Anda di halaman 1dari 4

Konsep diri dan Hal -Hal yang Mempengaruhi Konsep Diri pada Lansia

Oleh: Amalul Fadly Hasibuan, 0906510615

A. Konsep Diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sunden, 1995). Konsep diri adalah pendapat individu mengenai diri seendiri yang terdapat dalam pikiran seserang berdasarkan observasi diri pribadi dalam situasi yang berbeda beda (Burns, 1993). Dari kedua pendapat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa konsep diri merupakan penilaian terhadap diri sendiri berdasarkan pengalaman dan penilaian terhadap diri sendiri yang dipengaruhi banyak factor baik lingkungan, maupun dari dalam diri sendiri dan mempengaruhi individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari lima komponen yang mempengaruhi konsep diri setiap individu. Kelima komponen ini sangat berperan dalam menentukan apakah konsep diri seorang individu baik atau mengalami gangguan. Ke- lima komponen tersebut adalah Gambaran diri, ideal diri, harga diri, penampilan diri, dan identitas diri. 1. Gambaran diri Sekumpulan sikap yang disadari ataupun tidak disadari individu terhadap tubuhnya. Citra tubuh merupakan persepsi aat ini berdasarkan masa lalu 2. Ideal Diri Merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia harus bersikap berdasarkan standar diri, aspirasi, ujuan, atau nilai tertentu 3. Harga diri Penilaian pribadi individu tentang kelayakan dirinya, yang diperoleh dengan cara menganalisis sejauh mana individu memenuhi ideal diri nya. Harga diri yang tinggi merupakan perasaan yang berakar pada penerimaan diri tanpa syarat tanpa memandang kesalahan, kekalahan, dan kegagalan sebagai seorang manusia yang berharga dan penting sejak lahir.
4. Penampilan peran

Merupakan sekumpulan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan yang berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok social. Peran yang didapat individu merupakan peran yang dijalani tanpa adanya pilihan lain. Peran yang di emban adalah peran yang dipilih idividu. 5. Identitas diri merupakan prinsip yang mengatur kepribadian, keutuhan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan yang dimiliki oleh individu. Identitas diri berkonotasi otonomi dan meliputi persepsi diri tentang seksualitas. Pembentukan identitas dimulai sejak masa bayi dan terus berlanjut sepanjang hidup yang merupakan tugas perkembangan remaja. B. Faktor Faktor yang mempengaruhi Konsep diri pada Lanjut Usia Lanjut usia merupakan anugerah tuhan terhadap individu berupa diberikan umur panjang. Menurut Undang undang no.13 tahun 1998 yang dikategorikan lansia merupakan kelompok individu diatas usia 60 tahun. Menurut smith dan smith (1999) lansia dibagi kedalam tiga kategori yaitu young old (65-74 tahun), middle old (75-84 tahun), dan old old (lebih dari 85 thun). Kelompok individu usia lanjut mengalami penurunan penurunan kondisi fisiologis maupun psikologis serta interaksi social yang terkadang banyak orang menganggap tugas tugas perkembangan mereka sudah selesai. Lansia biasanya merenungkan hakikat hidu dengan lebih intensif mendekatkan diri pada Tuahn. Konsep diri menurut stuart dan suden (1995) konsep diri dipengaruhi oleh tiga Faktor yaitu teory perkembangan, significant Other, dan self Perception. 1. Teori Perkembangan Konsep diri berkembang bertahap sejak lahir seperti mulai engenal diri nya dan orang lain. Individu berkembang melalui eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, budaya, huungan personal, kemampuann pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasikan potensi diri secara nyata. 2. Significant Others Konsep diri dipelajari melalui orang yang paling penting ataupun terdekat melalui kontak dan pengalaman. Belajar dengan melihat diri orang lain yang dianggap role model. Anak anak biasanya sangat dipengaruhi teman temnnya, remaja oleh kelompoknya. Pengaruh orang dekat ataupun penting akan mempengaruhi konsep diri seseorang sepanjang hidup.

3. Self perception Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaian individu terhadap pengalama dan situasi tertentu. Konsep diri individu bias positif maupun negative tergantng penilaian individu teresebut. Perubahan Konsep diri lansia dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat dibagi menjadi factor predisposisi dan factor presipitasi.
1. Faktor presiposisi: merupakan factor yang datang dari dalam diri individu tersebut

seperti actor yang mempengaruhi harga diri, factor yang mempengaruhi penampilan diri/ peran dan Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
2. Faktor Presipitasi: merupakan factor dari lingkungan yang mempengaruhi individu.

Situasi yang tidak dapat dihadapi individu ataupun stressor biasnya menyebabkann masalah husus pada konsep diri. Stressor stressor tersebut berupa stressor yang mempengruhi gambaran diri, harga diri dan ideal diri, Pada kasus kakek B yang ditinggal oleh istrinya mengalami gangguan konsep diri karean disebabkan oleh factor presipitasi berupa stressor kehilangan istri yang telah menemani nya bertahun tahun dan anak anaknya yang kurang memperhatikannya karena harus pergi pagi dan pulang malam hari untuk bekerja . stressor tersebut menyebabkan kakek B mengalami gangguan pada Harga diri peran diri, yang berefek pada penampilan diri kakek B seperti menggunakan baju dan sarung yang tidak rapi, tercium bau yang kurang sedap. Kakek B kemunginan merasa harga dirinya sudah tidak begitu berharga lagi dengan berpulangnya iistrinya. Istri Kakek B pasti memiliki hubungan emosional yang sangat dalam karena telah bersama dalam waktu yang panjang sehingga saat istrinya meninggal kakek B belum siap. Factor anak- anak nya yang kurang memperhatikannya juga mempengaruhi harga diri kakek B semakin rendah. Manusia pada umumnya ingin dihargai. Salah satunya adalah dengan berinteraksi saat anak kakek B pergi pagi - pulang malam otomotis kakek B tidak berinteraksi dengan anaknya. Peran diri kakek B juga menjadi negative saat ditinggal istrinya. Peran diri di masyarakat memang sudah lama berhenti dengan usianya yang semakin tua. Namun peran dirinya sebagai suami bagi istrinya memberikan tekanan yang tidak dapat diatasi dengan baik oleh kakek B.

Ganguan Citra tubuh pada bapak B disebabkan oleh Faktor kehilangan istrinya. Citra tubuh kakek B dilihat dari organ tubuh tidak mengalami gangguan, kakek B mengalami gangguan citra tubuh pada cara berpakaian dan merawat diri.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai