Anda di halaman 1dari 24

DEPARTEMEN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PTO

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL


PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
LINGKUNGAN MANDIRI PERDESAAN

(PNPM LMP)

KHUSUS KEGIATAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

PEMB~~ "OCRAMI

MA5Y=.i.

pnRn:l

MAN DIRI

DEPARTEMEN DALAM EGERI


REP BLIK INDONESIA

PTO

PETUNJUK TEKNIS OPERASIO AL


PROGRAM NASIO AL PEMBERDAYAAN MASYA RAKAT
LINGKUNGAN MANDIRI PERDESAAN

(PNPM - LMP)

KHUSUS KEGIATAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JEND ERAL PE BE DAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

-KATA PENGA NTAR

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan telah dimulai sejak tahun 2007 sebagai kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Untuk mendukung PNPM Mandiri Perdesaan yang terkait dengan program lingkungan, mulai tahun 2008 dilaksanakan Pilot Project PI\IPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) yang pada awalnya dikenal dengan nama Pilot Project Green Kecamatan Development Project (Pilot Project Green KDP). Salah satu jenis kegiatan dalam PNPM LMP adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Untuk memberikan arahan dan pedoman operasional bagi pelaku-pelaku yang terkait dengan keg iatan PNPM LMP yang terkait dengan kegiatan PLTMH maka perlu disusun Petunjuk Tek nis Operasional ( PTO) PI\IPM LMP khusus jenis kegiatan PLTMH. PTO ini merupakan materi tambahan atau supplemen dari PTO PNPM Mandiri Perdesaan yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa . Penyusunan PTO PI\IPM LMP kegiatan PLTMH ini melibatkan berbagai pihak, yaitu Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD), Bank Dunia, Konsultan Manajemen Nasional PI\JPI"1 Mandiri Perdesaan (NMC), Civil Society Organizations (C50's), antara lain Care In tern ationa 1/ Wildlife Conservation Society, dan Operation Wallace Trust serta Tim Teknis PLTMH serta saran dari berbaga i pihak pemerhati PNPM LMP baik di tingkat pusat maupun daerah. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan PTO ini maka kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. PTO kegiatan PLMTH ini tentunya belumlah sempurna, oleh karena itu akan terus menerus disempurnakan sesuai dengan perkembangan pelaksanaan kegiatan. Jakarta, Oktober 2008

Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Negeri


A

DAFTAR SINGKATAN
APBN APBD Bappenas Ba pe da Bapedalda Bawasda BP DA S BKAD BLM BPD BPKP BP-UPK CSO Depkeu DI PA DOK Dit. SDA dan TTG Ditjen PMD Depdagri FK FT FK Lingkungan Fas Kab FT Kab HOK Kades KP M D Kor-Prov KM-Nas KPPN LP2K LPD LSM MAD Musdes MDKP MDST M H PP Musrenbang Ormas PAP PjAK PjOK PNPM-MP PNPM-L MP Pokmas PPK PL PTO RAB RKB RKTL Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencana Daerah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Badan Pengawasan Daerah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Badan Kerjasama Antar Desa Bantuan Langsung Masyarakat Badan Permusyawaratan Desa Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan Civil Society Organization Departemen Keuangan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dana Operasional Kegiatan Direktorat Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri Fasilitator Kecamatan Fasilitator Teknik Fasilitator Kecamatan Lingkungan (PI\IPM LMP) Fasilitator Kabupaten Fasilitator Teknik Kabupaten Hari Orang Kerja Kepala Desa Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Koordinator Provinsi Konsultan Manajemen Nasional Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan Laporan Penggunaan Dana Lembaga Swadaya Masyarakat Musyawarah Antar Desa Musyawarah Desa Musyawarah Desa Khusus Perempuan Musyawarah Desa Serah Terima Micro Hydro Power Project Musyawarah Perencanaan Pembangunan Organisasi Massa Pembinaan dan Administrasi Proyek Penanggung jawab Administrasi Kegiatan Penanggung jawab Operasional Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesc Program l\Jasional Pemberdayaan IVlasyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan (Green KDP) Kelompok Masyarakat Program Pengembangan Kecamatan Pendamping Lokal Petunjuk Teknis Operasional Rencana Anggaran Biaya Rencana Kegiatan dan Biaya Rencana Kerja Tindak Lanjut

11

RPD RTM SE-DJPB SKMP SKPD SP3K SPC SPB SPM SPPB SPP-LS

TA
TK-Provinsi TPK TPU
TV

UPK

Rencana Pengg unaan Dana Rumah Tangga Miskin Surat Edaran Dir ektorat Jenderal Perbendaharaa n Depke u Surat Kesan ggu pan Menyel esaikan Pekerjaan Sat uan Kerja Pera ng kat Daera h Sura t Pernya taa n Peny elesaian Pelaksa naan Kegia tan Surat Penet apan Camat Surat Penetapan Bupa t i Su rat Perintah Membayar Surat Perjanj ian Pemberian Bantuan Surat Permintaan Pembayara n Lan gsun g Tahun Anggaran Tim Koord inas i Provinsi Tim Pengelola Kegiatan Tim Penulis Usulan Tim Verifikasi Unit Penge lo la Kegiata n

DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR DAFTAR SINGKATAN DAFTAR lSI BAB 1. KEBI JAKAN PO KOK Latar Belakang Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus Keluaran Program Sasaran Pendanaan Alokasi Dana Kegiatan Mekanisme Penyaluran Dana Mekanisme Pencairan Dana Ketentuan Dasar PNPM LMP Kriteria Lokasi Mekanisme Usulan Kegiatan Sanksi Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pemerintahan
Lokal PERA N PELAKU - PELAKU Pelaku Pelaku Pelaku Pelaku di di di di Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi dan Nasional . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . .
1
1
1
1
1

.
ii
iv

1.1. 1.2. 1.2.1 1.2.2 1.3. 1.4. 1.5. 1.5.1. 1.5.2. 1.5.3. 1.6. 1.6.1. 1.6.2. 1.6.3. 1. 6.4.

2
2
2
2
3
3
3
3

4
4

BAB 2.

2.1. 2.2. 2.3. 2.4.


BAB 3.

5
5
5
5

ALUR TAHA PAN KEGI ATAN Verifikasi Usulan MAD Prioritas Usulan Penyusunan DED dan RAB MAD Penetapan usulan Pengesahan Alokasi Bantuan oleh Bupati......... . Pengesahan Dokumen SPPB Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Musdes Pertanggungjawaban 6
6
7
7
7
8
8
8
8
9

3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10.
IV

3.11. 3.12. 3.13. 3.14 . 3. 15 . 3.16. 3.17. 3.18. 3.19.


BAB 4. Sertifikasi Revisi Dokumentasi Keg iatan Penyelesa ian Keg iatan Pelesta rian Kegiatan Hasil Kegiatan Proses Kegiatan Pelestarian Komponen Pendukunq Pelestarian Pelatihan Pemeliha raan .
. . .. . . .. .. .

9 9

10
10
10
10
11
11
11

PENGENDALIAN
Pemantauan dan Pengawasa n Pemantauan dan Pengawasan Part isipatif Pemantauan dan Pengawasan oleh Pemerintah Pemantauan oleh Pihak Lain Audit dan Pemeriksaan Keuangan Evaluasi Pelaporan Pelaporan Jalur St ruktural Pelaporan Jalur Fungsional Penanganan dan Pengaduan Masalah PEN UTUP ....
I I I I I I I I I I I I'" I I I I I I I I I I I I I I I I

4 .1. 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.2. 4.3. 4.4. 4.4.1. 4.4.2. 4 .5.
BAB 5.

. .. .. .. . . . . . ..
I

12
12
12
13
13
13
14
14
15
16
17

\I

BAB 1
KEB JAKAN P KOK

1.1. Latar Belakang


Program l\Jasional Pem berdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) merupakan kelanjutan Prog ram Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini telah berhasil dalam hal penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, dan keberhasilannya menumbuhkan kolektivitas dan partisipasi masyarakat . PNPM MP dicanangkan oleh Pemerintah RI pada tah un 2007 sebagai salah satu program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Sebagai program pendukung dari PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2008, Direktorat Jenderal PMD, Depdagri me luncurkan Program Pilot PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) yang merupakan program pemberdayaan masyarakat perdesaan melalu i kegiatan masyarakat yang berbasis pengelolaa n sumberdaya alam dan Iingkungan dengan penerapan teknolog i tepat guna yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu jenis kegiatan masyarakat yang dilaksananakan dalam PNPM LMP adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Mengingat bahwa untuk jenis kegiatan PLTMH in i per lu penjelasan khusus, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Operasional ( PTO) t ersen d iri sebagai pelengkap atau supplemen dari PTO PI\JPM IVIP ma upun PNPM LMP yang te lah lebih dahulu disusun.

1.2. Tuj uan 1.2.1. Tuj ua n umum


Tujuan umum kegiatan pengembangan PLTMH adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan perdesaan melalui pengelolaan Iing kungan dan sumber daya alam dan teknologi tepat guna secara lestari.

1.2.2. Tuju a n Khusus


Tujuan khusus dari kegiatan pengembangan PLTMH adalah sebagai berikut : a. Memenuhi kebutuhan energi listrik perdesaan dengan pengelolaan potensi sumber daya alam secara lest ari m elalui pemberdayaan masyarakat, b. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya alam dan lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan, c. Meningkatkan tata pemerintahan lokal dalam perencanaan pembangunan khususnya dalam pengembangan energy alternatif yang terbarukan.

1.3. Kelu a ra n

rogram

Keluaran program dari kegiatan pengembangan PLTMH adalah

PTO Kegiat an PLTMH - PNPM LMP

a. Terbangunnya PLTMH di lokasi sasaran yang diusulkan oleh masyarakat dengan perencanaan part isipatif dan pengelolaan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, b. Mengupayakan konservasi dan perlindungan DAS yang menjamin keberlanjutan sumber PLTMH, c. Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pembangunan partisipatif berbasis sumber daya alam secara lestari dalam bentuk Peraturan Desa (Perdes). 1. 4. Sa saran Keg iat an PLTMH Lokasi Sa sar an Lokasi sasaran pengembangan PLTMH pada PNPM LMP adalah desa dan kecamatan lokasi PI\IPM Mandiri Perdesaan yang masih aktif. Ke lompok Sasaran Kelompok sasaran kegiatan penge m banga n PLTMH adalah kelompok masyarakat mi sk in pe rd es aan (RTM), t erut am a y an g wilayahnya tidak mendapatkan j ar ing a n listri k PLN. 1.5. Pen da naan Kegiatan pengembagan PLTrvlH ini bersumber dari dana bantuan hibah luar negeri sesuai dengan Grant Agreement antara Bank Dunia dengan Pemerintah Indonesia Cq. Departemen Keuangan Republik Indonesia. 1.5.1. Alokasi Dana Kegi atan PNPM-LMP Alokasi dana unt uk kegiatan pengembangan PLTMH berupa dana BLM akan d ialo kasikan m elalui Tu gas Pembatu an (T B) di Kabupaten sesuai dengan m e kanism e PNPM Mand ir i Perd esaa n . Alokasi da n a BLM t e rseb ut dipe r unt ukan u nt u k kegiatan-kegiatan: Pe m bentuka n k ele m bag aa n pe ngelolaan PLTMH, Pe lati h an ope rat o r turbin, Pem ba ngu n an fisik infrastruktur PLTMH, seperti: pekerjaan sipil, peralatan ME, jaringan transmisi, namun tidak termasuk biaya sambungan rumah ( ka bel dari jaringan induk ke rumah dan instalasi da la m ruma h), Kegiatan konservasi daerah tangkapan air atau DAS.

1. 5 .2. Me ka nisme Penya luran Da na Penyaluran dana BLM Kegiatan Pembangunan PLTMH disalurkan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan l'Jegara (KPPN) atau Kas Daerah ke rekening kolektif BLM yang dikelola oleh UPK. Mekanisme penyaluran dana BLM mengikuti ketentuan yang berlaku pada PI\IPM Mandiri Perdesaan yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan RI.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

1.5.3. Mekanisme Pencairan Dana


Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan ( UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di desa . Mekanisme pencairan dana sebagai berikut: a. Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK dengan TPK, b. TPK menyiapkan rencana penggunaan dana (RPD) sesuai kebutuhannya dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan fisik (gambar desain, RAB, dan lampirannya) bese rta proposal kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas. c. Untuk pencairan berikutnya dilengkapi dengan laporan penggunaan dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti -bukti yang sah .

1.6. Ketentuan Da sa r Kegiat a n PLTM H 1.6.1. Kriteria Lokasi Kegiata n


Untuk mendapatkan dana BLM kegiatan PLTMH, lokasi desa atau kecamatan yang mengusulkan kegiatan harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Lokasi wilayah tidak tumpang tindih dengan jaringan listrik PLN, atau tidak memungkinkan untuk mendapat jaringan listrik PLN, b. Mempunyai potensi sum ber daya alam, dimana besarnya debit air dan ketinggian mampu menghasilkan daya lebih besarjsesuai dengan kebutuhan, c. Mempunyai potensi penerima manfaat yang cukup atau sesuai dengan kemampuan daya yang tersed ia, d. Calon lokasi tidak merupakan wilayah sengketa, hutan lindung atau kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi atau hutan lindung, kecuali dengan izin tertulis dari pemangku kawasan konservasi atau kawasan hutan lindung, e. Lokasi PLTMH, mula i dari daerah intake sampai saluran pembuangan (tailrace) dari rumah pembangkit (power house) merupakan tanah desa atau pribadi yang akan dih ibahkan kepada desa (tidak menuntut ganti rugi), diperkuat dengan adanya perjanjian tertulis antaran pemilik lahan dengan aparat desa dan kecamatan. f. Tidak menimbulkan potensi konflik sosial diantara masyarakat akibat dari pelaksanaan pembangunan PLTMH ini, g. Pembangunan PLTMH harus disertai dengan upaya kegiatan konservasi daerah aliran sungaijDAS h. Potensi untuk mendapat dana dari APBI\J, APBD atau program lainnya kurang.

1.6.2. Mekanisme usula n Kegiata n PLTM H


Mekanisme usulan kegiatan pengembangan PLTMH pada dasarnya sama dengan mekanisme usulan kegiatan pada kegiatan pada PI\IPM MP. Perbedaannya terjadi pada tahap verifikasi usulan dan musyawarah prioritas usulan kegiatan untuk PLTMH.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

Setiap desa di kecamatan lokasi yang memiliki potensi dan memenuhi kriteria untuk kegiatan Pengembangan PLTMH diperbolehkan mengajukan 1 (satu) usulan yang diajukan dalam Musyawarah Antar Desa / MAD prioritas usulan (MAD II).
1.6.3. Sanksi Sesuai dengan PTO PNPM Mandiri Perdesaan 1.6.4. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pemerintahan Lokal

Tim verifikasi untuk kegiatan pengembangan PLTMH yang didanai dari PNPM LMP akan dibentuk secara khusus. Tim verifikasi beranggotakan perwakilan masyarakat dan beberapa tenaga ahli dari konsultan PNPM MP/LMP, dan Tim Teknis PLTrvIH. Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal menuju kemandirian, maka di setiap lokasi desa atau kecamatan yang mendapat alokasi dana kegiatan Pengembangan PLTMH maka Tim Pengelola Kegiatan (TPK), dan Tim Pemelihara akan mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kapasitas. Pelatihan juga bertujuan untuk pembentukan kelembagaan di tingkat desa, bisa dalam wujud peraturan desa, sehingga mekanisme pengelolaan PLTMH bisa dilaksanakan dengan baik dan berkelanjutan.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

BAB 2
PERAN PELAKU-PE LAKU

Masyarakat adalah pelaku ut a ma ke gi at an pengembangan PLTMH, sedangkan pelaku-pelaku lainnya di desa, ke ca m ata n, kabupaten dan seterusnya berfungsi sebagai pel aksa na, fasilit at or , pe m bim bing da n pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan me kanisme keg iat an pengembangan PLTMH tercapai dan dilaksanakan secara benar dan ko nsist en .

2.1. Pelaku di Desa


Pelaku kegiatan pengembangan PLTMH di tingkat desa adalah : a. Kepala Desa (Kades), b. BPD, TPK, TPU, c. Tim Pemantau, Tim Pemelihara, KPMD, d. Pokmas

2.2. Pelaku di Kecamatan


Pelaku kegiatan pen g embanga n PLT MH di tin g kat kecamatan adalah : a. Camat, PJ O- K PNPM Mand ir i Perd esaa n b. UPK, BKA D, Penda m pi ng Lo ka l, c. Fasilitator Keca m at an ( FK/ FT/FK-L) d. Pokmas

2.3. Pe la ku di Kabupaten
Pelaku kegiatan pengembangan PLTMH di kabupaten adalah pelaku-pelaku yang berkedudukan dan berperan dalam pelaksanaan PI\IPM Mandiri Perdesaan di kabupaten, yaitu: a. Bupati, Tim Koordinasi PI\IPM-Mandiri Perdesaan Kabupaten (TK PNPM Kab), b. PJO-Kab PNPM Mandiri Perdesaan,

c. Fasilitator Kabupaten (Fas - Kab/FT-Kab), Konsult a n PI\JPI"1 LrvlP d. Tim Verifikasi


e. Pendamping UPK f. Tim Teknis PLTMH

2.4. Pela ku di Provinsi dan Tingkat Nasional


Sedangkan pelaku kegiatan pengembangan PLTMH di tingkat provinsi dan nasional pada dasarnya adalah sama dengan pelaku kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dan PI\IPM LMP di tingkat pusat dan provinsi (Ii hat suplemen PTO PI\IPM LMP), ditambah dengan Tim Teknis PLTMH.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

BAB 3

ALU R TAHAPAN KEGIATAN


Alur tahapan kegiatan pengembangan PLTrvlH pada dasarnya mengacu pada mekanisme alur tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Hanya saja, untuk kegiatan PLTMH yang merupakan bagian dari pilot PNPM LMP ini sedikit berbeda pada m ekanisme verifikasi usulan kegi at an, proses MAD II, penyusunan design engeering dan biaya, serta MAD III yang me mun gkinkan untu k dilaksanakan secara khusus.

3.1. Verifikas i Usulan


Verifikasi usulan m er upakan tahap kegiatan yang bertujuan untuk memeriksa dan me nilai kelayakan usulan kegiatan pengembangan PLTMH dari setiap desa yang Verifikasi usulan kegiatan dilakukan oleh Tim layak untuk untuk didanai. Tim Verifikasi khusus yang dibent uk dengan beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari wakil masyarakat yang memiliki keahlian t eknis PLTMH dan pendamping teknis atau konsultan dari PNPM MPj LMP serta tena ga ah li atau Tim Te knis PLTMH. Ti m Verifikasi akan menilai setiap usu lan kegiat an dengan memeriksa kesesuaian usulan kegiatan dengan krit eria usulan kegiatan yang ada dalam ketentuan dasar kegiatan pengem bangan PLTMH, yait u : a. Lokasi wil ayah tidak t um pa ng t indih dengan jaringan listrik PLN, atau tidak memung kinkan untuk mend apat jaringan listrik PLN, b. Mempunyai potensi sumbe r da ya ala m , dimana besarnya debit air dan ketinggian mampu mengh asilkan daya lebih besarjsesuai dengan kebutuhan, c. Mempu nyai pot ensi penerima manfaat yang cukup atau sesuai dengan kemampuan daya yang tersed ia, d. Calon lokasi tida k m er upakan wilayah sen gketa, hutan lindung atau kawasan yang diteta pkan sebagai kawasan konservasi, e. Lokasi PLTMH, mulai dari daerah intake sampai saluran pembuangan (tailrace) dari rumah pembangkit (power house) merupaka,n tanah desa atau pribadi yang akan dihibahkan kepada desa (tidak menuntut ganti rugi), diperkuat dengan adanya perjanjian tertulis antaran pemilik lahan dengan aparat desa dan kecamatan. f. Pembangunan PLTMH harus disertai dengan upaya kegiatan konservasi daerah aliran sungaij DAS g. Tidak menimbulkan potensi konflik sosial diantara masyarakat akibat dari pelaksanaan pernbangunan PLTMH ini, h. Potensi untuk mendapat dana dari APBI'J, APBD atau Program lainnya kurang.

3.2. MAD Pr ioritas Usulan


l'vlAD prioritas usulan adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan membahas dan menyusun perin g kat usulan kegiatan PNPM-MPjLrvIP lingkup desa. Penyusunan
narinnka} didaxarkan
rltrlS kpSPslJrli rl n

usu la n

kpClirltrln

PI TMH

rlpnClrln

kritr-ria rian

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

ketentuan dasar yang termuat dalam PTO PN PM-LrvIP dan PLTI"lH sesuai hasil kerja Tim Verifikasi. Hasil yang diharapkan dari MAD Priorit as Usulan adalah: a. Ditetapkannya urutan ata u peri ngkat usul an kegiat an PLTMH sesuai skala prioritas kelayakan dan ke but uhan masyarakat . Jika terjadi usulan-usulan desa yang sej en is dan sama dapat dijad ikan sat u usulan secara paket lintas desa atau kecamatan sehi ngga lebih m udah dalam peny usunan proposal kegiatan dan Desain t ek nis da n RAB. b. Disepa kat inya sanks i-s an ksi yang akan diter apkan selama pelaksanaan PLTMH di kecamatan tersebut. Hasil survey lapan gan atau verifi kasi Tim Teknis PLTMH akan menjadi rekomendasi kelayakan unt uk usu lan/l okasi yang d iang gap lay ak didanai. Untuk selanjutnya hasil verifikasi Tim Teknis PLTMH akan dilap orkan kepada forum pertemuan MAD II, khusus musyawara h priori t as usula n yang akan m em bah as prioritas usulan kegiatan PLTMH (peran kingan) . Hasil MAD Pr ioritas usu lan kegiatan PLTMH ini selanjutnya akan dib aw a ke MAD Penetapan Usul an ( MAD III) kh usus kegiatan PLTMH di ting kat Kabupat en.

3.3. Penyusunan Detail Engeneering Design dan Rencana Angga ran Biaya .
Penyusunan Det ail Enge neering Design (DED) dan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) usulan keg iata n ya ng t elah m enj ad i priorit as dalam MADII akan dib ant u oleh Tim Teknis PLTMH, ata u harus m eng iku t i pan du an pen y usunan DED dan RAB yang disusun oleh Tim Teknis PLTMH untuk m enj am in kualit as PLTMH yang akan dibangun.

3.4. MAD Penetapan Usulan


MAD penetapa n usul an (MAD III) m er upakan musyawarah untuk mengambil keputusan t erhad ap usulan kegiatan penge m ba ngan PLTMH yang akan didanai melalui dana hiba h PNPM -LMP. For um MAD III diselen ggarakan secara adhoc atau tersendiridi tingkat kabupat en un tuk m embahas usu lan kegiatan khu sus PLTrvlH hasil MAD II. Hasil rekornendasi Tim Te knis PLTMH akan diperg unakan dalam menetap kan kegiatan PLTMH yang akan di danai dengan alo kasi dana kegiatan PLTMH PNPM LMP di ting kat kabu paten. Untuk selanjutnya, t a hapa n keg iata n PLTMH aka n sama dan mengikuti tahapan dan mekanisme alur keg iatan PNPM Mandiri Perdes aan.

3.5. Pengesahan Alokasi Bantuan oleh Bupati


Hasil dari keputusan MAD penetapan usulan disahkan oleh Bupati menjadi Surat Penetapan Bupati (SPB) yang berisi tentang daftar alokasi bantuan PNPM-LMP kegiatan PLTMH di kecamatan yang ditetapkan berdasarkan hasil MAD III. Berdasarkan SPB, Camat mengeluarkan Surat Penetapan Camat (SPC) atas nama Bupati mencantumkan nama desa, jenis kegiatan termasuk jumlah alokasi dananya, dikirimkan oleh PJO K kepada TK PNPM Mand iri Perdesaan Kabupaten dengan tembusan kepa da Bupat i, dan FK/ FT/ FK- L.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

3.6. Pengesahan Dokumen SPPB Ketua TPK, PjOK dan Ketua UPK akan membuat SPPB, yang diketahui Kades dan Camat atas nama Bupati. Pengesahan SPPB dilakukan langsung segera sesudah diterbitkan spc. Kelengkapan dokumen sebagai lampiran SPPB, terdiri dari: a. b. c. d. e. f . Proposal usulan kegiatan PLTMH, Desain RAB detail per kegiatan, Jadwal pelaksanaan, Formulir Penanganan Masalah Dampak Lingkungan Komitmen sumbangan dari masyarakat, Foto 0 % dari kegiatan yang akan dibangun/dikerjakan

3.7. Pel a k sanaan Kegiatan Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan yang tetap mengacu pada prinsip dan mekanisme PNPM , maka perlu adanya persiapan pelaksanaan yang matang dan terencana . Persiapan pelaksanaan ini lebih ditujukan kepada penyiapan aspek sumber daya manusia, termasuk masyarakat, TPK, UPK, dan seluruh pelaku lainnya. Oleh karena itu, TPK dan UPK perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu oleh Tim Teknis PLTMH sebelum melaksanakan kegiatan yang didanai. Pelatihan UPK dan TPK, dan pelaku desa lainnya dilakukan dalam masa setelah penandatanganan SPPB oleh Camat, sampai dengan masa persiapan pelaksanaan. 3 .8. Persiapan Pe la k sa na a n Rapat koordinasi ini difasilitasi oleh FK/FT/FK-L , KPrvlD dan PjOK. Rapat dihadiri oleh pengurus UPK, Kades, dan TPK setiap desa penerima dana. Selanjutnya, pengurus TPK bersama Kades secepatnya mengadakan rapat persiapan pelaksanaan di desa sebelum memulai pelaksanaan kegiatan. Rapat persiapan di desa difasilitasi oleh KPMD. Hasil rapat persiapan pelaksanaan menjadi acuan langkah kerja berikutnya. 3.9. Pelaksan aan Pelaksanaan kegiatan adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana yang telah disepakati dalam pertemuan MAD penetapan usulan dan musdes informasi hasil MAD serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini perlu diperhatikan hal-hal penting sebagai berikut: a. Masyarakat merupakan pemilik kegiatan, sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggung jawab ada pada masyarakat, b. Masyarakat desa mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam pelaksanaan kegiatan terutama bagi RTM, c. Apabila ada bagian pekerjaan yang belum mampu dikerjakan oleh masyarakat sendiri, masyarakat dapat mendatangkan tenaga trarnpil atau ahli dari luar sepanjang disepakati, dan kebutuhan tersebut di atas harus diperhitungkan dalam RAB kegiatan,

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

d . Tim Teknis PLTMH atau tenaga ahli ya ng t elah mendapatkan pelatihan dari Tim Teknis PLTMH akan mem berika n supe rv isi dan pemantauan selama kegiatan pembangunan PLTMH berlangsung.

3. 10. Musdes Pertanggungjawaban lvlusdes ini dimaksud kan unt uk menyam paikan lapora n pertanggungjawaban pelaksanaan kegiata n oleh TPK kepada masyara kat. l"1usyawarah pertanggun gj aw aban ini dila ku kan secara bertahap minimal dua kali yaitu setelah memanfaatka n dan a kegiatan tah ap pert ama dan tahap kedua. Hasil yang diharapk an dari m usdes pertan ggungjawaban adalah: a. Penyampaian laporan dari TPK tentang : penerimaan dan penggunaan dana, status atau kem aj uan dari tiap kegiatan, tin gkat partisipasi dan keterlibatan perempuan, b. Pernyataan diteri ma at au ditola knya laporan pertanggungjawaban dari TPK, berdasarkan has il votin g t ertutup da ri seluruh peserta pertemuan, c. Evaluasi terhadap kinerj a dari TPK serta upaya peningkatan pada periode selanjutnya, d. Kesepakatan tentang masyarakat, penyelesaian masalah atau keluhan yang timbul di

e. Pembuatan ren cana kerj a da n pendanaan unt uk periode berikutnya,


f.

Penyampaian kem aj uan penangana n masalah dan rencana tindak lanjutnya.

3.11. Se rt if ika si Sertifikasi pada prinsipnya terdiri dari sertifikasi pekerjaan fisik dan non fisiko Sertifikasi berkaitan dengan kegiatan PLTMH harus ditangani dan merupakan tanggung jawab FK/ FT/ FK- L, Peng ertian sert ifikasi adalah segala bentuk penerimaan bahan dan hasil pekerj aan serta kegiat an baik berupa pekerjaan fisik maupun non fisik . Tujuan sertif ikasi adal ah unt uk mendorong peningkatan kualitas pekerjaan. Sert if ikasi dila kuka n oleh FK/ FT/ FK- L pada saat melakukan kunjungan lapangan. Hasil sertifikasi disampaikan di papan informasi agar seluruh masyarakat dapat mengetahui. 3.12. Revi si Revisi adalah perubahan t erhadap rencana kegiatan dan desain/RAB. Revisi kegiatan hanya dapat dilakukan jika t erj adi bencana alam/force majeur dengan syarat tidak menambah dana BLM. Penet apan suatu kondisi dinyatakan bencana alam/force majeur ditetapkan oleh Tim Teknis PLTI"1H. Jika terjadi revisi kegiatan diputuskan oleh MAD. Rev isi kegiat an dibuat oleh TPK berdasarkan keputusan musyawarah desa yang dit uang ka n dalam berita acara revisi dan mendapatkan persetujuan PJOK da n FK- Lingkungan. Berita acara revisi harus disampaikan melalui papan informasi.

PTO Kegiata n PLTMH - PNPM LMP

3.13. Dokumentasi Kegiatan


Seluruh kegiatan PLTMH harus didokumentasikan oleh FK/FT/FK-L. Meskipun demikian, untuk kepentingan desa dan kecamatan, maka TPK dan UPK juga harus mengelola dokumentasi kegiatan. akhir periode pelaksanaan, FK/FT/FK-L harus memastikan adanya Pada dokumentasi foto yang disusun dalam satu album khusus, dengan ketentuan : a. Foto-foto yang bersangkutan. ditampilkan merupakan foto PLTMH di Kecamatan yang

b. Setiap foto perlu diberikan catatan atau keterangan ringkas. c. Foto yang ditampilkan meliputi : 1) Foto kegiatan fisik kondisi 0%, 50%, dan 100% yang diambil dari sudut pengambilan yang sama 2) Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja secara beramai-ramai. 3) Foto yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam proses kegiatan. 4) Foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat luas dalam proses kegiatan. 5) Foto yang memperlihatkan pembayaran insentif secara langsung kepada masyarakat. 6) Foto yang memperlihatkan suasana kampung atau desa yang bersangkutan, baik sebelum adanya listrik maupun sesudah adanya listrik. 7) Foto kegiatan pelatihan Unit Pengelola Turbin (UPT), baik pelatihan operator maupun pelatihan manajemen untuk ketua, sekretaris dan bendahara.

3.14. Penyelesaian Kegiatan


Penyelesaian kegiatan yang dimaksud disini adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari pertanggungjawaban TPK di desa. Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dan diselesaikan (selanjutnya lihat PTO PNPM Mandiri Perdesaan).

3.15. Pelestarian Kegiatan


Pengelolaan kegiatan PLTIVIH harus dijamin dapat memberi manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable). Untuk mendukung hal tersebut apaibila diperlukan maka bisa diatur melalui Perdes yang mengukuhkan kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan PLTMH yang telah dibangun. Tim pemelihara atau operator serta pengurus administrasi perlu mendapatkan pelatihan teknis dan administrasi yang memadai. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari proposal kegiatan yang telah diusulkan dalarn penyusunan desain dan RAB.

3.16. Hasil Kegiatan


Hasil-hasil kegiatan PLTMH yang berupa bangunan fisik merupakan aset bagi masyarakat yang harus dipelihara, dikembangkan, dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau bahkan tidak bermanfaat maka desa atau kecamatan tersebut tidak akan mendapat dana pada tahun berikutnya.

10

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

3.17. Proses Kegiatan Pelestarian


Pelestarian kegiatan me rupakan taha pan pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan ta nggung jawab masyarak at . Hasil yang diharapkan dari upaya pelest arian kegiatan adalah : a. Keberlanj utan pros es dan penerapan prinsip PNPM MP/ LMP dalam pelaksanaan pemba ngun an secara partisipatif di m asya ra kat , b. IVJenja m in berfu ngsinya secara berkelanj ut an sarana yang telah dibangun, kegiatan yang men unj ang kualitas hidup masyarakat yang berbasis lingkungan dan sum ber daya ala m denqan kemam puan masyarakat sendiri, c. Meningkatka n berf ungsinya kele m bagaan masy arakat di desa dan kecamatan dalam peng elolaan prog ram pemba ngu nan yang berwawasan lingkungan d. Menumbuhkan dan m eningka tkan rasa me m ilik i masyarakat terhadap hasil kegiatan yan g t elah dilaksan aka n.

3. 18 . Komponen Pendukung Pelestarian


Guna mendukung upaya pelesta rian maka diperlukan beberapa komponen a. Peningkatan kem am puan t ekn is dan manajerial yang harus dimiliki oleh kelompok-kelompo k TPK, Tim pemelihara, operator turbin, serta pelaku-pelaku lain di desa dan kecamatan, b. Penye diaan sistem dan mekan isme monit oring, evaluasi, perencanaan, dan pengendali an secara partisipat if yang mem ungkinkan anggota masyarakat dapat me nget ahui serta ikut mengontro l keg iat an yang direncanakan, sedang berjalan, maupun ya ng sudah selesai dil aksanakan, c. Penguatan lem baga-I embaga mas yarak at di ke camat an dan desa, termasuk lembag a pengelola has il kegiat an PLTMH. d. Adanya iura n bulanan yang besarannya tergantung dari hasil musyawarah desa, dengan mem pert im bangkan biaya ope rasional dan pemeliharaan (O&M), tingkat ekonom i masyarakat, dan pemakaian day a serta. Sebaiknya pendapatan yang diterima set iap bulan (setelah dik urang i dengan biaya tetap) dibukukan dalam sebuah rekening ban k. I ni bert uju an unt uk memudahkan pelaporan keuangan dan menghindari hal- hal yang t idak diingik an (penyalahgunaan uang oleh pihak tertentu). Selama ta hap pelest arian peran kader desa dan t ek nik secara berkelanjutan sangat diharapkan, m engingat yang bersangku t an t elah m em peroleh alih pengetahuan dan ketrampilan dari para Fasilit at or dan Ti m Teknis PLTMH.

3. 19 . Pelatihan Pemeliharaan
FK/FT/FK-L dibantu oleh Fas-kab/ FT- Kab atau Tim Teknis PLTMH, perlu memberikan pelatihan kepada angg ot a Tim Pemelihara atau yang ditunjuk pada waktu pelaksanaan program hampir selesai. Dalam pelat ihan tersebut, masyarakat diberi penjelasan me nge nai kepentin gan peme liharaan, organisasi pengelola dan pemeliharaan, dan te knik-tek nik yang diguna kan dalam pemeliharaan. Pelatihan juga dilakukan denga n pra ktik di lapangan aga r materi pelatihan lebih dapat dipahami.

PTO Kegia ta n PLTMH - PNPM LMP

11

AB 4

PE GENDALIA N
Pengendalian terhadap kegiatan PLTIVIH pada prinsipnya mengikuti mekanisme pengendalian yang ada di PNPM MP dan PNPM LMP, yaitu meliputi keg iatan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan serta tindak lanjutnya.

4 . 1. Pe m a nt a uan dan

Pe n g awa s a ~

Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengumpulan informasi dan mengamati perkembangan pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan apakah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan . Tujuan pemantauan dan pengawasan juga untuk memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prinsip dan prosedur PNPM MP dan PNPM LMP, melihat kinerja semua pelaku serta melakukan identifikasi dan mengantisipasi timbulnya permasalahan. Hasil dari kegiatan pemantauan dan pengawasan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan. Hasil pemantauan ini menjadi masukan untuk evaluasi terhadap pelaksanaan program maupun dasar pembinaan kepada para pelaku dan masyarakat. Pemantauan dan pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap pelaku kegiatan, yaitu: masyarakat, aparat pemerintahan di berbagai tingkatan, konsultan, fasilitator, LSM, wartawan, lembaga donor, dan lain-lain. Jenis Kegiatan pemantauan meliputi:

Pemantauan dan pen gaw a sa n Parti sipat if oleh Masyarakat


Adalah pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Masyarakat adalah pemilik proses dari suatu kegiatan program, dan mereka bertanggung jawab untuk memantau dan mengawasi proses kegiatan program. Masyarakat diberi kesempatan untuk memilih dan membentuk kelompokjtim khusus yang akan melakukan pemantauan dan pengawasan melalui forum musyawarah desa. Semua anggota kelompok berasal dari masyarakat desa dan bekerja secara sukarela demi kepentingan masyarakat. Diharapkan anggota tim in i terdiri dari warga dusun yang ada serta merupakan tokoh agamajadatjmasyarakat setempat. Mereka mewakili masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan PLTMH di desanya.

Pemantauan da n Pe m eriksaa n oleh Pemerintah


Dana untuk kegiatan PLTMH adalah dana hibah yang merupakan bagian dari pemerintah bertanggung jawab untuk anggaran belanja negara, sehingga memastikan bahwa penggunaannya berjalan sesuai prinsip dan prosedur serta dipakai sebagaimana mestinya. Semua pegawai pemerintah yang terlibat dalam kegiatan PI\JPIV1 MPjPNPM LMP (Tim Koordinasi, Bupati, Camat, Kepala Desa, PjOK, dan lain-lain) mempunyai tugas untuk memantau kegiatan PLTMH ini.

12

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

Pemantauan oleh Pihak Lain


Pemantauan yang dilakukan secara independen, oleh organisasi atau pihak lain sehingga program bisa menerima sudut pandang yang berbeda, yaitu pihak independen yang mungkin memiliki pandangan lebih obyektif atau sudut pandang yang berbeda dari para pelaksana program. Pemantauan eksternal dilakukan antara lain oleh DPR/DPRD, LSM, dan wartawan. Dengan adanya keberadaan pemantau dari pihak lain bersama pelaku-pelaku kegiatan PLTMH, diharapkan akan terjadi sinergi yang mendorong terjadinya forum lintas pelaku dalam rangka pembelajaran program pernberdayaan masyarakat.

4.2. Audit dan Pe me riksa a n Keuang an Pemeriksaan Rutin


Pemeriksaan rutin dilakukan oleh FK/Fr/FK-L atau Pendamping Lokal pada setiap kunjungan ke desa untuk memerlksa proses pelaksanaan kegiatan serta pengelolaan dananya. Hasil pemeriksaan rutin dibahas bersama TPK, kemudian mereka diberi saran-saran perbaikan yang ditulis dalam buku bimbingan.

Audit Interna l
Audit internal dilakukan oleh KM- Propinsi, dan KM-Nas. PNPM MP. Audit internal meliputi pemeriksaan/penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan PLTM H, termasuk di dalamnya kinerja fasilitator dan penanganan masalah. Kegiatan ini dapat juga dengan melibatkan fa silitator dari lokasi kecamatan lain yang berbeda dengan kecamatan yang akan dia udit (audit silang). Mengenai mekanisme, indikator, parameter dan langkah kerja da lam keg iat an audit internal ini mengikuti panduan yang ada di PI\IPM MP.

Pemeriksaan Eksternal St ruktural


Pemeriksaan eksternal struktural secara resmi akan dilaksanakan oleh BPKP sebagai auditor yang telah ditetapkan dalam Grant Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor (Bank Dunia). Auditor dapat bekerja sama dengan Badan Pengawas Daerah (Bawasda).

4.3. Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengembangan PLTIVl H dapat dilakukan pad a saat selesainya suatu tahapan kegiatan atau pada saat berakhirnya satu fase program. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya, termasuk di dalamnya adalah kinerja para pelaku. Sedangkan pada akhir program, evaluasi lebih ditujukan untuk melihat dampak program. Hasil dari pemantauan, pemeriksaan dan pengawasan dapat dijadikan dasar dalam evaluasi pelaksanaan program di desa maupun di kecamatan. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi. Apabila dari hasil penilaian isi laporan dinyatakan terjadi penyimpangan dari rencana, kriteria, atau standar yang ditentukan, maka dilakukan pengecekan ke lapangan, melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya.

PTO Kegiatan PLTM H - PNPM LMP

13

Sementara itu, kegiatan evaluasi juga dapat dilakukan pada saat tertentu (bisa dilakukan di pertengahan atau pada akhir tahun program atau siklus). Hasil kegiatan evaluasi yang dilakukan perlu diketahui juga oleh pelaku-pelaku di lapangan. Indikator yang dipakai dalam evaluasi adalah sebagai berikut: Jumlah partisipasi masyarakat dalam pembangunan PLTMH, Jumlah sarana/prasarana umum yang dibangun sebagai dampak adanya PLTMH, Adanya peningkatan penghasilan masyarakat akibat pengaruh adanya listrik dari PLTMH yang dibangun, Jumlah kegiatan masyarakat desa yang terkait dengan perbaikan lingkungan dan sumber daya alam guna mendukung pelestarian PLTMH. Jumlah perdes yang rnendukunq kegiatan pengelolaan PLTMH ataupun pelestarian lingkungan dan sumber daya alam pada lokasi sasaran. Selanjutnya indikator, parameter, dan mekanisme evaluasi di atas akan dijabarkan lebih terperinci dalam panduan tersendiri.

4.4. Pela poran


Mekanisme pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan PLTMH dilakukan melalui jalur struktural dan jalur fungsional, sebagai upaya untuk mempercepat proses penyampaian data dan atau informasi dari lapangan atau desa ke tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi yang disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu : a. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, b. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan, c. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan, d. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan, e. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya, f. Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program. Sistem laporan dari TPK dibuat sederhana, mengingat keterbatasan kemampuan administratif TPK. Sistem laporan mengutamakan informasi yang akurat.

Pelaporan Jalur Struktural


Pelaporan jalur struktural melibatkan beberapa pihak baik sebagai pembuat maupun penerima laporan seperti Ketua TPK, PjOK, Camat, TK-PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten, Bupati, TK-PNPM Mandiri Perdesaan Propinsi dan TK-PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan Nasional cq. Sekretariat PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan Nasional, Direktorat SDA danTTG, Ditjen PMD, Depdagri. Mekanisme untuk pelaporan jalur struktural dilakukan secara berjenjang sebagai berikut: a. Ketua TPK dengan bimbingan dari FK/FT/FK-L membuat laporan bulanan yang ditujukan kepada PjOK. b. PjOK dengan bantuan FK /FT/FK-L menelaah dan mengambil langkah-Iangkah yang diperlukan setelah menerima laporan dari ketua TPK. Selanjutnya PjOK

14

PTO Kegiatan PLTIVIH - PNPM LMP

menyusun dan membuat laporan bulanan yang ditujukan kepada Bupati c.q TK PNPM Mandiri Perde saan Kabupat en dengan tembusan kepada Camat dan arsip. c. Ketua TK PN PM Mandi ri Perdesaan kabupat en berdasarkan laporan dari PjOK, hasil-hasil rapat evaluasi, dan kun j ungan atau monitoring ke lapangan menyusun dan me m buat laporan t ri wulan yang disam paikan kepada Gubernur c. q. TK PNPM Mand iri Perdesaan Provin si dengan tembusan kepada Bupati dan arsip. d. Ketua TK PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi menyusun rekapitulasi laporan triwulan dari set iap kab upate n di wilayahnya menjadi laporan triwulan TK PNPM Mandiri Perdesa an Propins i .yang disampaikan kepada TK PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan Pusat c.q. Sekretariat PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan, Direktorat SDA danTIG , Ditj en PMD, Depdagri, dengan tembusan kepada Gubernur dan ars ip. e. Dalam ha l ya ng di pandang perlu untuk di laporkan secara men desak atau bersifat khusus , dapat dila kukan di luar mekanisme la poran be rkala yang bentuk format laporan dan wa kt unya pelaorannya bebas.

Pel aporan Jalur Fungsional


Pelaporan jalur fu ngsional akan melibat kan beberapa pihak baik sebagai pembuat maupun penerima lapo ran sepert i FK / FT/ FK- L , Fas-Kab, KM -Prov, dan Tim KM Nasional di Pusat. Mekanism e pelaporan jalur fungsional dilaksanakan secara berjenjang sebagai beri ku t: a FK/FT/FK-L rnem buat sat u laporan bulanan setiap tanggal 5 tentang perkemba ngan pela ksanaan kegiatan PNPM MP termasuk kegiatan PLTMH di kecamatannya yang dibu at dalam 4 (ti ga) rangkap . Laporan ditujukan kepada Fas-kab atau Konsult an PNPM LMP di kabupaten yang selanjutnya akan diteruskan kepada KM- Pro pinsi dengan tembusan disampaikan kepada PjOK dan arsip. KM-Prov akan mengelola seluruh data dan inform asi baik dari laporan Fas-Kab, hasil koordinasi dengan bebe rapa piha k, dan hasil kunjungan ke lapangan. Selanj ut nya harus diam bil langka h- Iangkah yang dipandang perlu serta menuangkan nya menj adi laporan bula nan yang disampaikan kepada Ketua Tim KM-Nas pada setiap ta nggal 10 denga n tembusan kepada TK-PNPM Mandiri Perdesaan Propinsi dan ar sip. Ketua Tim KM- Nas m elaporka n kepada Sat ker PI\IPM LMP Pusat, Direktorat SDA dan TIG, Ditjen PMD, Depdagri, meng enai perkembangan pelaksanaan seluruh kegiatan PLTMH sert a perm asalahan yang memerlukan tindak lanjut. Laporan disampa ikan kepada Satker seti ap tan ggal 15. Tim Teknis PLTM H memberikan laporan perkembangan pembangunan secara berkala untuk setiap pem bangunan PLTMH kepada Satker PNPM LMP Pusat, Direktorat SDA dan TIG, Ditjen PM D, Depda gr i. Dalam hal yang bers ifat mendesak dan khusus, semua unsur dapat membuat dan menyampaikan lapora n secara ins identil di luar jadwal laporan berkala.

PTO Kegiata n PLTMH - PNPM LM P

15

4.5. Penanganan Pengaduan dan Masalah

Penanganan pengaduan dan masalah merupakan bagian dari tindak lanjut hasil kegiatan pemantauan, pengawasan dan pemeriksaan. Setiap pengaduan dan keluhan yang muncul dari masyarakat atau pihak manapun yang berkompeten melakukan pemantauan, pengawasan, dan pemeriksaan harus segera ditanggapi secara serius dan proposional serta cepat. Munculnya pengaduan terhadap pelaksanaan kegiatan merupakan wujud pengawasan oleh masyarakat. Pengaduan terhadap pelaksanaan PLTMH dapat dilakukan melalui: a Surat/berita langsung/SMS/email kepada FK/FT/FK-L, Fas-Kab maupun tenaga KM-Provinsi. b Surat/berlta langsung/SMS/email kepada aparat pemerintahan yang terkait, seperti PjOK dan Tim Koordinasi PNPM fVIP. c Pemantau kegiatan PNPM MP dan PNPM L1"1P, termasuk wartawan dan LSM.

Dalam menangani setiap pengaduan dan permasalahan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip : a b


Rahasia. Iidentitas yang melaporkan (pelapor) pengaduan harus dirahasiakan. Berjenjang, Semua pengaduan ditangani pertama kali oleh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan setempat. Jadi bila permasalahan muncul di tingkat desa, maka pertama kali yang bertanggung jawab untuk menanganinya adalah masyarakat desa tersebut difasilitasi oleh PJOK, FK/FT/FK-L, pendarnping lokal, Kader Desa, dan Kepala Desa. Pelaku di jenjang atasnya memantau perkembangan penanganan. Bila pelaku di tempat tidak berhasil menangani pengaduan, maka pelaku di jenjang atasnya memberi rekomendasi penyelesaian atau bahkan turut memfasilitasi proses penyelesaiannya. Transparan dan Partisipatif. Sejauh mungkin masyarakat harus diberitahu dan dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan terhadap masalah yang ada di wilayahnya dengan difasilitasi oleh fasilitator. Sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan PLTI"1H, masyarakat harus disadarkan untuk selalu mengendalikan jalannya kegiatan. Proporsional. Penanganan sesuai dengan cakupan kasusnya. Jika kasusnya hanya berkaitan dengan prosedur, maka penanganannya pun harus pada tingkatan prosedur saja. Jika permasalahannya berkaitan dengan prosedur dan pengaduan dana, maka masalah atau kasus yang ditangani tidak hanya masalah prosedur atau penyalahgunaan dana saja. Objektif. Sedapat mungkin dalam penanganan pengaduan, ditangani secara objektif. Artinya pengaduan-pengaduan yang muncul harus selalu diujl kebenarannya, melalui mekanisme uji silang. Sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan berdasarkan pem ihakan salah satu pihak, melainkan pemihakan pada prosedur yang seharusnya.

16

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

BAB 5
PEN UTUP

Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan PLTMH ini adalah materi tambahan / supplemen dari PTO PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan dan berlaku sejak ditetapkan sampai dengan adanya penyempurnaan lebi h laj ut . Hal teknis lain yang belum diatur dan ditul is dalam Petunjuk Teknis ini selanjutnya akan dituangkan dalam dokumen pelengkap lainnya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PTO PNPM LMP.

PTO Kegiatan PLTMH - PNPM LMP

17

Anda mungkin juga menyukai