Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyakit mata yang sangat dikenal masyarakat saat ini. Kekeruhan lensa kristalina dinamakan katarak, dimana kekeruhan ini terjadi akibat hidrasi-hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. 1,3 Istilah katarak berasal dari kata Yunani Katarrakhies yang berarti air terjun. Mungkin sekali karena pasien katarak seakan akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepannya. 4 Katarak adalah kekeruhan lensa. Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat dan meinmbulkan kebutaan. Namun katarak pada stadium perkembangannya yang paling dini dapat diketahui melalui pupil yang dilatasi maksimal dengan oftalmoskop. semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun. 1,3 Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium : stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur.5 Keluhan-keluhan pada katarak senilis pada umumnya berupa

penurunan ketajaman penglihatan (visus yang menurun) yang dapat terjadi secara cepat ataupun perlahan-lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan

adalah melihat bintik-bintik hitam pada lapangan pandang, melihat dua atau lebih bayangan (diplopia atau poliopia).3 Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan opthalmoskop.6 Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa berdasarkan stadium. Oleh karena katarak senilis tidak dapat dicegah timbulnya dan tidak menurun dengan perbaikan gizi, hygiene dan sanitasi, maka tindakan pembedahan merupakan satu-satunya pertolongan untuk mencegah kebutaan.1,3 Teknik Pembedahan terbagi atas ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) dan ekstrasi katarak intra kapsuler (EKIK).7,8 Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus katarak senilis stadium matur OS yang ditemukan di poliklinik bagian mata RSUP Manado.

LAPORAN KASUS Seorang penderita laki-laki, 70 tahun, suku Minahasa, agama Kristen Protestan, pekerjaan swasta, alamat Jalan Salak Raya Perum Perumnas Paniki, datang ke poliklinik bagian mata RSUP Kandou dengan keluhan utama mata kiri kabur. Mata sebelah kiri kabur dialami penderita sejak 2 tahun yang lalu. Penglihatan berkurang terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya penderita hanya dapat melihat cahaya saja. Kadang-kadang penderita melihat

bayangan seperti berawan di depannya dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada lapangan pandangnya. Jika penderita memaksakan diri untuk melihat, penderita merasa kepalanya sakit dan matanya pedih. Riwayat trauma pada mata, sakit gula, tekanan darah tinggi dan jantung disangkal penderita. Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis, keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis, tensi 130/90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,80C, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen datar lemas, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, udema tidak ada. Pada pemeriksaan status opthalmologis subjektif ditemukan VOD 6/60, VOS 1/300, tes konfrontasi pada kedua mata baik, proyeksi cahaya pada keempat kuadran baik. Pada pemeriksaan obyektif terlihat kekeruhan lensa, berwarna putih pada mata kiri, mata kanan normal. 1. Penyinaran dari samping oblicus illumination nampak COA normal pada ODS iris shadow negatif pada OS, positif pada OD. 2. Pemeriksaan dengan opthalmoskop nampak refleks fundus OS negatif, OD positif uniform. Lensa OS berwarna hitam tanpa latar belakang merah

jingga (keruh menyeluruh). Sedangkan pada lensa OD nampak berwarna merah jingga.

3. Pemeriksaan dengan slit lamp nampak COA normal ODS, lensa OS keruh menyeluruh. Dengan tonometer Schiotz diperoleh TIOD 14,6 mmHg, TIOS 14,6 mmHg. Pemeriksaan laboratorium : Hb: 14,8 mg%, Leukosit: 8500,

Trombosit: 208.000, GDP: 97 mg%, Cloting Time: 730, Bleeding Time: 130, EKG: dalam batas normal. Diagnosa kerja adalah Katarak Senilis Stadium Matur OS dan dianjurkan operasi dengan cara Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK) dan pemasangan intra okuler lensa (IOL).

FOLLOW UP 10 - 8 - 2012 S : Mata kiri kabur berkurang O : St. generalis : dalam batas normal. St. oftalmikus : VOD: 6/60 VOS : 4/60 TIOD 14,6 mmHg TIOS : tde VOS : Inspeksi : palpebra hematom (-) konjungtiva hiperemis (+) kornea jernih

COA cukup dalam Lensa pseudo A : Post EKEK + IOL hari ke I P : - Ciprofloxacin 2 x 500 mg - Antalgin 3 x 1 tab - Prednison 3 x 2 - Tobrosom 1gtt/ 3 jam - Penderita boleh pulang, kontrol di Poli Mata.

DISKUSI Diagnosa katarak senilis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan mata. Dari anamnesa didapatkan penderita berusia 70 tahun. MRS dengan keluhan mata kiri kabur. Mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu. Penglihatan kabur ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya dapat melihat

cahaya saja. Kadang-kadang penderita melihat bayangan seperti berawan di depannya, dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada lapangan pandangnya. Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana dikatakan bahwa keluhan yang umumnya didapat yaitu pandangan yang kabur/berawan dan terdapat bintik-bintik hitam pada lapang pandang penderita.3 Usia penderita

yang sudah lanjut (70 tahun) dan adanya penyangkalan penderita terhadap riwayat trauma pada mata, sakit gula, tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan pada pemeriksaan ditemukan TD : 130/90 mmHg, GDS 97 mg%, hasil EKG dalam batas normal maka kasus ini digolongkan pada Katarak Senilis. Pada pemeriksaan subjektif didapatkan VOD 6/60, VOS 1/300. Pada pemeriksaan objektif kekeruhan lensa OS warna putih terutama pada mata kiri. Pada penyinaran dari samping dengan senter didapatkan COA normal pada OD dan OS, iris shadow negatif pada OS oleh karena lensanya telah keruh menyeluruh, sedangkan pada OD iris shadow positif. Dengan slit lamp terlihat COA normal pada OD dan OS lensa, OS keruh menyeluruh. Jadi berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan di atas dikatakan bahwa katarak yang terjadi pada penderita ini adalah stadium matur OS dan dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan pemasangan IOL. Dengan operasi diharapkan masih dapat mencegah kebutaan total dan memperbaikai visus penderita. Suatu operasi katarak bertujuan mengangkat atau mengeluarkan lensa yang telah keruh sehingga menghalangi

penglihatan. Pada prinsipnya ada 2 bentuk pembedahan yaitu ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK) dan ekstraksi katarak intra kapsuler (EKIK).7,8 Operasi yang dilakukan pada kasus ini adalah ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK).

Pada EKIK Setelah lensa dikeluarkan, mata penderita perlu diberikan kacamata dengan tujuan agar objek yang dapat dilihat dapat jatuh tepat di retina. Adapun jenis lensa yang dipakai adalah kacamata katarak dengan kekuatan sferis positif 10 dioptri atau lensa kontak atau lensa implant intra okuler. 2,3 Pada pasien ini digunakan lensa implant intra okuler dengan ukuran sebesar positif 21 dioptri. Prognosa pada kasus ini adalah baik karena telah dilakukan pembedahan.

PENUTUP Demikianlah telah dibahas suatu laporan kasus dengan judul Katarak Senilis Stadium Matur OS dengan Pemasangan IOL pada penderita pria berumur 70 tahun yang dirawat di RSUP Malalayang Manado.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, Katarak, Dalam : Penuntun Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 1998.

Jakarta,

2. Mandang J. H. A, Katarak, Dalam : Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, FK Unsrat Manado, 1981 : 24-31. 3. Mandang J. H. A, Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, Dalam :

Penyakit Mata Utama di Indonesia dan Penanggulangannya, FK Unsrat Manado, 1982 : 55-58. 4. Ilyas S, Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah, Penyakit Mata, FK Unsrat Manado, 1997 : 207-18. Dalam : Ilmu

5. Wijaya N, Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata, FK UI Jakarta, 1990 : 40-72. 6. Weinggeist Th, Liesegang Th, Slamovist Th, Lens and Catarac, In : Basic and Clinical Science Course Sect. II American Academy of Ophtalmology, 1997 : 40-72. 7. Hariono B, Lensa, Dalam : Buku Panduan Oftalmologi Jilid II, Binarupa Aksara, Jakarta, 1993 : 153-6. 8. The Italian American Cataract Study Group, American journal og Ophtalmology, vol. 118, No. 15:14.

Anda mungkin juga menyukai