Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

TENSION TYPE HEADACHE


Dipresentasikan pada tanggal: 15 Juli 2011

Oleh:

Sahriani Febrina
05.48843.00244.09 Pembimbing:

dr. H. Susilo Siswonoto, Sp. S, Msi.Med

Lab/SMF Penyakit Saraf


Program Studi Kedokteran Umum Universitas Mulawarman RSUD AW SJAHRANIE Samarinda 2011

BAB I PENDAHULUAN
Nyeri merupakan gejala dan masalah yang cukup sering ditemukan dalam bidang neurologis. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit syaraf. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Di antara keluhan nyeri yang sering kali dijumpai di klinik adalah nyeri kepala.1 Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari intrakranial maupun ekstrakranial. Sebagian besar kasus nyeri kepala bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dengan minum obat analgesik.1 Nyeri tegang kepala otot sering dijumpai, walaupun mempunyai pola keluhan tertentu, nyeri kepala tegang otot tidak jarang muncul dengan nyeri yang sangat mengganggu penderita, sehingga penderita memiliki dugaan yang berlebihan tentang kemungkinan penyebabnya. Sikap yang demikian ini justru dapat memperberat keluhan.1 Nyeri kepala tegang otot juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut: tension type headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache, stress headache, essential headache, idiopathic headache dan psycogenic headache, merupakan bentuk nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling peka terhadap analgesik. Walaupun demikian, penderita dengan gejala nyeri kepala ini tidak jarang ke dokter spesialis saraf. Hal ini biasanya disebabkan oleh nyeri kepala tersebut telah berubah, dari episodik menjadi kronis di mana nyeri kepalanya tidak lagi jelas

hubungannya dengan stress. Pada tipe episodik hubungan tersebut biasanya sangat jelas. Sebagai contoh, seseorang yang selalu nyeri kepala pada saat menghadapi ujian kemudian sembuh setelah ujian selesai.1 Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala berulang yang berhubungan dengan gangguan pada otot (muscular). Dapat berhubungan dengan stress atau yang berhubungan dengan masalah muskuloskeletal pada regio leher. Tension type headache perlu mendapatkan perhatian khusus karena keluhan yang ada pada penyakit ini dapat mengganggu aktivitas keseharian dari penderita.1,2

BAB II LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama Usia : Ny. M : 26 thn

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam

Status marital : Menikah Pekerjaan Suku Alamat MRS : Pegawai Swasta : Jawa : Jl. Raudah 5 RT 29 : 1 Juli 2011

ANAMNESA Anamnesa dilakukan di ruang Angsoka pada tanggal 5 Juli 2011. Sumber: Autoanamnesa

Keluhan utama : Nyeri kepala

Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri kepala dirasakan pasien sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti ditekan-tekan mulai dari dahi hingga kepala bagian tengah dan terasa berat terutama di daerah kepala bagian belakang dan tengkuk. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala. Tidak ada muntah. Pasien juga

tidak ada mengeluhkan pandangan ganda ataupun fotophobia. Tidak ada gangguan pada pendengaran, tidak ada telinga berdengung, tidak ada fonophobia. Pasien sedang tidak menstruasi dan nyeri kepala tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Ketika nyeri kepala nya muncul pasien juga merasakan badannya lemas, mual dan nyeri di daerah ulu hati nya. Pasien mengaku sudah sejak 3 hari ini pasien tidak nafsu makan dan susah tidur. Pasien mengaku sedang memiliki masalah pribadi dan sering mengalami keluhan serupa jika pasien kelelahan ataupun banyak pikiran. Menurut pengakuan pasien dalam 6 bulan ini pasien mengalami keluhan serupa 5 kali dan hilang dengan mengkonsumsi obat penghilang nyeri.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat keluhan serupa sejak 5,5 tahun yang lalu Riwayat trauma (-) Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa

Pemeriksaan Fisik A. Status Praesens Keadaan umum Kesadaran : Sakit sedang : Composmentis (GCS: E4V5M6)

Tekanan Darah Frekuensi Nadi

: 100/70 mmHg : 76x/mnt

Frekuensi Nafas : 20x/mnt Suhu : 36,5 C

Kepala : bentuk normal, simetris Mata : pupil isokor , reflex cahaya +/+, refleks kornea +/+ Leher : pembesaran KGB (-) Thorax : Jantung S1 dan S2 tunggal reguler Murmur () gallop () Paru Simetris Vesikuler +/+ Ronki -/Whezing-/-

Abdomen : Soefel Nyeri tekan Epigastrium (+) Hepar/ lien tidak teraba Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

B. Status Psychicus Cara Berfikir Tingkah Laku : Baik : Baik

Kecerdasan Perasaan Hati Ingatan C. Status Neurologis Kepala o Bentuk : bulat o Simetri : +

: Baik : Agak cemas : Baik

o Nyeri tekan : + o Mata : Pupil isokor D et S 3 m. Leher o Pergerakan : + o Kaku kuduk : -

Nervus Cranialis Pemeriksaan N. Olfaktorius Subjektif Objektif dengan teh Dengan kopi N Optikus Tajam Penglihatan Lapangan Pandang Melihat Warna N. Occulomotorius Refleks cahaya N. Trochlearis Pergerakan mata (kebawahkeluar) N. Trigeminus Membuka mulut Mengunyah Menggigit Refleks kernig Sensibilitas muka N. Abducens Kanan + +N +N +N +N +N +N +N Kiri + +N +N +N +N +N +N +N

+N +N +N +N +N

+N +N +N +N +N

Pergerakan mata kelateral N. Fasialis Mengerut dahi Menutup mata Memperlihatkan gigi Bersiul Perasaan lidah Perasaan muka Dahi Pipi Dagu N. Octavus Detik arloji Suara berbisik N. Glosopharingeus Perasaan lidah bagian belakang N. Vagus Bicara Menelan Nadi N. Accesorius Mengangkat bahu Memalingkan kepala N. Hipoglossus Pergerakan lidah Tremor lidah Artikulasi D. Badan dan Anggota Gerak a. Motorik

+N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N

+N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N +N

o Respirasi : vesikuler, pergerakan simetris o Duduk b. Refleks Anggota Gerak Atas (Lengan) Kanan Motorik Pergerakan Kekuatan Tonus +N 5-5-5-5 +N Kiri +N 5-5-5-5 +N : tidak ditemukan kelainan

Refleks Biceps Triceps Sensibilitas Sensibilitas taktil Sensibilitas nyeri

+N +N

+N +N

+N +N

+N +N

Anggota Gerak Bawah (Kaki) Kanan Motorik Pergerakan Kekuatan Tonus Refleks Patella Achilles Babinski Chaddock Clonus paha Clonus kaki Patrick Laseq Kernik Sensibilitas Sensibilitas taktil Sensibilitas nyeri + 5-5-5-5 + Kiri + 5-5-5-5 +

+ + +N +N

+ + +N +N

a. Koordinasi Gait/Keseimbangan Cara berjalan : Normal b. Gerakan Abnormal Tremor : -

c. Alat Vegetatif Miksi : + Defekasi : +

Pemeriksaan Penunjang :

Lab Darah (01 juli 2011) Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS : 5.900/mm3 : 14,4 gr/dl : 40,4 % : 212.000/mm3 : 112 gr/dl Ureum Creatinin Natrium Kalium Klorida : 33,9 gr/dl : 0,7 gr/dl : 142 mmol/L : 4,3 mmol/L :108mmol/L

CT-scan kepala (04 Juli 2011) dalam batas normal, tidak ditemukan adanya kelainan.

Diagnosa Klinis Diagnosa Topis Diagnosa Etiologi

: Tension Type Headache + Gastritis Akut : Myofascial : Psikis

Penatalaksanaan IVFD RL 20 tts/mnt Neurobion drip 1 amp/hari Ranitidin inj 2x1 amp Antrain inj 1 amp/hari PCT tab 3x650 mg Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1C

Prognosis Dubia ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal Hari Perawatan Subjektif

02/07/2011 I Nyeri kepala (+), nyeri ulu hati (+)

04/07/2011 III Nyeri kepala (+), nyeri ulu hati (+)

Objektif

CM, TD: 100/60 mmHg; N: 76x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,6oC

CM, TD: 100/70 mmHg; N: 78x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,4oC Cephalgia e.c Tension Type Headache + Gastritis IVFD RL 20tpm Neurobion drip 1 amp/hari Ranitidin inj 2x1 Antrain inj 1 amp/hari (kp) PCT 650 mg 3x1 Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1 C

05/07/2011 IV Nyeri kepala (+), nyeri ulu hati (+), mual (-), muntah () CM, TD: 100/70 mmHg; N: 72x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,4oC Cephalgia e.c Tension Type Headache + Gastritis IVFD RL 20tpm Neurobion drip 1 amp/hari Ranitidin inj 2x1 Antrain inj 1 amp/hari (kp) PCT 650 mg 3x1 Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1 C

06/07/2011 V Nyeri kepala (+) , nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-) CM, TD: 100/80 mmHg; N: 78x/mnt; RR: 20x/mnt; T: 36,4oC Cephalgia e.c Tension Type Headache + Gastritis IVFD RL 20tpm Neurobion drip 1 amp/hari Antrain inj 1 amp/hari (kp) PCT 650 mg 3x1 Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1 C

Assesment

Cephalgia e.c Tension Type Headache + Gastritis IVFD RL 20tpm Neurobion drip 1 amp/hari Ranitidin inj 2x1 Antrain inj 1 amp/hari (kp) Analsik tab 3x1 stop PCT 650 mg 3x1 Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1 C CT scan kepala

Planning

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


a. Definisi Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-contraction headache. TTH merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi.3,4 TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan menimbulkan nyeri otot yang di referred ke kepala (muscle contraction headache). Muscle contraction ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa anxietas, tension, atau depresi).5 Nyeri kepala itu akan dirasakan oleh si penderita sebagai suatu ikat kepala yang terlalu menekan. Kepalanya dirasakan berat oleh si penderita, terutama di waktu pagi hari. Bila penderita dipijat oleh istri atau suaminya, maka nyeri kepala itu dirasakannya berkurang.5

b. Penyebab Otot wajah, leher dan kulit kepala menjadi tegang karena:3 Anxietas atau stress Bertahan pada satu posisi dalam waktu lama Injury, seperti kecelakaan mobil Depresi

Nyeri kepala juga dapat dipicu oleh:3 Tidur yang terlalu sedikt atau terlalu banyak Makan yang terlalu sedikt atau terlalu banyak Minum alkohol berlebihan Bekerja keras indoor atau outdoor Kondisi medis tertentu

c. Epidemiologi6,7 Frekuensi : Di Amerika Serikat, TTH merupakan sindrom nyeri kepala

primer yang paling sering Internasional : Rasmussen et al melaporkan prevalensi seumur hidup TTH 69%

laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien memiliki pengalaman lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada satu studi oleh Ulrich et al, prevalensi 1 tahun TTH adalah sama diantara individu dengan dan tanpa migraine. Jenis Kelamin : Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio TTH perempuan

dan laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache 1,9:1. Usia : TTH dapat terjadi pada semua usia, tetapi onset remaja hingga

dewasa muda lebih sering.

d. Patofisiologi Tension Type Headache8 Pada penderita TTH didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot

perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya. TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-masing individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda-beda dalam hal intensitas nyeri kepalanya. Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat palporneter (yang diketemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor nyeri tekan terhadap otot tersebut. Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah menemukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke 2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa, nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksibehaviour dengan reaksi verbal dari penderita. Pada penelitian Bendtsen tahun 1996 terhadap penderita chronic tension type headache (yang dikutip oleh Bendtsen) ternyata otot yang mempunyai nilai Local tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot sternocleidomastoid. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Pada migren

dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan migren. Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A dan A) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan / tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut A dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache. Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG (elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala. Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot) Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari platelet), bradikinin (dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulant sensitisasi terhadap

nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type headache. Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun ekstrasefalik. Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya. Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria.

e. Gambaran Klinis6,7
Anamnesa Onset nyeri dari TTH dapat memberikan gambaran seperti berdenyut dan terkadang seperti gambaran klinis dari migren. Kombinasi dari migren dan TTH dapat memberikan durasi nyeri yang lebih lama, menetap dan lebih berat.

HIS (The International Headache Society) kriteria diagnostik dari TTH adalah 2 dari 4 point di bawah ini :
o o o o

Ditekan atau seperti di ikat Lokasi Frontal-occipital Bilateral intensitas yang ringan atau sedang Tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik

Anamnesa pada TTH sering ditemukan:


o o o o

Durasi 30 menit sampai 7 hari Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia) Photophobia dan phonophobia Minimal 10 kali muncul sakit kepala dalam sekali serangan; dan serangan sakit kepala terjadi lebih dari 180 kali per tahun

o o

Bilateral dan occipitonuchal atau nyeri bifrontal Dengan gambaran nyeri seperti "fullness," "tightness/squeezing," "pressure," or "bandlike/viselike"

o o o o o o o

Kadang disertai stress emosional dan rasa cemas berlebihan Insomnia Setelah serangan kadang perasaan seperti keatas ataupun ke bawah Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal Terdapat pada 75% pasien yang mengalami nyeri kepala kronis selama 5 tahun Sulit berkonsentrasi Tidak ada gejala prodormal

Onset nyeri kepala yang baru pada pasien usia muda dapat dipikirkan penyebabnya adalah TTH

Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH. Vital sign normal Pemeriksaan neurologis normal Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu) Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu) Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher

f. Diagnosis6,9

Diagnosis Primer Dua dari point di bawah ini : o Nyeri bilateral

o nyeri seperti di tekan o nyeri ringan atau sedang o nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas fisik Satu atau lebih dari gejala di bawah ini : o Sensitif terhadap cahaya o Sensitif terhadap suara Terkadang tidak disertai gejala : o Nausea o Vomitus Durasi nyeri 30 menit 7 hari

Diagnosis Subdivisi Episodic (<15 hari/bulan) atau kronis (>15 hari/bulan selama > 6 bulan)

Dalam menegakan diagnosis tidak semua gejala dan pemeriksaan fisik di dapatkan kelainan, yang penting adalah keriteria dari IHS. Kadang nyeri kepala TTH ini tidak berdiri sendiri, tapi juga sering disertai dengan nyeri kepala tipe yang lain (migren).

g. Diagnosis Banding6,9 Differential diagnostic considerations in tension-type headache Primary diagnosis Nonvascular: Tension-type Vascular: Migraine or cluster Secondary (organic) diagnosis Vascular disorders

Subarachnoid hemorrhage Subdural hematoma Unruptured arteriovenous malformation or aneurysm Ischemic cerebrovascular disease Temporal arteritis Arterial hypertension Cerebral venous thrombosis Nonvascular intracranial disorders Benign intracranial hypertension Intracranial hypotension after lumbar puncture Intracranial neoplasm Intracranial infection or meningitis Substances that act as triggers Medications (eg, nitrates, over-the-counter drugs) Foods (eg, monosodium glutamate, alcohol) Exposures (eg, carbon monoxide) Rebound (eg, caffeine, analgesic, ergot) Metabolic disorders Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea) Hypercapnia Hypoglycemia Abnormalities of extracranial structures Eyes (eg, glaucoma, refractive errors) Ears and sinuses (eg, infectious sinusitis, barosinusitis) Teeth and jaws (eg, temporomandibular joint disorder) Skull (eg, Paget's disease, multiple myeloma) Neck (eg, spondylosis, cervical disk disease)

h. Pemeriksaan Penunjang6 Laboratorium Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer lainnya, tidak ada test diagnostik spesifik untuk tension headache.

Studi Imaging

Studi neuroimaging penting untuk mengesampingkan penyebab sekunder nyeri kepala, termasuk neoplasma dan cerebral hemorrhage.

MRI imaging menunjukkan struktur cerebral yang detail dan khususnya dalam mengevaluasi fossa posterior

CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah daripada MRI dalam memperlihatkan struktur fosa posterior.

Indikasi neuroimaging jika nyeri kepala atipikal atau berhubungan dengan abnormalitas pada pemeriksaan neurologis.

i. Penatalaksanaan Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan farmakologik (analgesik, sedativa dan minor transquilizers). Dalam praktek, diperlukan penjelasan yang cukup mengenai latar belakang munculnya nyeri agar penderita mengerti tentang permasalahan yang selama ini kurang atau tidak disadarinya. Penjelasan tentang berbagai macam pemeriksaan tambahan yang perlu dan yang tidak perlu akan sangat bermanfaat bagi penderita.1 Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang sangat membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Tension headache memberi respon terbaik terhadap penggunaan hati-hati salah satu dari beberapa obat yang mengurangi kecemasan atau depresi, ketika gejala terakhir timbul.10

Beberapa pasien memberi respon terhadap ancillary measure seperti massase, meditasi dan teknik biofeedback. Pengobatan analgesik yang lebih kuat sebaiknya dihindari. Raski melaporkan berhasilnya terapi dengan calcium channel blocker, phenelzine atau cyproheptadine. Ergotamin dan propanolol tidak efektif kecuali jika terdapat gejala migren dan tension headache. Teknik relaksasi sangat menolong pasien bagaimana cara menghadapi anxietas dan stress.10 Penanganan3 : Istirahat dengan tenang, ruangan gelap hingga gejala berkurang dan hilang. Konsumsi obat nyeri seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen. Pijat leher, bahu dan punggung. Letakkan heat, an ice pack, or a cold washcloth pada area yang nyeri. Segera ke dokter bila: o Sakit kepala yang lebih sakit dari biasanya o Muntah berulang. o Numbness or tingling wajah, lengan atau kaki. o Lengan dan kaki lemah. o Perubahan visual yang tidak segera hilang

Terapi Farmakologik: Drugs effective in the treatment of tension type headache11


Drug Trade name Nonsteroidal Anti Inflammatory Agents Acetaminophen Tylenol, generic 650 mg PO q4-6h Dosage

Aspirin Diclofenac

Generic Cataflam, generic

650 mg PO q4-6h 50-100 mg q4-6h (max 200mg/dl) 400 mg PO q3-4h

Ibuprofen

Advil, Motrin, Nuprin, generic Aleve, Anaprox, generic 220-550 mg bid

Naproxen sodium Combination Analgesics Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg Phrenilin, generic 1-2 tablets; max 6 per day

Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, 50 mg Phrenilin Forte 1 tablet; max 6 per day

Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg Fiocert; Esgic, generic 1-2 tablets; max 6 per day

Acetaminophen, 500 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg Esgic-plus 1-2 tablets; max 6 per day

Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg Fiorinal Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, 50 mg Axotal 1 tablet q4h; max 6 per day 1-2 tablets; max 6 per day

Prophylactic Medications Amitriptyline Doxepin Nortriptyline Elavil, generic Sinequan, generic Pamelor, generic 10-50 mg at bedtime 10-75 mg at bedtime 25-75 mg at bedtime

Terapi non-farmakologik9 Regulasi lifestyle o mengatur dan tidur yang cukup o makan terapi dan diet yang baik o mengetahui dan menghindari makanan yang dapat memicu nyeri kepala berolahraga teratur (seperti aerobik) Hindari Stres o Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stress o Meditasi o melakukan hobi, rekreasi o relaksasi otot (dengan latihan-latihan) o psikoterapi Fisioterapi o panas, dingin, ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation (tens) o Pijat dan traksi leher o peregangan otot-otot leher Manipulasi osteopathic atau chiropractic Terapi alternatif

o Akupuntur o Acupressure o Therapeutic touch o Aromatherapy (contoh : peppermint, green apple)

salep topikal (contoh : salicylic acid, piroxicam [Feldene], ketoprofen [Orudis, Oruvail])

j. Prognosis TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri kepala ini tidak berbahaya. Terapinya hanya bersifat simptomatis tetapi kadang juga dapat hilang total. TTH dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di hilangkan. Pengunaan obat TTH yang lama dapat menyebabkan nyeri kepala bertambah berat atau rebound headache.12

BAB IV PEMBAHASAN

Pasien dengan nama Ny. M usia 26 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala. Pasien didiagnosa dengan Tension Type Headache dan Gastritis akut.

Berikut adalah pembahasan mengenai perbandingan antara teori dan fakta yang terjadi pada perjalanan penyakit pasien tersebut.

Anamnesa Fakta Nyeri kepala dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti ditekantekan. Teori Anamnesa pada TTH sering ditemukan:
o o

Durasi 30 menit sampai 7 hari Dengan gambaran nyeri seperti "fullness," "tightness/squeezing," "bandlike/viselike "pressure," or

Nyeri dimulai dari dahi hingga kepala bagian tengah dan terasa berat terutama di daerah kepala bagian belakang dan tengkuk. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala. Tidak ada muntah, namun ada mual dan penurunan nafsu makan

Bilateral bifrontal

dan

occipitonuchal

atau

nyeri

Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal

Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia)

Tidak ada fotophobia ataupun fonophobia Susah tidur Pasien mengaku sedang memiliki masalah pribadi dan sering

Photophobia dan phonophobia

o o

Insomnia Kadang disertai stress emosional dan rasa cemas berlebihan

mengalami keluhan serupa jika pasien kelelahan ataupun banyak pikiran.

Pemeriksaan fisik Fakta Tidak ditemukan adanya kelainan Vital sign dalam batas normal, kecuali TD= 100/70 Tidak ada kelainan dalam reflek fisiologis maupun reflek patologis Vital sign normal Pemeriksaan neurologis normal Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu) Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu) Teori Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.

Pemeriksaan Penunjang Fakta Lab darah tidak ditemukan adanya kelainan, semua nilai pemeriksaan dalam batas normal Teori Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer lainnya, tidak ada

test diagnostik spesifik untuk tension headache. Pada CT-scan kepala didapatkan hasil normal, tidak ada kelainan.

Indikasi

neuroimaging

jika

nyeri

kepala

atipikal atau berhubungan dengan abnormalitas pada pemeriksaan neurologis.

Penatalaksanaan Fakta IVFD RL 20 tts/mnt Neurobion drip 1 amp/hari Ranitidin inj 2x1 amp Antrain inj 1 amp/hari PCT tab 3x650 mg Diazepam 2 mg 2x1 Sukralfat 3x1C Teori Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan

farmakologik (analgesik, sedativa dan minor transquilizers). Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang sangat membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat

Prognosa Fakta Dubia ad bonam Teori TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri kepala ini tidak berbahaya. TTH dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di hilangkan

DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono. Buku ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta: Gajah Mada University Press; 2005: pp. 285-8 2. World Health Organization. Headache Disorder. (Online) 2004. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277/en/ (Accessed: 07 Juli 2011) 3. Adult Health Advisor. Tension Headache. University of Michigan Health System. McKesson Corporation. (Online) 2005. Available from:

http://www.med umich edu (Accessed: 07 Juli 2011) 4. Friedman H. Problem Oriented Medical Diagosis. Sixth edition. USA: Little, Brown and Company; 1996: pp. 398-9. 5. Ngoerah G. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Denpasar: Airlangga University Press; 1990: pp. 203. 6. Singh MK. Muscle Contraction Tension Headache. Department of Neurology, Pain Management, Medical College of Pennsylvania, Hahnemann University. (Online) 2007. Available from: http://www.emedicine.com (Accessed: 07 Juli 2011) 7. Gilroy J. Basic Neurology. Third edition. USA: McGraw Hill companies; 2000: pp. 124-138 8. Sjahrir H. Mekanisme Terjadinya Nyeri Kepala Primer dan Prospek Pengobatannya. USU Digital Library. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2004. 9. Mueller L. Tension-type, The Forgotten Headache How to Recognize This Common but Undertreated Condition. Postgraduate Medicine, Vol. III No. 4. (Online) 2002. Available from:

http://www.postgradmed.com/issues/2002/04_02/mueller.htm (Accessed: 07 Juli 2011) 10. Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology seventh edition. USA: McGraw-Hill; 2001: pp. 175-181 11. Hauser SL. Harrisons Neurology in Clinical Medicine. USA: McGraw Hill; 2006: pp. 57

12. National Headache Foundation. Tension Type Headache, The Complete Guide to Headache. (Online) 2005. Available from:

http://www.headaches.org/consumer/educationalmodules/completeguide/tens iontype.html). (Accessed: 07 Juli 2011)

Anda mungkin juga menyukai