Anda di halaman 1dari 4

Dalam bab ini sedikit tentang ojimori akan sharing dengan pembaca dalam mengetahui mekanisme kerja hormon,

tapi sebelumnya sebelum mempelajari ini, cobalah sedikit membaca tentang artikel sebelumnya tentang peranan hormon dalam pengaturan reproduksi, supaya para scientis khusunya di bidang produksi memahami mekanisme kerja hormon. Bagaimana dengan artikel sebelumnya, sekarang kita lanjutkan pembahasan mengenai mekanisme kerja hormon, yang setidaknya akan memberikan sedikit penambahan kualitas pengetahuan kita tentang hormon dan mekanismenya. Sebelum dijelaskan bagaimana sebenarnya mekanisme kerja dari hormon dalam pengaturan fungsi reproduksi, akan dipaparkan sedikit mengenai hormon-hormon yang terlibat dalam pengaturan fungsi reproduksi serta dimana hormon tersebut di sintesis. Top Pencarian Artikel Yang Mungkin Berkaitan : 1. Penyebab Kelahiran Kembar 2. Pakan Antibiotik dan Tanpa Antibiotik 3. Degenerasi Sel Benih Spermatozoa Melalui Kontrol Hormonal 4. Persentase Karkas Ayam Broiler 5. Proses Terjadinya Kembar Siam 6. Bagaimana Mekanisme Hormon HCG Pada Ikan 7. Tinjauan Pustaka Mikroorganisme Feses Ayam 8. Pengertian Peretasan Biji 9. Perkembangan Folikel Dan Profile Hormone 10. Cara Pemeliharaan Sapi Perah Induk

Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni Hipotalamus, Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang memegang peranan penting dalam mensintesis ataupun mensekresikan hormon reproduksi. Hipotalamus menghasilkan hormon yang mengaktifkan kelenjar pituitari, dan saat dibutuhkan, menghasilkan juga hormon yang menghentikan kelenjar pituitari di saat yang tepat sehingga tak melepaskan hormon tertentu. Dengan cara ini, hipotalamus mengatur sepenuhnya kegiatan kelenjar pituitari.

Hipotalamus, yang terletak tepat di bawah otak dan seukuran biji kenari, mengatur berbagai fungsi penting, seperti pengaturan metabolisme tubuh, pengendalian kelenjar adrenal, produksi susu, dan pengaturan pertumbuhan tubuh. Saat menjalankan semua kegiatan ini, hipotalamus memerintahkan kelenjar-kelenjar hormon lain yang di bawah kendalinya.

Pembagian Kerja Hormon Depan Dan Belakang


1. Kelenjar Pituitari Depan Kelenjar pituitari depan menghasilkan enam hormon berbeda yang fungsinya telah tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut hormon tropik. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi kelenjarkelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini merangsang jaringan tubuh. Nama-nama hormonnya sebagai berikut: Hormon yang merangsang kelenjar endokrin/hormon lain (tropik): 1. 2. 3. 4. Hormon perangsang tiroid (TSH) Hormon perangsang kelenjar adrenal (ACTH, hormon adrenokortikotropik) Hormon perangsang folikel (FSH) Hormon Luteneizing (LH).

Hormon-hormon yang bekerja pada jaringan tubuh (non-tropik)


Hormon pertumbuhan (GH) Hormon prolaktin (PRL).

2. Kelenjar Pituitari Belakang Bagian belakang kelenjar pituitari adalah tempat menyimpan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang sesuai, hormon-hormon ini dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon-hormon itu adalah:

Vasopresin (hormon antidiuretik) Oksitosin

Jenis Hormon Yang Menghasilkan Gn-RH dan FSH, LH, dan ICSH
Hipotalamus menghasilkan hormon Gn-RH (Gonadotropin Releasing Hormone), dimana GnRH berfungsi untuk merangsang atau menstimulasi hipofisa anterior untuk mensintesis hormon gonadotropin yakni FSH dan LH, ICSH pada jantan. Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa anterior akan mensintesis dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni FSH (Follicle Stimulating Hormone)

dan LH (Luteinizing Hormone) pada betina dan ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada jantan. Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang perkembangan pada organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel di dalam ovarium dalam menghasilkan hormon estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di dalamnya, sedangkan LH akan menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron tepatnya pada corpus luteum.

Peranan Hormon Pada Type Pejantan


Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Sedangkan LH akan menstimulasi testis dalam mensintesis hormon testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam sel leydig atau sel interstitial. Peranan Hormon Pada Type Betina Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Kelenjar Sumber Hormon Reproduksi

Telah diketahui bahwa hipotalamus merupakan kelenjar sumber hormon reproduksi. Dimana hipotalamus dalam kerjanya menghasilkan hormon Gn-RH yang kemudian Gn-RH akan menstimulasi hipofisa anterior dalam mengatur pelepasan hormon FSH dan hormon LH. Hormon FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen, sedangkan hormon LH akan menstimulasi corpus luteum dalam ovarium untuk menghasilkan hormon progesteron. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar estrogen yang dihasilkan oleh folikel akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam menghambat folikel dalam menghasilkan hormon estrogen melalui feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

Hipotalamus menghasilkan hormone Gonadotropin Releasing Hormone yang menstimulasi hipofisa anterior untuk mensekresikan FSH dan LH. Dimana LH menstimulasi pelepasan testosterone dari sel Leydig pada Testis. Testosteron berfungsi untuk meningkatkan libido akan tetapi testosterone memiliki umpan balik negative terhadap hipotalamus dan hipofisa untuk menekan pelepasan hormone FSH dan LH. Sedangkan pada FSH mempengaruhi selsel Sertoli untuk mensekresikan Inhibin yang memiliki umpan balik negative terhadap hipofisa anterior yang menekan pelepasan FSH dan LH. FSH mempengaruhi sel-sel Sertoli untuk mensekresikan androgen binding protein (ABP) dan inhibin. ABP merupakan pembawa testosterone, yang membuatnya lebih mudah mempengaruhi proses spermatogenesis di tubuli seminiferi lalu membawanya melalui rete testis dan vasa efferentia menuju epididimis, ABP diserap di epididimis. Mekanisme control umpan balik bekerja antara testis, hipotalamus dan hipofisa anterior dalam pengaturan pelepasan gonadotropin (FSH dan LH) dan steroid gonadal (testosterone). Testosteron memberikan efek umpan balik negative pada hipotalamus dan hipofisa anterior. Konsentrasi tinggi testosterone akan menghambat pelepasan GnRH, FSH dan LH, sedangkan konsentrasi rendah sebaliknya. Fungsi sel sertoli yaitu mensekresikan hormone Androgen Binding Protein (ABP) dan inhibin sedangkan fungsi dari sel Leydig yaitu mensekresikan hormon testosteron. Sepermatogonia berfungsi dalam menyiapkan bakal benih sel spermatosit menjadi spermatid yang berlangsung dalam testes. Tidak jauh beda dengan penjelasan pada bagan 1 diatas, hal yang membedakan adalah pada hewan jantan yang berperan sebagai alat reproduksi primer adalah testis. Di dalam testis terdiri dari tubulus seminiferus dan sel leydig. Tubulus seminiferus akan menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma dalam proses spermatogenesis, sedangkan sel leydig berperan dalam mensintesis hormon testosteron. Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus distimulasi oleh FSH sedangkan pelepasan hormon testosteron oleh sel leydig distimulasi oleh ICSH. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam menghambat tubulus seminiferus dalam menghasilkan spermatozoa melalui feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

Anda mungkin juga menyukai