Anda di halaman 1dari 3

RESUME JURNAL KESEHATAN DAN PENYAKIT GENETIK PADA TERNAK

Donagh P Berry1*, Mairead L Bermingham2, Margaret Good3 and Simon J More4 Oleh : Maya Innaka Arhayu 2012 C / 22

Telah ada kemajuan perkembangan perkembangbiakan hewan dan kode genetic yang relefan untuk mengontrol penyakit pada ternak, yang sekarang dapat digunakan sebagai bagian dari semua program untuk mewujudkan kesehatan ternak. Variasi genetic yang signifikan mengenai penyakit pada ternak dapat berasal antara ternak yang diusulkan yang genetiknya terpilih yang menunjukkan resisten dari penyakit tersebut. Pengembangan dalam teknologi omics, contohnya pemilihan gen, memungkinkan untuk membantu adanya beberapa dari sedikitnya program persilangan tradisional dan manfaat khusus untuk mengurangi penyakit keturunan yang hanya terlihat pada hewan tersebut mengikuti patogenik atau lingkungan di masa perkembangannya menjadi dewasa. Secara bersamaan, ada pertimbangan dalam membantu perkawinan hewan dan genetik, yang relevan pada kontrol penyakit hewan. Kemajuan pertimbangan tersebut tidak hanya pada ketertarikan veteriner, tidak ada observasi hewan yang menunjukkan yang keluar dari interkasi antara perbaikan genetic hewan dan lingkungan spesifik juga digunakan. Logikanya, jika genetik menunjukkan potensi untuk melengkapi kontrol penyakit hewan yang mendekati benar. Hewan yang menjadi observasi adalah sapi Irlandia. Kesehatan dan penyakit pada ternak Virus Penyakit Di Irlandia terdapat banyak macam virus yang menyerang, yaitu Bovine Viral Diarrhoea (BVD), infectious bovine rhinotracheitis (IBR), bovine parainfluenza-3 (PI-3) dan bovine viral syncytial virus (BRSV). Sebenarnya, tidak ada orang Irlandia yang meneliti adanya berbagai macam virus tersebut. Negara yang meneliti virus tersebut adalah negara Norwegia dan Amerika Serikat. Kesehatan Susu Sapi Mastits adalah salah satu penyakit paling mahal pada produksi pertenakan sapi perah dan berimbas pada produksi daging sapi. Para ilmuan internasional telah melakukan penelitian melalui genetik dari susu sapi dalam sapi Irlandia. Perkembangan penelitian terhadap penyakit ini bervariasi. Terlihat dari berbagai data tentang mastitis yang berbeda tiap penelitian tergantung

pada sampel yang mereka ambil dan bagaimana mereka mengambil tindakan klinis untuk mengatasinya. Penyakit lainnya yang Disebabkan Bakteri Sebagian besar penyakit pada ternak sapi Irlandia dapat dikaitkan dengan infeksi bakteri. Dari berbagai macam penyakit pada sapi Irlandia tersebut, Tuberkulosis sapi (TB; disebabkan oleh infeksi Mycobacterium bovis) yang paling bermasalah. Ada beberapa upaya di Irlandia terhadap pemberantasan penyakit tersebut selama bertahun-tahun. Beberapa studi telah berusaha untuk memperkirakan genetic parameter untuk penyakit bakteri. Heritabilitas kerentanan terhadap infeksi M. bivis pada sapi ini telah dijelaskan dalam studi tersebut. Nilai duga heritabilitas didasarkan pada tanggapan terhadap uji tuberculin, menunjukkan adanya lesi TB, saat dikonfirmasi pada peternak di rumah potong hewan. Hasil ini jelas menunjukkan bahwa peningkatan yang signifikan dapat dilakukan melalui beberapa bagian genetic yang reisten terhadap TB. Penyakit Metabolik Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki penyakit metabolic pada ternak, yaitu ketosis, hipokalsemia (misalnya demam sus), hypomagnesaemia (rumput tetany), dan abomasum. Kesuburan yang Berdasarkan Kondisi Sebagian besar penyakit ternak berdampak pada beberapa kinerja reproduksinya. Besarnya standart kesalahan yang menyebabkan penyakit itu dikaitkan dengan korelasi, terutama karena heritabilitas yang rendah dengan ciri masing-masing, sehingga menimbulkan ketidakpastian kenaikan hasil penelitian. Namun, tidak adanya korelasi yang kuat antara genetic dari penyakit dan kondisi, menunjukkan bahwa mereka berada dibawah control genetic yang berbeda dan kebutuhan yang dipilih setiap individunya berbeda pula. Kemajuan Penelitian Salah satu kendalah terbesar untuk meningkatkan perkembangbiakan dan perkembangan kesehatan hewan atau ketahanan hewan, khususnya ternak, terhadap penyakit yaitu pengecekan terhadap fenotipe suatu individu dengan melihat tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, penelitian harus dilakukukan dengan metode yang baik namun murah (terjangkau) serta manusiawi baik untuk ketahanan terhadap penyakit untuk menhasilkan fenotipr (misal pada uji tuberculin) atau perkembangan yang lebih akurat bio-marker yang dapat segera diukur dalam

jumlah yang besar dan relative rendah biaya. Selain itu, peningkatan kerjasama antara dokter hewan dan peternak harus baik dan relevan. Semua genom patogen dan bagaimana cara berinteraksi dengan genom, akan membentu dalam menentukan modus infeksi.

Anda mungkin juga menyukai