LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara yang memiliki ribuan pulau yang tersebar diseluruh penjuru tanah air. Sebagai negara kepulauan, tentunya jembatan memiliki peranan penting bagi aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia. Pengembangan infrastruktur yang dapat menjamin kelancaran aktivitas secara efektif dan efisien merupakan suatu kebutuhan. Infrastruktur tersebut memberikan ruang yang lebih besar untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Berdasarkan UUD Nomer 38 Tahun 2004. Poin (a) Bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksudkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Poin (b) bahwa jalan sebagai bagian transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sarana pembangunan nasional. Pembangunan akses infrastruktur jembatan yang menghubungkan atara wilayah satu dengan yang lainnya sangatlah dibutuhkan, hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan, tentu membutuhkan banyak akses/ jalur transportasi untuk menghubungkan suatu daerah. Salah satu contoh negara kepulauan yang memiliki karakteristik sama dengan negara Indonesia adalah negara Jepang. Negara Jepang merupakan negara kepulauan, namun perkembangan infrastruktur penghubung antar pulau sudah berkembang pesat, bahkan berberapa jembatan di Jepang memiliki rekor tesendiri, rekor tersebut adalah
rekor bentang terpanjang pada Jembatan Akhashi-Kaikyo model suspension bridge yang menghubungkan antara Pulau Honsu dengan Pulau Shikoku. Sedangkan rekor jembatan lengkung (arch bridge) terdapat di kota Shanghai di negara China yang melintasi dua sisi sungai Huangpu yaitu Lupu Bridge. Jembatan lengkung (Arch Bridge) merupakan pilihan yang efektif dan efisien sebagai sarana infrastruktur penghubung suatu wilayah yang terpisah. Jembatan lengkung (Arch Bridge) memiliki kelebihan atau keunggulanan dibandingkan dengan jembatan lainya. Kelebihan jembatan pelengkung (1) Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung memungkinkan jembatan pelengkung bias dibuat panjang dari jembatan balok dan bias digunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton. (2) bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradapan manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang kuat yang terbukti jembatan pelengkung romawi kuno masih berdiri samapai sekarang. Kekurangan jembatan pelengkung adalah kontruksi jembatan pelengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena strukturnya belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu ditengah-tengah. Constantino Renan (2009) mendefinisikan perbandingan
menggunakan matrik data antara tipe jembatan Cable Stayed, jembatan Truss, jembatan Suspension dengan jembatan lengkung, jembatan lengkung mendapatkan nilai terbaik berdasarkan struktur, Stabilitas kontruksi, Pembuatan Salah satu tekniknya dengan membuat scaffolding dibawah bentang untuk menopang struktur sampai bertemu dipuncak. Tipe jembatan pelengkung mengikat (Tied Arch Bridge) adalah salah satu variasi dari tipe jembatan menerus dengan satu hal yang berbeda. Pada tipe jembatan menerus gaya dorong horizontal yang terjadi disalurkan langsung ke pondasi Perawatan dan Perbaikan, metode kontruksi, biaya
sedangkan pada jembatan pelengkung mengikat gaya dorong horizontal disalurkan kebagian jembatan yang lainnya secara menerus seperti rantai. Desain dari jembatan pelengkung mengikat berbeda dibandingkan jembatan pelengkung dek dan jembatan pelengkung menerus, karena desain jembatan pelengkung mengikat mendistribusikan gaya dorong horizontal yang diterima ke girder jembatan sehingga pier (pondasi jembtan) pada jembatan mengikat menjadi lebih kecil dibandingkan dengan jembatan pelengkung tipe lainnya.
Gateshead Millennium Bridge Gateshead Millennium Bridge membuka pikiran agar dapat berimajinasi inovasi benuk dari struktur arch dapat di modelkan seperti gambar diatas. Kombinasi antara sistem struktur portal tiga sendi dengan kabel membuat jembatan ini menjadi kaku dan kuat dan dapat digunakan. Perbedaan dalam desain penampang jalan sendiri dibuat melengkung horizontal seperti sebuat tekstur mata berkedip julukan dari Gateshead Millennium Bridge. Elemen utama dari jembatan Tied Arch adalah (1) struktur lengkungan elemen melengkung yang menyerupai busur/ setengah lingkaran yang berfungsi sebagai penghubung utama bentang jembatan. (2) hanger merupakan komponen struktur jembatan yang menghubungkan antara dek jembatan ke struktur lengkung. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh jembatan lengkung (Arch Bridge) maka sebagai negara kepulauan, jembatan lengkung (Arch Bridge) menjadi salah satu solusi terbaik dalam pembangunan infrastruktur penghubung suatu wilayah yang dalam hal ini adalah jembatan. Selain itu untuk memaksimalkan kinerja dari jembatan lengkung
(arch bridge) diperlukan sumber energi yang memungkinkan agar jembatan lengkung (arch bridge) dapat berkerja secara maksimal.
Foto The Bob Beach Bridge The Bob Beach Bridge menggunakan material kayu laminasi yang sudah dikembangkan di Virginia tahun 2006. Tipe jembatan The Bob Beach Bridge adalah tipe jembatan lengkung & penambahan kabel untuk menerima gaya tarik dari jembatan tersebut. Daerah Indonesia yang kaya sumber daya alam, khususnya sumber daya alam dari rotan, alangkah baiknya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Karena dari sifat rotan yang baik untuk kayu kontruksi yang mmemiliki sifat elastis, ulet dan kokoh. Apabila teknologi laminasi yang digunakan dalam jembatan The Bob Beach seperti gambar diatas digunakan di Indonesia yang memiliki berbagai jenis rotan akan sangat bermanfaat.
Teknologi Laminasi Bambu Ketersediaan bahan alami pada saat ini tidak diimbangi dengan usaha reboisasi atau peremajaan. Saat ini dunia konstruksi sudah mengalami kesulitan menemukan bahan bangunan, terutama kayu dengan kualitas baik dan dimensi sesuai Kebutuhan. Salah satu bahan bangunan alternatif pengganti kayu yang mudah diperoleh dan dibudidayakan adalah bambu. Pemakaian bambu pada bahan bangunan terkendala bentuk apabila hendak diaplikasikan sebagai balok, kolom atau papan sebagaimana kayu. Kendala tersebut dapat diatasi setelah bambu mengalami proses laminasi. Perkembangan teknologi laminasi bamboo yang ramah lingkungan kenapa tidak digunakan rotan yang sifatnya hamper sama seperti bamboo. Yang dapat dibentuk profil seperti gambar diatas. Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sedangkan energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama sangatlah terbatas dan terus mengalami deplesi. Menurut Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/ produksi pada tahun
tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun. Upaya-upaya pencarian sumber energi alternatif gencar dilakukan. Energi alternatif yang memungkinkan dapat menggantikan jenis energi fosil adalah energi air, panas bumi, mikrihidro, bio masa, surya, dan angin. Berikut ini adalah jenis energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Dengan potensi energi terbarukan yang ada, maka salah satu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kinerja dari jembatan lengkung (arch bridge) adalah energi matahari (surya) dan energi angin. Energi matahari (surya) dan energi angin dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pangganti energi listrik yang disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) hal ini dikarenakan Indonesia terletak didaerah katulistiwa sehingga memiliki intensitas penyinaran matahari yang baik sepanjang tahun. Kondisi penyinaran ini potensial untuk digunakan dalam pembangkitan listrik tenaga surya (PLTS), dan kecepatan angin yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga angin (PLTA). Kedua sumber energi ini tentunya dapat menjadi energi alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung kinerja dari jembatan lengkung (arch bridge).
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ada antra lain: 1. Pembangunan model Insfrastruktur transportasi Indonesia dalam
meningkatkan perekonomian, sosial, dan masyarakat yang kurang optimal. 2. Perencanaan analisis struktur jembatan lengkung (arch bridge). 3. Perencanaan bentuk jembatan lengkung (arch bridge) yang estetis. 4. Penggunaan sumber energi matahari/ surya sebagai sumber energi alternatif dalam mendukung kinerja jembatan lengkung (arch bridge).
5. Penggunaan sumber energi angin sebagai sumber energi alternatif dalam mendukung kinerja jembatan lengkung (arch bridge). 6. Perencanaan kanopi pada jembatan lengkung (arch bridge). C. BATASAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah, untuk memperjelas permasalahan yang akan diperhitungkan, maka akan dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Besarnya kekakuan pada struktur jembatan lengkung (arch bridge). 2. Besarnya kekuatan pada struktur jembatan lengkung (arch bridge). 3. Desain jembatan lengkung (arch bridge) yang estetis dan sesuai dengan budaya etnik daerah yang berwawasan Indonesia. 4. Ukuran yang efisien dalam perancangan jembatan lengkung (arch bridge).
D. PERUMUSAN MASALAH Dari batasan masalah maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Berapakah besar kekakuan pada struktur jembatan lengkung (arch bridge) menggunakan program SAP 2000 Versi 14? 2. Berapakah besar kekuatan pada struktur jembatan lengkung (arch bridge) menggunakan program SAP 2000 Versi 14? 3. Bagaimanakah bentuk jembatan lengkung (arch bridge) yang estetis? 4. Bagaimanakah bentuk struktur jembatan lengkung (arch bridge) yang efisien?
E. TUJUAN Tujuan dalam pembuatan proposal ini adalah: 1. Mengetahui nilai kekakuan pada struktur model jembatan lengkung (arch bridge) menggunakan program SAP 2000 Versi 14. 2. Mengetahui nilai kekuatan pada struktur model jembatan lengkung (arch bridge) menggunakan program SAP 2000 Versi 14. 3. Mengetahui bentuk jembatan lengkung (arch bridge) yang estetis menggunakan.
4. Mengetahui dimensi penampang/ ukuran bagian struktur jembatan lengkung (arch bridge) yang efisien.
F. MANFAAT Penyusunan proposal mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Solusi dalam pembuatan struktur jembatan lengkung (arch bridge) yang kaku (stiffness). 2. Solusi dalam pembuatan struktur jembatan lengkung (arch bridge) yang kuat (strenght). 3. Sebagai alternative bentuk jembatan lengkung (arch bridge) yang estetis. 4. Sebagai solusi penampang/ ukuran bagian struktur jembatan (arch bridge) yang efisien.