Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN IV

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Oleh : Afifa Rahma Hani (0902100001) Kelas II A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN MALANG 2011

DAFTAR ISI
Daftar Isi Konsep Teori Pengertian KET Tanda dan Gejala KET Patofisiologi KET Faktor predisposisi KET Faktor penyebab KET Komplikasi KET Penatalaksanaan KET Manajemen SOAP Daftar Pustaka 3 4 5 7 8 8 9 11 13 2

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 2

KONSEP TEORI

A. Pengertian Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berimplantasi di luar endometrium normal. (Manuaba, 2008: 232) Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium. (Mansjoer A, 2009: 267)

Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. (Prawiroharjo, 2008: 250)

Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. (Prawiroharjo, 2007: 323)

Gambar Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 3

B. Tanda dan Gejala Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keasaan umum penderita sebelum hamil. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk ke dalam syok. Biasanya pada abortus tuba nyeri tidak seberapa hebat dan tidak terus menerus. Rasa nyeri mulamula terdapat pada satu sisi, tetapi setelah darah masuk ke dalam rongga perut, rasa nyeri menjalar ke bagian tengah atau ke seluruh perut bawah. Darah dalam rongga perut dapat merangsang diafragma, sehingga menyebabkan nyeri bahu dan bila membentuk hematokel retrouterina, menyebabkan defekasi nyeri. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Frekuensi perdarahan dikemukakan dari 51 hingga 93%. Perdarahan berarti gangguan pembentukan human chorionic gonadotropin. Jika plasenta mati, desisua dapat dikeluarkan seluruhnya. Amenorea kerupakan juga tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. Hal ini menyebabkan frekuaensi amenorea yang dikemukakan berbagai penulis bekisar dari 23 hingga 97%. Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan pada pemeriksaan vaginal- bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula kavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan. Pada abortus tuba biasanya teraba dengan jelas suatu tumor di samping uterus dalam berbagai ukuran dengan konsistensi agak lunak. Hematokel retrouterina dapat diraba sebagai tumor di kavum Douglas. Pada ruptur tuba dengan perdarahan banyak tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat, perdarahan lebih banyak lagi menimbulkan syok.

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 4

Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejalagejala yang samar-samar, sehingga sukar membuat diagnosis. (Prawiroharjo, 2007: 328) Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu menurut dr. Abdul Bari S., dkk adalah sebagai berikut: 1. Kolaps dan kelelahan 2. Denyut nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih) 3. Hipotensi 4. Hipovolemia 5. Abdomen akut dan nyeri pelvis 6. Distensi abdomen 7. Nyeri lepas 8. Pucat (Abdul Bari, 2002: M-15) C. Patofisiologi Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu : 1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. 2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba. 3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 5

Bagan Patofisiologi Proses Implantsi ovum yang dibuahi

Pembuahan telur diampula tuba

Kurangnya volume cairan

Perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan

Nyeri

Bernidasi di tuba

Perdarahan pervaginam

Kehamilan Ektopik

Tekanan pada dinding tuba, distensi tuba

Ruptur Tuba

Perdarahan ke peritoneum

Syok

Kematian Kehamilan Ektopik Terganggu Page 6

D. Faktor Predisposisi Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko kehamilan ektopik adalah:
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua
2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron

Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim
3. Kerusakan dari saluran tuba

Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah:
o

Merokok Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh.

Penyakit Radang Panggul Menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea.

Endometriosis Dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba.

Tindakan medis Seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung --> menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba.

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 7

E. Faktor Penyebab Faktor penyebab kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba, atau nidasinya di tuba dipermudah. Faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut. 1. Faktor dalam lumen tuba: a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu. b. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endosalping. c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit. 2. Faktor pada dinding tuba: a. Endometritis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba. b. Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu. 3. Faktor diluar dinding tuba: a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba. 4. Faktor lain: a. Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya- dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus; pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur. b. Fertilisasi in vitro. (Prawiroharjo, 2007: 325)

F. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi yaitu : 1. Hasik konsepsi mati dini dan diresorpsi 2. Abortus ke dalam lumen tuba 3. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
Kehamilan Ektopik Terganggu Page 8

4. Infeksi 5. Sterilitas 6. Pecahnya tuba falopii 7. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

G. Penatalaksanaan Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingostomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit. (Prawiroharjo, 2007: 333)

Gambar Salpingostomi

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 9

Tatalaksana Kehamilan Ektopik

KEHAMILAN EKTOPIK

ANAMNESA Trias hamil ektopik o Amenorea o Nyeri o Perdarahan

GEJALA KLINIS AKUT Anemia-syok Nyeri abdomen Perdarahan Tanda cairan bebas dalam abdomen Nyeri goyang serviks Douglas menonjol Teraba tumor sekitar rahim

KEHAMILAN ABDOMEN Janin di bawah kulit

HAMIL EKTOPIK Gejala klinik nyata

TIDAK JELAS GEJALA KLINIKNYA

SIKAP BIDAN Persiapan mengirim penderita ke puskesmas, dokter/rumah sakit Pasang infus cairan pengganti Siapkan donor keluarga Sedapat mungkin diantar

(Manuaba, 2007:

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 10

MANAJEMEN SOAP

1.

SUBYEKTIF a. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk ke dalam syok. b. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. c. Amenorea kerupakan juga tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.

2.

OBYEKTIF a. Pemeriksaan umum KU Kesadaran TD RR Nadi Suhu : Cukup : Composmentis : Hipotensi : 20 x/menit : Cepat lemah (>110x/menit) : 37C

1. Pemeriksaan fisik a. inspeksi Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit menggembung dan nyeri tekan Genetalia : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan speculum terlihat adanya darah di kavum douglas dan terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam ke coklatan b. Palpasi Abdomen : Leopold I simpisis : Leopold II : tidak di lakukan : TFU tidak lebih dari pertengahan pusat dan

: Leopold III : tidak di lakukan : Leopold IV : tidak dilakukan


Kehamilan Ektopik Terganggu Page 11

c. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin

3. ASSESMENT Dx Ds : Ny. ... G... P.... Ab... UK .... minggu dengan KET : Ibu mengatakan hamil : Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celana Do : KU Kesadaran TD RR Nadi Suhu : Cukup : Composmentis : Hipotensi : 20 x/menit : Cepat lemah (>110x/menit) : 37C

4. PLANNING 1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini a. Menjelaskan kondisi ibu b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan 2. Berikan konseling pada ibu saat ini a. Anjurkan ibu untuk segera rujuk

b. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatomi 3. Anjurkan ibu untuk istirahat a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba Ida Bagus Gd. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YPB.SP Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YPB.SP Arif, Manjoer. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC

Kehamilan Ektopik Terganggu

Page 13

Anda mungkin juga menyukai