspal = 0,07 x 1,50 x 2500 x 1,3 = 341,25 kg/m
B. Air Hujan = 0,05 x 1,50 x 1000 x 2,0 = 150 kg/m
B. Steel Deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,50 x 1,1 = 13,99 kg/m
Qd = 1626,49 kg/m
M
D
= 1/8 x qd x l
2

= 1/8 x 1626,49 x 5
2

= 5082,79 kg.m
2.) Beban Hidup
a. Akibat beban D(Faktor beban =1,8)
o
13

Beban tersebar merata (BTR) :
L = 40 m > 30 m
.. (RSNI T-02-2005,hal:15)

q = 9,0 x (0,5 +
L
15
)

= 9,0 x |
.
|
\
|
+
40
15
5 , 0
= 7,875 Kpa = 787,5 kg/m
2

Jarak antar gelagar memanjang 1,50 m.
Maka q =
8 , 1 50 , 1
75 , 2
5 , 787
x x |
.
|
\
|
= 773,182 kg/m
2

M
L1
= 1/8 x q x l
2
= 1/8 x 773,182 x 5
2
= 2416,193 kg.m
Akibat beban garis :
P = 49,0 KN/m = 4900 kg/m
L = 40 m maka DLA = 40 % .
(RSNI T-02-2005,hal:21)

Maka P = 4900 x 1,50 x ( 1 + 0,40 ) x 1,8 = 18522 kg
M
L2
= 1/4 x P x l = 1/4 x 18522 x 5 = 23152,500 kg.m
Momen akibat beban lajur D
M
L
= M
L1
+ M
L2

= 2416,193 + 23152,500
= 25568,693 kg.m = 2556869,3 kg.cm
b. Akibat beban T
Untuk pembebanan truk T, maka FBD diambil 40 % = 0,4

K = 1 + FBD = 1 + 0,4 = 1,4 ....
(RSNI T-02-2005,hal:21)
Maka faktor distribusi beban T yaitu :
F
T
=
4 , 3
S
............... (RSNI T-02-2005,hal : 21)

=
4 , 3
50 , 1 = 0,4412
P = 112,5 kN = 11250 kg
..... (RSNI T-02-2005,hal : 19)

Maka : P = ( 1 + 0,4 ) x 11250 x 1,8 = 28350 Kg
M
L3
= x (Ft x P) x L
= x (0,4412 x 28350) x 5
= 15634,191 kg,m = 1563419,1 kg.cm
Dipakai momen terbesar yaitu akibat beban T sebesar :
M
L3
= 1563419,1 kg.cm
Maka beban ultimit yang terjadi :
Mu
1Total
= M
D
+ M
L3

= 508278,8 + 1563419,1
= 2071697,9 kg.cm
14

h = 40 cm
b = 20 cm
tw = 0,7 mm
tf = 1,1 cm
3.4.2 Perencanaan Profil Gelagar Memanjang
Dicoba menggunakan profil WF 400 x 200 x 7 x 11
(Tabel Profil Konstruksi Baja hal :22)

Mutu baja BJ-52 dengan fy = 3600 kg/m
2

G = 56,60 Kg/m
A = 72,16 cm
2

Ix = 20000 cm
4

Iy = 1450 cm
4

Zx = 1010 cm
3

Zy = 145 cm
3

Gambar 3.6 Penampang Profil WF. 400 x 200 x 7 x 11

a. Menghitung modulus plastis (Zx)
(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid 1, hal : 429)

Zx =
fy b
Mu
. |
=
3600 9 , 0
2071697,9
x
= 639,413 cm
3

b. Momen ultimit akibat berat sendiri profil
Mu2 = 1/8. q . l
2

= 1/8 x (56,6 x 1,1) x 5
2

= 194,563 kg.m = 19456,3 kg.cm
c. Kontrol kekuatan penampang
|b . Mn = |b . Zx . Fy
(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid 1, hal : 428)

|b . Mn = |b . Zx . Fy Mu
1
+ Mu
2
= (0,9 x 1010 x 3600) 2071697,9 + 19456,3
= 3272400 kg.cm 2091154,1 kg.cm ..(aman)
d. Kontrol tegangan
o =
Zx
M
total
=
1010
1 , 2091154
= 2070,45 < 3600 Kg/c

3.4.3 Perhitungan komposit
(1) Pembebanan sebelum komposit
Beban-beban yang bekerja adalah :
Berat sendiri profil = 56,6 x 1,1 = 62,26 kg/m
Berat plat beton = 0,23 x 1,50 x 2500 x 1,3= 862,50 kg/m
Berat Steel deck = 8,48 x 1,50 x 1,1 = 13,99 kg/m
qd = 938,75 kg/m

>
>
>
15

M
D
= 1/8 x qd x l
2

= 1/8 x 938,75 x 5
2

= 2933,60 kg.m = 293360 kg.cm
(2) Pembebanan sesudah komposit
a. Beban mati
Berat Aspal = 0,07 x 1,50 x 2500 x 1,3 = 341,25 kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1,50 x 1000 x 2,0 = 150 kg/m
qd = 491,25 kg/m
Md = 1/8 x q x l
2

= 1/8 x 491,25 x 5
2
= 1535,160 kg.m = 153516 kg.cm
b. Beban hidup
Dipakai momen terbesar yaitu momen akibat beban T sebesar :
M
L3
= 1563419,1 kg,m
(3) Menentukan lebar efektif B
eff

Menurut RSNI T-03-2005 hal 51 dari 129, nilai B
eff
diambil nilai yang terkecil dari:
- 1/5 x panjang bentang gelagar untuk bentang sederhana
- Jarak pusat antara badan gelagar
- 12 x tebal plat kendaraan
Sedangkan untuk menentukan nilai n yaitu :
- Untuk beban jangka pendek, nilai n = Es/Ec (untuk beban hidup yang bekerja
setelah komposit)
- Untuk beban tetap (M
d
), maka nilai n = 3Es/Ec (untuk beban mati yang bekerja
setelah komposit)
Tebal plat kendaraan = 23 cm
Jarak gelagar memanjang = 1,50 m = 150 cm
Jarak gelagar melintang = 5 m = 500 cm
Jadi lebar effektif dari lantai kendaraan :
a. B
eff
= 1/5 x 500 = 100 cm
b. B
eff
= 12 x 23 = 276 cm
c. B
eff
= 150 cm
Maka dipakai B
eff
yang terkecil yaitu sebesar 100 cm
(4) Beban mati yang bekerja setelah komposit
(Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, Hal : 9)
Ec = 0,043 . W
1,5
. fc

= 0,043 x 2400
(1,5)
x 5 , 22 = 23981,513 Mpa

Rasio modulus elastisitas :
n =
C
S
E x 3 / 1
E
=
,513 3981 2 3 / 1
210000
x
= 26,270
16

Garis netral pada komposit :
(CG. Salmon, JE. Jonson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid I1, hal : 379)

Y
pb
=
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
ts . B
As
d ts .
2
1
x
n
ts . B
2
d
. As
Eff
Eff

Diketahui: B
eff
= 100 cm
As = 72,16 cm
2

ts = 25 cm
d = 40 cm
n = 26,270
Y
pb
=
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
270 , 26
23 100
16 , 72
40 23
2
1
270 , 26
23 100
2
40
16 , 72
x
x x
x
x = 37,268 cm

Gambar 3.7
Penampang Komposit Akibat Beban Mati Pada Gelagar Memanjang
Dari gambar diatas maka :
y
pt
= (d + ts) - y
pb
= [(40 23) - 38,484] = 25,732 cm
y
pc
= y
pt
- ts = 25,732 - 23 = 2,732 cm
dc = y
pc
+ (1/2 x ts) = 2,732 + (1/2 x 23) = 14,232 cm
dt = |
.
|
\
|
+
2
40
2
23
= 31,5 cm
ds = dt dc = 31,5 14,232 = 17,268 cm
Ic = 1/12 x B
Eff
x d
3
= 1/12 x 100 x 23
3
= 101391,667 cm
4

Ac = Tebal pelat x B
Eff
= 23 x 100 = 2300 cm
2

Momen inersia komposit adalah :
(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid I1 hal : 380)

I
p
= Is +
n
Ic
+
n
dc . Ac
2
+ (As . ds
2
)
17

= 20000+
|
.
|
\
|
270 , 26
667 , 101391
+
|
|
.
|
\
|
270 , 26
232 , 14 2300
2
x
+(72,16x17,268
2
)
= 20000 + 3859,564 + 17733,944 + 21516,552
= 63110,061 cm
4

Modulus penampang terhadap serat atas adalah :

W
pt
=
pt
p
Y
I

=
732 , 25
63110,061
= 2452,576 cm
3

Modulus penampang terhadap serat bawah adalah :
W
pb
=
pb
p
Y
I
=
268 , 37
63110,061
= 1693,419 cm
3
(5) Beban hidup yang bekerja setelah komposit
Es = Modulus elastisitas baja = 210000 Mpa
Ec = 0,043 . W
1,5
. fc

= 0,043 x 2400
(1,5)
x 5 , 22 = 23981,513 Mpa
n =
Ec
Es
=
23981,513
210000
= 8,757
:
Y
tb
=
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
ts . B
As
d ts .
2
1
x
n
ts . B
2
d
. As
Eff
Eff
=
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
757 , 8
23 100
16 , 72
40 23
2
1
757 , 8
23 100
2
40
16 , 72
x
x x
x
x

= 44,711 cm

Gambar 3.8
Penampang Komposit Akibat Beban Hidup Pada Gelagar Memanjang
18

Y
tt
= (d + ts) y
tb
= [(40 + 23) 44,711] = 18,289 cm
Y
tc
= ts y
tt
= 23 18,289 = 4,711 cm
dc = y
tt
- (1/2 x ts) = 18,289 - (1/2 x 23) = 6,789 cm
dt =
|
.
|
\
|
+
2
40
2
23
= 31,5 cm
ds = dt dc = 31,5 6,789 = 24,711 cm
Ic = 1/12 x B
Eff
x d
3
= 1/12 x 100 x 23
3
= 101391,667 cm
4

Eff
= 23 x 100 = 2300 cm
2


I
t
= Is +
n
Ic
+
n
dc . Ac
2
+ (As . ds
2
)

= 20000 +
|
.
|
\
|
757 , 8
101391,667 +
|
|
.
|
\
|
757 , 8
789 , 6 2300
2
x + (72,16 x 24,711
2
)
= 20000 + 11578,693 + 12105,712 + 44063,493
= 87747,898 cm
4

Modulus penampang terhadap serat atas adalah
W
tt
=
tt
t
Y
I

=
289 , 18
898 , 87747
= 4797,864 cm
3

Modulus penampang terhadap serat bawah adalah
W
tb
=
tb
t
Y
I
=
711 , 44
898 , 87747
= 1962,555 cm
3
(6) Tegangan yang terjadi pada penampang komposit
- Tegangan ijin baja yaitu :
Mutu baja Bj 52 , fy = 360 Mpa
Tegangan lentur ijin baja ( s f ) = 0,55 . fy

f
ab
= s f = 0,55 x 360 = 198 Mpa = 1980 kg/cm
2
- Tegangan ijin beton adalah :
Tegangan ijin beton mutu fc = 22,5 Mpa
Beton terlentur serat tertekan c f = 0,5 . fc

c f = 0,4 x 22,5 = 9 Mpa = 90 kg/cm
2
t f = 0,5 x fc = 0,5 x 5 , 22 = 2,372 Mpa = 23,72 kg/cm
2
Tegangan yang terjadi pada penampang komposit adalah :
a. Tegangan beton sesudah komposit
-
Bagian atas beton (tertekan)
(C.G. Salmon,,struktur baja II, hal : 358)
fc =
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
n
1
W
M
n
1
W
M
tt
L
pt
D
19

= -
2452,576
153516
x
|
.
|
\
|
26,270
1
-
4797,864
1563419,1
x
|
.
|
\
|
8,757
1

= - 34,829 kg/cm
2
< fc = 90 kg/cm
2
- Bagian bawah dari beton
fc =
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
tt
tc
tt
L
pt
pc
pb
D
y
y
x
n
x
W
M
y
y
x
n
x
W
M 1 1

= -
419 , 1693
153516
x
|
.
|
\
|
26,270
1
x
|
.
|
\
|
732 , 25
732 , 2
-
1962,555
1563419,1
x
|
.
|
\
|
8,757
1
x
|
.
|
\
|
289 , 18
711 , 4

= 23,067 kg/cm
2
< fc = 23,72 kg/cm
2
b. Tegangan baja serat atas
fs =
|
|
.
|
\
|
+ +
t
tt L
p
pt DC
S
st D
I
Y . M
I
Y . M
I
Y . M
=
|
.
|
\
|
+ +
87747,898
289 , 18 x 1563419,1
64 , 54398
732 , 25 x 153516
20000
23 293360x

= 681,811 kg/cm
2
< f
ab
= 1980 kg/cm
2
c. Tegangan baja serat bawah
fs =
|
|
.
|
\
|
+ +
t
tb L
p
pb DC
S
st D
I
Y . M
I
Y . M
I
Y . M

=
|
.
|
\
|
+ +
87747,898
711 , 44 x 1563419,1
061 , 63110
268 , 37 x 153516
20000
23 293360x

= 1134,840 kg/cm
2
< f
ab
= 1980 kg/cm
2
3.4.4 Lendutan gelagar memanjang
Panjang dari masing-masing gelagar rangka baja adalah 4 m, maka besar defleksi atau
lendutan ijin gelagar memanjang adalah :
=
360
L
=
360
500
= 1,389 cm
(C.G. Salmon,,struktur baja II, hal : 393)

q
D
= 938,75 kg/m
qd

= 491,25 kg/m
p
L
= 28350 kg
Is = 20000 cm
4

I
tl
= 87747,90 cm
4
I
td
= 63110,06 cm
4
a. Lendutan sebelum komposit
Beban mati (berat sendiri profil + plat beton)
D
=
S
I E
L q
. . 384
. . 5
4
=
20000 2100000 384
500 388 , 9 5
4
x x
x x
= 0,182 cm

A
20

Beban Mati
1,50 m 2,50 m 1,00 m
Beban "D"
Beban "T"
BTR = 773,182 kg/m
BGT = 18522 kg
0,20
0,50
1,00
P = 12502,250 kg
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
P = 12502,250 kg
b. Lendutan sesudah komposit
Beban mati (aspal + air hujan)
d
=
P
I E
L q
. . 384
. . 5
4
=
06 , 63110 2100000 384
500 913 , 4 5
4
x x
x x
= 0,030 cm
Beban hidup terpusat (Beban T)
L
=
t
I E
L P
. . 48
.
3
=
90 , 87747 2100000 48
500 28350
3
x x
x = 0,401 cm
Lendutan total yang terjadi pada gelagar memanjang:
=
D
+
d
+
L
+
L

= 0,182 + 0,030 + 0,401
= 0,613 cm < 1,389 cm .............. (aman)
3.4.5 Perencanaan penghubung geser (Shear Connector)
Beban yang bekerja :
1. Beban mati
Berat aspal = 0,07 x 1,50 x 2500 x 1,3 = 341,25 kg/m
2. Beban hidup
- Beban merata dan Beban garis
Beban 100 % q
1
=
|
.
|
\
|
8 . 1 50 , 1
75 , 2
50 , 787
x x
= 773,182 kg/m
Beban 100% p = 4900 x (1+ 0,4) x 1,50 x 1,8 = 18522 kg/m
- Beban T
Faktor beban T F
T
=
4 , 3
S =
4 , 3
50 , 1
= 0,441
P = (1 + 0,4) x (0,441 x 11250 x 1,8) = 12502,350 kg
Kondisi pembebanan :
a) Pada x = 0 m

Beban mati :
Beban merata = x 341,25 x 5 x 1,0 = 853,125 kg
Beban hidup :
Beban D (beban merata dan beban garis)
Beban D = (1/2 x 773,182 x 5 x 1,0) + (18522 x 1) = 20454,955 kg
Beban T = 12502,350 x (1,0) = 12502,350 kg
D
maks
= 853,125 + 12502,350 = 13355,475 kg
21

2,00 m 1,00 m 2,00 m
0,80
Beban "D"
Beban "T"
BGT = 18522 kg
0,40
0,20
BTR = 773,182 kg/m
P = 12502,250 kg
1,50 m 2,00 m 1,50 m
0,60
Beban "D"
Beban "T"
BGT = 18522 kg
0,30
0,40
BTR = 773,182 kg/m
P = 12502,250 kg
b) Pada x = 1,0 m
Beban mati :

Beban merata = (1/2x341,25x4x0,80) (1/2x341,25x1x 0,20) = 511,875 kg
Beban hidup Beban D (beban merata dan beban garis)
Beban D = (1/2 x 773,182 x 4 x 0,80) + (18522 x 0,80) = 16054,691 kg
Beban T = 12502,350 x 0,80 = 10001,880 kg
D
maks
= 511,875 + 10001,880 = 10513,755 kg
c) Pada x = 2,0 m
Beban mati :
Beban merata = (1/2 x 341,25 x 3 x 0,6) (1/2 x 341,25 x 2 x 0,6)
= 102,375 kg
Beban D = (1/2 x 773,182 x 3 x 0,6) + (18522 x 0,6)
= 11809,064 kg
Beban T = 12502,350 x 0,6 = 7501,410 kg
D
maks
= 102,375 + 7501,410 = 7603,785 kg

Pada gelagar memanjang diketahui :
A
t
= 2 x dc x
|
|
.
|
\
|
n
B
Eff = 2 x 6,789 x
|
.
|
\
|
757 , 8
100
= 155,056 cm
2

Yc = dc = 6,789 cm
I
tl
= 87747,898 cm
4
Direncanakan penghubung geser dengan data sebagai berikut:
Jenis penghubung geser = Stud berkepala 3/4 x 3
ds = 0,75 x ( 2,500000 x 10
-2
) = 0,019 m = 19 mm
Hs 3 = 3 x ( 2,500000 x 10
-2
) = 0,075 m = 75 mm
22

Plat lantai
11 mm
200 mm
Shear Connector
200 mm
7 mm 400 mm
Pelat lantai kendaraan
Gelagar Memanjang
1 stud -2 1 stud -3
5,0 m 4,0 m 3,0 m 2,0 m 1,0 m 0
1 stud - 3 1 stud - 2 1 stud - 2
Ec = 0,043 . W
1,5
. fc = 0,043 x 2400
(1,5)
x
5 , 22
= 23981,513 Mpa
Kekuatan nominal satu penghubung jenis paku/stud untuk perencanaan penghubung
geser diambil dengan bentang L = 4,0 m
q
ult
= 0,4 x ds
2
x
Ec . fc
untuk
ds
Hs
> 4
(C.G. Salmon,,struktur baja, hal 366)

q
ult
= 0,4 x ds
2
x
Ec . fc

= 0,4 x 1,9
2
x
513 , 23981 5 , 22 x

= 3266,571 Kg = 32,66571 KN
Dipakai 2 stud, maka Q = 2 x 3266,571 = 6533,142 kg.
Tegangan geser yang terjadi pada x = 1 adalah :
S
T
= At x dc = 151,056 x 6,789 = 1052,671 kg/cm
=
t
t
I
S
x D =
475 , 13355
898 , 87747
671 , 1052
x
= 160,219 kg/cm
Jarak shear connector (s)

t
Q
=
219 , 160
142 , 6533
= 40,776 cm
Maka jumlah shear connector yang dibutuhkan adalah :
Tabel 3.1 Perencanaan Penghubung Geser (Shear Connector)
Jarak (m) D
Maks
Tegangan
geser
Jarak stud Jumlah stud
0 1 13355,475 160,219 40,776 2,452
1 2 10513,755 126,129 51,797 1,931
2 - 3 7603,785 91,219 71,620 1,396
Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 3.9
Potongan Melintang Shear Connector Pada Gelagar Memanjang
23

qd1 = 5421,64 kg/m
6,00 m 0,5 m 0,5 m
qd2 = 8364,64 kg/m qd2 = 8346,64 kg/m
RA RA
P = 311,3 kg
50 cm 600 cm
RA RB
P = 311,3 kg P = 311,3 kg P = 311,3 kg P = 311,3 kg
50 cm
0,5 m
6,35 m
0,5 1,50 0,5 1,50 1,50 1,50
Gelagar induk
0,5 m
Gelagar memanjang
Gelagar melintang
0,1
0,1
7,20 m
3.4 Perhitungan Gelagar Melintang

Gambar 3.10
Potongan Melintang Jembatan
3.4.1 Pembebanan
A. Beban Mati
- Beban mati plat lantai kendaraan :
- Berat lapisan aspal = 0,07 x 5 x 2500 x 1,3 = 1138 Kg/m
- Berat metal deck (0,76) = 8,48 x 5 x 1,1 = 46,64 Kg/m
qd1 = 5421,64 Kg/m
- Beban mati trotoar :
- Berat steel deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,1 x 5 = 46,64 Kg/m
qd
2
= 8346,64 Kg/m

R
A
= (qd
1
x 3) + (qd
2
x 0,5)
= (5421,64 x 3) + (8346,64 x 0,5) = 20438,24 kg
M
d1
= (R
A
x 3,5) (qd
1
x 3 x 1,5) (qd
2
x 0,6 x 3,25)
= (20438,64x3,5)(5421,64x3x1,5)(8346,64x0,5x 3,25)
= 33573,17 kg.m
- Beban gelagar memanjang

24

0,5 m
q1 = 2577,273 kg/m
5,5 m
7,00 m
0,5 m
q1 = 1288,636 kg/m
0,5 m
RA RB
Berat gelagar memanjang = 56,60 kg/m
P = 56,6 x 5 x 1,1 = 311,30 kg
R
A
=
2
30 , 311 5 x
= 778,25 kg
M
d2
= (R
A
x 3,5) (P
1
x 3) (P
2
x 1,5)
= (778,25 x 3,5) (311,30 x 3) (311,30 x 1,5)
= 1323,03 kg.m
M
Total
= M
d1
+

M
d2

= 33573,17 + 1323,03 = 34896,20 kg.m
B. Beban Hidup
- Akibat beban D
1. Beban terbagi rata :
L = 40 m
q = 9,0 x
|
.
|
\
|
+
40
15
5 , 0
= 7,875 Kpa = 787,5 kg/m
2

Maka q = 5 x 787,5 x 1,8 = 7087,50 kg/m
2

Beban 100 % q =
75 , 2
5 , 7087
x 100 % = 2577,273 kg/m
Beban 50 % q =
75 , 2
5 , 7087
x 50 % = 1288,636 kg/m

E MB = 0
R
A
.7 (2577,273 x 5,5 x 3,75) (1288,636x 0,5 x 0,75) = 0
R
A
=
7
489 , 53639
= 7662,784 kg
Mx = R
A .
( 0,5 + x ) ql
1
. x . x
Mx = 7662,784 ( 0,5 + x ) 2577,273 x . x

= 3831,139 + 7662,784 x 1073,864 x
2
dx
DMx
= 0 7662,784 2577,273 . x

= 0
x =
2577,273
7662,784 = 2,973 m
M
L1
= R
A .
(0,5 + x) ql
1
. x . x
= 7662,784.(0,5+2,973) (2577,273x2,973x1/2x2,973)
= 15222,942 kg/m
2. Beban garis :
P = 49 kN/m = 4900 kg/m
L = 40 m maka DLA = 40 %
25

3,75
0,75
7
0.5 5,5 0.5 0.5
P1 = 67914 kg
P2 = 3087 kg
RA RB
q = 4500 kg/m
0.5m 6m
RA RB
q = 4500 kg/m
0.5m
1,75 1,75
0,5 0,5
7,0 m
R R
Gelagar melintang
11.25 ton 2,5 ton
Gelagar memanjang
Gelagar melintang
5,0 m 5,0 m
4,0 m 5,0 m
P1 P2 P3 P4
0,5 0,5
1,25 1,75 1,75 1,25
11.25 ton
Dimana jarak antar gelagar melintang = 5,00 m.
P = (1 + 0,4) x 4900 x 1,8 = 12348 kg
Beban 100 % P = 12348 x 5,5 x 100 % = 67914 kg/m
Beban 50 % P = 12348 x 0,5 x 50 % = 3087 kg/m

E MB = 0
R
A
. 7 (67914 x 3,75) (3087 x 0,75) = 0
R
A
=
7
75 , 256992
= 36713,250 kg
M
L2
= (36713,25 x 3,25) (67914 x 0) = 119318,063 kg.m
Momen total akibat beban hidup adalah :
M
Total
= M
L1
+ M
L2

= 15222,942 + 119318,063 = 134541,004 kg.m
- Akibat beban Trotoar
(Faktor beban = 2,0)

Beban pejalan kaki = q = 500 kg/m
2

q = 500 x 1,8 x 5 = 4500 kg/m

R
A
= 4500 x 0,5 = 2250 kg
Momen maksimum di tengah bentang :
M
l3
= (R
A
x 3,5) (ql
1
x 0,5 x 3,25)
= (2250 x 3,5) (4500 x 0,5 x 3,25) = 562,5 kg.m
- Akibat beban T
P = (1 + 0,4) x [(2500 x (1/5)) + 11250 + (11250 x (1/5))] x 1,8
= 35280 kg

Gambar 3.11 Distribusi Beban T
26

h = 90 cm
b = 30 cm
tw = 1,5 mm
tf = 2,3 cm
1,75 1,75
0,5 0,5
7,0 m
R R
Gelagar melintang
0,5 m 1,75 m
P1
P2
RB RA
EMB = 0
R
A
. 7 (35280 x 5,75) (35280 x 4) (35280 x 3) (35280 x 1,25) = 0
R
A
=
7
493920
= 70560 kg

M
L4
= R
A
x 3,5 (P
1
x 0,5) (P
2
x 2,25)
= (70560 x 3,5) (35280 x 0,5) (35280 x 2,25)
= 149940 kg.m
Dipakai momen terbesar yaitu akibat beban T sebesar 149940 kg,m
Maka beban ultimit yang terjadi yaitu :
M
Total
= M
D
+ M
L4

= 34896,20 + 149940
= 184836,20 kg.m = 18483620 kg.cm

3.4.2 Perencanaan Profil Gelagar Melintang
Dicoba menggunakan profil WF 900 x 300 x 15 x 23
Mutu baja BJ-52 dengan fy = 3600 kg/m
2
.

G = 213 Kg/m
Ix = 345000 cm
4

A = 270,9 cm
2

Iy = 10300 cm
4

Zx = 7760 cm
3

Zy = 688 cm
3

Gambar 3.12 Penampang Profil WF. 900 x 300 x 15 x 23
a. Menghitung modulus plastis (Zx)
(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Prilaku, jilid 1, hal : 429)
Zx =
fy . b
M
U
|

=

3600 9 , 0
18483620
x

= 5704,821 cm
3

b. Momen ultimit akibat berat sendiri profil
Mu = 1/8. q . l
2

= 1/8 x (213 x 1,1) x 7
2

= 1435,088 kg.m = 143508,8 kg.cm
27

0,5 m 0,5 m 6,0 m
qd2 = 7846,64 kg/m qd2 = 7846,64 kg/m
qd1 = 4018,44 kg/m
RB RA
P = 311,3 kg
50 cm 600 cm
RA RB
P = 311,3 kg P = 311,3 kg P = 311,3 kg P = 311,3 kg
50 cm
c. Kontrol kekuatan penampang
|b . Mn = |b . Zx . Fy Mu
1
+ Mu
2

= (0,9 x 7760 x 3600) 18483620 + 143508,8
= 25142400 kg.cm 18627128,8 kg.cm . (aman)

d. Kontrol tegangan
o =
Zx
M
Total
=
7760
8 , 18627128
= 2400,403 kg/cm
2
< 3600 kg/cm
3.4.3 Perhitungan komposit
(1) Pembebanan sebelum komposit
Berat sendiri profil = 213 x 1,1 = 234,30 Kg/m
Berat sendiri plat beton = 0,23x5x 2500 x 1,3 = 3737,50 Kg/m
Berat metal deck (0,76) = 8,48 x 5 x 1,1 = 46,64 Kg/m
qd1 = 4018,44 Kg/m
- Beban mati trotoar :
Berat sendiri plat beton = 0,48 x 5 x 2500 x 1,3 = 7800 Kg/m
Berat steel deck (0,76 mm) = 8,48 x 1,1 x 5 = 46,64 Kg/m
qd
2
= 7846,64 Kg/m

R
A
= (qd
1
x 3) + (qd
2
x 0,5)
= (4018,44 x 3) + (7846,64 x 0,5) = 15978,64 kg
M
d1
= (R
A
x 3,5) (qd
1
x 3 x 1,50) (qd
2
x 0,5 x 3,25)
= (15978,64 x 3,5) (4018,44 x 3 x 1,50) (7846,64 x 0,5 x 3,25)
= 25091,470 kg.m
- Beban Gelagar memanjang :

Berat gelagar memanjang = 56,6 kg/m
P = 56,6 x 5 x 1,1 = 311,30 kg
R
A
=
2
311,30 5 x
= 778,25 kg
>
>
>
28

qd1 = 1637,5 kg/m
6,00 0,5 0,5
RA RB
M
d2
= (R
A
x 3,5) (P
1
x 3) (P
2
x 1,5)
= (778,25 x 3,5) (311,30 x 3) (311,30 x 1,5)
= 1323,025 kg.m
Maka beban mati sebelum komposit adalah :
M
Total
= M
d1
+

M
d2

= 25091,470 + 1323,025
= 26414,495 kg.m = 2641449,5 kg.cm
(2) Pembebanan sesudah komposit
Berat air hujan = 0,05 x 5 x 1000 x 2,0 = 500 Kg/m
Berat lapisan aspal = 0,07 x 5 x 2500 x 1,3 = 1137,5 Kg/m
qd
1
= 1637,5 kg/m

R
A
= (qd
1
x 3)
= (1637,5 x 3) = 4912,5 kg
M
d1
= (R
A
x 3,5) (qd
1
x 3 x 1,50)
= (4912,5 x 3,5) (1637,5 x 3 x 1,50)
= 9825,00 kg.m
- Akibat beban hidup T
Dipakai momen terbesar akibat bebanT:
M
L4
= 149940 kg.m
(3) Menentukan lebar efektif B
eff

Menurut RSNI T-03-2005 Hal 51dari 129, nilai B
eff
diambil nilai yang terkecil dari :
1/5 x panjang bentang gelagar untuk bentang sederhana
Jarak pusat antara badan gelagar
12 x tebal plat lantai
Dimana tebal plat kendaraan = 23 cm
Jarak gelagar memanjang = 1,50 m = 150 cm
Jarak gelagar melintang = 5 m = 500 cm
Jadi lebar effektif dari lantai kendaraan :
a. B
eff
= 1/5 x 700 = 140 cm
b. B
eff
= 12 x 23 = 276 cm
c. B
eff
= 500 cm
Maka dipakai B
eff
yang terkecil yaitu sebesar 140 cm

29

ypc = 27,399 cm
ds = 17,601 cm
dc = 38,899 cm
ts = 23 cm
d = 90 cm
dt = 56,5 cm
Grs netral komposit
beff = 140 cm
30 cm
ypt = 48,486 cm
ypb = 61,514 cm
(4) Beban mati yang bekerja setelah komposit
Es = Modulus elastisitas baja = 210000 Mpa
Ec = 0,043 . W
1,5
.
fc

= 0,043 x 2400
(1,5)
x
5 , 22
= 23981,513 Mpa

n =
C
S
E x
E
3 / 1
=
513 , 23981 3 / 1
210000
x
= 26,270
(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid 1 hal : 379)

Y
pb
=
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
ts . B
As
d ts .
2
1
x
n
ts . B
2
d
. As
Eff
Eff

Dimana : B
eff
= Lebar effektif (cm)
As = Luas Profil (cm
2
)
ts = Tebal lantai kendaraan (cm)
d = Tinggi profil (cm)
n = Rasio modulus elastisitas
Diketahui : B
eff
= 140 cm
As = 270,9 cm
ts = 23 cm
d = 90 cm
n = 26,270
Y
pb
=
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
270 , 26
23 140
9 , 270
90 23
2
1
270 , 26
23 140
2
90
9 , 270
x
x x
x
x

= 62,601 cm

Gambar 3.13
Penampang Komposit Akibat Beban Mati Pada Gelagar Melintang
30

y
pt
= (d + ts) - y
pb
= [113 62,601] = 50,399 cm
y
pc
= y
pt
- ts = 50,399 - 23 = 27,399 cm
dc = y
pc
+ (1/2 x ts) = 27,399 + 11,5 = 38,899 cm
dt = |
.
|
\
|
+
2
90
2
23
= 56,5 cm
ds = dt dc = 55,5 38,899 = 17,601 cm

Ic = 1/12 x B
Eff
x d
3
= 1/12 x 140 x 23
3
= 141948,333 cm
4

Eff
= 23 x 140 = 3220 cm
2

I
p
= Is +
n
Ic
+
n
dc . Ac
2
+ (As . ds
2
)
.
= 345000+
|
.
|
\
|
270 , 26
333 , 141948 +
|
|
.
|
\
|
270 , 26
899 , 38 3220
2
x +(270,9x17,601
2
)
= 619794,818 m
4
Modulus penampang terhadap serat atas adalah
W
pt
=
pt
p
Y
I
=
399 , 50
818 , 619794
= 12297,651 cm
3

W
pb
=
pb
p
Y
I
=
601 , 62
818 , 619794
= 9900,788 cm
3

(5) Beban hidup yang bekerja setelah komposit
Ec = 0,043 . W
1,5
.
fc

= 0,043 x 2400
(1,5)
x
5 , 22
= 23981,513 Mpa

Rasio modulus elastisitas (n) =
757 , 8
513 , 23981
210000
= =
Ec
Es

(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku, jilid 1 hal : 380)

Y
tb
=
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
ts . B
As
d ts .
2
1
x
n
ts . B
2
d
. As
Eff
Eff

Diketahui : B
eff
= 140 cm
As = 270,9 cm
ts = 23 cm
d = 90 cm
n = 8,757
31

ytb = 77,533 cm
ytt = 35,467 cm
30 cm
beff = 140 cm
Grs netral komposit
dt = 56,5 cm
d = 90 cm
ts = 23 cm
dc = 23,967 cm
ds = 32,533 cm
ytc = 12,467 cm
Y
tb
=
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
757 , 8
23 140
9 , 270
90 23
2
1
757 , 8
23 140
2
90
9 , 270
x
x x
x
x

= 77,533 cm

Gambar 3.14
Penampang Komposit Akibat Beban Hidup Pada Gelagar Melintang
Y
tt
= (d + ts) y
tb
= [(90 + 23) 77,533] = 35,467 cm
Y
tc
= y
tt
ts = 35,467 23 = 12,467 cm
dc = y
tt
- (1/2 x ts) = 35,467 11,5 = 23,467 cm
dt =
|
.
|
\
|
+
2
90
2
23
= 56,5 cm
ds = dt dc = 56,5 - 23,467 = 32,533 cm

Ic = 1/12 x B
Eff
x d
3
= 1/12 x 140 x 23
3
= 141948,333 cm
4

Eff
= 140 x 23 = 3220 cm
2

I
t
= Is +
n
Ic
+
n
dc Ac
2
.
+ (As . ds
2
)
= 345000+
|
.
|
\
|
757 , 8
333 , 141948
+
|
|
.
|
\
|
757 , 8
967 , 23 3220
2
x
+(270,9x32,533
2
)
= 859152,330 cm
4
Modulus penampang terhadap serat atas adalah :
W
tt
=
tt
t
Y
I
=
467 , 35
330 , 859152
= 24223,856 cm
3

W
tb
=
tb
t
Y
I
=
533 , 77
330 , 859152
= 11081,147 cm
3

32

(6) Tegangan yang terjadi pada penampang komposit
- Tegangan ijin baja yaitu :
Mutu baja Bj 52 , fy = 360 Mpa
Tegangan lentur ijin baja ( s f ) = 0,55

f
ab
= s f = 0,55 x 360 = 198 Mpa = 1980 kg/cm
2
- Tegangan ijin beton adalah :
Tegangan ijin beton mutu fc = 22,5 Mpa
Beton terlentur serat tertekan c f = 0,4 . fc

c f = 0,4 x 22,5 = 9 Mpa = 90 kg/cm
2
t f = 0,5 x fc = 0,5 x
5 , 22
= 2,372 Mpa = 23,720 kg/cm
2
Tegangan yang terjadi pada penampang komposit adalah :
a. Tegangan beton sesudah komposit
-
Bagian atas beton (tertekan)
. (C.G. Salmon,,struktur baja II, hal : 358)
fc =
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
n
1
W
M
n
1
W
M
tt
L
pt
D

= -
651 , 12297
982500
x
|
.
|
\
|
270 , 26
1
-
856 , 24223
14994000
x
|
.
|
\
|
757 , 8
1
= - 73,727 kg/cm
2
< fc = 90 kg/cm
2
- Bagian bawah dari beton
fc =
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
tb
tc
tb
L
pb
pc
pb
D
y
y
x
n
x
W
M
y
y
x
n
x
W
M 1 1

= -
788 , 9900
982500
x
|
.
|
\
|
270 , 26
1 x
|
.
|
\
|
601 , 62
399 , 27 -
147 , 11081
14994000
x
|
.
|
\
|
270 , 26
1 x
|
.
|
\
|
533 , 77
467 , 12
= 23,194 kg/cm
2
< t f = 23,720 kg/cm
2
b. Tegangan baja sesudah komposit
- Tegangan baja serat atas
fs =
|
|
.
|
\
|
+ +
t
tt L
p
pt DC
S
st D
I
Y . M
I
Y . M
I
Y . M
=
|
.
|
\
|
+ +
859152,330
467 , 35 x 14994000
818 , 619794
399 , 50 x 982500
345000
40 x 5 , 2641449

= 1005,125 kg/cm
2
< f
ab
= 1980 kg/cm
2
- Tegangan baja serat bawah
fs =
|
|
.
|
\
|
+ +
t
tb L
p
pb DC
S
st D
I
Y . M
I
Y . M
I
Y . M

=
|
.
|
\
|
+ +
859152,330
533 , 77 x 14994000
818 , 619794
601 , 62 x 982500
345000
40 x 5 , 2641449
= 1758,599 kg/cm
2
< f
ab
= 1980 kg/cm
2

33

3.4.4 Lendutan gelagar melintang
Panjang dari masing-masing gelagar rangka baja adalah 7 m, maka besar defleksi atau
lendutan ijin gelagar melintang adalah :
=
360
L
=
360
700
= 1,944 cm
q
D
= 11865,080 kg/m
qd

= 1637,500 kg/m
p
L
= 35280 kg
Is = 345000 cm
4

I
tl
= 859152,330 cm
4
I
td
= 619794,818 cm
4
a. Lendutan sebelum komposit
Beban mati (berat sendiri profil + plat beton)
D
=
I . E . 384
L . q . 5
4
=
345000 2100000 384
700 6508 , 118 5
4
x x
x x
= 0,512 cm
b. Lendutan sesudah komposit
Beban mati (aspal + air hujan)
d
=
P
I E
L q
. . 384
. . 5
4
=
818 , 619794 2100000 384
700 375 , 16 5
4
x x
x x
= 0,039 cm
Beban hidup terpusat (Beban T)
L
=
t
I E
L P
. . 48
.
3
=
330 , 859152 2100000 48
700 35280
3
x x
x
= 0,140 cm
Lendutan total yang terjadi pada gelagar memanjang:
A =
D
+
d
+
L

= 0,512 + 0,039 + 0,140
= 0,691 cm < 1,944 cm
(aman)
3.4.5 Perencanaan Penghubung Geser (Shear Connector)
1) Beban mati
Berat aspal = 0,07 x 5 x 2500 x 1,3 = 1137,5 kg/m
Beban hidup
Beban merata = 7087,5 kg/m
Beban garis = 12348 kg/m
- Beban merata dan Beban garis
Beban 100 % q
1
=
75 , 2
25 , 5906
x 100 % = 2147,727 kg/m
Beban 100 % p
1
= 12348 x 100 % = 12348,00 kg/m
q
total
= 14925,273 kg/m
Beban 50 % q
2
=
75 , 2
25 , 5906
x 50 % = 1073,964 kg/m
A
34

1,75 m
P P
1,75 m
P P
1,5 m 1,00 m 1 m
0,5 m 5,5 m 0,5 m 0,5 m
7 m
0,071 0,214
0,786
0,536
0,393
0,143
0,071
(BTR dan BGT) 100%
50 %
Beban "T"
Beban "D"
1,75 m
P P
2,25 m
0,5 m 5,5 m 0,5 m 0,5 m
7 m
0,071
(BTR dan BGT) 100%
50 %
3,00 m
0,429
0,571
0,321
0,143 0,071
Beban "T"
Beban "D"
Beban 50 % p
2
= 12348 x 50 % = 6174,000 kg/m
q
total
= 7462,636 kg/m
Beban T
(Faktor beban dinamis = 0,4)

P = (1 + 0,4) x ((2500 x (1/5)) + 10000 + ((10000 x (1/5)) x 1,8 = 35280 kg
Kondisi pembebanan :
1. Pada x = 1,50 m

Beban mati :
Beban merata = (1/2 x 1137,5 x 5,5 x 0,786) (1/2 x 1137,5 x 1,50 x 0,214)
= 2276,128 kg
Beban hidup :
Beban D (Beban merata dan Beban garis)
Beban D = (1/2 x 14925,273 x 4,5 x (0,786 + 0,143)) + (1/2 x 14925,273 x 1 x
(0,214 + 0,071) (1/2 x 7462,636 x 0,5 x (0,143 + 0,071))
= 32925,152 kg
Beban T = 35280 x (0,786 + 0,536 + 0,475 + 0,143) = 68443,200 kg
D
maks
= 2276,138 + 68443,200 = 70719,338 kg
2. Pada x = 3,00 m
Beban mati :
Beban merata = (1/2 x 1137,5 x 4x 0,571) (1/2 x 1137,5 x 3 x 0,429) = 567,044 kg
Beban D = (1/2 x 14925,273 x 3 x (0,571 + 0,143)) + (1/2 x 14925,273 x 2,5 x
(0,429 + 0,071)) (1/2 x 7462,636 x 0,5 x (0,143 + 0,071))
= 24914,012 kg
Beban T = 35280 x (0,571 + 0,475) = 36902,880 kg
D
maks
= 567,044 + 36902,880 = 37469,924 kg

35

1,75 m
P P
1,25 m
0,5 m 5,5 m 0,5 m 0,5 m
7 m
0,071
(BTR dan BGT) 100%
50 %
4,00 m
0,571
0,429
0,179 0,143
0,071
Beban "T"
Beban "D"
3. Pada x = 4,00 m

Beban mati :
Beban merata = (1/2 x 1137,5 x 4 x 0,571) (1/2 x 1137,5 x 3 x 0,429)
= 567,044 kg
Beban hidup Beban D ( Beban merata dan Beban garis )
Beban D = (1/2 x 14925,273 x 2 x (0,429 + 0,143) + (1/2 x 14925,273 x 3,5 x
(0,571 + 0,071)) (1/2 x 7462,636 x 0,5 x (0,071 + 0,143))
= 24906,549 kg
Beban T = 35280 x (0,429 + 0,179) = 21450,240 kg
D
maks
= 567,044 + 21450,240 = 22017,284 kg
Pada gelagar melintang diketahui :
A
t
=
|
|
.
|
\
|
n
B x ts
Eff
=
|
.
|
\
|
757 , 8
140 23 x = 367,717 cm
2

dc = 23,967 cm
I
tl
= 859152,330 cm
4
Direncanakan penghubung geser dengan data sebagai berikut :
Jenis penghubung geser = Stud berkepala 3/4 x 3
ds = 0,75 x ( 2,500000 x 10
-2
) = 0,019 m = 19 mm
Hs 3 = 3 x ( 2,500000 x 10
-2
) = 0,075 m = 75 mm
Ec = 0,043 . W
1,5
. fc

= 0,043 x 2400
(1,5)
x
5 , 22

= 23981,513 Mpa
Kekuatan nominal satu penghubung jenis paku/stud untuk perencanaan penghubung
geser diambil dengan bentang L = 7,0 m
q
ult
= 0,4 x ds
2
x
Ec . fc
untuk
ds
Hs
> 4
(C.G. Salmon,,struktur baja,hal 366)

q
ult
= 0,4 x ds
2
x
Ec . fc

= 0,4 x 1,9
2
x
513 , 23981 225x
= 3266,571 Kg = 32,66571 kN

Dipakai 2 stud, maka Q = 2 x 3266,571 = 6533,142 kg
Tegangan geser yang terjadi :
Pada x = 1
S
T
= At x dc = 367,717 x 23,967 = 8813,136 cm
36

0 1,500 m 3,000 m 5,000 m 5,50 m 7,000 m 4,500 m
Gelagar Melintang
1,5 stud - 11 1,5 stud - 6 1,5 stud - 4
1,5 stud - 4 1,5 stud - 6 1,5 stud - 11
Plat lantai
23 mm
200 mm
Shear Connector
300 mm
15 mm 912 mm
=
t
t
I
S
x D =
338 , 70719
330 , 859152
136 , 8813
x
= 725,435 kg/cm
Jarak shear connector : s =
t
Q
=
435 , 725
142 , 6513
= 9,006 cm
Maka jumlah shear connector yang dibutuhkan adalah :
Tabel 3.2 Perencanaan Penghubung Geser (Shear Connector)
Jarak (m) D
Maks
Tegangan
geser
Jarak stud Jumlah stud
0 1,50 70719.338 725.435 9.006 11.104
1,50 3,00 37469.924 384.364 16.997 5.883
3,00 4,00 22017.284 225.852 28.927 3.457
Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 3.15
Potongan Shear Connector Pada Gelagar Melintang
3.5 Perencanaan Gelagar Induk
A. Beban mati
- Berat sendiri gelagar induk, (faktor beban = 1,1)
G
1
= (20 + 3 . L) . B . L
= (20 + 3 x 40) x 7 x 40 x 1,1 = 43120 kg
- Berat sendiri gelagar memanjang, (faktor beban = 1,1)
Dipakai profil WF 400.200.7.13 (G = 56,6 kg/m)
G
2
= (n x G x L x 1,1)
= (5 x 56,6 x 40 x 1,1) = 12452 kg
- Berat sendiri gelagar melintang, (faktor beban = 1,1)
Dipakai profil WF 900.300.15.23 (G = 213 kg/m)
G
3
= (n x G x L x 1,1)
= (9 x 213 x 7 x 1,1) = 14760,900 kg
- Berat lantai kendaraan, (faktor beban = 1,3)
37

G
4
= (t x b x Lx q)
= (0,23 x 6 x 40 x 2500 x 1,3) = 179400 kg
- Berat lantai trotoir, (faktor beban = 1,3)
G
5
= (t x q x 2 x L)
= (0,48 x 0,5 x 2 x 2500 x 1,3) = 1560 kg
- Berat sendiri pipa sandaran (q
u
= 5,08 kg/m), (faktor beban = 1,1)
G
6
= (q
u
x n x L x 1,1)
= (5,08 x 2 x 40 x 1,1) x 2 = 894,080 kg
- Berat sendiri ikatan angin atas, (faktor beban = 1,1)
G
7
= (n . a) x L x a
= (7 x 7) x 40 x 7 x 1,1 = 15092 kg
- Berat sendiri ikatan angin bawah, (faktor beban = 1,1)
G
8
= (n . a) x L x a
= (8 x 7) x 40 x 7 x 1,1 = 17248 kg
- Berat sendiri aspal, (faktor beban = 1,3)
G
9
= (t x b x L x q)
= (0.07 x 6) x 40 x 2500 x 1,3 = 54600 kg
Jadi berat total :
G
u
total
= G
1
+ G
2
+ G
3
+ G
4
+ G
5
+ G
6
+ G
7
+ G
8
+ G
9

= 43120 + 12452 + 14760,9 + 179400 + 1560 + 894,080 + 15092 + 17248 +
54600
= 339126,980 kg
Beban mati yang dipikul oleh tiap gelagar induk :
G =
2
G
total
=
2
980 , 339126
= 169563,490 kg
Beban mati ,yang diterima tiap titik buhul :
P
1
=
8
G
=
8
490 , 169563
= 21195,436 kg
Beban mati yang diterima tiap titik buhul tepi :
P
2
=
2
P
1
=
2
436 , 21195
= 10597,718 kg
B. Beban hidup (Faktor beban = 2,0)
1. Beban lajur D
L = 40 m > 30 m
q = 9,0 x
|
.
|
\
|
+
40
15
5 , 0
= 7,875 kpa = 787,5 kg/m
Maka, q = q x K = 787,5 x 1,8 = 1417,5 kg/m
Beban 100 % q =
x 100 % = 515,455 kg/m

Beban 50 % q =
x 50 % = 257,727 kg/m
38

0,5 m 5,5 m
7 m
0,5 m
q1 = 515,455 kg/m
q1 = 257,727 kg/m
P2
P1
RA RB
0,5 m
0,5 m 5,5 m
7 m
0,5 m
P2 = 3087 kg/m P1 =67914 kg/m
0,5 m
RA RB

Beban hidup yang diterima tiap gelagar
R
A
x 7 (515,455 x 5,5 x 3,75) (257,727 x 0,5 x 0,75) = 0
R
A
=
7
90 , 10727
= 1532,557 kg/m
Maka beban yang diterima gelagar sepajang L = 40 m adalah :
Q = R
A
x 40 = 1532,557 x 40 = 68965,057 kg
Beban hidup yang diterima tiap titik buhul tengah
Q
t
=
buhul titik
Q
i
=
9
057 , 68965
= 7662,784 kg
Beban hidup yang diterima tiap titik buhul tepi
Q
u
=
2
Q
t
=
2
784 , 7662
= 3831,392 kg
2. Beban garis (P)
P = 4900 kg/m

Faktor beban dinamis (DLA) = 40% = (1 + 0,4) = 1,4
P
u
= 4900 x 1,4 x 1,8 = 12348 kg/m
Beban 100 % P
1
= 12348 x 5,5 x 100 % = 67914 kg
Beban 50 % P
2
= 12348 x 0,5 x 50 % = 3087 kg

Beban hidup yang diterima tiap gelagar :
R
A
x 7 (67914 x 3,75) (3087 x 0,75) = 0
R
A
=
|
.
|
\
|
7
75 , 256992
= 36713,250 kg
C. Gaya rem (Faktor beban = 1.8)

Panjang jembatan = 40 meter
Berdasarkan gambar 3.16
(RSNI T-02-2005; hal 23)
untuk jembatan dengan bentang L = 40 m, maka
gaya rem sebesar = 100 kN = 10000 kg

Gambar 3.16 Grafik Gaya Rem Per Lajur 2,75 m ( KBU )
39

- Gaya rem yang dipikul tiap gelagar :
P
R
=
2
P
x 1,8 =
|
.
|
\
|
2
10000 x 1,8 = 9000 kg
- Gaya rem yang dipikul tiap titik buhul tengah :
P
Rt
=
buhul titik
P
R
=
8
9000
= 1125 kg
- Gaya rem yang dipikul tiap titik buhul tepi :
P
Ru
=
2
Rt
P
=
2
1125 = 562,50 kg
D. Beban Angin
a) Pada sisi kendaraan yang terkena angin
Sumber : Standar Pembebanan Untuk Jembatan ; RSNI T-02-2005 , Hal : 34)

T
EW
= 0,0012 x C
W
x V
W
2
x Ab
Dimana :
T
EW
=

Gaya angin pada sisi rangka jembatan (kg)
V
W
2
=

Koefisien angin rencana (m/dt) untuk keadaan batas yang ditinjau.
C
W
=

Koefisien seret = 1,2
Ab

=

Luas ekivalen bagian samping jembatan (
)
Ab

=
x t x 30%
=
x 6.35 x 30% = 71,438

T
EW1
= 0,0012 x C
W
x V
W
2
x Ab
= 0,0012 x 1,2 x 25
2
x 71,438 = 64,294 kN = 6429,400 kg

Gambar 3.17
Beban Angin Pada Sisi Kendaraan Dan Sisi Rangka Jembatan
b) Pada sisi rangka yang terkena angin
T
EW2
= 0,0006 x CW x V
W2
x Ab
= 0,0006 x 1,2 x 25
2
x 71,438
= 32,147 kN = 3214,700 kg
Beban angin yang diterima oleh gelagar induk :
EV = 0
RA x b T
EW1
x a1 T
EW2
x a2 = 0
RA x 7 6429,400

x 1 3214,700 x 3,15 = 0
7,2 m
TEW 2
3,175 m
2,00 m
1,00 m
TEW 1
VA
HB
HA
40

RA =
( ) ( )

=
7
073 , 16636
= 2376,582 kg
Beban angin yang diterima tiap titik buhul tengah :
P
t
=
buhul titik
R
A
=
8
582 , 2376
= 297,073 kg
Beban angin yang diterima titik buhul tepi (ujung):
P
u
=
2
P
t
=
2
073 , 297
= 148,536 kg
c) Beban angin yang diterima ikatan angin atas
MB = 0
(H
A
x 6,35) (T
EW1
x 1) - (T
EW2
x 3,15)
(H
A
x 6,35) (6429,400 x 1) - (3214,700 x 3,175)
H
A
=
35 , 6
073 , 16636
= 2619,854 kg
Beban angin yang diterima titik buhul tengah :
P
At
=
buhul titik
H
A
=
7
854 , 2619
= 374,265 kg
Beban angin yang diterima titik buhul tepi :
P
Au
=
2
P
At =
2
482 , 327
= 187,132 kg
d) Beban angin yang diterima ikatan angin bawah
H = 0
HA + HB - T
EW1
-

T
EW2
= 0
2619,854 + HB 6429,400 3214,700 = 0
HB = 7024,246 kg
Beban angin yang diterima titik buhul tengah :
P
At
=
buhul titik
Hb
=
8
246 , 7024
= 878,030 kg
Beban angin yang diterima titik buhul ujung :
P
Au
=
2
P
At
=
2
030 , 878
= 439,015 kg
3.6 Statika
Statika pembebanan untuk perencanaan gelagar induk menggunakan program STAAT
Pro. Data-data yang dibutuhkan adalah:

Gambar 3.18 Gambar Jembatan
41

1
2
Pm2
1
2
Pm2
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m
40 m
Pm1 Pm1 Pm1 Pm1 Pm1 Pm1 Pm1
1
2
Ph2
1
2
Ph2
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m
40 m
Ph1 Ph1 Ph1 Ph1 Ph1 Ph1 Ph1
1
2
Pg2
1
2
Pg2
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m
40 m
Pg1 Pg1 Pg1 Pg1 Pg1 Pg1 Pg1
13. Data stuktur
a. Kelas jalan = Kelas I
b. Panjang total jembatan = 40 m
c. Lebar total jembatan = 7,20 m
d. Lebar lantai kendaraan = 6,0 m
e. Lebar trotoir = 2 x 0,5 m
f. Tebal trotoar = 0,48 m
g. Tinggi rangka jembatan = 6,35 meter
h. Jarak antar gelagar memanjang = 1,50 m
i. Jarak antar gelagar melintang = 5 m
j. Tipe jembatan = Rangka Baja Trapesium
14. Untuk Profil Baja
Menggunakan table profil Ir. Hardi Santoso Tabel Konstruksi Baja.
Gelagar Memanjang = 400.200.7.11
Gelagar Melintang = 900.300.15.23
15. Skema Pembebanan
A. Pembebanan Akibat Beban Mati

Gambar 3.19 Pembebanan Akibat Beban Mati
Beban mati yang bekerja pada titik simpul :
Pm1 = 21195,436 kg
Pm2 = 10597,718 kg
B. Pembebanan Akibat Beban Hidup

Gambar 3.20 Pembebanan Akibat Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada titik simpul akibat beban terbagi rata :
Ph1 = 7662,784 kg
Ph2 = 3931,392 kg
C. Pembebanan Akibat Beban Garis

Gambar 3.21 Pembebanan Akibat Beban Garis

42

Pr2 Pr2
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m
40 m
Pr1 Pr1 Pr1 Pr1 Pr1 Pr1 Pr1
Rangka Bawah Rangka Atas
Ikatan Angin Atas
Batang Atas
Rangka Bawah
7,20 m
2,5 m 5 m
40 m
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 2,5 m
Pat 2 Pat 1 Pat 2 Pat 1 Pat 1 Pat 1 Pat 1 Pat 1 Pat 1 Pat 1
Ikatan Angin Bawah
5 m
40 m
5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m 5 m
Rangka Bawah
Pab 1 Pab 2 Pab 2 Pab 1 Pab 1 Pab 1 Pab 1 Pab 1 Pab 1
Beban hidup yang bekerja pada titik simpul akibat beban garis:
Pg1 = 36713,250 kg/m
Pg2 = 18356.625 kg/m
D. Pembebanan Akibat Beban Rem

Gambar 3.22 Pembebanan Akibat Beban Garis
Beban Rem yang bekerja pada titik simpul:
Pr1 = 1125 kg
Pr2 = 562,5 kg
E. Pembebanan Akibat Beban Angin
1. Ikatan Angin Atas

Gambar 3.23 Pembebanan Akibat Beban Angin Atas
Beban Angin yang bekerja pada titik simpul:
Pa1 = 374,265 kg
Pa2 = 187,132 kg
2. Ikatan Angin Bawah

Gambar 3.24 Pembebanan Akibat Beban Angin Bawah
Beban angin yang bekerja pada titik simpul:
Pa1 = 878,030 kg
Pa2 = 439,015 kg

43

386 cm
14 mm
299 cm
9 mm
3.7 Perencanaan Dimensi Profil Gelagar Induk
3.7.1 Perhitungan Dimensi Batang Atas (Tekan/Compression)
Dari hasil analisa STAAD Pro II didapat gaya aksial tekan terbesar pada batang 12
P
u
= 241409 kg
Dimensi batang dicoba menggunakan profil WF 400 x 300 x 9 x 14
A = 120 cm
2

Ix = 33700 cm
4

Iy = 6240 cm
4
ix = 16,7 cm
4

iy = 7,21 cm
4
Wx = 1740 cm
3

Wy = 418 cm
3

Gambar 3.25 Penampang Profil 400 x 300 x 9 x 14
Persyaratan kekuatan menurut LRFD untuk batang tekan dinyatakan
sebagai berikut..
(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 ,hal : 342)
u n c
P P > |

Dimana :
c
| = Faktor resistansi (0,85)
P
n
= Kekuatan nominal batang tekan bahan (kg) = F
cr.
A
g

P
u
= Beban layan terfaktor (kg)
Adapun perhitungan dimensi batang tekan meliputi :
a. Menghitung Radius Girasi (r)

(CG. Salmon, JE. Johnson, Struktur Baja Desain dan Perilaku jilid 1 1992 hal : 92)
Dimana:
Ix = Momen inersia arah x (
)`
Iy = Momen inersia arah y (
)
Ag = luas bruto penampang lintang (
= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

g
x
A
I
rx =
=
120
33700
= 16,758 cm

g
y
A
I
ry
y
=
=
120
6240
= 7,211 cm
b. Parameter kerampingan (c)
E
F
.
r
L . K
2
y
c
t
=

(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal : 338)

Dimana :
K = Faktor panjang efektif = 0,5
44

386 cm
14 mm
299 cm
9 mm
L = Panjang bentang yang ditinjau (cm)
F
y
= Tegangan leleh baja = 3600 kg/cm
2

E = Modulus elastisitas baja (2,1 x 10
6
kg/cm
2
)
c
= Parameter kerampingan
r = Radius girasi (cm)
) 10 1 , 2 ( 14 , 3
3600
211 , 7
500 5 , 0
6 2
x x
x
c =
= 0,457 cm
c. Menghitung tegangan Kritis penampang (F
cr
)
c 1,5 F
cr
= (
2
658 , 0
c
). Fy
F
cr
= (
2
) 457 , 0 (
658 , 0 ) x 3600 = 3298,494 kg/cm
2

Maka :
u n c
P P . > |
0,85 x 3298,494 x 120 241409 kg
336446,397 kg 241409 kg ........ (Profil aman)
3.7.2 Perhitungan Dimensi Batang Bawah (Tarik /Tension)
Dari hasil analisa STAAD Pro II didapat gaya aksial tarik terbesar pada batang 4 dan 5.
P
u
= 229835 kg.
A = 120 cm
2

Ix = 33700 cm
4

Iy = 6240 cm
4
ix = 16,7 cm
4

iy = 7,21 cm
4
Wx = 1740 cm
3

Wy = 418 cm
3

Persyaratan kekuatan menurut LRFD untuk batang tekan dinyatakan sebagai berikut..

(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 ,hal : 95)
u n c
P P > |

Dimana :
c
| = Faktor resistansi (0,90)
P
n
= Kekuatan nominal batang tekan bahan (kg) = F
cr.
A
g

P
u
= Beban layan terfaktor (kg)
Cek rasio profil :
Karena dua elemen (Flens-flens) dari penampang lintang dihubungkan sedangkan pada
elemen badan tidak dihubungkan, maka profil dicek dengan menggunakan persamaan :
67 , 0
d
bf
>

Dimana : bf = 29,9
45

d = 38,6

67 , 0
6 , 38
9 , 29
>

0,775 0,67
a. Menghitung luas nominal
Digunakan baut A325 dengan diameter =
8
7
inchi = 2,22 cm
Lebar lubang baut =
|
.
|
\
|
+
8
1
8
7 = 1 inchi = 2,54 cm
Luas nominal pelat :
An

= A
g
(lebar lubang baut x tebal flens)
= 120 (2,54 x 1,40) = 116,444 cm
2

Luas bersih plat (Luas efektif penampang) berdasarkan :
A
c
= U . A
n (CG.Salmon JE, Johnson Struktur Baja Desain dan Perilaku I 19922 ,hal : 86)
Dimana :
U = Koefisien reduksi yang nilainya tidak boleh lebih dari 85%
Maka : A
c
= U . A
n
= 0,85 x 116,444 = 98,977 cm
2
b. Kontrol kekuatan Desain
- Didasarkan pada pelelehan penampang bruto :
g y t n t
A F T | = |

(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992, hal : 95)

Dimana :
t
| = Faktor resistensi untuk keadaan batas pelelehan (0,90)
T
n
= Kekuatan nominal batang tarik (kg)
F
y
2

A
g
= Luas bruto penampang lintang = 136 cm
2

Jadi :
u g y t n t
P A F T > | = |

0,90 x 3600 x 120 229835 kg
388800 kg 229835 kg .... (Profil aman)
- Didasarkan pada retakan penampang bersih
c u c u t n t
A F A F T . 75 , 0 = =| | (CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I,hal : 95)

Dimana :
|t = Faktor resistensi untuk keadaan batas pelelehan (0,75)
T
n
F
u
= Kekuatan tarik baja struktur = 5200 kg/cm
2

A
c
= Luas bersih efektif antara batang tarik = 98,977 cm
2

jadi :
c t t n t
A F T | = |
Pu
0,75 x 5200 x 98,977 229835 kg
46

386 cm
14 mm
299 cm
9 mm
386011,86 kg 229835 kg ... (Profil aman)
Dari hasil dua kriteria diatas, maka diambil kekuatan desain yang lebih kecil yaitu
: 386011,86 kg P
u
= 229835 kg
3.7.3 Perencanaan Dimensi Batang Diagonal
1. Perencanaan Dimensi Batang Diagonal Tekan (Compression)
Dari hasil analisa STAAD Pro II didapat gaya aksial tekan terbesar pada batang 16.
P
u
= 143784 kg.
A = 120 cm
2

Ix = 33700 cm
4

Iy = 6240 cm
4
ix = 16,7 cm
4

iy = 7,21 cm
4
Wx = 1740 cm
3

Wy = 418 cm
3


Dimana:
)
)

g
x
A
I
rx =
=
120
33700 = 16,758 cm

g
y
A
I
ry
y
=
=
120
6240
= 7,211 cm
E
F
.
r
L . K
2
y
c
t
=

Dimana :
F
y
2

6
kg/cm
2
)
c
47

386 cm
14 mm
299 cm
9 mm
) 10 1 , 2 ( 14 , 3
3600
211 , 7
4 , 682 5 , 0
6 2
x x
x
c =
= 0,624 cm
cr
)
c 1,5 F
cr
= (
2
658 , 0
c
). Fy
F
cr
= (
2
) 624 , 0 (
658 , 0
) x 3600 = 3058,759 kg/cm
2

Maka :
u n c
P P . > |

0,85 x 3058,759 x 120 143784 kg
311993,448 kg 143784 kg ........... (Profil aman)
2. Perencanaan Dimensi Batang Diagonal Tarik (Tension)
Dari hasil analisa STAAD Pro II didapat gaya aksial tarik terbesar pada batang 17.
P
u
= 143784 kg.
A = 120 cm
2

Ix = 33700 cm
4

Iy = 6240 cm
4
ix = 16,7 cm
4

iy = 7,21 cm
4
Wx = 1740 cm
3

Wy = 418 cm
3

Cek rasio profil :
Karena dua elemen (Flens-flens) dari penampang lintang dihubungkan sedangkan pada
elemen badan tidak dihubungkan, maka profil dicek dengan menggunakan persamaan :
67 , 0
d
bf
>

Dimana : bf = 29,9
d = 38,6

67 , 0
6 , 38
9 , 29
>

0,775 0,67
Digunakan baut A325 dengan diameter =
8
7
inchi = 2,22 cm
Lebar lubang baut =
|
.
|
\
|
+
8
1
8
7 = 1 inchi = 2,54 cm
An

= A
g
= 120 (2,54 x 1,40) = 116,444 cm
2

Luas bersih plat (Luas efektif penampang) berdasarkan :
48

100 mm
7 mm
50 mm
5 mm
A
c
= U . A
n (CG.Salmon JE, Johnson Struktur Baja Desain dan Perilaku I 19922 ,hal : 86)
Dimana :
U = Koefisien reduksi yang nilainya tidak boleh lebih dari 85%
Maka : A
c
= U . A
n
= 0,85 x 116,444 = 98,977 cm
2
- Didasarkan pada pelelehan penampang bruto :
g y t n t
A F T | = |

(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992, hal : 95)
Dimana :
t
T
n
F
y
2

A
g
= Luas bruto penampang lintang = 120 cm
2

Jadi :
u g y t n t
P A F T > | = |

0,90 x 3600 x 120 143784 kg
388800 kg 143784 kg .... (Profil aman)
c u c u t n t
A F A F T . 75 , 0 = =| |

(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I,hal : 95)
Dimana :
|t = Faktor resistensi untuk keadaan batas pelelehan (0,75)
T
n
F
u
2

A
c
= Luas bersih efektif antara batang tarik = 98,977 cm
2

jadi :
c t t n t
A F T | = |
Pu
0,75 x 5200 x 98,977 143784 kg
386011,86 kg 143784 kg ..... (Profil aman)
Dari hasil dua kriteria diatas, maka diambil kekuatan desain yang lebih kecil
yaitu : 386011,86 kg P
u
= 143784 kg
3.7.4 Perencanaan Dimensi Ikatan Angin Atas
1. Perencanaan Dimensi Batang Vertikal
Dari hasil analisa STAAD Pro didapat gaya aksial terbesar pada batang 1 dan 8 yaitu P
u

= 789,886 kg
Dimensi batang digunakan profil WF 100 x 50 x 5 x 7
A = 11,85 cm
2

Ix = 187 cm
4

Iy = 14,8 cm
4
L = 500 cm
49


Dimana:
)
)

g
x
A
I
rx =
=
85 , 11
187 = 3,972 cm
g
y
A
I
ry
y
=
=
85 , 11
8 , 14 = 1,118 cm
E
F
.
r
L . K
2
y
c
t
=


Dimana :
F
y
2

6
kg/cm
2
)
c
) 10 1 , 2 ( 14 , 3
3600
118 , 1
500 5 , 0
6 2
x x
x
c =
= 2,950 cm
cr
)
c 1,5 F
cr
= [
]
F
cr
= *
+ = 367,00 kg/cm
2

Maka :
u n c
P P . > |
0,85 x 367,00 x 11,85 789,886 kg
3696,603 kg 789,886 kg ......... (Profil aman)
2. Perencanaan Dimensi Batang Diagonal ( Tekan )
Dari hasil analisa STAAD.Pro didapat gaya aksial tarik terbesar pada batang 58 yaitu P
u

= 1060 kg

50

Dimensi batang digunakan profil L 45 x 45 x 4
A = 3,492 cm
2

Ix = 10,3 cm
4

L = 308.1 cm

Gambar 3.30 Penampang Profil L 45 x 45 x 4

Dimana:
)
)

g
x
A
I
rx =
=
492 , 3
3 , 10
= 1,717 cm
E
F
r
L K y
c 2
.
.
t
=

Dimana :
F
y
2

6
kg/cm
2
)
c
) 10 1 , 2 ( 14 , 3
3600
717 , 1
1 , 308 5 , 0
6 2
x x
x
c =
= 1,183 cm
c. Menghitung Tegangan Kritis Penampang (F
cr
)
c 1,5 F
cr
= [
]
F
cr
= *
+ = 2282,663 kg/cm
2

Maka :
u n c
P P . > |
0,85 x 2282,663 x 3,492 1060 kg
6775,400 kg 1060 kg ......... (Profil aman)

51

3. Perencanaan Dimensi Batang Diagonal (Tarik)
Dari hasil analisa STAAD.Pro didapat gaya aksial tarik terbesar pada batang 57 yaitu P
u

= 1060 kg
A = 3,492 cm
2

Ix = 10,3 cm
4

L = 308,1 cm


(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 , hal : 342)

Dimana :
bf = 45
d = 45

1,00 0,67
Digunakan baut A325 diameter =
4
3
inchi = 1,91 cm
Lebar lubang baut =
|
.
|
\
|
+
4
1
4
3
= 1 inchi = 2,54 cm
An

= A
g
= 3,755 (2,54 x 0,4) = 2,476 cm
2

Luas bersih plat (Luas efektif penampang) berdasarkan
A
c
= U . A
n

Dimana :
U = koefisien reduksi yang nilainya < 85 %
Maka :
A
c
= U . A
n

= 0,85 x 2,476 = 2,105 cm
2
- Didasarkan pada pelelehan penampang bruto
g y t n t
A F T | = |

Dimana :
t
|

= Faktor resistensi untuk keadaan batas pelelehan (0,90)
T
n
52

4 mm
60 mm
60 mm
F
y
2

A
g
= Luas bruto penampang lintang = 3,492 cm
2

Jadi :
u g y t n t
P A F T > | = |

0,90 x 3600 x 3,492 1060 kg
11314,08 kg 1060 kg
...........

(Profil aman)
c u c u t n t
A . F 75 , 0 A F T = | = | (CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I, hal : 95)

Dimana :
t
|

= Faktor resistensi untuk keadaan batas pelelehan (0,75)
T
n
F
u
2

A
c
= Luas bersih efektif antara batang tarik =1,032 cm
2
jadi :

c u t n t
A F T | = |

0,75 x 5200x 3,492 1060 kg
13618,8 kg 1060 kg ............... (Profil aman)
Dari hasil dua kriteria diatas, maka diambil kekuatan desain yang lebih kecil yaitu:
13618,8 kg P
u
= 1060 kg
3.7.5 Perencanaan Dimensi Ikatan Angin Bawah
1. Dimensi Batang Diagonal Tekan (Compression)
Dari hasil analisa STAAD Pro didapat gaya aksial tekan terbesar pada batang 27 yaitu
P
u
= 1960 kg
A = 4,692 cm
2

Ix = 25,4 cm
4
L = 876,6 cm

Adapun perhitungan dimensi batang tekan meliputi

Dimana:
)
)
Ag= luas bruto penampang lintang (

g
x
A
I
rx =
=
692 , 4
4 , 25 = 2,327 cm
53

4 mm
60 mm
60 mm

E
F
.
r
L . K
2
y
c
t
=

Dimana :
F
y
2

6
kg/cm
2
)
c
) 10 1 , 2 ( 14 , 3
3600
327 , 2
6 , 876 5 , 0
6 2
x x
x
c =
= 2,484 cm
c. Menghitung Tegangan Kritis Penampang (F
cr
)
c 1,5 F
cr
= [
]
F
cr
= [
2
] = 517,529 kg/cm
2

Maka :
u n c
P P . > |

0,85 x 517,529 x 4,692 1960 kg
2064,011 kg 1960 kg ................... (Profil aman)
2. Dimensi Batang Diagonal Tarik (Compression)
Dari hasil analisa STAAD Pro II didapat gaya aksial tekan terbesar pada batang 26
yaitu P
u
= 1780 kg
A = 4,484 cm
2

Ix = 25,4 cm
4
L = 876,6 cm



Dimana :
bf = 60
d = 60

1,00 0,67
Digunakan baut A325 diameter =
8
7
inchi = 2,22 cm
54

Lebar lubang baut =
|
.
|
\
|
+
8
1
8
7
= 1 inchi = 2,54 cm
An

= A
g
= 4,692 (2,54 x 0,4) = 3,676 cm
2

Luas bersih plat (Luas efektif penampang) berdasarkan
A
c
= U . A
n

Dimana :
U = koefisien reduksi yang nilainya < 85 %
Maka :
A
c
= U . A
n

= 0,85 x 3,676 = 3,125 cm
2
- Didasarkan pada pelelehan penampang bruto

g y t n t
A F T | = |
Dimana :
t
T
n
F
y
2

A
g
= Luas bruto penampang lintang = 4,692 cm
2

Jadi :
u g y t n t
P A F T > | = |

0,90 x 3600 x 4,692 1780 kg
15202,08 kg 1780 kg
...........

(Profil aman)
c u c u t n t
A . F 75 , 0 A F T = | = |
(CG.Salmon JE,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I, hal : 95)
Dimana :
t
T
n
F
u
2

A
c
= Luas bersih efektif antara batang tarik =3,125 cm
2

jadi :
c u t n t
A F T | = |

0,75 x 5200 x 3,125 1780 kg
12185,94 kg 1780 kg ................... (Profil aman)
55

3,00
Pu
Rencana profil L 150.150.14
Rencana Baut
Profil memanjang 400.200.7.11
Baut
5
8
" Profil melintang 900.300.15.23
Profil memanjang 400.200.8.13
Profil melintang 900.300.16.28
4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
4,00
4,00
4,00
3,00
Dari hasil dua kriteria diatas, maka diambil kekuatan desain yang lebih kecil
yaitu :
12185,94 kg P
u
= 1780 kg
3.8 Perencanaan Sambungan
3.8.1 Sambungan Gelagar Memanjang Dengan Gelagar Melintang

Gambar 3.33
Sambungan Gelagar Memanjang Dengan Gelagar Melintang
Besarnya gaya lintang yang bekerja pada gelagar memanjang :
- Akibat beban plat =
x 1626,49 x 5 = 4066,23kg
- Akibat beban q =
x 787,5 x 5 = 1875 kg
- Akibat beban P =
x 8980,363 = 9261 kg
- Akibat beban T =
x 28350 = 14175 kg
- Akibat berat sendiri profil =
x (1,1 x 56,6) x 5 = 155,65 kg

PU = 29626,63 kg
Digunakan baut A 325 5/8 inch.
(Tabel 4.9.2 CG.Salmon J.E,Johnson,Struktur Baja De sain dan Perilaku I 1992 ,hal : 133 - 146)
Baut = 5/8 inch = 1,588 cm
Luas Ab = 1,977 cm
2

lubang baut =
|
.
|
\
|
+
8
1
8
5
=
8
6
inch = 1,905 cm
F
u
b
= Kuat tarik baut = 120 ksi = 8274 kg/cm
2

= 1 ksi = 68,95 kg/cm
2
1. Sambungan tipe tumpu dengan ulir tidak pada bidang geser
- Kekuatan tarik desain penyambung
| Rnt = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
(CG.Salmon J.E, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I1992 hal : 133)
Dimana :
Rnt = Kekuatan tarik desain penyambung (kg)
| = Faktor resistensi = 0,75
F
u
b
= Kekuatan tarik baut = 8274 kg/cm
2
Ab = luas penampang baut = 1,977 cm
Maka | Rn = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
56

= 0,75 x (0,75 x 8274) x 1,977 = 9201,205 kg
- Kekuatan geser desain
| Rn = | . (0,6 . F
u
b
) . m . Ab
(CG.Salmon J.E ,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992, hal : 132)
Dimana :
| = Faktor resistansi = 0,65
Rn = Kekuatan tarik desain penyambung (kg)
F
u
b
= Kekuatan tarik baut ; 120 ksi = 8274 kg/cm
2

A
b
= Luas penampang baut = 1,977 cm
m = Banyaknya bidang geser yang terlibat = 2
Maka | Rn = | . (0,6 . F
u
b
) . m . Ab
= 0,65 x (0,6 x 8274) x 2 x 1,977
= 12759,004 kg
- Kekuatan desain tumpu baut
| Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)
(CG.Salmon J.E, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal : 134)
Dimana :
Rn = Kekuatan desain tumpu baut (kg)
F
u
= Kekuatan tarik baja yang membentuk bagian yang disambung
(dipakai jenis baja Bj. 52, Fu = 5200 kg/cm
2
)
t = Ketebalan gelagar memanjang = 0,70 cm
d = Diameter baut nominal = 1,588 cm
Maka | Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)
= 0,75 x (2,4 x 1,588 x 0,70 x 5200) = 10401,300 kg
Jadi kekuatan yang menentukan adalah kekuatan tarik desain sebesar =
9201,205 kg/baut
2. Menentukan jumlah baut
n =
Rn .
Pu
|

Dimana :
Rn | = Kekuatan tarik desain (kg)
P = Beban terfaktor (kg)
n = Jumlah baut
Maka : n =
205 , 9201
63 , 29626
= 3,220 ~ 4 baut/baris
Jarak baut tepi ke tepi plat (L) = 1,5 d s/d 3 d
= (1,5 x 1,588) s/d (3 x 1,588)
= 2,381 cm s/d 4,762 cm
57

Profil melintang 900.300.15.23
Gelagar. Induk
WF 400.300.9.14
Dipakai jarak baut tepi ke tepi plat = 3 cm
Jarak antar baut (L) = 2,5 d s/d 7 d
= (2,5 x 1,588) s/d (7 x 1,588)
= 3,969 cm s/d 11,112 cm
Dipakai jarak antar baut = 4 cm
3. Menentukan ketebalan pelat penyambung
LRFD telah memberikan persamaan untuk menghitung besarnya jarak minimum L
dari pusat penyambungan sampai ke pinggir yang berdekatan.
Besarnya L adalah :
t
L .F
P
u


Dimana :
P = Beban terfaktor yang (kg)
F
u
= Kekuatan tarik pelat (kg/cm
2
)
L = Jarak minimum plat (cm)
Maka ketebalan yang digunakan :
t
5 5200 75 , 0
8
63 , 29626
x x
|
.
|
\
|
= 0,380 cm
Dipakai plat penyambung L 150.150.14 dengan tebal 1,4 cm
4. Kontrol kekuatan tarik desain beban geser terfaktor baut
|
t
. R
nt
R
ut

(CG.Salmon J.E Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal : 199)

Dimana :
|
t
. R
nv
= Kekuatan tarik desain = 12759,004 kg
R
uv
= Beban geser terfaktor baut = R
uv
=
n
P
U
(kg)
|
t
. R
nv

n
P
U

12759,004 kg
8
63 , 29626

12759,004 kg 3703,329 kg (aman)
3.8.2 Sambungan Gelagar Melintang Dan Gelagar Induk

Gambar 3.34 Sambungan Gelagar Melintang Dengan Gelagar Induk
58

Besarnya gaya lintang yang bekerja pada gelagar melintang :
Akibat beban plat = .((1 x 8346,64) + (6 x 5421,64) = 20438,24 kg
Akibat profil memanjang = .(2 x 5 x 1323,03) = 6615,125 kg
Akibat beban T = 35280 kg
Akibat profil melintang = .(1,1 x 9 x 213) = 1054,35 kg
Akibat beban hidup trotoar = 4500 kg
Pu

= 67887,715 kg
Digunakan baut A 325 3/4 inch (tanpa ulir pada bidang geser)
(Tabel 4.9.2 CG.Salmon J.E,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 ,hal :133 - 146)
Baut = 3/4 inch = 1,905 cm
Luas Ab = 2,850 cm
2

lubang baut =
|
.
|
\
|
+
8
1
4
3
=
8
7
inch = 2,22 cm
F
u
b
= Kuat tarik baut : 120 ksi = 8274 kg/cm
2

Adapun perhitungan sambungan gelgar melintang dan gelagar induk meliputi:
A. Sambungan tipe tumpu dengan ulir tidak pada bidang geser
- Kekuatan tarik desain penyambung
| Rnt = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
Dimana :
Rnt = Kekuatan tarik desain penyambung (kg)
F
u
= Kekuatan tarik baut = 8274 kg/cm
2
Ab = luas penampang baut = 2,850 cm
Maka | Rn = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
= 0,75 x (0,75 x 8274) x 2,850
= 13258,600 kg
- Kekuatan geser desain
| Rn = | . (0,6 . F
u
b
) . m . Ab
(CG.Salmon J.E ,Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992, hal : 132)
Dimana :
Rn = Kekuatan geser desain penyambung (kg)
F
u
b
2

A
b
Maka | Rn = | . (0,6 . F
u
b
) . m . Ab
= 0,65 x (0,6 x 8274) x 2 x 2,850
= 18385,258 kg
59

- Kekuatan desain tumpu baut
| Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)
Dimana :
Rn = Kekuatan desain tumpu baut (kg)
F
u
= Kekuatan tarik baja yang membentuk bagian yang disambung
(Dipakai Baja Bj. 52, Fu = 5200 kg/cm
2
)
t = Ketebalan gelagar melintang =1,50 cm
Maka | Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)
= 0,75 x (2,4 x 1,905 x 1,5 x 5200)
= 26746,2 kg
Jadi kekuatan desain yang menentukan adalah kekuatan tarik sebesar 26746,2
kg/baut.
B. Menentukan jumlah baut
n =
Rn .
Pu
|

(CG.Salmon .JE, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal : 136)
Dimana :
Rn | = Kekuatan tarik desain (kg)
n = Jumlah baut
Maka : n =
600 , 13258
715 , 67887 = 5,120 ~ 6 baut/baris
Jarak antar baut berdasarkan LRFD :
= (1,5 x 1,905) s/d (3 x 1,905)
= 2,857 cm s/d 5,715 cm
= (2,5 x 1,905) s/d (7 x 1,905)
= 4,762 cm s/d 13,335 cm
C. Menentukan ketebalan pelat penyambung
t
t F .
P
u
|


Dimana :
60

1
7
9
1
3
2 1
1
8
2
1
6
4
1
9
10
P = Beban terfaktor tiap baut (kg)
F
u
2
)
t = Tebal minimum plat (cm)
Maka ketebalan yang digunakan :
t
5 5200 75 , 0
8
715 , 67887
x x
|
.
|
\
|
= 0,290 cm
Dipakai plat penyambung L 150.150.14 dengan tebal 1,4 cm
D. Kontrol kekuatan geser desain beban geser terfaktor baut
|
V
. R
nv
R
uv


Dimana :
|
V
. R
nv
= Kekuatan geser desain = 18385,258 kg
R
uv
= Beban geser terfaktor baut = R
uv
=
n
P
U
(kg)
|
V
. R
nv

n
P
U

18385,258 kg
12
715 , 67887

18385,258 kg 5657,310 kg .......... (aman)
3.7.3 Sambungan Batang Pada Gelagar Induk

Gambar 3.35
Sambungan Batang (Simpul) Pada Gelagar Induk
Sambungan pada rangka menggunakan baut mutu tinggi A325.

- kekuatan bahan tarik (F
u
b
) = 120 ksi = 8274,000 kg/cm
2

- Kekuatan tarik = 67,5 ksi = 4654,125 kg/cm
2

- Kekuatan geser = 35,1 ksi = 2420,145 kg/cm
2

- Diameter baut (C 7/8) = 22,2 mm
- Diameter lubang baut =
|
|
.
|
\
|
+
' ' ' '
8
1
8
7
= 2,54 cm
- Luas baut (Ab) = t d
2
= x 3,14 x 2,22
2
= 3,869 cm
2

1) Kekuatan tarik desain
| Rn = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
(CG.Salmon .JE, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal : 133)

Dimana :
61

S16=143784 kg
WF400.300.9.14
S1=52686,547 kg
WF 400.300.9.14
7
4
4
4 7 7 7 7 4
Rn = Kekuatan geser desain penyambung (kg)
F
u
b
2

A
b
Maka | Rn = | . (0,75 . F
u
b
) . Ab
= 0,75 x (0,75 x 8274) x 3,869 = 18005,851 kg
2) Kekuatan geser desain
| Rn = | . (0,60 . F
u
b
) .m.Ab
(CG.Salmon J.E, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I 1992 hal: 133)

Dimana :
Rn = Kekuatan tarik desain (kg)
F
u
b
= Kekuatan tarik bahan baut = 8274 kg/cm
2
A
b
Maka | Rn = | . (0,6 . F
u
b
) . m . Ab
= 0,65 x (0,6 x 8274) x 2 x 3,869
= 24968,113 kg
3) Kekuatan tumpu desain
| Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)

Dimana :
Rn = Kekuatan tumpu desain (kg)
F
u
= Kekuatan tarik baja pada bagian yang disambung (tegangan putus baja
Bj. 52, Fu = 5200 kg/cm
2

t = Ketebalan gelagar melintang = 1,50 cm
Maka | Rn = | . (2,4 . d . t . Fu)
= 0,75 x (2,4 x 2,22 x 1,50 x 5200) = 31168,80 kg
Diambil nilai | Rn yang terkecil yaitu pada kekuatan tarik desain sebesar 18005,851
kg
4) Menentukan jumlah baut
- Sambungan simpul 1

Gambar 3.36 Gambar sambungan simpul 1
62

S
16
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
143784
= 7,985 ~ 8 baut
S
1
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
547 , 52686
= 2,926 ~ 10 baut
= (1,5 x 2,22) s/d (3 x 2,22)
= 3,330 cm s/d 6,660 cm
= (2,5 x 2,22) s/d (7 x 2,22)
= 5,550 cm s/d 15,540 cm
Ketebalan plat yang digunakan :
t
L F .
P
u
|
(CG.Salmon J.E, Johnson,Struktur Baja Desain dan Perilaku I, 1992 hal : 135)
Dimana :
F
u
2
)

Batang 16
t
( )
7 5200 75 , 0
8
143784
x x
= 0,658 cm
Digunakan pelat penyambung dengan ketebalan 1 cm
Batang 1
t
7 5200 75 , 0
10
547 , 52686
x x
|
.
|
\
|
= 0,193 cm

Gambar 3.37 Gambar Sambungan Simpul 2
63

S
1
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
547 , 52686
= 2,926 ~ 10 baut
S
2
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
141277
= 7,846 ~ 10 baut
S
17
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
143784
= 7,985 ~ 8 baut
S
18
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
718 , 107658
= 5,979 ~ 8 baut
= (1,5 x 2,22) s/d (3 x 2,22)
= 3,330 cm s/d 6,660 cm
= (2,5 x 2,22) s/d (7 x 2,22)
= 5,550 cm s/d 15,540 cm
t
L F .
P
u
|

Dimana :
F
u
2
)

Batang 1
t
7 5200 75 , 0
10
547 , 52686
x x
|
.
|
\
|
= 0,193 cm
Batang 2
t
( )
7 5200 75 , 0
10
141277
x x
= 0,517 cm
Batang 17
t
( )
7 5200 75 , 0
8
143784
x x
= 0,658 cm
Batang 18
t
7 5200 75 , 0
8
718 , 107658
x x
|
.
|
\
|
= 0,493 cm
64


S
16
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
133698
= 7,985 ~ 8 baut
S
9
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
962 , 98210
= 5,852 ~ 10 baut
S
17
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
133698
= 7,985 ~ 8 baut
= (1,5 x 2,22) s/d (3 x 2,22)
= 3,330 cm s/d 6,660 cm
= (2,5 x 2,22) s/d (7 x 2,22)
= 5,550 cm s/d 15,540 cm
t
L F .
P
u
|
Dimana :
F
u
2
)

Batang 16
t
( )
7 5200 75 , 0
8
143784
x x
= 0,658 cm
Batang 9
t
7 5200 75 , 0
10
094 , 105373
x x
|
.
|
\
|
= 0,386 cm
65

Batang 17
t
( )
7 5200 75 , 0
8
143784
x x
= 0,658 cm

S
9
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
094 , 105373
= 5,852 ~ 10 baut
S
10
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
180580
= 10,000 ~ 10 baut
S
18
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
718 , 107658
= 5,979 ~ 8 baut
S
19
=
Rn
Pu
|
=
851 , 18005
718 , 107658
= 5,979 ~ 8 baut
= (1,5 x 2,22) s/d (3 x 2,22)
= 3,330 cm s/d 6,660 cm
Dipakai arak baut tepi ke tepi plat = 4 cm
= (2,5 x 2,22) s/d (7 x 2,22)
= 5,550 cm s/d 15,540 cm
t
L F .
P
u
|
Dimana :
F
u
2
)


66

L = 5 x 8 m
1
2
P
RA RB
P P P P P P P
1
2
P
L = 5 x 8m
P = 36713,250 kg
RA RB
L = 5 x 8 m
q = 1532,557 kg/m
RA RB
Batang 9
t
7 5200 75 , 0
10
094 , 105373
x x
|
.
|
\
|
= 0,386 cm
Batang 10
t
( )
7 5200 75 , 0
10
180580
x x
= 0,661 cm
Batang 18
t
7 5200 75 , 0
8
718 , 107658
x x
|
.
|
\
|
= 0,493 cm
Batang 19
t
7 5200 75 , 0
8
718 , 107658
x x
|
.
|
\
|
= 0,493 cm
3.9 Perencanaan Perletakan (Landasan) Jembatan
3.9.1 Data Perencanaan
Panjang jembatan = 40 m
Tegangan ijin baja Bj. 52 = 3600 kg/cm
2

Tegangan ijin bantalan baja
d
o = 8500 kg/cm
2
(Sumber Dr. Ir Bambang Supriyadi hal 66)
Pembebanan :
Akibat beban mati :
Beban mati (P) = 21195,436 kg

RA
1
=
2
P =
2
436 , 21195 x 8
= 84781,745 kg
Akibat beban hidup :
Beban garis (P) = 36713,250 kg

RA
2
= P = 36713,250 kg
Beban merata (q) = 1532,557 kg/m

67

RA
3
= x q . L = x (1532,557 x 40) = 30651,136 kg
Maka R
total
= RA
1
+ RA
2
+ RA
3

= 84781,745 + 36713,250 + 30651,136
= 152146,131 kg
3.9.2 Perhitungan Perletakan Rol
Panjang Bentang (L = 40 m)
P = 152146,131 kg
Bj. 52 o = 3600 kg/cm
2

Fc = 35 Mpa = 350 kg/cm
2

o
b
= 0,33 x 350 = 74,25 kg/cm
2
Direncanakan tumpuan rol sebagai berikut :
F =
25 , 74
152146,131
=
b
tot
P
o
= 2049,106 cm
2
a) Panjang bantalan kursi
= L + 40
= 40 + 40 = 80 cm
b) Lebar bantalan kursi
b =
F

=
80
106 , 2049
= 25,614 cm ~ 26 cm
Dipakai bantalan ukuran 80 x 26 = 8026 cm
2
> 2049,106 cm
2
c) Tebal bantalan kursi
S
1
=
2
1
x
. b
3.p.L
=
2
1 x
3600 26
80 131 , 152146 3
x
x x
= 12,589 cm ~ 13 cm
d) Garis tengah Rol gelinding
Untuk gelinding dipakai besi tuang
o
d
= 8500 kg/cm
2

d
4
=
2
d
6
.
P x 10 x 0,75

=
2
6
8500 80
131 , 152146 10 75 , 0
x
x x = 19,742 cm ~ 20 cm
d
5
= 2,5 cm tebal pergelangan rol
d
3
= d
4
+ 2 (2,5) = 20 + 5 = 25 cm
Dimana :
d
3
= Garis tengah pergelangan rol
d
4
= Garis tengah rol

68

d
4
S1
L = 80 cm
d4
d3
d5
b = 26 cm
S1

Gambar 3.39 Penumpuan Gelinding (Rol)
3.9.3 Perhitungan perletakan sendi
Panjang dan Lebar dari bantalan sendi dipakai sama dengan bantalan rol.
Direncanakan tumpuan sendi sebagai berikut :
1. Panjang bentang (L = 40 m)
P = 152146,131 kg
= 80 cm
b = 26 cm
a) Momen maksimum
M
Max
= 1/8 . P.

= 1/8 x 152146,131 x 80

= 1521461,314 kg
Maka :
W =
o
Max
M
=
3600
4 1521461,31
= 422,628 cm
3
b) Tebal bantalan
S
1
=
2
1 x
o . b
L . p . 3

=
2
1
x
3600 26
40 152146,131 3
x
x x = 6,983 cm ~ 7 cm
c) Mencari nilai S
2
, S
3
, S
4
, S
5

Dipakai tabel Muller Breslau, dimana jumlah rasuk (a) = 3 buah
3
a.S
b
= 4,2 S
3
=
3 2 , 4
26
x
= 2,063 cm ~ 3 cm
Momen Tahanan (W) = 0,2251 .a. h
2
. S
3

461,940 = 0,2251 x 3 x h
2
x 3
h =
3
S x a x 0,2251
W
=
3 3 2551 , 0
422,628
x x
= 13,568 cm ~ 14 cm
S
2
=
4
h
=
4
14
= 3,5 cm ~ 5 cm
S
4
=
6
h
=
6
14
= 2.33 cm ~ 3 cm
S
5
=
9
h
=
9
14
= 1.56 cm ~ 2 cm

69

S1
L = 80 cm
b = 26 cm
h

=

1
4

c
m
S2
S4
S5
d3
d2 d1 = 7 cm
S3 S3 S3
Jari-jari sumbu sendi :
r =
x
P x
o
8 , 0

=
80 3600
152146,131 8 , 0
x
x
= 0,423 cm ~ 1 cm
Garis tengah Sendi (d
1
) :
d
1
= 2 x r = 2 x 1 = 2 cm diambil d
1Min
= 7 cm
d
3
= x d
1
= x 7 = 1,750 cm ~ 2 cm
d
2
= d
1
+ (2 x d
3
) = 7 + (2 x 2) = 11 cm

Gambar 3.40 Penampang Kursi (Tumpuan Sendi)

70

BAB IV
PERHITUNGAN BANGUNAN BAWAH
4.1 Perhitungan Abutment
Direncanakan bentuk abutment sebagai berikut

Gambar 4.1 Perencanaan Abutment
Keterangan : Panjang ( L ) = 8,5 m
Lebar ( B ) = 2,7 m
Tinggi ( h ) = 4,2 m

Tanah = 1,76 t/m
3

Beton = 2,5 t/m
3
Berdasarkan data dilapangan dimana, dari data SPT diperoleh nilai N/cm dengan kedalaman :
1
N 0 1 m = 26
2
N 1 4 m = 24
N = (26 + 24)/2 = 25
Maka dari grafik diperoleh sudut geser tanah = 35
0
(Ir. V Sunggono KH 1995, Teknik
Sipil,hal;132)

4.1.1 Pembebanan
Beban mati = 169563,49 kg
Beban hidup merata = 68965,05 kg
Beban rem = 9000 kg
Beban hidup garis = 36713,25 kg
R = 284241,80 kg
4.1.2 Perhitungan Kepala Jembatan
Dibawah ini adalah gambar diagram tekanan tanah :

71

R
w1
w3
w4
w5
Pa
w6
Pp
w2

Gambar 4.2 Perhitungan gaya vertikal Akibat Berat Sendiri Abutment
a. Akibat Berat Sendiri Abutment
Tabel 4.1 Akibat Berat Sendiri Abutment
Titik Gaya Vertikal
(ton)
Jarak
(m)
Momen
(tm)
1
2
3
4
5
6
7
8
R
0,3 x 1,02 x 8,5 x 2,5 = 6,503
2,1 x 0,41 x 8,5 x 2,5 = 18,296
0,7 x 1,97 x 8,5 x 2,5 = 29,304
2,7 x 0,8 x 8,5 x 2,5 = 45,900
0,5 x 0,8 x 0,2 x 8,5 x 2,5 = 1,700
0,5 x 0,6 x 0,2 x 8,5 x 2,5 = 1,275
0,5 x 1 x 0,8 x 8,5 x 2,5 = 1,063
0,5 x 1 x 0,8 x 8,5 x 2,5 = 1,063
= 284,24180
2,15
1,45
1,35
1,35
1,97
0,80
2,03
0,67
1,35
13,980
26,530
39,560
61,965
3,349
1,020
2,157
0,712
383,726
Jml gaya vertikal = 389,344
= 389344 kg
532,999
532999 kg.m

Gambar 4.3 Gaya Vertikal Akibat Beban Urugan
72

b. Tabel Perhitungan Gaya Vertikal Akibat Berat Urugan
Tabel 4.2 Perhitungan Gaya Vertikal Akibat Berat Urugan
Titik Gaya Vertikal
(ton)
Jarak
(m)
Momen
(ton.m)
1
2
3
4
5
6
0,4 x 1,02 x 8,5 x 1,76 = 6,104
0,61 x 0,2 x 8,5 x 1,76 = 1,825
x 0,8 x 0,2 x 8,5 x 1,76 = 1,197
1,67 x 1 x 8,5 x 1,76 = 24,983
x 0,1 x 1 x 8,5 x 1,76 = 0,748
x 0,1 x 1 x 8,5 x 1,76 = 0,748
2,5
2,6
2,23
2,2
2,37
0,33
15,259
4,745
2,669
54,963
1,773
0,247
Jml gaya vertikal = 35,605
= 35605 kg
79,656
79656 kg.m
4.1.3 Gaya-Gaya Horizontal
a. Akibat tekanan tanah aktif
Ka = tg
2
(45
-
)
2
u
= tg
2
( 45
-
)
2
35
= 0,271
Pa = x Ka x x H
2
x B
= x 0,271 x 1,76 x 4,20
2
x 8,5 = 35,758 ton
M
Pa
= 1/3 x H x Pa = 1/3 x 4,2 x 35,758 = 50,061 ton.m
b. Akibat tekanan tanah pasif
Kp = tg
2
( tg 45
0
+
)
2
u
= tg
2
( 45
+
)
2
35
= 3,7
Pp = x Kp x x H
2
x B
= x (3,7 x 1,76 x 0,9
2
x 8,5)
= 22,418 ton
M
Pp
= 1/3 x H x Pp = 1/3 x 0,9 x 22,418
= 6,725 ton.m
c. Akibat Gaya Gempa
Lokasi proyek terletak dizona 4 dengan koefesien gempa = 0,20
TEQ = Kh x I x Wt
Kh = C x S
Keterangan:
TEQ = Gaya geser dasar total
Kh = Koefesien beban gaya horizontal
I = Faktor kepentingan = 0,1
Wt = Berat total nominal yang dipengaruhi oleh percepatan gempa
C = Koefisien geser dasar untuk daerah waktu dan kondisi setempat yang sesuai
Wilayah 4 = 0,2
S = Faktor type bangunan diambil 1 = 3
73

Kh = C x S = 0,20 x 1 = 0,20
Jadi :
TEQ = Kh x I x Wt = 0,20 x 1 x 389344 = 77868,9 kg
Titik berat abutment
Y=
(
+ + + + + + +
+ + + + + + +
8 7 6 5 4 3 2 1
67 , 0 . 8 03 , 2 . 7 8 , 0 . 6 97 , 1 . 5 35 , 1 . 4 35 , 1 . 3 45 , 1 . 2 15 , 2 . 1
A A A A A A A A
A A A A A A A A

Y=
05 , 0 05 , 0 06 , 0 08 , 0 160 , 2 379 , 1 861 , 0 306 , 0
034 , 0 102 , 0 048 , 0 158 , 0 916 , 2 862 , 1 248 , 1 658 , 0
+ + + + + + +
+ + + + + + +

Y =
946 , 4
025 , 7
= 1,420 m
MTEQ = TEQ x Jarak titik berat abutment
= 80843,9 x 1,420 = 110573,838 kg.m
Kombinasi Pembebanan
Beban Vertikal
V = Berat Abutment + Berat Urugan
= 389344 + 35605 = 424949 kg
MV = Momen pada Abutment + Momen pada Urugan
= 532999 + 79656 = 612655 kg.m
Beban horizontal
Tekanan Tanah Aktif Tekanan Tanah Pasif
Tekanan Tanah = Pa Pp
= 35758 - 22418
= 13340 kg
Momen Tekanan Tanah = MPa - MPp
= 50061 - 6725
= 43336 kg.m
H = Tekanan Tanah + TEQ
= 13340 + 77868,9
= 91208,9 kg
MH = Momen Tekanan Tanah + MTEQ
= 43336 + 110573,838
= 153909,838 kg.m
4.1.4 Kontrol stabilitas
- Stabilitas Terhadap Guling (Josep E.Bowles.Analisa dan Desain Pondasi.1993.hal 90)
SF =
5 , 1 981 , 3
153909,838
6125655
> = =
E
E
MH
MV
..(OK)
- Stabilitas Terhadap Geser (Josep E.Bowles.Analisa dan Desain Pondasi.1993.hal 85)
SF =
H
tg V
u .
=
91208,9
0,700 x 424949

= 3,262 > 1,5 (OK)
74

1.00 0.70 1.00
0.80
0.10
1.67
0.20
0.41
0.60 0.70
0.30 0.30 0.20
1.02
4.20
1
2
3
4
tanah urug
- Stabilitas terhadap Eksentrisitas (Joseph E.Bowles.Analisa dan Desain Pondasi.1993.hal 84)
e =
2
1
. B -
V
MH MV

<
6
1
. B
=
2
1
. 2,7 -
424949
838 , 153909 612655

<
6
1 . 2,7
= 0,270 < 0,450 ..(OK)
- Stabilitas Terhadap Tegangan Tanah
Sudut geser tanah 35
0
(Dari data lapangan)
Koefisien daya dukung dari terzaghi sudut geser = 35
0
. (Sumber Ir.Suryono Sasrodarsono dan
Kazuto nakazawa Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi Cetakan 7 .2000, hal 32).
Nc = 57,8 Nq = 41,4 N = 44,0
Berdasarkan data dilapangan dimana, dari data SPT diperoleh nilai N / cm dengan
kedalaman ;
0 1 m = 26 1 4 m = 24
N = (26 + 24)/2 = 25
c = 0,10 x N (Ir. V Sunggono KH 1995, Teknik Sipil,hal;135)
= 2,50 ton/m
2
qu = 1,3 . c . Nc + . Df . Nq + 0,4 . .B . N
= 1,3. 2,5. 57,8 + 1,76 . 0,9 . 41,4 + 0,4 . 1,76 . 2,7 . 44,0
= 462,516 ton/m
2
Dengan angka keamanan 3, maka daya dukung ijinya adalah:
Q
ijin
=
3
qu
=
3
516 , 462
= 154,172 ton/m
2

Qu =
|
.
|
\
|

B
e
B L
V . 6
1
.
=
) 7 , 2 . 5 , 8 (
824 , 439

|
.
|
\
|

7 , 2
270 , 0 . 6
1

Qmax = 19,164 x (1 + 0,601) = 29,645 ton/m
2

=

29,645 ton/m
2
< Qijin = 154,172 ton/m
2
Qmin = 19,164 x (1 - 0,601)

= 7,387 ton/m
2
Qmax =

29,645 ton/m
2
< Qijin = 154,172 ton/m
2
.(Stabil)
4.1.5. Penulangan Abutment
Untuk penulangan abutmen dibagi menjadi beberapa bagian :

4.4 Gambar Penulangan Abutment
75

(1) Penulangan bagian 1
Pembebanan: Beban hidup merata = 68965,057 kg
Beban rem = 9000 kg
Beban hidup garis = 36713,250 kg
Vu = 114678,307 = 1146,783kN
Gaya horizontal H = 91208,9 kg.m = 912,089 kN.m
- Tulangan untuk menahan gaya vertikal
65 , 0 = |
Vn =
0,65
1146,783
65 , 0
=
Vu

= 1764,282 kN
Avt =
= =
320.1,4
10 x 1764,282
Fy.
Vn
3
3938,129 mm
2

Dipakai tulangan | 16 50 = 4021,2 mm
2
- Tulangan untuk menahan gaya horisontal
Nuc
Min
= 0,20 x Vu = 0,20 x 912,089 = 182,418 kN
An =
fy .
Nuc
|
=
320 65 , 0
10 418 , 182
3
x
x
= 407,183 mm
2
Dipakai tulangan | 12 200 = 565,5 mm
2
Menentukan tulangan pokok :
As = 2/3 A
vt
+ A
n
= (2/3 x 3938,129 + 407,183) = 3032,602 mm
2

Ah = x (As An) = x (3032,602 407,183) = 1312,710 mm
2

Dipakai tulangan 16 150 As = 1340,4 mm
2

(2) Penulangan bagian 2
Pembebanan :
Beban bagian 1 = 114678,307 kg
Beban mati = 169563,49 kg
Vu = 284241,797 kg = 2842,418 kN
' fc . 85 , 0 . A .
Pu
|
=
25 85 , 0 10 01 , 1 65 , 0
10 418 , 2842
6
3
x x x x
x
= 0,204
Exsentrisitas (e) =
= 0,362

610
362
=
h
e
= 0,594
Maka,
|
|
.
|
\
|
| h
e
x
' fc . 85 , 0 . A .
Pu
= 0,204 x 0,594 = 0,121
Dari grafik SK-SNI-T-1991- 03 diperoleh :
r = 0,001 ; = 1,25 ; = 0,00125
As = . A = 0,00125 x 1,141 x 10
6
= 1426,25 mm
2

Dipakai tulangan C 19 150 As = 1890,2 mm
2

76

Tulangan yang digunakan untuk menahan momen horizontal :
Dipakai tulangan C 19
b = 2,1 m = 2100 mm
h = 0,61 m = 610 mm
d" = h tebal selimut beton (
)
d = 610 (50+ ( x 19) = 550,5 mm
Rn =
d . b .
Mu
|
=
2
6
5 , 550 2100 8 , 0
10 418 , 2842
x x
x
= 5,583 Mpa
Min
=

fy
4 , 1
=
320
4 , 1
= 0,0044
w = 0,85 x
|
|
.
|
\
|

' fc
Rn x 353 , 2
1 1

= 0,85 x
|
|
.
|
\
|

25
583 , 5 353 , 2
1 1
x

= 0,018
= w x
fy
' fc
= 0,018 x
320
35 = 0,0014
= 0,0014 <
Min
= 0,0044
As = . b . d = 0,0044 x 2100 x 550,5 = 5057,719 mm
2

Jarak tulangan (s) =
2
d . . 4 / 1
As
b
t

=
2
19 14 , 3 4 / 1
719 , 5057
2100
x x
= 118 ~150 mm
As
(Ada)
=
2
d x x
4
1
x
s
b
t

= 2
19 14 , 3
4
1
150
2100
x x x
= 3967,390 mm
2
Tulangan bagi = 20 % x As
= 20 % x 3967,390 = 793,478 mm
2

2
(3) Penulangan Bagian III
Pembebanan :
Vu = 398920,104 kg = 3989,201 kN
b = 0,7 m = 700 mm
h = 1,67 m = 1670 mm
77

' fc . 85 , 0 . A .
Pu
|
=
25 85 , 0 10 169 , 1 65 , 0
10 201 , 3989
6
3
x x x x
x
= 0,193
Exsentrisitas (e) =
= 0,302

1670
362
=
h
e = 0,217
Maka,
|
|
.
|
\
|
| h
e
x
' fc . 85 , 0 . A .
Pu = 0,193 x 0,217 = 0,042
Dari grafik SK-SNI-T-1991- 03 diperoleh :
r = 0,001 ; = 1,25 ; = 0,00125
As = . A = 0,00125 x 1,169 x 10
6
= 1461,25 mm
2
2
= 20 % x 1461,25 = 292,25 mm
2

2
Tulangan yang digunakan untuk menahan momen horizontal :
d" = h tebal selimut beton (
)
d = 1670 (50+ ( x 19) = 1610,5 mm
Rn =
d . b .
Mu
|
=
2
6
5 , 1610 700 8 , 0
10 201 , 3989
x x
x = 2,746 Mpa
Min
=

fy
4 , 1 =
320
4 , 1
= 0,0044
w = 0,85 x
|
|
.
|
\
|

' fc
Rn x 353 , 2
1 1

= 0,85 x
|
|
.
|
\
|

25
746 , 2 353 , 2
1 1
x = 0,009
= w x
fy
' fc
= 0,009 x
320
25 = 0,001
= 0,001 <
Min
= 0,0044
As = . b . d = 0,0044 x 1670 x 1610,5 = 4932,156 mm
2

2
d . . 4 / 1
As
b
t

=
2
19 14 , 3 4 / 1
156 , 4932
700
x x
= 40 ~ 50 mm
As
(Ada)
= 2
d x x
4
1
x
s
b
t
=
2
19 14 , 3
4
1
50
700
x x x
= 3967,390 mm
2
78

= 20 % x 3967,390 = 793,478 mm
2

2
(4) Penulangan Bagian IV
Pembebanan :
Beban Vertikal V = 424949 kg = 4249,49 kN
MV = 153909,838 kg.m = 1539,098 kN
- Tulangan untuk menahan gaya vertikal
b = 2,7 m = 2700 mm
h = 0,9 m = 900 mm
d = 900 - 50 ( x 19) = 840,5 mm
Rn =
d . b .
Mu
|
=
2
3
5 , 840 2700 8 , 0
10 491 , 4249
x x
x
= 2,785 Mpa
Min
=

fy
4 , 1
=
320
4 , 1
= 0,0044
w = 0,85 x
|
|
.
|
\
|

' fc
Rn x 353 , 2
1 1

= 0,85 x
|
|
.
|
\
|

25
882 , 2 353 , 2
1 1
x = 0,009
= w x
fy
' fc
= 0,009 x
320
25 = 0,001
= 0,001 <
Min
= 0,0044
As = . b . d = 0,0044 x 2700 x 840,5 = 9928,406 mm
2

2
d . . 4 / 1
As
b
t

=
2
19 14 , 3 4 / 1
406 , 9928
2700
x x
= 77 ~

100 mm
As
(Ada)
=
2
d x x
4
1
x
s
b
t

= 2
19 14 , 3
4
1
100
2700
x x x

= 7651,395 mm
2
= 20 % x 7651,395 = 1530,279 mm
2

2

- Tulangan yang digunakan untuk menahan momen horizontal
b = 2,7 m = 2700 mm
79

1.00 1.00
4.20
1
2
3
4
tanah urug
D 16 - 50
D 16 - 150
D 19 - 150
D 19 - 350
D 19 - 150
D 19 - 350
D 19 - 150
D 19 - 150
h = 0,9 m = 900 mm
d = 900 50 ( x 19) = 840,5 mm
Rn =
d . b .
Mu
|
=
2
3
5 , 840 2700 8 , 0
10 098 , 1539
x x
x
= 1,009 Mpa
Min
=

fy
4 , 1
=
320
4 , 1
= 0,0044
w = 0,85 x
|
|
.
|
\
|

'
353 , 2
1 1
f c
Rn x
= 0,85 x
|
|
.
|
\
|

25
009 , 1 353 , 2
1 1
x = 0,0041
= w x
fy
' fc
= 0,0041 x
320
25 = 0,0032
= 0,0032 <
Min
= 0,0044
As = . b . d = 0,0044 x 2700 x 840,5 = 9928,41 mm
2

2
d . . 4 / 1
As
b
t

=
2
19 14 , 3 4 / 1
41 , 9928
2700
x x
= 77 ~ 100 mm
As
(Ada)
=
2
d x x
4
1
x
s
b
t

= 2
19 14 , 3
4
1
100
2700
x x x

= 7651,395 mm
2
= 20 % x 7651,395 = 1530,279 mm
2

2

Ganbar 4.5 Penulangan Pada Abutmen

80

M 2
1/4 L =3,75 m
L = 15 meter
1/2 L = 7,5 m
Diangkat
Tiang Pancang 40 cm
Panjang15 meter
M 1 M 1
1/4 L = 3,75 m
4.2 Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
4.2.1 Data Perencanaan
Diameter tiang pancang = 40 cm = 0,4 meter
Panjang tiang pancang = 15 meter
Mutu beton fc` 30 Mpa = 300 kg/cm
2

o Bahan
=

0,45 . fc

= 0,45 x 300
= 135 kg/cm
2

4.2.1.1 Penulangan Tiang pancang
Penulangan tiang pancang dihitung berdasarkan kebutuhan pada saat
pengangkatan.(Ir.Sardjono HS,1996,Pondasi Tiang Pancang 1, hal 47)
Kondisi I

Gambar 4.6 Gaya Angkat Pada Kondisi I
q = berat tiang pancang (kg/m)
= . 3,14 . (0,4)
2
. 2500 = 314 kg/m
= . q . a
2

= 1/8 . q . ( L - 2a )
2

-

. q . a
2

= . g . a
2
=
1/8 . q . ( L - 2a )
2

-

. q . a
2

= 4a
2
+
4aL - L
2
= 0
=
4a
2
+
4a(15) (15)
2
= 0
=
4a
2
+
60a 225
= 0
a
1,2
=
a
ac b b
2
4
2

a
1,2
=
4 . 2
) 225 .( 4 . 4 ( 60 60
2

= 3,107 m

= . g . a
2

M =
x 314 x (
)
= 1515,591 kg.m
81

L
- a
M2
1/3 L
Diangkat Tiang Pancang 40 cm
Panjang 15 meter
R
1
R
2
a
M1
Kondisi II

Gambar 4.7 Gaya Angkat Pada Kondisi II
= . q . a
2

g =
. 3,14 . (0,4)
2
. 2500 = 314 kg/m
= . q . ( L a ) (

)
= (
( )
) (

( )
) = (

()
)
. x - . q . x
2

Syarat extrim :

qx = 0
x =

()

( )
+

( )
+

()

()

= 2a
2
+
4aL + L
2
= 0
=
2a
2
+
4a(15) + (15)
2
= 0
=
2a
2
+
60a + 225
= 0
a
1,2
=
a
ac b b
2
4
2

a
1,2
=
2 . 2
) 225 .( 4 . 4 ( 60 60
2

= 3,371 m

= . g . a
2

M =
x 314 x (
)
= 1784,092 kg.m
Jadi momen yang paling menentukan adalah pada kondisi 2 (diambil momen
terbesar).
82

Dipakai rencanakan tulangan 12
d = 400 60 (1/2 . 12) - 10 = 324 mm
Rn =
2
. . d b
M
|
=
2
6
324 400 8 , 0
10 84 , 17
x x
x
= 0,531
min =
320
4 , 1 4 , 1
=
fy
= 0,0044
w = 0,85 x
|
|
.
|
\
|

`
353 , 2
1 1
f c
xRn

= 0,018
= w x
fy
fc = 0,018 x
320
30
= 0,0017
min = 0,0044 > = 0,0017
As = . b . d
= 0,0044 x 400 x 324 = 570,24 mm
2

Dipakai tulangan pokok D
12 200
; As = 565,5 mm
2

Tulangan geser :
Untuk tulangan geser menggunakan tulangan spiral D
12
Rumus

Dimana:
S = Jarak spasi spiral (mm)

= Luas penampang lintang dari kolom
= Luas penampang lintang inti kolom
= tegangan leleh tulangan baja spiral ( < 400mpa )

Maka
= . 3,14 . (
) = 125600
= . 3,14 . (
) = 82406,16
= 30 Mpa
= 320 Mpa
Sehingga diperoleh :
()
(
0,0221
Sedangkan jarak spasi maksimum diperoleh dengan cara :
s aktual =
sp fyx
xAsp
4
=
0221 , 0 320
1 , 113 4
x
x
= 63,93 mm ~ 64 mm
Untuk menentukan jarak spasi bersih lilitan spiral tidak boleh lebih dari 88 mm dan
kurang dari 15 mm, maka :
Jarak spasi bersih = 64 - 12 = 52 mm.

83

52 mm
Tulangan Spiral 12
Tulangan Pokok 12 12
15 meter
400 mm
Selimut beton
400 mm
Tulangan sengkang 12
Tulangan Pokok 12 12

Gambar 4.8 Penulangan Tiang Pancang
4.2.3 Daya dukung tiang pancang
1) Pengolahan Data SPT
Nilai N yang dirata-ratakan dalam perencanaan pondasi tiang pancang, berada pada
kedalaman 4,2 m 19 m. yang dapat dilihat dalam tabel gaya geser maksimum
dinding tiang.
Tabel 4.3 Gaya geser pada keliling permukan tiang, digolongkan menurut lapisan
tanah
Kedalaman
(m)
ketebalan
lapisan/Li(m)
jenis tanah
harga
rata2 N
fi
(t/m
2
)
li x fi
(t/m
2
)
4.2 - 11 6,8 pasir lanauan 29 5,8 39,44
11 - 16 5 pasir sedikit kerikil 41 8,2 41
16 - 19 3 pasir tersedimentasi 50 10 30
Jumlah () 110,44
2) Daya dukung tiang
a. Berdasarkan kekuatan bahan
Rumus :

(Sarjono Hs, Pondasi Tiang Pancang,Jilid 1, hal 32)
Dimana:
p tiang = Kekuatan yang diijinkan pada tiang pancang (kg)
bahan = Tegangan ijin bahan tiang kg/cm
2

A tiang = Luas penampang tiang (cm
2
)
A tiang = 1/4 x x d
2
= x 3.14 x 40
2
= 1256 cm
2

bahan = 0,45 x 300 = 135 kg/cm
2

P tiang =
bahan x A tiang
= 135 x 1256 = 169560 kg = 169,56 ton

84

2.70
0.50
1.70
0.50
0.50 1.25 1.25
Y
x
1.25 1.25 1.25 1.25 0.50
b. Kemampuan terhadap kekuatan tanah
- Akibat tanah ujung
Karena tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang yang dicor di tempat (cast
in place), q
d
diambil/diperkirakan dari tabel 2.17 (Bab II) dengan mengabaikan
perbandingan dalamnya (deth Ratio) lapisan tanah pendukungnya.
Harga N pada ujung tiang N
1
= 50
2
N
=
2
50 50 +
= 50
N =
2
2 1
N N +
=
2
50 50 +
= 50
Daya dukung pada ujung tiang (q
d
)
q
d
= 750 t/m
2

4
4 , 0 14 , 3
750
2
x
x xA q
d
=

= 94,2 ton
Gaya geser maksimum
fi = x d x
= 3,14 x 0,4 x 110,44 = 138,713 ton
Jadi : Ru =
) . (l d x
1 1
f xA q
d
E +t

= 94,2 + 138,713 = 232,913 ton
Daya dukung yang diijinkan berdasarkan kondisi tanah
Ra =
n
Ru
(Mekanika Tanah & Teknik Pondasi)
Ra =
4
713 , 138
3
2 , 94
+ = 66,078 ton
Berat sendiri tiang =
4
1
x 3,14 x 0,4
2
x 15 x 2,5 = 4,710 ton

Kemampuan satu tiang pancang tegak adalah :
N = 66,078 4,710 = 61,368 ton
Menentukan jumlah tiang pancang tegak
N =
N
V E =
368 , 61
949 , 424 = 6,92 7 buah
Dicoba menggunakan tiang pancang dengan jumlah 14 buah
4.2.4 Perhitungan Kontrol Jarak Antar Tiang
(Sarjono Hs, Pondasi Tiang Pancang,Jilit 1, hal 56)

Gambar 4.9 Kontrol jarak antar tiang
85

2.70
0.50
1.70
0.50
0.50 1.25 1.25
Y
x
1.25 1.25 1.25 1.25 0.50
Syarat jarak antar tiang (s) :

(sardjono,1996,Pondasi Tiang Pancang,hal 61)
Dimana : S = Jarak antara tiang ( as-as )
d = Diameter tiang pancang (40 cm)
m = Banyaknya baris ( 2 )
n = Banyaknya tiang pancang per-baris ( 7 )

= 125,6 = 126 cm
Kontrol S
2,5 D S 3D
2,5 x 40 S 3 x 40
100 S 120, diambil S = 110
4.2.5 Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang
Efisiensi dari rumus Uniform Building Code dari AASHO

*
( ) ( )

+
((sardjono,1996,Pondasi Tiang Pancang,hal 61))
Dimana :
m = Jumlah garis (2)
n = Jumlah tiang dalam satu baris (7)
d = Diameter tiang (40 cm)
s = Jarak antar tiang (110 cm)
= Sudut geser (
)
= arc . tan
= arc . tan
*
( ) ( )

+
= 1 (0,222 x 1,357) = 0,699
Maka daya dukung tiang tegak =

= 0,699 x 61,368 ton = 42,879 ton
4.2.6 Tiang Pancang Beton Menerima Gaya Eksentrisitas

Gambar 4.10 Kontrol jarak antar tiang
86

x
10 a
Kemiringan 1 : 10 Kemiringan 1 : 10
15
x
a
1
Diketahui :
V = 424949 kg = 424,949 ton
MH = 153910 kg.m = 153,910 ton.m
nx = 7 buah
ny = 2 buah
Xmax = 3,75 m
Ymax = 1,7 m

[
] [
] [
]
= 56,25 + 25 + 6,25 = 87,5 m
Maka

(Sardjono,1996,Pondasi Tiang Pancang 1 .hal 55)

=

= 30,354 + 3,298
= 33,652 < q
tiang
= 61,368 ton .(aman)

4.2.7 Daya dukung tiang pancang miring
a. Berdasarkan kuat tarik tiang
berat sendiri tiang pancang (B tiang)
tg
1
=
10
1
= 5,710
0

x = 10 . (cos 5,710)
1

= 10,049
x = 15 . (cos 5,710)
1

= 15,07 meter

B tiang = x 3,14 x 0,4
2
x 15,07 x 2,5 = 4,732 ton
Tabel 4.4 Gaya geser pada keliling permukan tiang pancang miring, digolongkan
menurut lapisan tanah
Kedalaman
(m)
ketebalan
lapisan/Li(m)
Li x (cos
5,710)
-1
jenis tanah
harga
rata2 N
fi
(t/m
2
)
li x fi
(t/m
2
)
4.2 - 11 6,8 6,83 pasir lanauan 29 5,8 39,64
11 - 16 5 5,02 pasir sedikit kerikil 41 8,2 41,20
16 - 19 3 3,01 pasir tersedimentasi 50 10 30,15
Jumlah () 110,99
b. Daya dukung tiang
Gaya geser maksimum
fi = x d x
= 3,14 x 0,4 x 110,99 = 139,404 ton
87

Jadi : Ru =
) . (l d x
1 1
f xA q
d
E +t

= 94,2 + 139,404 = 233,604 ton
Daya dukung yang diijinkan berdasarkan kondisi tanah
Ra =
n
Ru
(Ir.Suyono & Kazuto N,Mekanika Tanah & Teknik Pondasi,hal 100)
Ra =
4
404 , 139
3
2 , 94
+
= 66,251 ton
Kemampuan satu tiang pancang adalah :
N = 66,251 4,732 = 61,519 ton
Menentukan jumlah tiang pancang
N =
N
V E
=
519 , 61
824 , 439
= 6,91 7 buah
4.2.8 Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang
Efisiensi dari rumus Uniform Building Code dari AASHO

*
( ) ( )

+
((sardjono,1996,Pondasi Tiang Pancang,hal 61))
Dimana :
m = Jumlah garis (2)
n = Jumlah tiang dalam satu baris (7)
d = Diameter tiang (40 cm)
s = Jarak antar tiang (110 cm)
= Sudut geser (
)
= arc . tan

= arc . tan
*
( ) ( )

+
= 1 (0,222 x 1,357) = 0,699
Maka daya dukung tiang pancang miring
=

= 0,699 x 61,519 ton
= 43,002 ton > q tiang tegak 42,879 ton

88

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dimensi penulangan pada plat lantai kendaraan dan trotoar adalah :
- Tebal plat beton = 230 mm
- Tulangan pokok = D19 - 100 mm
- Tulangan bagi = D19 - 450 mm
Untuk trotoir yaitu:
- Tebal plat beton = 480 mm
- Tulangan pokok = 19 - 100 mm
- Tulangan bagi = 19 - 450 mm
2. Dimensi profil dalam perencanaan jembatan ini adalah :
Gelagar memanjang = WF 400 x 200 x 7 x 11
Gelagar melintang = WF 900 x 300 x 15 x 23
Gelagar induk = WF 400 x 300 x 9 x 14
Ikatan angin bawah = L 60 x 60 x 4
Ikatan angin atas vertikal = WF 100 x 50 x 5 x 7
Ikatan angin atas diagonal = L 45 x 45 x 4
3. Hasil perencanaan sambungan gelagar memanjang dengan gelagar melintang :
Gaya yang bekerja pada gelagar memanjang P
max
= 29626,63 kg
Plat penyambung baja siku sama kaki L 150 . 150 . 10
Menggunakan baut mutu tinggi C 5/8 sebanyak 4 buah/baris.
4. Hasil perencanaan sambungan gelagar melintang dengan gelagar induk :
Gaya yang bekerja pada gelagar memanjang P
max
= 67887,715 kg
Plat penyambung baja siku sama kaki L 150 . 150 . 10
Menggunakan baut mutu tinggi C 3/4 sebanyak 6 buah.
5. Landasan memakai adalah sendi dan rol dengan ukuran 80 cm x 26 cm.
6. Konstruksi bangunan bawah pada abutmen atau kepala jembatan memakai bentuk T terbalik
dengan dinding penuh untuk dapat menahan tanah, dimensi yang dipakai adalah panjang 8,5
m, lebar 2,7 m, tinggi 4,2 m.
7. Pondasi yang dipakai yaitu pondasi tiang pancang, dimana pada abutment: panjang 8,5 m,
lebar 2,7 m, jumlah tiang pancang 14 buah dengan diameter 400 mm dengan kedalaman 15 m.
8. Dengan dibangunnya jembatan selok anyar ini, arus transportasi dijalur lintas selatan
khususnya daerah luajang akan menjadi lancar dan kesejahteran penduduk meningkat.
9. Keuntungan yang didapat dari jembatan menerus ini adalah :
89

a. Gelagar yang berada dalam keseimbangan segitiga gaya saling memperkuat daya pikul
jenbatan, sehingga menguntungkan dalam pencapaian bentang panjang.
b. Konstruksi baja ringan sehingga beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya
kecil, dan selain itu dapat mempermudah pemasangan.

5.2 Saran-saran
1. Analisa dengan menggunakan metode STAAD sangatlah tepat untuk digunakan dalam
menganalisa suatu sruktur jembatan rangka. Sebab waktu yang diperlukan lebih singkat
dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil dari perhitungan manual.
2. Dalam merencanakan konstruksi jembatan sebaiknya perlu ada pertimbangan dari segi biaya,
waktu pelaksanaan desain struktur yang digunakan, baik bangunan atas maupun bangunan
bawah serta pemakaian bahan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
3. Dalam perencanaan struktur bangunan bawah hendaklah disesuaikan dengan kondisi tanah
serta relief yan ada, sehingga nantinya struktur tidak mengalami keruntuhan.

Makalah Skripsi

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Makalah Skripsi

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

1

) = K - 225 = 22,5 Mpa

(RSNI T-02-2005, hal 24)

= 45 , Factor beban K= 1,8 .(RSNI T-02-2005, hal 19)

x 100 % = 515,455 kg/m

x 6.35 x 30% = 71,438

= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

= Radius girasi arah x

= Radius girasi arah y

x (1,1 x 56,6) x 5 = 155,65 kg

= Luas penampang lintang dari kolom

= Luas penampang lintang inti kolom

= tegangan leleh tulangan baja spiral ( < 400mpa )

(Sardjono,1996,Pondasi Tiang Pancang 1 .hal 55)

Anda mungkin juga menyukai