=
1
) 1 (
cosh .
1
1
2 / 1 2
1
2
G (5 3)
dan
1
2
R
R
= (5 4)
Dalam persamaan di atas
R1 = jari-jari pendek sferoid
R2 = jari-jari panjang sferoid
1 = permitivitas zat isolasi cair
2 = permitivitas bola cair
Contoh kegagalan dielektrik cair karena adanya bola cair ditunjukkan oleh gambar 5.4.
sesudah terjadi ketidakstabilan bola cair memanjang, dan bila panjangnya telah mencapai dua
R
1
R
2
pertiga celah elektroda maka saluran-saluran lucutan akan timbul yang akan menyebabkan
kegagalan total.
Gambar 5.4. Contoh Kegagalan Bola Cair dalam Isolasi Cair
Kegagalan Butiran Padat dalam Zat Cair
Kegagalan butiran zat padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat
padat dalam isolasi cair yang akan memulai terjadinya kegagalan. Butiran padat tersebut
memiliki permitivitas yang berbeda dengan zat isolasi cair. Jika butiran-butiran tersebut
mempunyai permitivitas 2 dan zat isolasi cair mempunyai permititivitas 1 maka besarnya gaya
yang bekerja pada butiran dalam medan yang tak seragam menurut Kok adalah
2
2 1
1 2
3
.
2 2
1
E grad
r
F
c c
c c
+
= (5 5)
dengan r adalah jari-jari butiran dan E adalah gradient tegangan
Terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi :
1. jika 2 > 1 maka arah gaya yang bekerja pada butiran searah dengan tekanan listrik
maksimum sehingga gaya akan mendorong butiran ke arah bagian yang terkuat dari
medan;
2. jika 2 < 1 maka arah gaya berlawanan dengan tekanan listrik maksimum.
Apabila 2 semakin besar maka F akan semakin besar pula, Untuk medan listrik yang
seragam seperti di antara elektroda piringan sejajar atau elektroda bola dengan celah kecil maka
grad E
2
sama dengan nol dan butiran dalam keadaan seimbang. Hal ini menyebabkan butiran
akan ditarik oleh gaya pada persamaan di atas, yang akan menyebabkan butiran-butiran zat
padat seolah-olah membentuk jembatan yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan.
Elektroda
Elektroda
Zat Cair butiran
2 F
Gambar 5.5. Mekanisme Kegagalan karena Butiran Padat dalam Zat Cair
Adanya butiran penghantar di antara elektroda akan menyebabkan pembesaran medan
dalam zat isolasi cair di dekat butiran. Pembesaran medan ini dipengaruhi oleh bentuk butiran,
yaitu :
1. untuk butiran bulat ( = 1) E1 = 3 E
2. untuk butiran sferoid ( = 2) E1 = 5,8 E
3. untuk butiran sferoid ( = 5)E1 = 18 E
di mana adalah perbandingan jari-jari panjang terhadap jari-jari pendek sferoid
E adalah medan dalam cairan tanpa butiran
E1 adalah medan dalam cairan pada ujung butiran
Apabila E1 melebihi tegangan gagal cairan maka akan terjadi kegagalan setempat yang
kemudian menimbulkan gelembung-gelembung yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan
total pada cairan.
Kegagalan Campuran Zat Cair-Padat
Beberapa peralatan listrik terbuat dari bahan campuran cair dan padat seperti kapasitor,
kabel tegangan tinggi dan transformator. Namun yang paling banyak digunakan adalah kertas
yang dicelup dalam minyak. Walaupun memiliki kelemahan (mudah menyerap air) tetapi
kertas tetap dipakai karena mudah diperoleh, tidak mahal dan mudah digunakan.
Selain disebabkan oleh tegangan lebih kegagalan pada isolasi cair-padat biasanya
disebabkan oleh proses pemburukan yang lamban oleh rugi-rugi dielektrik. Dalam medan
listrik terdapat dua jenis pemburukan yang mengakibatkan kegagalan isolasi cair-padat yaitu :
1. pemburukan karena pelepasan dalam
2. pemburukan elektrokimiawi
Pemburukan jenis pertama pada bahan dielektrik cair-padat organis, pelepasan
mengakibatkan pemburukan perlahan-lahan karena :
a. disintegrasi dielektrika padat karena pemboman oleh elektron dan ion yang dihasilkan
oleh pelepasan.
b. aksi kimiawi pada dielektrik dari hasil ionisasi gas
c. suhu tinggi di daerah pelepasan
Sedangkan pada dielektrik cair-padat tak organis dengan kestabilan kimiawi yang
tinggi, pelepasan dalam kandungan gas dapat merusak bahan karena pemanasan setempat
akibat pelepasan yang dapat menyebabkan tekanan-tekanan mekanis dalam bahan. Selain itu
juga dapat membentuk retakan dan mengakibatkan kegagalan melelui retakan.
Pemburukan jenis kedua, ion-ion yang dibebaskan oleh arus pada elektroda dapat
menyebabkan kerusakan. Derajat kerusakanya tergantung pada sifat ion yang terbawa dan
pada reaksi kimiawinya dengan isolasi. Pemburukan ini merupakan penyebab utama
kegagalan pada dielektrik kertas cair seperti pada kapasitor.
Apabila dilakukan pengukuran pada dielektrik padat yang dicelup tak sempurna dalam
cairan (minyak) sehingga menimbulkan gas di dalamnya, maka pelepasan akan terjadi pada
tekanan listrik rendah dan sering lebih rendah dari tekanan listrik normal. Semua rongga dalam
dielektrik dapat dihilangkan dengan mencelupkan zat padat dengan sempurna pada isolasi
cair. Hal ini akan menaikkan tekanan listrik mula pelepasan, nilai tekanan listrik ini tergantung
pada proses listrik yang menyebabkan gas terjadi.
Bila gelembung gas terjadi pada dielektrik kertas-minyak pada tekanan mula pelepasan
Ei, maka pelepasan dalam gelembung akan merusak minyak dan menambah jumlah gas yang
terjadi sehingga gelembung menjadi semakin besar dan pelepasan ini akan merusak dielektrik.
Tegangan tinggi yang diterapkan atau dialami oleh sistem tenaga dapat berupa:
a. Tegangan biasa (normal), yaitu tegangan yang seharusnya dapat ditahan oleh sistem
tersebut untuk waktu tak terhingga.
b. Tegangan lebih (overvoltage) yang hanya dapat ditahan untuk waktu terbatas
Tegangan lebih dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
1. Bentuknya, yakni: a. tegangan periodik
b. tegangan a-periodik
2. Sebab: a. Sebab luar (external overvoltage), contoh: petir
b. Sebab dalam (internal overvoltage), contoh: switching surges
3. Macamnya: a. Tegangan lebih luar (natural overvoltage) contoh: petir
b. Tegangan lebih dalam (man-made overvoltage) contoh: proses
switching.
4. Klasifikasi menurut International Electrotechnical Commision:
a. Tegangan lebih petir
b. Tegangan lebih surja hubung
c. Tegangan lebih sementara (temporary overvoltage) ialah: tegangan lebih fasa-ke-tanah atau
fasa-ke-fasa yang berosilasi, berlangsung lama dan tidak atau kurang teredam (weakly
damped)
Pada umumnya kegagalan alat-alat listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan karena
kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan tinggi.
Kegagalan isolasi (isolation breakdown, insulation failure) ini disebabkan karena beberapa hal
antara lain: - isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama
- kerusakan mekanis
- berkurangnya kekuatan dielektriknya
- karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih.
Tujuan pengujian tegangan tinggi:
1. Menemukan bahan (didalam atau yang menjadi komponen suatu alat tegangan tinggi)
yang kwalitasnya tidak baik, atau yang cara membuatnya salah.
2. Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya
untuk waktu yang tak terbatas.
3. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap tegangan lebih
(yang didapati dalam praktek operasi sehari-hari) untuk waktu terbatas.
Pengujian dapat dikategorikan menjadi dua:
1. Tidak merusak (non destructive) alat yang diuji, misal: pengukuran tahanan isolasi,
pengukuran faktor daya dielektrik (dielectric power factor), pengukuran korona dsb.
2. Merusak (destructive). Terdiri dari 3 tahap yang bergantung kepada tingkat tegangan:
a. Pengujian ketahanan (withstand test): sebuah tegangan tertentu diterapkan untuk
waktu yang ditentukan. Bila tidak terjadi lompatan api (flashover, disruptive discharge), maka
pengujiannya dianggap memuaskan.
b. Pengujian pelepasan (discharge test): tegangannya dinaikkan sehingga terjadi pelepasan
pada benda yang diuji. Sudah barang tentu tegangan pelepasan ini lebih tinggi dari tegangan
ketahanan. Pengujiannya dapat dilakukan dalam suasana kering (udara biasa) dan suasana
basah (menirukan keadaan hujan).
c. Pengujian kegagalan (breakdown test): tegangan dinaikkan sampai terjadi kegagalan
(breakdown) di dalam benda (specimen) yang diuji.