Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Dasar-Dasar Filsafat dan Logika

Oleh Muhammad Ismail 1206218045 Hubungan antara karakter dan filsafat sangat erat sehingga keduanya saling menguatkan. Dalam filsafat itu sendiri terdapat beberapa aliran dan cabang filsafat. Beberapa cabang-cabang tersebut ialah Ontologi, Epistemologi, dan Axiologi. Ontologi berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu onta yang berarti ada dan logia yang berarti ilmu atau atura n. Ontologi, secara umum, adalah studi filosofis tentang hakikat ada (being), eksistensi, realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungan mereka . Epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji teori-teori tentang sumber-sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan . Epistemologi dapat dibagi menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, yaitu : Epistemologi dalam arti sempit, filsafat ilmu, metodologi, dan logika. Axiologi adalah nilai-nilai yang menjadi sumbu perilaku penghayatan dan pengalaman manusia . Di dalamnya dibahas tentang nilai apa yang berkaitan dengan kebaikan dan apakah itu perilaku baik . Dalam filsafat, terdapat sebuah cabang yang sering didengar oleh banyak orang, yaitu logika. Logika dikenal sebagai cabang filsafat, tetapi ada juga ahli yang menempatkannya sebagai cabang matematika. Jika ditempatkan sebagai cabang filsafat, logika dapat diartikan sebagai cabang dari filsafat yang mengkaji prinsip, hukum dan metode berpikir yang benar, tepat dan lurus. Penggunaan istilah logika untuk menyebut cabang filsafat berasal dari Alexander Aphrodisias sekitar permulaan abad ke-3 M (Bertens, 1999) . Manusia berlogika memberikan banyak istilah-istilah seperti kategori, term, definisi, dan divisi. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengkategorikan segala hal. Pada awalnya kategori yang digunakan sangat sederhana dan umum seperti lebih besar dan lebih kecil, atau lebih jauh dan lebih dekat, atau lebih keras atau lebih lembut. Kemudian kategori yang lebih kompleks dikembangkan, seperti makhluk hidup yang bernafas dengan paru-paru, tempat tinggal yang layak huni dan nyaman, dan sebagainya. Selain itu, ada hierarki kategori, baik berdasarkan sifat umum atau

khusus, maupun sifat kompleks atau simpleks. Term merupakan tanda untuk menyatakan suatu ide yang dapat diinderai sesuai dengan pakat dan tanda itu dapat bersifat formal dan instrumental. Secara umum term adalah tanda yang didasarkan pada kelaziman, bukan tanda alamiah. Suatu term mempunyai bermacam-macam arti, setidaknya ada tiga jenis makna term dan penggabungannya dalam kalimat, yakni makna denotatif, makna kesan, dan makna emotif. Untuk menyamakan pengertian dan menghindari kesalahan penafsiran terhadap term diperlukan definisi. Selain dapat dijelaskan apa artinya, term juga dapat diuraikan dengan kriteria tertentu menjadi bagian-bagian disebut divisi. Penalaran adalah penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-asalan yang relevan. Dalam paragraf ini akan diuraikan dua jenis penalaran, yaitu: deduksi dan induksi. Deduksi adalah proses penalaran yang dengannya kita membuat suatu kesimpulan dari suatu hukum, dalil, atau prinsip yang umum kepada suatu keadaan yang khusus yang tercakup dalam hukum, dalil, atau prinsip yang umum itu. Sebagai contoh, seseorang ragu apakah putri malu mempunyai indera atau tidak. Sedangkan induksi adalah proses penalaran yang dengannya kita menyimpulkan hukum, dalil, atau prinsip umum dari kasus-kasus khusus (individual). Sebagai contoh, seseorang menyimpulkan bahwan semua air pada tingkat permukaan laut membeku pada nol derajat Celcius karena premis-premis sebagai berikut : (1) air, di mana pun, di muka bumi atau di laut, pada tingkat permukaan laut akan membeku pada nol derajat Celcius. (2) tetapi air di mana pun adalah air belaka. Kedua jenis penalaran tersebut termasuk dalam bagian logika.

Anda mungkin juga menyukai