Pengertian
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagaipenahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas batas tertentu, yaitu: Jenis bangunan 1) Bangunan umum 2) Bangunan pabrik 3) Gudang 4) Pondasi mesin Penurunan maksimum 2.54 Cm 3.81 Cm 5.08 Cm 0.05 Cm
Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, antara lain beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya konstruksi, dan waktu konstruksi. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Dalam kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam. Pondasi dalam yang sering dipakai adalah pondasi tiang pancang. Menurut Bowles (1984), pondasi tiang pancang banyak digunakan pada struktur gedung tinggi yang mendapat beban lateral dan aksial. Pondasi jenis ini juga banyak digunakan pada struktur yang dibangun pada tanah mengembang (expansive soil). Daya dukung tiang pancang yang diperoleh dari skin friction dapat diaplikasikan untuk menahan gaya uplift yang terjadi. Faktor erosi pada sungai juga menjadi pertimbangan penggunaan tiang pancang pada jembatan.
Pondasi dangkal juga sering disebut pondasi langsung/ stahl Pondasi langsung dipakai pada kondisi tanah baik , yaitu dengan kekerasan tanah atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 , dengan kedalaman tanah keras lebih kurang = 1,50 Cm, kondisi air tanah cukup dalam. Bahan material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini biasanya dipakai : batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk, sedangkan bahan pengikatnya digunakan semen dan pasir sebagai bahan pengisi. Pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapesium dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapesium tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 80 cm.
Batu kali yang dipasang hendaknya sudah dibelah dahulu besarnya kurang lebih 25 cm, ini dengan tujuan agar tukang batu mudah mengatur dalam pemasangannya, di samping kalau mengangkat batu tukangnya tidak merasa berat, sehingga bentuk pasangan menjadi rapi dan kokoh. Pada dasar konstruksi pondasi batu kali diawali dengan lapisan pasir setebal 5-10 cm guna meratakan tanah dasar, kemudiandipasang batu dengan kedudukan berdiri (pasangan batu kosong) dan rongga-rongganya diisi pasir secara penuh sehingga kedudukannya menjadi kokoh dan sanggup mendukung beban pondasi di atasnya. Susunan batu kosong yang sering disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar pondasi.
Pondasi Telapak
Adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom. Pondasi footplat dipergunakan pada kondisis tanah dengan sigma antara : 1,5-2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menetukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistim dan jenis pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangangoyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa
PONDASI DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan bangunan bertingkat. Jenis pondasi dalam, yaitu : Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan bangunan tinggi. Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.
Pondasi bore pile dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise building). Bore Pile, proses pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut : Melakukan test boring untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan. Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang. Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton system fabrikasi.
1. Pekerjaan pemetaan pada lokasi sebelum alat-alat proyek didirikan 2. Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk 3. Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat-pelat baja.
5. Mesin bor yang berwarna kuning belum dipasangkan dengan mata bornya yang dibawah itu. Saat difoto, alat bor sedang mempersiapkan diri untuk memulai. 6. mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran siap mengebor
7. pemasangan casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor
8. mata auger sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang
11. Jika ada air pada lubang bor, maka diperlukan pipa remie. lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar
12. Mulai tahap pengecoran. Namun karena ada Pipa Tremie, diperlukan feeling dan pengalaman untuk menentukan kapan pipa harus dicabut.
13. Adanya pipa tremi menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas. Gambar foto di atas menunjukkan air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton segar tadi.
14. Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur.
Tiang pancang / Paku bumi / Pile Cap pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang. Pondasi Tiang Pancang Kayu Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung di daerah Kalimantan, di Sumatera, di Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai.
Proses pelaksanaan pondasi tiang pancang sebagai berikut : Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi tulangan beton. Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah. Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompakan dan desakan/tekanan. Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah. Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah ditentukan.
Kemajuan teknologi khususnya pada bidang rancang bangun beton bertulang telah menemukan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi. Cetakancetakan pondasi dengan beberapa variasi diameter tiang pancang dan panjang tiang pancang dibuat dalam pabrik dengan sistem Beton PraTekan. Ukuran tiang pancang produksi pabrik dapat seperti pada tabel berikut:
Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan mengambang di permukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif. Dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok. Pada sistem pondasi lain, yang menggunakan plat beton dengan balok pengaku, maka kekakuan itu berasal dan konstruksinya sendiri. Sedangkan pada sistem pondasi cakar ayam, kekakuan didapat dari tekanan tanah pasif. ini berarti dengan daya dukung yang sama, volume beton pada cakar ayam akan berkurang, dan konstruksinya bisa lebih ekonomis. Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak beton, untuk mengurangi tegangan geser pada plat beton. Jika beban itu terpusat, maka tebal plat beton di bawah pusat beban ditentukan oleh besarnya daya geser, bukan oleh besarnya momen, untuk ini dilakukan penambahan pertebalan plat beton dibawah kolom bersangkutan.
Bump pile adalah sistem pembuatan pondasi tiang bulb yang menggunakan dua jenis hammer, yaitu pile head hammering dan inner hammering, dikembangkan oleh Sutoyo dari Surabaya-Indonesia pada tahun 1985. Proses pembuatannya dengan menggunakan pipa beton (concrete piling tube) sebagai model tiang pondasi yang dilengkapi sepatu tiang pada ujung bawah pipanya. Kepala tiang dipukul hingga kedalaman rencana, kemudian pipa diisi dengan beton cair dan ditumbuk dengan inner hammering sehingga terbentuklah bulb.
Sistem Delta Pile (Tomlinson, 1995) dengan menggunakan pipa sebagai model tiang dan mandrel di dalamnya, ujung pipa ditutup dengan sepatu dan bagian bawah pipa diisi beton cair dengan mandrel di atasnya. Dengan memukul bagian atas pipa maka seluruh bagian pipa dan mandrel akan masuk bersamaan ke dalam tanah. Setelah kedalaman rencana tercapai, mandrel dipukul dengan hammer sehingga menyodok beton dan sepatu hingga terlepas dan terbentuklah bulb. Mandrel diangkat keluar dan pipa diisi dengan beton seluruhnya sambil pipa tersebut juga diangkat keluar
Kesimpulan
Jenis Pondasi Pondasi batu kali Kelebihan Pondasi yang umumnya digunakan karena teknologinya sudah familiar, bahan mudah didapatkan, dan penyelesaian atas masalah bisa cepat, murah dan kuat Kekurangan Masalah utama dari pondasi ini adalah bisa turun, karena lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat, ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya, letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah, tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam (banjir, gempa bumi). Mahal, lama pengerjaannya dan kurang kuat Pengukuran harus presisi, karena sumuran bisa berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Namun kekuatan lentingnya kurang.
Cocok untuk bangunannya berlantai satu Peralihan antara pondasi dangkaldalam, jadi cocok untuk kedua jenis tanah dapat menyelaraskan goyangangoyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa
Kelebihan Bahan mudah didapat, teknologi murah Ringan, Harga murah, Cocok untuk beban yang ringan, Cocok untuk daerah dengan sumber daya hutan Bahan mudah didapat, teknologi murah Kuat menahan beban Ukuran tidak terbatas (Panjang, luas penampang) Bentuk tiang bermacam-macam Bising
Kekurangan
Ukuran terbatas, (Panjang dan luas penampang), Mudah lapuk kalau tidak terendam air Kekuatan lemah Sulit didapat Memerlukan teknik dan pengalaman Harga mahal, berat
Jenis Pondasi Pondasi plat beton lajur Pondasi merata Pondasi Sarang Laba-Laba Pondasi bor mini
Kekurangan Hanya bagi bangunan dengan beban yang merata Mahal Karena sudah menjadi hak milik, maka untuk memanfaatkan teknologi ini, diperlukan kerja sama dengan pemegang hak cipta Kekuatannya tidak sebesar tiang pancang konvensional
Mampu memperkecil penurunan bangunan memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya Menimbulkan getaran kecil karena tidak ada tanah yang dimobilisir. Karena itu sangat cocok untuk pembangunan diperkotaan yang padat bangunan. Banyak menghemat bahan bangunan, dan terutama waktu pengerjaannya menjadi sangat cepat
Teknik ini biasanya diterapkan pada bangunan yang tidak terlalu tinggi dan berat, juga hanya boleh diterapkan pada tanah yang matang
Ada banyak pembangian jenis pondasi. 1. Berdasarkan kedalamannya Pondasi dangkal dan dalam 2. Berdasarkan bentuknya (prinsip penyaluran beban) Pondasi titik dan pondasi menerus 3. Berdasarkan bahan utamanya Pondasi yang dibuat dari batu kali, beton bertulang, atau baja.