Anda di halaman 1dari 8

Kista Duktus Tiroglossus

Kista duktus tiroglossus merupakan kista yang terbentuk dari duktus tiroglossus yang menetap sepanjang alur penurunan kelenjar tiroid, yaitu dari foramen sekum sampai kelenjar tiroid bagian superior di depan trakea. Kista duktus tiroglossus merupakan kasus terbanyak dari kista nonodontogenik di leher, 70% dari kelainan kongenital di leher, dan sekitar 2-4% dari semua massa di leher. Kista duktus tiroglossus dihasilkan dari retensi traktus epitelial diantara glandula tiroid dan asal kista duktus tiroglossus dari foramen caecum. Pembentukan kista kemungkinan dihasilkan dari produksi mukus yang simultan oleh glandula yang ada di dalam duktus. Beberapa penulis memandang lesi sebagai anomali perkembangan. Kista duktus tiroglossus umumnya dihubungkan dengan umur muda, 2-3 kasus terdapat pada dekade pertama kehidupan. Lesi biasanya muncul sebagai nyeri lunak pada midline atau paramidline dari leher. Deskripsi klasik dari lesi tersebut adalah massa lunak tidak nyeri sepanjang midline leher yang muncul dengan deglutition atau penonjolan lidah. Sifat lesinya menekan dan ukurannya berfluktuasi. Jika duktus ini terbungkus dengan tulang hioid, hal ini bisa tidak tampak pergerakan dengan penonjolan lidah atau menelan. 1,2 Epidemiologi Kista duktus tiroglossus lebih sering terjadi pada anak-anak, walaupun dapat ditemukan di semua usia. Predileksi umur terbanyak antara umur 0-20 tahun yaitu 52%, umur sampai 5 tahun terdapat 38%. Sistrunk (1920) melaporkan 31 kasus dari 86.000 pasien anak. Tidak terdapat perbedaan resiko terjadinya kista berdasarkan jenis kelamin dan umur yang bisa didapat dari lahir sampai 70 tahun, rata-rata pada usia 5,5 tahun. Penulis lain mengatakan predileksi usia kurang dari 10 tahun sebesar 31,5%, pada dekade ke dua 20,4%, dekade ke tiga 13,5% dan usia lebih dari 30 tahun sebesar 34,6%. Waddell mendapatkan 28 kasus kista duktus tiroglossus secara histologik dari 61 pasien yang diduga menderita kista tersebut. Tri D dkk melaporkan 8 kasus kista duktus tiroglossus dari 1983-1985 di RS Kariadi Semarang. 1,2 Kista duktus tiroglossus dapat tumbuh di mana saja di garis tengah leher, sepanjang jalur bebas duktus tiroglossus mulai dari dasar lidah sampai batas atas kelenjar tiroid. Lokasi yang sering adalah : intralingual : 2,1%, suprahioid 24,1%, tirohioid 60,9% suprasternal 12,9%, Sedangkan Ward mendapatkan dari 72 pasien dengan kista duktus tiroglossus, lokasinya terdapat di : submental : 2, suprahioid : 18, transhioid : 2, infrahioid : 43, suprasternal : 3. Hanlon mendapatkan 1 kasus kista duktus tiroglossus yang lokasinya jauh ke lateral.1,2 Anatomi Pada embrio glandula tiroid yang rudimenter berpindah tempat dari dasar lidah ke leher. Traktus tiroglossus mengikuti garis perpindahan: kista dapat muncul pada beberapa tempat dari traktus ini diantara dasar lidah dan glandula tiroid.

Secara embriologi, tiroid berkembang sebagai suatu penebalan lapisan endoderm yang menghasilkan divertikulum pada lantai faring antara celah pertama dengan kedua. Kelenjar tiroid, walaupun lokasinya berada di bagian bawah leher mengelilingi trakea, awalnya timbul dari mulut di belakang lidah kemudian bergerak turun sepanjang leher selama perkembangan. Awalnya, perkembangan tiroid berhubungan erat dengan perkembangan arkus aorta. Pada proses embriologi, divertikulum tiroid turun ke leher bagian anterior. Hubungan ke foramen caecum pada pangkal lidah berkembang menjadi duktus tiroglossus sampai tiroid mencapai tempat terakhirnya di depan trakea. Bagian atas dari duktus tiroglossus kemudian menghilang pada minggu 5-9 pada masa intrauterina, walaupun bagian bawah dari duktus dapat permanen sebagai lobus pyramidal dari tiroid. Duktus tiroglossus biasanya akan menghilang setelah glandula tiroid mencapai perkembangan yang sempurna. Namun pada beberapa keadaan duktus tiroglossus masih bisa ditemukan yang berkembang sebagai kista yang terjadi pada sisa-sisa embriologi tiroid normal. Beberapa variasi bentuk tiroid, di antaranya : 4

Hilangnya istmus tiroid. Kedua lobus lateral bersatu dengan lobus piramidal. Lobus piramidal berasal dari gabungan lobus kiri pada istmus Lobus piramidal berasal dari istmus tiroid Kelenjar tiroid aksesoris bisa didapatkan pada daerah trakea, kartilago tiroid, muskulus tiroidea, muskulus geniohioid, dan tulang hioid, berada dibawah dan diatas dari tulang hioid. Glandula tiroid aksesoris didapatkan pada muskulus krikotiroid. Lobus piramidal terdorong ke bagian kiri interior dari istmus Duktus tiroglossus persisten pada orang dewasa berada pada foramen sekum dari lidah.

Etiopatogenesis1,3 Terdapat dua teori yang dapat menyebabkan terjadinya kista duktus tiroglossus : a. Infeksi tenggorokan berulang akan merangsang sisa epitel traktus, sehingga mengalami degenerasi kistik. b. Obstruksi duktus tiroglossus akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sekret sehingga membentuk kista. Teori lain mengatakan, mengingat duktus tiroglossus terletak di antara beberapa kelenjar limfe di leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel duktus juga ikut meradang, sehingga terbentuklah kista. Kista duktus tiroglossus umumnya muncul pada dekade kedua dengan penampakan massa pada garis midline. Kista duktus tiroglossus adalah kista yang paling banyak

terjadi pada sisa-sisa embriologi leher dan kepala. Lokasinya pada dasar mulut adalah hasil bentukan dari embriologi tiroid normal. Tiroid menjadi bentuk premordial yang tersusun dari struktur epitel toraks, kemudian duktus tiroglossus akan terjadi pada kirakira minggu ketiga dari masa gestasi. Elongasi duktus berasal dari foramen sekum yang berlokasi di belakang barisan bentuk V dari papilla sirkumvallata pada dasar lidah. Duktus akan berpenetrasi sepanjang proses mesoderm dan turun sebagai divertikulum yang melewati dasar lidah dan otot milohioid menuju ke dasar mulut. Perpanjangan secara posterior dan superior terjadi pada regio tulang hioid sebelum penurunan berakhir dan duktus glandula tiroid akhirnya berlokasi pada dasar leher. Setelah minggu ke 7 masa gestasi, glandula tiroid akan melewati panjang normal dari duktus dan menempati posisi akhir. Migrasi dari glandula tiroid dapat berhenti di mana saja sepanjang rangkaian duktus tiroglossus. Bila duktus gagal bermigrasi dari glandula tiroid secara komplit maka perkembangannnya akan menjadi tiroid lingual di dasar mulut. Bila posisi glandula tiroid dalam posisi normal pada leher bawah maka bagian-bagian jaringan tiroid masih dapat ditemukan sepanjang rangkaiannya. Oleh karena duktus terdiri dari epitel sekretoris maka suatu kista dapat terbentuk dari bagian mana saja dari duktus tiroglossus yang gagal berinvolusi. Gejala dan Tanda-Tanda Klinik Kista duktus tiroglossus lebih sering didapatkan dengan palapasi pada daerah tengah leher atau pada bagian bawah dari tulang hioid. Kista duktus tiroglossus lebih sering ditemukan pada rentang umur antara 2 sampai 10 tahun. Angka kejadian pada laki-laki sama dengan perempuan. Hampir setengah dari kasus kista duktus tiroglossus tidak terdiagnosa sampai umur pasien dewasa. Infeksi merupakan faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya pembesaran kista.. Tanda- tanda yang biasa didapatkan pada kista duktus tiroglossus yaitu:5,6,7

Tampak adanya massa pada daerah tengah dari leher Biasanya kista ini tidak menimbulkan nyeri. Kista duktus tiroglossus akan bergerak naik apabila lidah dijulurkan atau dengan gerakan menelan. Konsistensi massa teraba kistik, berbatas tegas, bulat, mudah digerakkan, warna sama dengan kulit sekitarnya. Diameter kista berkisar antara 2-4 cm, kadang-kadang lebih besar Bila tejadi infeksi, maka benjolan akan terasa nyeri. Pasien akan mengeluh nyeri saat menelan dan kulit di atasnya berwarna merah. Infeksi ini biasanya berasal dari mulut yang menyebabkan sudden swelling

Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Yang harus dipikirkan pada setiap benjolan di garis tengah leher. Untuk fistula, diagnosis dapat ditegakkan dengan menggunakan suntikan cairan radiopak ke dalam saluran yang dicurigai dan dilakukan foto rontgen.2,7

Anamnesis Keluhan yang sering terjadi adalah adanya benjolan di garis tengah leher, dapat diatas di bawah tulang hioid. Benjolan membesar dan tidak menimbulkan rasa tertekan di tempat timbulnya kista. Kista duktus tiroglossus jarang timbul saat kelahiran. Dua pertiga dari kista tiroglossus akan timbul secara klinis pada masa kanak-kanak, kebanyakan pada umur 2-6 tahun sebagian besar kista duktus tiroglossus bersifat asimtomatik, namun keluhan yang terjadi adalah adanya benjolan di garis tengah leher. 1,8,14 Pemeriksaan Fisis Pada pemeriksaan fisis, kista duktus tiroglossus umumnya lunak, unilokular, benjolan disekitar atau pada tulang hioid, konsistensi massa teraba kistik, berbatas tegas, bulat, mudah digerakkan, tidak nyeri, warna sama dengan kulit sekitarnya dan nampak bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah.. diameter kista berkisar antara 2-4 cm, kadang-kadang lebih besar. Kista duktus tiroglossus dapat muncul pada setiap tempat pada midline leher di antara dasar lidah dan glandula tiroid. Secara khas, kista duktus tiroglossus adalah kista yang tidak nyeri dan lunak, jika terkena infeksi, menjadi bengkak dan kulit menjadi merah dan tegang, disertai disfagia, disfoni, drainase sinus, demam, atau pembesaran leher. Obstruksi jalan nafas sangat mungkin terjadi terutama pada kista intralingual.9,10,14 Pemeriksaan penunjang11 1. Foto polos Diperoleh gambaran radiopaq pada pemeriksaan foto polos leher pada bagian bawah leher pada regio hioid. Pada foto polos hanya dapat ditemukan kista duktus tiroglossus secara nonspesisfik. Lokasi massa biasanya anterior dari faring, hipofaring dan hubungan dengan tulang hioid biasanya dapat dilihat melalui foto lateral. 1. Ultrasonografi USG dapat membedakan antara komponen kistik dan komponen solid, teknik ini dapat mengkonfirmasikan gambaran klinik dari kista duktus tiroglossus dan menyingkirkan kemungkinan suatu massa tiroid yang padat. Gambaran yang dapat ditemukan berupa sebuah struktur kistik yang mengandung cairan dengan multipel ekhoik di dalamnya. 1. Skintigrafi Pengamatan melalui radioaktif iodin biasanya normal, akan tetapi dapat menunjukkan adanya jaringan tiroid ektopik yang serupa dengan kista duktus tiroglossus. Skintigrafi digunakan pada penatalaksanaan preoperasi jaringan tiroid normal yang dapat mencegah hipotiroidisme post operasi akibat eksisi seluruh fungsi jaringan tiroid yang berlokasi sepanjang duktus tiroglossus.

1. C-T Scan CT-Scan cukup membantu untuk mendiagnosis kista duktus tiroglossus dengan posisi yang sesuai dengan struktur anatomi. Gambaran tipe kista duktus tiroglossus pada CTScan sirkumskrip dengan lesi berbatas tegas. Kista duktus tiroglossus tampak sebagai jaringan yang halus, bulat, lesi pada midline. Densitas dari lesi dapat bervariasi, tetapi biasanya densitasnya kurang dari jaringan otot sekitar. Gambaran densitas nodul seperti lukisan di dalam kista duktus tiroglossus dapat merujuk pada suatu kemungkinan adanya karsinoma. Diagnosis Banding Kista dermoid 11,15 Kista dermoid adalah kelainan kongenital, terdapat pada kulit dan subkutis kebanyakan terdapat pada wajah, leher, dan kulit kepala biasanya terlihat pada saat lahir. Kista dermoid dapat juga ditemukan intrakranial, intraspinal atau perispinal. Intrakranial atau perispinal yang paling sering yang ditemukan pada bayi, anak-anak, atau remaja muda. Kista brankial 10 Kista brankial adalah kista epitelial kongenital yang muncul di bagian lateral leher dari gangguan penyerapan celah brankial kedua pada masa perkembangan embrio. Kebanyakan kista brankial asimptomatik, massa tidak nyeri pada leher anak-anak atau pada dewasa muda, pasien juga memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama Tiroid Ektopik15,16 Diagnosis tiroid ektopik dapat ditegakkan jika pada palpasi tidak didapatkan adanya jaringan tiroid lainnya. Karena itu, jika kelenjar tiroid tidak dapat dipalpasi pada posisi anatomis normalny, maka sebaiknya dilakukan scan nuklir untuk meyakinkan adanya kelenjar tiroid normal. Penatalaksanaan Penatalaksanaan kista duktus tiroglossus yang banyak dilakukan saat ini bertujuan untuk memperkecil angka kekambuhan, yaitu dengan mengangkat kista beserta duktusnya, bagian tengah korpus hioid, traktus yang menghubungkan kista dengan foramen saekum serta mengangkat otot lidah di sekitarnya seperti yang dilakukan sistrunk pada tahun 1920.17,18 Indikasi dilakukannya pembedahan berupa eksisi kista duktus tiroglossus yaitu jika terjadi infeksi, efek massa yang menyebabkan disfagia, dipsnea, dan nyeri, indikasi kosmetik. 1

Dengan metode Sistrunk penderita ditangani sebagai berikut:19

Menjelang Operasi o Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tanda tangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi (informed consent). o Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi. Tahapan Operasi o Dilakukan di kamar operasi o Posisi penderita telentang, hiperekstensi dengan ganjal bantal di pundaknya. o Meja operasi sedikit head up 20-25 derajat. Desinfeksi Lapangan Operasi o Lapangan Operasi dipersempit dengan kain steril o Insisi kolar, sesuai garis Langens tepat di atas tumor, sepanjang 5 cm, diperdalam sampai fasia koli superfisialis. Perdarahan dirawat. o Dibuat flap ke atas sampai submental, dan flap ke bawah sampai 2 cm di kaudal tepi bawah kista. o Flat atas dan bawah diteugel dengan menjahitkan ke kain dengan benang sutera 2/0 o Dengan dobel pinset, fasia koli superfisisalis dibuka pada garis median. Dengan menyisihkan otot pretrakealis ke kanan kiri akan tampak dinding kista. o Kista di bebaskan secara tajam dari jaringan sekitar. o Origo M. Hioglossus bagian tengah dibebaskan dari kartilago hioid dengan pisau. Demikian juga bagia-bagian medial dari M. Tirohioid yang menempel di hioid. o Dengan pemotong tulang, kartilago hioid dipotong kurang lebih 1-1,5 cm pada bagian tengah dimana saluran kista tiroglossus melekat kartilago hioid. o Kista beserta kartilago hioid dielevasi ke kranial sehingga dapat dilihat dan didikuti salurannya yang menuju ke arah dasar lidah. Bila perlu isi kista diaspirasi sebagian kemudian dimasukkan metilen biru ke dalamnya sehingga saluran bisa nampak lebih jelas. o Saluran kista diikuti dan dibebaskan ke proksimal sampai ujung. o Dubuat ligasi dengan benang sutera 2/0 pada ujung saluran, dan dipotong pada distal dari ligasi tersebut dikontrol perdarahan o Pasang drain handscoon. Untuk penderita yang rawat inap maka dipasang drain redon. o Fasia koli dan lemak dijahit lapis demi lapis dengan dexon atau vicryl 3/0, kulit dijahit simpul dengan dermalon atau ethilon 4/0 atau 5/0, drain handscoen difiksasi pada kulit.

Komplikasi Fistel duktus tiroglossus dapat timbul spontan atau sekunder akibat trauma, infeksi atau operasi yang tidak adekuat. Kejadian fistel ini antara 15-34 %. Infeksi merupakan komplikasi yang tersering dari kista duktus tiroglossus. Pertumbuhan lokal dan invasif sangat jarang, karsinoma terdapat antara 1% sampai 2 % pasien, tiroid ektopia kurang dari 5 %.1,2 Prognosis Resiko terbesar rekurensi pada kista duktus tiroglossus adalah dihubungkan dengan kegagalan prinsip operasi yang telah diuraikan sistrunk. Angka rekurensi juga meningkat ketika kista duktus tiroglossus mengalami ruptur selama pembedahan. Infeksi sebelumnya, luka insisi, prosedur drainase dan perlengketan kista ke kulit, kesemuanya dihubungkan dengan meningkatnya angka terjadinya ruptur. Angka rekurensi yang dihubungkan dengan simple eksisi pada kista duktus tiroglossus diperkirakan 50% dan angka rekurensi dengan menggunakan teknik Sistrunk prosedur diperkirakan 5%. 1 Sedangkan kemungkinan untuk timbulnya keganasan pada kista duktus tiroglossus adalah sangat jarang, hanya berkisar antara 1% dari keseluruhan kasus yang ada.1 Daftar Pustaka 1. Sutiko Ari, Kista Duktus Tiroglossus. November, 2008. Available at www.google.co.id 2. Hafni. Kista Duktus Tiroglossus : Tinjauan Pustaka Dlama : Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Desember, 2004. Available at www.kalbe.co.id 3. Luhulima JW. Anatomi Head and Neck Dalam Diktat Kuliah Antomi, Bagian Anatomi FK-UNHAS, MAkassar, 2002 : 36-38. 4. Bergman RA, Afifi AK, Miyauchi R. Thyroid Gland Variation, Accesory Thyroids, Thyroglossal Duct. Published 2006. Available at. www.anatomyatlases.org. 5. Thyroglossal Cyst. Published at February 24, 2009. Available at www.wikipedia.org. 6. Children.s Hospital Boston. Thyroglossal Duct Cyst. Published at 2006. available at www.childrenhospital.org 7. Thyroglossal Duct Cyst in Health Ecyclopedia-Diseases and Conditions. Published at 2009. www.healthshcout.com 8. ONeil, Thyroglossal Duct Cyst and Sinuses. Published 2009. available at www.eapsa.org. 9. Lucile Packard Childrens Hospital. Thyroglossal Duct Cyst. Published 2009. Available at. www.lpch.org. 10. Smith, Jonathan C. Neck,Cysts. Published at November 29, 2007. Available at www.emedicine.com. 11. Girard M and Salvatore A. D. Thyroglossal Duct Cyst. Published, September, 1990. Available at www.afp.com.

12. Otolaryngology Hoauston. Thyroglossal Duct Cyst. Published February 22, 2009. Available at www.google.com. 13. Gaillard, Frank. Thyroglossal Duct Cyst. Published on May 2, 2008. Available at www.radiopedia.org. 14. Simon Lm. Thyroglossal duct Cyst. Published November 18, 2004. Available at www.bcm.com. 15. Dickson, James A.S. Cysts of the thyroglossal tract. In Surgery International Edition. Ed byMargaret Stearn. The medicine Group (UK) Ltd. United Kingdom. 1989:1618-1622. 16. Swenson. Congenital Cyst and Sinuses of the Neck. In : Swenson Pediatric Surgery 5th Edition. Ed by Raffensperger JC. Appleton & Lange, Norwalk Connecticut; 181-188. 17. Scott, Neck Swelling, In ; An Aid to Clinical Surgery. 3rd edition. Ed by ; Dudley HAF. Waxman BP et al. Churchill Livingstone : Ednburgh; 1984 : 99106. 18. Wringhston WR, Pediatric Surgery Overview in Current Concepts in General Surgery : A Resident Review, Texas, USA. Landes Biosciens; 2006 : 194195. 19. Bedah Umum. Extirpasi Kista Duktus Tiroglossus (Prosedur Sistrunk). Published Nopember 20, 2008. Available at www.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai