Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS PUSKESMAS SALAMAN II KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE

SEPTEMBER 2012

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :

1. 2. 3.

Dody Tisna Amijaya Emy Novita Sari Endang Murtini

( 01.208.5635 ) ( 01.208.5645 ) ( 01.208.5646 )

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG BALAI PELATIHAN KESEHATAN SALAMAN 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan Puskesmas Salaman II Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai Balai Pelatihan Kesehatan Semarang di Magelang Guna melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Salaman, September 2012 Disahkan Oleh


Mater of Training Pembimbing I Pembimbing II

Murcita, S.Pd M.Kes

Abdul Kadar SKM. M.Kes

Asih Kunwahyuningsih, S.Pd M.Kes

Mengetahui dan menyetujui, Kepala Puskesmas Salaman II

Darsiwan, SKM, M.Kes

Mengetahui dan menyetujui Kepala BAPELKES Semarang

Subur Djati Prayugi, SKM, MPH NIP.195610281982011003

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan Manajemen Mutu Pelayanan P2M Malaria Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya (slide ACD) di Puskesmas Salaman II Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang telah dilakukan pada tanggal 7- 11 September 2012. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Salaman. Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas P2M Malaria Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya di Puskesmas Salaman II Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bp. Subur Djati Prayugi, SKM, MPH Kepala BAPELKES Semarang di Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang. 2. Kepala Puskesmas, dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Salaman II dan Kecamatan Salaman, atas kerjasama yang telah diberikan. 3. Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang. 4. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan ini agar lebih mendekati hasil yang optimal.

Akhir kata kami berharap semoga laporan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas pada program P2M Malaria Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya di Puskesmas Salaman II ini bermanfaat bagi semua pihak.

Salaman, September 2012

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kabupaten yang menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Dan misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berperan langsung terhadap kesehatan masyarakat, memiliki beberapa fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Hal ini juga tercantum dalam MDGs yang bertujuan menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya,

memastikan kelestarian lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 upaya kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh. Enam upaya kegiatan pokok itu meliputi KIA/ KB, Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Promosi Kesehatan, Pengobatan. Upaya kegiatan pengembangan meliputi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan Pencatatan dan Pelaporan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan terdiri dari Usaha Kesehatan Perorangan meliputi kuratif dan rehabilitatif dan Usaha Kesehatan Masyarakat meliputi promotif dan preventif. Puskesmas Salaman II memiliki visi Pelayanan prima bagi masyarakat di Puskesmas Salaman II. Adapun misinya adalah memberikan pelayanan yang profesional, meningkatkan fungsi manajemen secara efektif dan efisien, serta meningkatkan mutu pelayanan. Menurut survey yang telah dilakukan di Puskesmas Salaman II berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) didapatkan 13 masalah, kemudian menggunakan metode hanlon kuantitatif ditentukan 3 prioritas masalah. Berdasarkan daftar prioritas masalah tersebut, kelompok menyusun laporan dengan

masalah adalah rendahnya cakupan Jumlah Penderita Yang Diperiksa Sediaan Darahnya pada Program Pemberantasan Penyakit Malaria sebesar Jumlah Penderita Yang Diperiksa Sediaan Darahnya pada Program Pemberantasan Penyakit Malaria di Puskesmas Salaman II periode Januari Juni 2012. 1.2. Perumusan Masalah Apakah manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas pada periode Januari Juni 2012 di Puskesmas Salaman II Kabupaten Magelang terlaksana dengan baik? 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.Tujuan Khusus 1.3.2.1. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik) di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.2. Mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.3. Memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.4. Mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012.

1.3.2.5. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.6. Menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.7. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.8. Mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.3.2.9. Mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. 1.4. Metodologi Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh selama 3 hari pada tanggal 7 11 Agustus 2012 di Puskesmas Salaman II. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi lingkungan Puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di Puskesmas. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan sistem untuk mengetahui permasalahan. Kemudian dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan prioritas masalah dengan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah prioritas masalah ditentukan, dianalisis penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem dan Fishbone untuk melihat ketiga fungsi manajemen dan mutu. Data tersebut kemudian dianalisis dengan Paired Comparison untuk mengetahui urutan penyebab masalah yang akan dipecahkan, dilanjutkan dengan membuat diagram Pareto untuk menentukan penyebab masalah. Setelah itu penyebab masalah disusun alternatif

pemecahan masalah. Pilihan alternatif ditapis dengan kriteria mutlak dan kriteria keinginan kemudian ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang paling mungkin untuk dilaksanakan, kemudian disusn POA.

BAB II ANALISIS SITUASI

2.1.

Komponen Lingkungan

2.1.1. Data Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Kabupaten Magelang 2.1.1.1. Batas Wilayah Batas batas Wilayah Puskesmas Salaman II adalah : Utara : Kecamatan Kajoran

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Salaman I, Kecamatan Tempuran

Barat

: Kecamatan Beneran, Kabupaten Purworejo

Timur : Kecamatan Tempuran

2.1.1.2. Luas Wilayah Kerja Luas Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II seluas 29,98 km2. 2.1.1.3. Pembagian Wilayah Pembagian Wilayah Puskesmas Salaman II terdiri dari 10 desa dan 71 dusun, meliputi: Sriwedari Jebengsari Tanjunganom Purwosari Ngampeldento Sidosari Sawangargo Krasak Margoyoso Kaliabu 2.1.1.4. Keadaan Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II terdiri dari : Daerah dataran Daerah pegunungan Daerah bergelombang 2.1.1.5. Transportasi Jarak puskesmas - kota Magelang (RSU Tidar) : 20 km : 25 % : 50 % : 25%

Jarak puskesmas - kantor Dinas kabupaten Jarak puskesmas - RSU kabupaten

: 25 km : 30 km

Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4) Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum 2.1.1.6. Sarana Komunikasi Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon. 2.1.2. Demografi Penduduk ( tahun 2011 ) Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah KK Kepadatan Penduduk Jumlah Pasangan Usia Subur Balita : 27.255 Jiwa : 13.744 Jiwa : 13.511 Jiwa : 7.548 KK : 909 jiwa/km2 : 5075 pasangan : 2160 jiwa

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tahun 2011 Umur (th) Jumlah (%) 0-1 th 483 1,7% 1- 4 th 1673 6,1% 5-6th 730 2,7% 7-15 th 4353 16% 16-21 th 2518 9,2% 22-59th 14.984 55% th 60 keatas 12.196 44,7% Total 27.255 100% Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas Salaman II pada Tahun 2011 yang paling banyak (44,7 %) yaitu kelompok umur 60 tahun ke atas sedangkan jumlah yang paling sedikit (1,7 %) adalah kelompok umur 0 1 tahun.

Tabel 2. Komposisi Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tahun 2011 No LUAS WILAYAH JUMLAH (km2) PENDUDUDK 1 Krasak 4,30 3767 2 Margoyoso 5,40 3745 3 Kaliabu 3,36 4247 4 Sawangargo 1,88 2250 5 Sidosari 2,98 2667 6 Ngampeldento 2,82 1903 7 Tanjunganom 1,64 1624 8 Jebengsari 1,43 1658 9 Purwosari 3,03 1852 10 Sriwedari 3,24 3542 Jumlah 29,98 27255 Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2011 DESA

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa luas wilayah kerja dari Puskesmas Salaman II adalah 29,98 km2. Wilayah dengan luas tertinggi yaitu Margoyoso seluas 5,4 km2 dan terendah yaitu Jebengsari seluas 1,43 km2. Sedangkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan desa lain yaitu Kaliabu sebesar 4247 jiwa/ km2 dan terendah yaitu Tanjunganom sebesar 1624 jiwa. 2.1.3. Sosial Budaya 2.1.3.1. Sarana Peribadatan (2012) Masjid Gereja Pura Wihara : 56 buah : : : -

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana peribadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II hanya ada masjid sebanyak 56 buah. 2.1.3.2. Agama dan Kepercayaan Penduduk Tabel 3. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Agama Jumlah % Islam 27.219 99,86 Kristen Protestan 6 0,02 Katolik 21 0,08 Budha 3 0,01 Hindu 6 0,02 Total 27.255 100 Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II dominan memeluk agama Islam sebesar 27.219 jiwa. 2.1.3.3. Tingkat Pendidikan Tabel 4. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tingkat Pendidikan Jumlah % Tidak tamat SD 5.172 21,82 15.159 63,95 Tamat SD SLTP 2690 11,35 Tamat SLTA 474 1,99 Tamat PT Tidak sekolah 206 0,87 JUMLAH 23701 100 Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan terbesar penduduk adalah tamatan SD SLTP sebesar 63,95 %. 2.1.3.4. Sarana Pendidikan TK & PAUD SD/MI SLTP/MTS : 29 buah : 23 buah : 7 buah

SLTA/MA Pesantren

: 2 buah : 6 buah

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan terbanyak adalah TK dan PAUD yaitu sebesar 29 buah. 2.1.4. Sosial Ekonomi 2.1.4.1. Mata pencaharian Tabel 5. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Mata Pencaharian Jumlah % Petani 4335 16,45 Buruh tani 3880 14,72 Pengusaha 527 2,00 Buruh Industri 1465 5,56 Buruh Bangunan 1057 4,01 Pedagang 1273 4,83 Angkutan 529 2,01 PNS/ABRI 531 2,01 Pensiunan 230 0,87 Lain-lain 6918 26,25 TOTAL 20745 100 Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2012 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk terbanyak bermata pencaharian petani yaitu sebesar 4335 orang (16,45 %). 2.1.4.2. Sarana perekonomian KUD Bank Pasar Umum Home Industry Warung makan Terminal : : 1 buah : 4 buah : 7 buah : 6 buah : -

Penggilingan padi Penggilingan tepung 2.1.5. Kesehatan Lingkungan

: 1 buah : 1 buah

2.1.5.1. Sarana penyediaan air bersih Tabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tahun 2011 Sarana Air Bersih Jumlah Sasaran Jumlah Pemakai Sumur gali 1088 5139 Sumur artesis Perlindungan mata air 52 7674 Perpipaan PDAM 864 4025 Total 2004 16838 Sumber data : Puskesmas Salaman II tahun 2011 % Pemakai 24 60 16 100 %

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sarana air bersih yang terbanyak adalah sumur gali yaitu sebesar 1.088 buah dengan 5.139 orang pemakai (19,4 %). 2.1.5.2. Sarana jamban Tabel 7. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tahun 2011 Jenis Jamban Jumlah Sarana Cemplung leher angsa 835 Cemplung non- leher angsa 3847 Septictank leher angsa 7 Total 4689 Sumber data : Puskesmas Salaman II Tahun 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis jamban yang paling banyak digunakan penduduk adalah cemploung non leher angsa yaitu sebesar 3.847.

2.2.

Input

2.2.1. Man atau Sumber Daya Manusia Tabel 8. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Salaman II Tempat Puskesmas Induk Tenaga Kerja Dokter umum Dokter gigi Bidan Perawat Perawat gigi Sanitarian (SPPH) Gizi Tenaga laborat Pengelola obat Tenaga administrasi Petugas loket Pengemudi Penjaga malam Kasir Wiyata Bakti Perawat kesehatan Bidan Jumlah 2 1 5 6 1 1 1 1 1 0 2 1 0 1 4 1 9 36

Puskesmas Pembantu Bidan di Desa JUMLAH TOTAL

Sumber Data: Puskesmas Salaman II Tahun 2011 2.2.2. Material 2.2.2.1. Sarana Fisik Puskesmas Salaman II merupakan puskesmas rawat jalan. Puskesmas ini pertama kali berdiri tahun 1986. Luas tanah 897 m2, luas gedung 350 m2. Ruang pelayanan : Ruang loket / pendaftaran Ruang UGD / tindakan BP Umun : 1 ruang : tidak ada : 1 ruang

Apotik BP Gigi

: 1 ruang : 1 ruang

Ruang KIA, KB, dan imunisasi : 1 ruang Ruang gizi dan perkantoran Laboratorium Gudang obat Aula Ruang komputer Gudang barang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang

2.2.2.2. Sarana kesehatan lain yang ada berupa : Puskesmas induk Puskesmas pembantu PKD : 1 buah (Desa Krasak) : 1 buah (Desa Ngampeldento) : 6 buah (Margoyoso, Kaliabu, Sawangargo,

Tanjunganom, Jebengsari, Purwosari) Polindes Posyandu Posyandu Purnama Posyandu Mandiri UKS : 2 buah ( Sidosari, Sriwedari ) : 61 buah, dengan strata : : 58 buah : 3 buah : 23 SD / MI

2.2.3. Money atau Dana Sumber pendanaan Puskesmas Salaman II berasal dari : Pendapatan puskesmas : Retribusi

Askes Lain-lain Penerimaan Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik. Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat. Dana dari JPKMM / Jamkesmas. 2.2.4. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat Peraturan yang mengatur Puskesmas : UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas di Kabupaten Magelang Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No 1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas 2.3. Proses Manajemen

2.3.1. Perencanaan (P1) Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan

Puskesmas. Laporan

memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang

dilaksanakan di Puskesmas Salaman II. Laporan akhir tahun di Puskesmas Salaman II disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara mendapatkannya dengan lokmin. 2.3.2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut. Komponen tersebut meliputi: 2.3.2.1. Pengorganisasian Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan seluruh staf puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun antara berbagai sektor yang terkait, antara lain : Pendidikan nasional (UKS) Kantor Urusan Agama (TT calon pengantin) Pertanian (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) Kependudukan dan catatan sipil (KB) Perekonomian dan kesra (ASKESKIN) Pembangunan desa (pemugaran perumahan)

2.3.2.2. Penyelenggaraan Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Salaman II tetap memperhatikan azas penyelenggaraan puskesmas, berbagai standar dan pedoman

pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya. Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada masalah. 2.3.2.3. Pemantauan Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman II, bagaimana kendali mutu dan kendali biaya. Pengkajian eksternal secara Triwulanan (lokakarya mini triwulanan) bersama lintas sektoral tentang penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dalam telaah bulanan dan triwulanan. 2.3.3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung (Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf

dan pengawasan eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman II. Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana (keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di dalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta pihakpihak terkait lainnya, termasuk masyarakat. 2.4. Keluaran Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan minimal bulan Januari Juni 2012. Lembar SPM (Standar Pelayanan Minimal) terlampir. 2.5. Dampak Data kematian Jumlah kematian penduduk dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 93 jiwa Data kelahiran Jumlah kelahiran hidup dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 465 jiwa Jumlah kelahiran mati dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 3 jiwa

Data kesakitan

Jumlah kesakitan dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 3277 jiwa Data penyakit Tabel 9. Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II, semua kelompok Umur Januari Desember 2011 berdasarkan ICD X No. Nama Penyakit Jumlah Penderita % 1. Infeksi Akut lain pada Sal. Nafas bagi 1.148 41,46 % atas 2. Hipertensi Primer 295 10,65% 3. Diare dan Gastroenteritis non spesifik 198 7,15% 4. Nasopharingitis Akut ( Common Cold ) 158 5,7% 5. Faringitis 127 4.58% 6. Rheumatoid arthritis lain 87 3,14% 7. Penyakit kulit karena jamur 79 2,85% 8. Gout 78 2,81% 9. Conjungtivitis 76 2,74% 10. Penyakit lain lain 523 18,88% TOTAL 2769 100 Sumber data : Puskesmas Salaman II 1 Januari 2011 31 Desember 2011 Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II yang paling banyak ditemukan adalah infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas yaitu sebesar 1.148 penderita.

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal bulan Januari Juni tahun 2012 pada 6 program pokok Puskesmas Salaman II, dilakukan identifikasi masalah dengan melihat cakupan masalah dibandingkan dengan target masing-masing program. Dari identifikasi masalah tersebut sebagai berikut : Tabel 1. Identifikasi Masalah pada 6 Program Pokok Puskesmas Salaman II bulan Januari- Agustus 2012. Target Sasaran 1. Jumlah dukun bayi yang terlatih 2. Rumah Sehat 3. Penduduk yang memanfaatkan jamban 4. Rumah yang mempunyai SPAL 5. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangan sesuai standar 6. P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 7. Imunisasi DPT I 465 95% 98,73% 13590 5% 307 90,3% 9,7% 139 100% 14 20,14% 79,86% 25 % 100% N 23 Penilaian % 92 % 10,25% Besar Masalah % 8%

No

Indikator Kerja

7161

70%

257

89,75%

2523

75%

252

26,62%

73,38%

1016

70%

160

44,99%

55,01%

218

1,27%

8. 465 Imunisasi Campak 9. 22 DM 10. PHBS 7535 65% 2011 82,14% 17,86% 0,16% 33 187,5% 87,5% 95% 198 89,6% 10,4%

Keterangan : Data yang diambil periode Januari- Agustus 2012 : Jumlah dukun bayi yang terlatih Data yang diambil periode Januari- Juni 2012 : Rumah Sehat Penduduk yang memanfaatkan jamban Rumah yang mempunyai SPAL Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangan sesuai standar P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) Imunisasi DPT I Imunisasi Campak DM PHBS

3.2 Analisa Prioritas Masalah Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dengan 4 kelompok kriteria : 1. Kelompok kriteria A : Besarnya Masalah 2. Kelompok kriteria B : Kegawatan masalah 3. Kelompok kriteria C : kemudahan dalam penanggulangan 4. Kelompok kriteria D : PEARL faktor Sebelum menuju ke kelompok kriteria tersebut maka dilakukan penentuan jumlah kelas dan interval kelas Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 10 = 1 + 3,3 = 4,33 (4 Kelompok) Keterangan : n : banyaknya program yang belum mencapai target = (N Terbesar N Terkecil) : kelas = (89,75 -1,27 ) : 4 = 22,12 Keterangan : N : Prosentase besar masalah

Interval

Kelompok kriteria A : Besarnya Masalah Tabel 2.Identifikasi Masalah Puskesmas Salaman II 2012 A No Indikator Kerja (1,2723,39) 1 1. Jumlah dukun bayi yang terlatih 2. 3. Rumah Sehat Penduduk yang memanfaatkan jamban 4. Rumah yang mempunyai SPAL 5. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangan sesuai standar 6. P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 7. X Imunisasi DPT I 8. X Imunisasi Campak 9. X DM 4 1 1 X 1 X 4 X X X X B (23,4045,52) 2 NILAI C (45,5367,65) 3 D (67,6689,78) 4 1 Total

4 4

10. X PHBS

Kelompok Kriteria B : Kegawatan Masalah Penilaian criteria ini lebih bersifat subyektif. Pentuan 3 faktor tingkat kegawatan: 1) Tingkat urgensi (mendesak) 2) Tingkat kegawatan yang menyebabkan kematian, kecacatan 3) Biaya Tentukan bobot nilai (P5) pada masing-masing faktor. Keterangan: Tingkat Urgensi dalam interval skor 1 4, yaitu : Tidak Mendesak Kurang Mendesak :1 :2 Mendesak :3

Sangat mendesak:4

Tingkat Keganasan dalam interval skor 1 4, yaitu : Tidak Ganas Kurang Ganas :1 :2 Ganas :3

Sangat ganas : 4

Biaya yang dikeluarkan. dalam interval skor 1 4, yaitu : Sangat Mahal Mahal :1 :2 Murah :3

Sangat murah : 4

Tabel 3.Identifikasi Masalah Berdasarkan Tingkat Keganasan, Urgensi, Dan biaya yang Dikeluarkan Puskesmas Salaman II Tahun 2012 No 1. Indikator kinerja Jumlah dukun bayi yang terlatih 2. 3. Rumah Sehat Penduduk yang memanfaatkan jamban 4. Rumah yang mempunyai Urgensi Keganasan Biaya yang dikeluarkan 2,5 1,7 2 2,3 Nilai

2,2 2,2 3,4 3,1

1,8 2,1 2,7 2,6

2,16 2 2,36 2,66

SPAL 5. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani sesuai standar 6. P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 7. 8. 9. 10. Imunisasi DPT I Imunisasi Campak Penyakit DM PHBS 3,1 3 2.4 2,8 2,6 2,6 3,1 2,6 4 4 1 3,7 3,23 3,2 2,16 3,03 2,2 1,5 3 2,23 3,1 2,4 2,1 2,53

Kelompok criteria C : kemudahan dalam penanggulangan Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan, dll), teknologi yang digunakan tersedia, dan kemampuan serta kemudahan menyelesaikan masalah.

Makin sulit penanggulangan skor makin kecil 1 Sangat sulit Ditanggulangi 2 3 4 Sangat mudah ditanggulangi

Tabel 4. Identifikasi Masalah Berdasarkan dengan Kemudahan Dalam Penanggulangan Kinerja Puskesmas Salaman II 2012 No. 1. Indikator Kinerja Jumlah dukun bayi yang terlatih 2. Rumah Sehat 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 1 5 3 1 6 2 7 2 8 2 9 2 Mean 2,3 1,6

3.

Penduduk yang memanfaatkan jamban

2,6

4.

Rumah yang mempunyai SPAL

2,1

5.

Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani sesuai standar 2 2 2 3 2

3 1,7

6.

P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 3 3 2 3 3

3 2,9

7 8 9 10

Imunisasi DPT I Imunisasi Campak Penyakit DM PHBS

4 4 2 3

4 4 2 4

4 4 2 3

4 4 2 2

4 4 2 3

4 4 2 3

4 4 2 3

4 4 2 3

4 4 2 3

4 4 2 3,1

Kelompok criteria D : PEARL faktor Faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut : 1. Kesesuaian (Propriety) 2. Ekonomi murah (Economic) 3. Dapat diterima (Acceptability) 4. Tersedianya sumber (Resources availability) 5. Legalitas terjamin (Legality)

Tabel 5. Analisa masalah dengan PEARL faktor No. 1. Indikator Kinerja Jumlah dukun bayi yang 1 P 0 E A 1 1 R 1 L Hasil Perkalian 0

terlatih 2. 3. Rumah Sehat Penduduk yang 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

memanfaatkan jamban 4. Rumah yang mempunyai SPAL 5. Cakupan balita dengan pneumoni ditemukan/ditangani sesuai standar 6. P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 7. 8. 9. 10 Imunisasi DPT I Imunisasi Campak Penyakit DM PHBS yang

1 1 1 1

1 1 0 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1

Penilaian Prioritas Masalah Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan peringkat prioritas masalah dengan menghitung : Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B) x C Nilai Prioritas Total (NPT) : NPD x D : (A+B) x C x D Tabel 6. Penilaian Prioritas Masalah No. Indikator Kinerja 1 Jumlah dukun bayi yang terlatih NPD NILAI PEARL 0 NPT URUTAN PRIORITAS -

14,26

2. 3.

Rumah Sehat Penduduk yang

9,6 16,53

0 1

0 16,53

II

memanfaatkan jamban 4. Rumah yang mempunyai SPAL 5. Cakupan balita dengan pneumoni ditemukan/ditangani sesuai standar 6 P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) 7 8 9 10 Imunisasi DPT I Imunisasi Campak Penyakit DM PHBS yang

11,88

11,1

II

9,36

9,36

VI

16,92 16,8 12,32 12,58

1 1 1 1

16,92 16,8 12,32 12,58

VII III V IV

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif yang telah diuraikan di atas, maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut:

Tabel 7. Urutan Prioritas Masalah Puskesmas Salaman II adalah: Peringkat Indikator Kerja I II III IV V VI P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD) Penyakit DM PHBS Imunisasi Campak Penduduk yang memanfaatkan jamban Imunisasi DPT 1

Berdasarkan daftar prioritas masalah, diskusi dan saran dari Kepala Puskesmas Salaman II analisis penyebab masalah yang kami angkat adalah Program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria : Jumlah Penderita Yang Diperiksa Sediaan Darahnya (Slide ACD) 3.3. Analisis Penyebab Masalah Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputi simple problem dan complex problem.

Gambar 2. Sistem manajemen mutu Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara menyeluruh, digunakan pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA yang meliputi simple problem dan complex problem. 3.3.1. Pendekatan Sistem Berdasarkan Hanlon Kuantitatif tersebut diatas kami mengajukan asumsi penyebab masalah kepada pihak puskesmas Salaman II untuk dikonfirmasi dengan menggunakan analisis pendekatan system : Input (Man, Money, Material, Method, Mechine)

Proses (P1,P2,P3) Faktor lingkungan Tabel 8. Tabel Kemungkinan Penyebab Rendahnya Cakupan Jumlah Penderita Yang Diperiksa Sediaan Darahnya pada Program Pemberantasan Penyakit Malaria Komponen INPUT Man Kelemahan Jumlah JMD ACD kurang ( 1 JMD membawahi 3-4 desa) Pelatihan terhadap JMD ACD jarang dilakukan (terakhir tahun 2005) Adanya Rangkap Jabatan dari PJ program P2M Malaria (Slide ACD) (Rangkap dengan program imunisasi dan administrasi Puskesmas) Kurangnya dana diberikan untuk (800.000/bulan) yang JMD

Money

Methode Material Machine P1 P2

Kurangnya media promosi untuk program khusus malaria Tidak adanya penyuluhan khusus tentang malaria Masyarakat yang dicurigai terkena malaria tidak mau diambil darahnya Pengawasan oleh Kepala Puskesmas hanya melalui pendelegasian dan tidak rutin. Belum ada pelaporan dan pengawasan rutin terhadap migrasi dari daerah endemis malaria -

PROSES

P3

LINGKUNGAN

3.3.2. Mutu Pelayanan Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan simple problem dan kompleks problem. Pada simple problem kami menggunakan Standard Operating

Prosedure (SOP). Pada kompleks problem kami menggunakan wawancara kepada pasien terhadap 9 dimensi mutu. 3.3.2.1. Simple Problem SOP program P2M Malaria : Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya (Slide ACD) tidak dapat ditunjukkan oleh petugas oleh karena kondisi puskesmas yang sedang mengalami renovasi sehingga simple problem tidak dapat dinilai. 3.3.2.2. Complex Problem Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan 9 dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan pada 5 pasien yang berkunjung di puskesmas. Berikut ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah berdasarkan instrumen jaminan mutu. Tabel 9. Daftar Pertanyaan Dimensi Mutu (Complex Problem) QUESIONER 9 DIMENSI MUTU Technical competence a. Apakah petugas sering mengadakan pencarian penderita malaria? b. Apakah petugas sudah sesuai dengan kemampuannya c. Apakah petugas saat berkunjung ke rumah, menjelaskan kepada anda tentang pemeriksaan sedian hapus darah untuk mencari penderita malaria? Access to service Geografis : a. Apakah mudah bagi anda untuk Y N %

3 a.

b.

4 a. b. c.

d. 5 a.

b.

c. 6 a. b. c.

mendapat informasi tentang pemeriksaan malaria oleh petugas? b. Apakah jarak antara rumah dengan tempat pemeriksaan mudah dijangkau? c. Apakah alat transportasi untuk menuju tempat pemeriksaan mudah ditemukan? Sosial budaya: Apakah bahasa yang digunakan petugas mudah mengerti? Effectiveness Apakah anda pernah mengikuti pemeriksaan darah untuk memeriksa terkena malaria apan tdk? Apakah anda bertambah informasi dengan adanya kedatangan petugas untuk memeriksa? Effisiensi Apakah ada media atau alat yang digunakan untuk pemeriksaan? Apakah waktu untuk pemeriksaan tidak mengganggu aktivitas masyarakat? Apakah saat pemeriksaan, petugas atau kader menerangkan tentang prosedur pemeriksaan secara jelas? Apakah petugas dalam memberikan informasi tidak bertele tele? Interpersonal relation Sudah adakah penerapan senyum,salam,sapa,sopan,dan santun oleh petugas atau kader? Apakah pasien merasa leluasa untuk menyampaikan pendapat saat pemeriksaan? Apakah antar petugas dengan kader bekerjasama dengan baik? Continuity Apakah ada kunjungan rumah secara rutin oleh petugas atau kader? Apakah ada pemberian informasi secara rutin oleh petugas atau kader? Apakah dilakukan follow up pasca pemeriksaan secara rutin oleh petugas atau kader?

7 a. b. c. d. 8 a. 9 a. b.

Amenities Apakah tempat saat memberikan pemeriksan bersih dan nyaman? Apakah petugas atau kader kooperatif terhadap pasien? Apakah disediakan makanan atau minuman ringan saat pemeriksaan? Apakah anda puas dengan pemeriksaan yang diberikan petugas? Safety Apakah bangunan untuk pemeriksaan layak digunakan? Informasi Apakah petugas memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan? Apakah sebelum melakukan kegiatan, petugas memberikan informasi pada masyarakat bahwa akan diadakan pemeriksaan?

Dari tabel diatas tidak ditemukan masalah complex problem karena tidak ada pasien yang dicurigai malaria saat pengamatan. Pengamatan dilakukan pada PJ Program P2M Malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya (slide ACD)

3.4.

Konfirmasi Penyebab masalah Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman II, maka didapatkan penyebab

masalah antara lain : Jumlah JMD kurang ( 1 JMD membawahi 3-4 desa) Pelatihan terhadap JMD jarang dilakukan (terakhir tahun 2005) Adanya Rangkap Jabatan dari PJ program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria dengan program imunisasi dan administrasi Puskesmas. Kurangnya dana yang diberikan untuk JMD (800.000/bulan)

Kurangnya media promosi untuk program khusus malaria Tidak adanya penyuluhan khusus tentang malaria Masyarakat yang dicurigai terkena malaria tidak mau diambil darahnya

Pengawasan oleh Kepala Puskesmas hanya melalui pendelegasian dan tidak rutin. Belum ada pelaporan dan pengawasan rutin terhadap migrasi dari daerah endemis malaria. 1. Simple problem : Tidak dapat dinilai 2. Complex problem : Tidak dilakukan pembagian kuesioner pada pasien karena tidak ada pasien yang dicurigai malaria saat pengamatan. Pengamatan dilakukan pada PJ Program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria. Technical Competence Penanggung Jawab Program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria sudah sesuai dengan kompetensi namun merangkap sebagai pegawai adminstratif dan imunisasi sehingga kurang fokus terhadap program Amenities Program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria tidak memiliki ruangan khusus sehingga kenyamanan kerja terganggu.

DIAGRAM FISH BONE


Simple problem P2 PROSES P3
Pengawasan Puskesmas oleh hanya Kepala melalui

pendelegasian dan tidak rutin.

Tidak dapat dinilai

Tidak ada penyuluhan khusus tentang malaria Masyarakat yang

Belum

ada

pelaporan rutin

dan

pengawasan

terhadap

migrasi dari daerah endemis malaria

dicurigai terkena malaria tidak darahnya Technical competence Petugas PJ P2M Malaria sudah kompetensi sesuai dengan namun Material Media promosi untuk merangkap sebagai pegawai adminstratif sehingga dan kurang imunisasi fokus Amenities Program P2M Malaria tidak memiliki ruangan khusus program khusus malaria kurang mau diambil

Program Pemberantasan Malaria : Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Money Kurangnya dana yang diberikan untuk JMD ACD MAN Kurangnya jumlah JMD Pelatihan terhadap JMD jarang dilakukan Adanya Rangkap Jabatan dari PJ program Pemberantasan Pemyakit Menular Malaria Darahnya

terhadap program

sehingga kenyamanan kerja terganggu. INPUT

Complex

3.5.

Prioritas Penyebab Masalah Dari hasil inventarisasi penyebab penyebab permasalahan yang timbul pada

manajemen dan dimensi mutu Puskesmas Salaman II ditelusuri dengan menggunakan Fish Bone Analysis lalu diurutkan berdasarkan prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison dan Diagram Pareto.

Tabel 10. Paired comparison 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tot ver 0 0 1 0 0 3 6 4 7 Total 7 5 2 1 0 3 6 4 8 1 1 1 1 1 1 1 9 2 2 2 2 7 2 9 2 3 6 7 8 9 4 6 7 8 9 6 7 8 9 7 8 9 8 9 9 Total horizontal 7 5 1 1 0 0 0 1 0 `` ` ```

Tabel 11. Tabel Pareto


Penyebab N N N% kumulatif % Kumulatif

Belum

ada

pengawasan rutin

dan
8 22,22 8 22,22

pelaoporan

terhadap

imigran malaria Jumlah kurang Masyarakat terkena yang dicurigai tidak mau
6

petugas

JMD

ACD

19,44 16,66

15

41,44

malaria

21

58,1

diambil darah Pelatihan terhadap JMD ACD yang jarang dilakukan Pengawasan program malaria
5 13,88 26 71,89

dari kepala puskesmas hanya melalui pendelegasian dan tidak rutin


4 11,11 30 83

Tidak ada penyuluhan khusus tentang malaria Adanya rangkap jabatan oleh PJ P2M Malaria Kurangnya dana untuk JMD Kurangnya media promosi

8,33

33

91,3

2 1 0

5,55 2,77 0

35 36 100

96,85 100 100

program malaria

Gambar 3. Diagram Pareto

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 I II III IV V VI VII VIII IX

Masalah

Dari hasil analisis pareto, maka penyebab potensial yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah : Belum ada pengawasan dan pelaporan data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis malaria. 3.6. Jumlah JMD yang kurang Masyarakat yang dicurigai terkena malaria tidak mau diambil darah Pelatihan terhadap JMD jarang dilakukan Alternatif pemecahan masalah Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Daftar alternatif pemecahan masalah No 1. Penyebab Belum ada pengawasan dan pelaporan data rutin terhadap imigran Jumlah JMD yang kurang Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap imigran

Mengadakan pengawasan Masyarakat dan pelaporan data rutin khususnya terhadap imigran imigran

2.

3.

Masyarakat yang dicurigai terkena malaria tidak mau diambil darah Pelatihan terhadap JMD jarang dilakukan

4.

Melakukan rekruitmen tenaga kesehatan untuk JMD program P2M Malaria ACD. edukasi Meningkatkan kesadaran Masyarakat Memberikan terhadap masyarakat akan masyarakat akan (terutama pentingnya pemeriksaan pentingnya pemeriksaan yang darah untuk deteksi malaria darah untuk deteksi dicurigai malaria terkena malaria) Mengadakan pelatihan Petugas lebih menguasai JMD untuk JMD secara rutin. kompetensi sebagai JMD Menambah jumlah JMD yang ada agar program P2M ACD lebih efektif JMD

Dari tabel diatas dapat disimpulkan alternatif pemecahan masalah meliputi : Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap imigran Melakukan rekruitmen tenaga kesehatan untuk JMD program P2M Malaria ACD. Memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemeriksaan darah untuk deteksi malaria 3.7. Mengadakan pelatihan untuk JMD secara rutin. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, dilakukan melalui delapan langkah yaitu :

a. b.

Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis di atas. Menetapkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya tujuan.

Kriteria mutlak : Man Dana Waktu Instrumen

Kriteria keinginan c. d. Efektif Efisien Berkesinambungan Mudah Menetapkan bobot kriteria keinginan Efektif Efisien Berkesinambungan Mudah : 40 : 30 : 20 : 10

Alternatif alternatif peningkatan program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria (Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya) adalah : Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis Melakukan rekruitmen tenaga kesehatan untuk JMD program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria.

Memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemeriksaan darah untuk deteksi malaria

e.

Mengadakan pelatihan untuk JMD secara rutin.

Menguji alternatif dengan matriks kriteria mutlak & keinginan : Menguji alternatif-alternatif tersebut ke dalam : Matriks kriteria mutlak : Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan Tabel 23. Daftar Matriks Kriteria Mutlak Alternatif 1 2 3 4 Tenaga 1 1 1 1 Waktu 1 1 1 0 Dana 1 0 1 1 Metode 1 1 1 1 L/TL L TL L TL

Keterangan : Untuk jawaban Ya diberi Skor 1, jawaban Tidak diberi Skor 0, L = Lulus, TL = Tidak Lulus Matriks kriteria keinginan : Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang ada Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria nilai yang bersangkutan Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan keputusan sementara

Tabel 24. Daftar Matriks Kriteria Keinginan Alternatif Efektif (40) Surveilan Migrasi dari daerah migrasi malaria Rekruitmen JMD Program P2M Edukasi akan pentingnya pemeriksaan darah untuk deteksi malaria 4x40 = 160 Proses Efisien (30) 3x30 = 90 Jumlah 100 330

Berkesinam bungan (20) 3x20 = 60

Mudah (10) 2x10 = 20

3x40 = 120

2x30 = 60

2x20 = 40

3x10 = 30

250

3x40=120

3x30=90

2x20=40

3x10=30

280

f.

Menetapkan keputusan sementara Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk sementara digunakan alternatif pemecahan masalah yaitu : Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis Faktor Penghambat dan Faktor Pendorong Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis

Faktor Penghambat : -Kurang waspadanya tim yang ditunjuk sebagai pengawas dan pelapor terhadap migrasi dari daerah endemis malaria,sehingga terjadi penyebaran penyakit malaria yang tidak diketahui secara dini. Faktor Pendorong: -Adanya motivasi untuk menjadikan daerah yang berpenduduk bebas malaria. Memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemeriksaan darah untuk deteksi malaria: - Faktor Penghambat : Tingkat pengetahuan dari masyarakat yang berbeda beda -Faktor pendorong: Motivasi adanya keinginan untuk menjadikan daerah yang bebas malaria g. Pengambilan Keputusan Berdasarkan kesepakatan dengan pihak puskesmas, maka diputuskan alternatif kegiatan yang akan dilakukan yaitu Membentuk tim pengawas dan pelapor untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di Puskesmas Salaman II maka didapatkan : a. Mahasiswa mampu mencari data data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik) di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. c. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. d. Mahasiswa mampu mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. e. Mahasiswa mampu menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. f. Mahasiswa mampu menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. g. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. h. Mahasiswa mampu mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012. i. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari Juni 2012.

4.2.

Saran Untuk meningkatkan Program Pemberantasan Penyakit Menular menyarankan hal hal sebagai berikut: Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis Memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemeriksaan darah untuk deteksi malaria Malaria:Jumlah

Penderita yang diperiksa sediaan darahnya diwilayah Puskesmas Salaman II, kami

BAB V PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan tentang manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah. Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam hal tenaga kesehatan, dana, sarana-prasarana penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu pula sebaliknya. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan. Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Salaman II.

Anda mungkin juga menyukai