Anda di halaman 1dari 9

GIZI DAN TERAPI DIET

KEBUTUHAN GIZI PADA KELOMPOK RENTAN ( LANSIA)

Kelompok Havita Nirmala S Nur Annisa Fitri Raudatul Jannah Rizky Wahyu W. I1B119932

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata kuliah Gizi dan Terapi Diet sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya. Kami memohon maaf jika selama ini ada tingkah laku kami yang kurang berkenan di hati. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru,

Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 1.4 Manfaat ........................................................................................................ BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... BAB III PENUTUP ........................................................................................... 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 3.2 Saran ............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari : a. Kelompok bayi : 0-1 tahun b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun d. Kelompok remaja : 13-20 tahun e. Kelompok ibu hamil dan menyusui. f. Kelompok usia lanjut Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini mengalami kelainan gizi. Keberhasilan pembangunan, terutama di bidang kesehatan secara tidak langsung telah menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk, serta meningkatkan usia harapan hidup (angka harapan hidup Indonesia di tahun 1967 kira-kira 45,73 meningkat menjadi 61,49 pada tahun 1990). Meskipun tidak sekaligus, berarti peningkatan mutu kehidupan yang pada gilirannya menimbulkan perubahan struktur penduduk ,dan sekaligus menambah jumlah penduduk berusia lanjut. Pada tahun 1971, jumlah penduduk berusia 65 tahun baru menyentuh angka 2,98 juta, meningkat menjadi 6,96 juta ditahun 1990. Seiring denga berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yag cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Perlahan tapi pasti masalah lansia mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi logis terhadap berhasilnya pembangunan, yaitu bertambahnya usia harapan hidup dan banyaknya jumlah lansia di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan dan kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya , keluarga, maupun masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan Tujuan disusunnya makalah ini adalah ; 1. 2. 3. Untuk menambah pengetahuan dalam bidang gizi terutama pada kelompok lanjut usia. Untuk mengetahui masalah kesehatan dan status gizi pada kelompok usia lanjut. Untuk mengetahui upaya perbaikan gizi pada lansia

1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan atau batasan karakteristik mengenai lanjut usia ? 2. Masalah apa saja yang dihadapi Lansia terkait dengan gizi ? 3. Bagaimana kebutuhan Gizi pada kelompok lanjut usia?

1.4 Manfaat Manfaat disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai gizi pada klien umumnya dan menambah pengetahuan mahasiswa keperawatan pada khususnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun keatas. Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun), dan older elderly (75 tahun. Sementara Munro dkk. (1987) mengelompokkan older elderly kedalam 2 bagian, yaitu usia 75-84 tahun dan 85 tahun di Indonesia,M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur diatas 60 tahun. Jika mengacu pada usia pension, lansia adalah mereka yang telah berusia diatas 56 tahun. Dari sini kemudian muncul istilah Lansia Risiko Tinggi( high risk elderly) dengan criteria (a) usia diatas 80 tahun,(hidup sendiri)

2.2. Masalah Gizi pada Lansia Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi besi. Defisiensi zat gizi mempunyai dampak terhadap penurunan kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh. Masalah gizi yang sering dialami lansia adalah : 1. Kegemukan (obesitas). Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, terutama makan yang banyak mengandung lemak, protein, dan karbohidrat yang tidak sesuai denga kebutuhan. Proses metabolism yag menurun pada lansia bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik, maka kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kegemukan. Kegemukan merupakan faktor pencetus berbagai penyakit seperti jantung koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi. 2. Tulang keropos (osteoporosis) 3. Anemia 4. Gout 5. Kekurangan Energi Kronis 2.3. Pemantauan Status Nutrisi 1. Penimbangan Berat Badan a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa : Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100) Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus : Berat badan ideal = TB dalam cm 100 Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang 2. Kekurangan kalori protein Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat. 3. Kekurangan vitamin D Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

2.4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia 1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. 2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. 3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. 4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. 5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. 6. Penyerapan makanan di usus menurun.

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari KOMPOSISI Energi (kal) Protein (gram) Vitamin A (RE) LAKILAKI 1960 50 600 PEREMPUAN 1700 44 700

Thiamin (mg) 0,8 0,7 Riboflavin (mg) 1,0 0,9 Niasin (mg) 8,6 7,5 Vitamin B12 (mg) 1 1 Asam folat (mcg) 170 150 Vitamin C (mg) 40 30 Kalsium (mg) 500 500 Fosfor (mg) 500 450 Besi (mg) 13 16 Seng (mg) 15 15 Iodium (mcg) 150 150 KELOMPOK JENIS PANGAN JUMLAH PORSI MAKANAN PER PORSI DALAM SEHARI LAKIPEREMPUAN LAKI Bahan pokok Nasi 3 2 (1 piring=200 gr) Daging (1 ptg=50gr)

Lauk pauk

1,5 5

2 4 1,5

Sayuran

Tahu (1 ptg=25 gr) Bayam 1,5

(1 mgk=100 gr) Buah-buahan Pepaya (1 ptg=100 gr) Skim (1 gls=100 gr)

susu

Menu untuk manula dalam sehari WAKTU Pagi Selingan Siang MENU Roti-telur-susu Papais Nasi Semur Pepes tahu Sayur bayam Pisang Kolak pisang Mie baso Pepaya PORSI 1 tangkep 1 gelas 2 bungkus 1 piring 1 potong 1 bungkus 1 mangkok 1 buah 1 mangkok 1 mangkok 1 buah

Selingan Malam

BAB III PENUTUP

III.1 Simpulan Simpulan dari makalah ini adalah: III.2 Saran Saran untuk makalah selanjutnya sebaiknya memakai lebih banyak referensi terbaru dan lebih luas mencakup bahasan tentang status gizi pada kelompok lanjut usia secara umum agar dapat lebih aplikatif lagi di masyarakat umum, khususnya mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta: EGC. 2. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. 3. Anonymous. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Direktorat gizi masyarakat DJBKM Depkes RI. 4.

Anda mungkin juga menyukai