Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S G1P0000Ab000 USIA KEHAMILAN 28-30 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI RUMAH SAKIT PEMBANTU MALANG 23 FEBRUARI 2011

Disusun Oleh: EMY SILFIANA NIM. 09.2.078

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PRODI KEBIDANAN MALANG 2011

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan asuhan kebidanan ini. Laporan asuhan kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik yang diselenggarakan mulai 31 Januari - 26 Februari 2011 Asuhan kebidanan ini tersusun berkat bantuan dan bimbingan serta kerja sama dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr.Chaidir Karnanda, selaku Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen 2. dr.R.Prabowo Reksonotoprodjo, Sp.OG, selaku Kaprodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen 3. Ibu Maria Veronika, Amd.Keb, selaku Pembimbing Institusi yang telah memberikan bimbingan dan arahannya. 4. Ibu SK. Sulastri, SST, selaku Pembimbing Akademik. 5. Ibu Daru Indarti, Amd.Keb, selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan bimbingan dan banyak masukan. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini.

Penulis menyadari dalam teknik penulisan maupun penyusunan asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan, sebagai acuan dalam pembuatan asuhan kebidanan selanjutnya. Semoga laporan asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, Februari 2011

Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S G1P0000Ab000 USIA KEHAMILAN 28-30 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI RUMAH SAKIT PEMBANTU MALANG 23 FEBRUARI 2011

Mahasiswa

EMY SILFIANA NIM. 09.2.078

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Pembimbing Klinik

Maria Veronika, Amd.Keb

Daru Indarti, Amd.Keb NIP. 196212281985022001

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Kehamilan adalah suatu hal yang sangat penting dan istimewa bagi seorang wanita dan merupakan masa yang paling membahagiakan tetapi masa kehamilan merupakan masa yang rawan, karena pada masa ini banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan ini meliputi perubahan fisik dan perubahan psikologis yang berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Pada trimester III biasanya akan disertai dengan adanya perubahanperubahan yang fisiologis, seperti sesak nafas, kram betis, sering kencing, sakit pinggang, konstipasi, susah tidur, rasa khawatir/cemas dan bengkak pada kaki. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah perubahanperubahan tersebut masih dalam batas normal atau tidak. Pada Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun laporan asuhan kebidanan ini yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ny.S G1P0000Ab000 Usia Kehamilan 28-30 Minggu dengan Kehamilan Normal di Rumah Sakit Pembantu Malang, yang akan diurakan dalam bab selanjutnya.

1.2. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan normal diharapkan mahasiswa mampu dan mengerti tentang bagaimana asuhan yang harus diberikan pada ibu hamil sesuai dengan kebutuhannya. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada pasien

Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu hamil Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi Mahasiswa dapat menetukan kebutuhan segera untuk mencegah hal-hal yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan janin Mahasiswa dapat menentukan rencana tindakan yang akan diberikan Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan yang telah direncanakan Mahasiswa dapat menilai kembali/mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan

1.3. METODE PENULISAN Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan pasien, pengamatan, pemeriksaan, observasi dan melaksanakan perawatan langsung kepada pasien serta studi pustaka.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN, berisi Latar Belakang, Tujuan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, berisi Teori Kehamilan dan Manajemen Kebidanan BAB III : TINJAUAN KASUS, berisi Pengkajian, Identifikasi Potensial,

Diagnosa/Masalah,

Identifikasi

Diagnosa/Masalah

Kebutuhan Segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi BAB IV : PEMBAHASAN, yang berisikan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek dilapangan BAB V : PENUTUP, yang berisi Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. TEORI KEHAMILAN 2.1.1. Definisi Kehamilan (graviditas) mulai dengan konsepsi (pembuahan) dan terakhir dengan perrmulaan persalinan. (Obstetri Fisiologi: 3) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid terakhir. (Sarwono, 2006: 89) 2.1.2. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010: 75) a. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. b. Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks. Spermatogonium bersal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. (Manuaba, 2010: 76)

Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancainder, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). (Manuaba, 2010: 76) Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. (Manuaba, 2010: 77) c. Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian di bawah ini. Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di ampula tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis

dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba fallopii. Spermatozoa hidup selama tiga haridi dalam genitalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialuronidase. Melalui stomata, spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan tertinggaldi luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot. (Manuaba, 2010: 76) d. Proses Nidasi atau Implantasi Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, vitelus membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan metafase. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi haploid. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita. (Manuaba, 2010: 80) Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula. Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas hormon dalam korionik pertumbuhannya, gonadotropin, mampu yang

mengeluarkan

mempertahankan korpus luteum gravidarum. (Manuaba, 2010: 81)

e. Pembentukan Plasenta Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung dengan pars basalis desidua, tetapi tidak sampai menembusnya. Hubungan vili korealis dengan lapisan desidua terebut dibatasi oleh jaringan fibrotik yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui lapisan Nitabusch plasenta dilepaskan pada saat persalinan kala ketiga (kala uri). Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan korion frondusum yang

berkembang menjadi plasenta; desidua kapsularis yang menutupi hasil konsepsi; desidua yang berlawanan dengan desidua kapsularis disebut desidua parietalis; kelanjutan antara desidua kapsularisdan desidua parietalis disebut desidua reflexa. Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut korion leaf. (Manuaba, 2010: 85) 2.1.3. Gejala dan Tanda Kehamilan a. Amenorea (= tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. (Sarwono, 2005: 125) b. Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya terjadi bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau seing, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.

(Sarwono, 2005: 125) c. Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu).

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005: 126) d. Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat yang ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramaipada

bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu. (Sarwono, 2005: 126) e. Mamma menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas. (Sarwono, 2005: 126) f. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005: 126) g. Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan terteka oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oeh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing. (Sarwono, 2005: 126) h. Obstipasi. Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. (Sarwono, 2005: 126) i. Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang terjadi deposit yang berlebihann, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamma juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam (= linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. (Sarwono, 2005: 126) j. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi

pada bulan pertama. (Sarwono, 2005: 126) k. Varises. Sering dijumpai pada triwulan akhir. Didapat pada genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida

kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu timbul kembali pada triwulan pertama. Kadanag-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda. (Sarwono, 2005: 126) l. Tanda Hegar. Ismus uteri menjadi lebih lunak dan mudah ditekan. (Carolyn, 2009: 188) m. Tanda Chadwick. Perubahan warna vulva dan mukosa vagina menjadi agak biru atau ungu, termasuk pada porsio serviks. (Carolyn, 2009: 188) n. Tanda Piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. (Sarwono, 2005: 126) o. Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang muda berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaaan uterus yang membesar tetapi tidak ada tanda kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan. (Sarwono, 2005: 127) p. Suhu basal yang sesuda ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2o sampai 37,8o adalah sala satu tanda akan adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai dalam pemeriksaan kemandulan. (Sarwono, 2005: 127) q. Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pagi hari. Dengan tes kehamilan tertentu ir kencing pagi hari ini dapat membantu membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya. (Sarwono, 2005: 127) Tanda Pasti Kehamilan: Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak tulang janin

Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjangnya janin (crown-rump), dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin. (Sarwono, 2005: 129) 2.1.4. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri Bidan dapat mengetahui perkembangan kehamilan ibu dengan cara sederhana, namun sangat bermanfaat, seperti memperkirakan berat badan janin lebih akurat dengan mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) agar bidan mengetahui usia gestasi, kemungkinan kehamilan kembar atau polihidramnion (bila deviasi lebih dari 1-2 cm) atau gangguan pertumbuhan janin (bila deviasi lebih kecil). (Simatupang, 2004: 133) Dalam upaya standardisasi perkiraan tinggi fundus uteri, disarankan menggunakan pita ukur dari tepi atas simfisis pubis karena memberi hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Diketahui bahwa pengukuran dengan menggunakan pita ukur memberi hasil yang konsisten antar-individu (walaupun masih terjadi sedikit variasi kecuali bila semua bidan dilatih dengan cara yang sama). Juga telah dibuktikan, teknik ini sangat berguna di negara berkembang sebagai alat tapis awal dan dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan efisiensi yang setara (Walraven, Mkanje, Van Roosmalen et al.,1995; Keneddy, 1992; Jacobsen, 1992) TFU diukur dengan menggunakan pita ukur dari pinggir atas simfisis pubis ke bagian atas fundus uteri dan tetap menjaga pita ukur menempel pada dinding abdomen. Ukuran ini biasanya sesuai dengan usia kehamilan dalam minggu setelah usia kehamilan 24 minggu. Pengukuran TFU pada kehamilan lanjut dalam posisi terlentang terbukti memberi hasil pengukuran fundus uteri lebih tinggi dari sebenarnya (Engstrom dan Piscianeri et al., 1993) sehingga hal tersebut menyebabkan pembacaan dan perkiraan yang salah. Oleh sebab itu, ibu hamil dianjurkan berbaring dalam posisi setengah duduk pada saat pengukuran TFU. (Simatupang, 2004: 134)

Ukuran TFU sesuai kehamilan dengan menggunakan pita ukur: Cm 20 21 26 30 33 Bulan 5 6 7 8 9

(Simatupang, 2004: 134) 2.1.5. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil a. Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Besarnya uterus normal lebih kurang 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kuramh 2,5 cm. (Sarwono, 2005: 89) b. Serviks Uteri Serviks Uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih mengandung jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak. (Sarwono, 2005: 94) c. Vagina dan Vulva Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina da vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut

Tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide. (Sarwono, 2005: 95) d. Ovarium Pada permulaan kehamilan masi terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasentapada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. (Sarwono, 2005: 95) e. Mamma Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen dan progesteron. Akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi. (Sarwono, 2005: 95) f. Sirkulasi Darah Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluhpembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lainlainyang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulaijelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. (Sarwono, 2005: 96) g. Sistem Respirasi Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.hal ini ditemukan

pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus. Usus tertekan oleh uterus yang terus membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi , yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik. (Sarwono, 2005: 96) h. Traktus Digestivus Pada-pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. (Sarwono, 2005: 97) i. Traktus Urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. (Sarwono, 2005: 97) j. Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasialat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di areola mamma.

Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut stiae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albicans. (Sarwono, 2005: 98) k. Metabolisme Dengan terjadinya perubahan peningakatan pola makan (terhitung 200-300 kkal/hari). Membuat sistem gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai juga perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan terjadi karena human placental lactogen (HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi. (Salmah, 2006: 58) 2.1.6. Kunjungan Antenatal Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal, satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu),satu kali kunjungan selama trimester II (antara minggu 1428) dan 2 kali kunjungan selama trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu 36). Meskipun demikian, ibu hamil tetap diharapkan melakukan kunjungan ANC rutin dan teratur. Khusus kehamilan sesudah minggu ke-36, diharapkan ibu hamil

memeriksakan kehamilannya setiap minggu. (Simatupang, 2004: 132) a. Tujuan perawatan antenatal Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan dan kala nifas Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan kala nifas Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, laktasi dan aspek keluarga berencana Menurunkan angka kesakitan ibu dan perinatal

(Manuaba, 1998: 129) b. Standart minimal asuhan antenatal 7T (Timbang) berat badan Ukur (Tekanan) darah Ukur (Tinggi) fundus uteri Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap Pemberian (Tablet) zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2006: 90) c. Kebijakan Teknis Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut: Mengupayakan kehamilan yang sehat Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan Persiapan persalinan yang bersih dan aman Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan bila terjadi komplikasi (Saifuddin, 2006: 90) d. Jadwal Kunjungan Ulang - Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk: Penapisan dan pengobatan anemia, Perencanaan persalinan, Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya. - Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk: Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,

Penapisan preeklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan alat perkemihan, MAP, Mengulang perencanaan persalinan. - Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III, Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi, Memantapkan rencana persalinan, Mengenali tanda-tanda persalinan. (Saifuddin, 2006: 98) 2.1.7. Kebutuhan Ibu dalam Masa Kehamilan a. Kebutuhan Nutrisi Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya. Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh akan menurun pada 4 bulan pertama kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Dengan demikian ibu yang sering sukar makan pada permulaan kehamilan itu tidak usah cemas bayi yang dikandungnya akan kekurangan makanan. Di samping itu, perasaan malas dan kurang enak badan biasanya juga menyebabkan ibu lebih banyak istirahat sehingga keperluan tubuh akan makanan juga berkurang. (Salmah, 2006: 110) Untuk dapat memberi makanan secara benar pada ibu hamil, perubahan-perubahan yang terjadi pada kehamilan juga perlu dipahami: Perubahan tahap pertama. Dua minggu setelah konsepsi, telur yang dibuahi akan melekat pada endometrium uterus dan terjadi proliferasi dari sel-sel dengan cepat. Plasenta juga mulai terbentuk pada tahap ini. Pada tahap ini belum diperlukan suplementasi nutrisi yang khusus. Perubahan tahap kedua. Pada minggu ke-2 sampai minggu ke8, sebagian organ-organ telah mulai terbentuk seperti jantung,

ginjal, paru, hati dan rangka. Dari percobaan pada binatang, bila pada fase ini terdapat defisiensi vitamin A, riboflavin, vitamin B6, vitamin B2, atau asam folat akan terjadi cacat bawaan. (Pelatihan Paramedik Tingkat Nasional di Semarang, 1988). Pada tahap ini diperlukan suplementasi dalam bentuk vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya defisiensi dan cacat bawaan. Perubahan tahap ketiga. Mulai minggu ke delapan sampai lahir terjadi pertumbuhan janin yang cepat, serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk mempersiapkan kelahiran dan memproduksi air susu ibu (ASI). Pada tahap ini terjadi hiperplasi dan hipertrofi sel-sel, yang kecepatannyaberbeda untuk masing-masing orang. Oleh sebab itu, suplementasi nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori dan protein. (Salmah, 2006: 111) Peningkatan berat badan Peningkatan berat badan sangat menetukan

kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus, lebih dipengaruhi oleh penimgkatan atau penurunan berat badan selama hamil. (Salmah, 2006: 111) Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan yang mencolok, yaitu multipara, edema, hipertensi kehamilan, makanan berlebihan/banyak. Pada obesitas,

cenderung terjadi makrosomia dan disproposi sefalopelviks. (Salmah, 2006: 111) Ibu malnutrisi

Volume darah berkurang

Peningkatan curah jantung adekuat

Penurunan darah plasenta

Penurunan ukuran plasenta -------- mengurangi transfer nutrisi

Pertumbuhan janin terhambat Gambar: Mekanisme kemungkinan plasenta dan pertumbuhan janin terhambat. (Salmah, 2006: 112) Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 1,57 meter. Maka IMT-nya 51 (1,57)2 = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang. 19,8-26,6 < 19,8 26,6-29,0 >29,0 Normal Underweight Overweight Obese (Salmah, 2006: 113) Penambahan berat badan per trimester lebh penting daripada penambahan berat badan keseluruhan. Pada trimester pertama peningkatan berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester berikutnya akan terjadi peningkatan berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu 0,35-0,4 kg per minggu. (Salmah, 2006: 113) Komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan Jaringan ekstra uterin Janin Cairan amnion Plasenta 1 kg 3-3,8 kg 1 kg 1-1,1 kg

Payudara Tambahan darah Tambahan cairn jaringan Tambahan jaringan lemak Total Kalori

0,5-2 kg 2-2,5 kg 1,5-2,5 kg 2-2,5 kg 11,5-16 kg

Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1983, tambahan kalori untuk wanita hamil 285 kalori. Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan berlangsung adekuat, masukan energi harus di atas 36 kalori/kg/hari dalam distribusi yang seimbang, yaitu protein 15%, lemak 30%, dan karbohidrat 55%. (Salmah, 2006: 113) Protein Tambahan untuk wanita hamil sebesar 9 gram. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk wanita di Indonesia umur 20-39 tahun dengan berat badan 47 kg sebanyak 41 gram protein sehari atau sekitar 0,8 grm/kg/hari, sebagai protein campuran. (Salmah, 2006: 114) Vitamin dan Mineral Vitamin A ditambah 50 mg/hari, tiamin ditambah 0,2 m/hari, riboflavin ditambah 0,2 mg/hari, niacin ditambah 2 mg/hari, vitamin C ditambah 20 mg/hari, kalsium ditambah 0,6 mg/hari, dan zat besi ditambah 2 mg/hari. (Salmah, 2006: 114) Pada waktu hamil, keperluan akan zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan ibu masa laktasi sampai enam bulan sesudah melahirkan, karena air susu ibub tidak mengandung garam besi. Persediaan ibu sebagai cadangan untuk penggantian darah yang hilang pada waktu persalinan. (Salmah, 2006: 114)

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg. bila ibu merasa mual, konstipasi atau diare akibat tablet zat besi, dianjurkan untuk meminumnya setelah makan. Sebaiknya, tablet zat besi dimakan bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan meminum dengan susu, teh atau kopi, karena akan menghambat penyerapan. Tablet zat besi dapat diminum separuh pada pagi hari dan separuh lagi pada malam hari, untuk mengurangi efek samping. Bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu yang bersumber dari hewan seperti telur, hati, ginjal, dan daging atau yag bersumber dari nabati seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau. (Salmah, 2006: 114) Air Air yang diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air berfungsi membantu sistem pencernaan makanan dan membantu proses transportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital tubuh lainnya. Air juga menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air, susu, dan jus tiap 24 jam. (Salmah, 2006: 115) Membatasi minuman yang mengandung kaafein seperti the, coklat, kopi, dan minuman yang mengandung pemanis buatan (sakarin) karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta. (Salmah, 2006: 115) Imunisasi Tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapatkan suntikan tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya. Ibu hamil yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi

pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan. Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum. (Salmah, 2006: 115)
Antigen TT1 TT2 Interval waktu Kunjungan I ANC 4 minggu setelah TT1 4 minggu setelah TT2 4 minggu setelah TT3 4 minggu setelah TT4 Lama Perlindungan 3 tahun* Persentase Perlindungan 80

TT3

5 tahun

95

TT4

10 tahun 25 tahun/ seumur hidup

99

TT5

99

* artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.

b. Persiapan Persalinan Kecemasan dapat meningkat karena keadaan jalan lahir dan anaknya selama proses persalinan banyak wanita takut nyeri atau kerusakan karena mereka tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Pada saat demikian dapat diterangkan bahwa permulaan persalinan dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut: Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit. Keluar lendir berdarah. Ibu merasa sakit pada pinggang, rasa nyeri yang menjalar ke bagian perut bawah. Kadang-kadang keluar cairan dari vagina

Persiapan persalinan yang perlu diperhitungkan juga adalah transportasi, misalnya jarak tempuh dari rumah ke tujuan membutuhkan berapa lama, jenis alat transportasi, sulit atau mudahnya lokasi ditempuh, karena hal ini akan mempengaruhi keterlambatan pertolongan. Untuk mengurangi tingkat kecemasan dari sisi sosial ekonomi, disarankan keluarga sudah mengikuti kelas menjadi orangtua mulai dari trimester I, II, dan III. Agar proses persalinan berjalan secara normal, ibu selamat, dan bayinya sehat perlu pendukung lain yaitu dana. Pendanaan yang memadai, perlu direncanakan jauh sebelum masa persalinan tiba dengan cara menabung, dapat melalui arisan, tabungan ibu bersalin (tabulin), atau menabung di bank. (Salmah, 2006: 115) c. Senam Hamil Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi ibu saat persalinan. (Salmah, 2006: 115) Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur 1. Memperbaiki sirkulasi darah. 2. Mengurangi pembengkakan. 3. Memperbaiki keseimbangan otot. 4. Mengurangi risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit. 5. Mengurangi kram/kejang kaki. 6. Menguatkan otot perut. 7. Mempercepat proses penyembuhan setelah persalinan.

(Salmah, 2006: 117-118)

Senam hamil pada kehamilan normal dapat dilakukan atas nasihat dari dokter/bidan. Dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16-38 minggu. Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang sesuai dan longgar, serta selalu dilakukan pemanasan dan pendinginan setiap kali senam. Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Tidak dibolehkan mendadak berdiri saat usai senam, namun dilakukan secara perlahan untuk menghindari pusing. (Salmah, 2006: 118) d. Istirahat dan Relaksasi Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang singkat, seorang wanita dapat memilih posisi telentang kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema kaki dan varises vena. (Salmah, 2006: 127) Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan badan dari ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktikkan. Kemampuan relaksasi secara sengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk mengurangi ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan. Selain itu, mengurangi stress sehingga persepsi nyeri selama masih mampu melahirkan anak. (Salmah, 2006: 127) Untuk memperoleh relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan selama berada dalam posisi relaksasi, yaitu 1. Menekuk semua persendian dan memejamkan mata. 2. Melemaskan seluruh otot-otot tubuh termasuk otot-otot wajah. 3. Melakukan pernapasan secara teratur dan berirama. 4. Memusatkan pikiran pada irama pernapasan atau pada hal-hal yang menenangkan. 5. Menutup mata dengan saputangan dan menutup telinga dengan bantal, bila keadaan menyilaukan atau gaduh,

6. Memilih posisi relaksasi yang paling menyenangkan. (Salmah, 2006: 127) Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setelah makan siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu mau tidur. Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan. 1. Posisi relaksasi dengan telentang. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks di samping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal.

Memejamkan mata, melemaskan seluruh tubuh, tenang dan melakukan pernapasan yang teratur dan berirama. 2. Posisi relaksasi dengan berbaring miring. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala dan perut diberi bantal. Memejamkan mata, tenang, dan mengatur pernapasan dengan teratur dan berirama. 3. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring telentang, kedua lutut ditekuk. Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping telinga, menutup mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama akhir kala I. 4. Posisi relaksasi dengan keadaan duduk. Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di atas tempat tidur. Jika duduk menghadap tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung. Posisi ini dapat dilakukan selama kala I, sebelum naik ke tempat bersalin. (Salmah, 2006: 128) 2.1.8. Fisiologis Masalah Umum Selama Kehamilan Trimester III
Ketidaknyamanan Trimester III 1. Sesak nafas (60%). Fisiologi Diafragma ke atas Intervensi terdorong Posisi badan bila tidur menggunakan bantal. Hentikan merokok. Konsul. ekstra

2. Insomnia minggu-mingu akhir).

(pada Gerakan janin. Kram otot. Sering buang air kecil.

Sering berkomunikasi dengan kerabat atau suami.

3. Rasa cemas.

khawatir

da Gangguan hormonal: - Penyesuaian hormonal

Relaksasi. Masase perut. Minum susu hangat. pakai ganjal

- Khawatir jadi ibu Tidur setelah kelahiran 4. Rasa tidak nyaman Pembesaran dan tertekan

bagian tubuh. relaksasi,

uterus Istirahat,

pada terutama waktu berdiri siapkan tubuh. Lapor & jalan. Serta akibat petugas kesehatan. gemelli.

perinium.

5. Kontraksi Hicks.

Braxton- Kontraksi mempersiapkan persalinan.

usus Istirahat. Teknik napas.

6. Kram betis.

Karena

penekanan Cek apakah ada tanda

pada saraf yang terkait Homan, bila tidak ada dengan uterus yang lakukan masase &

membesar. Perubahan kompres hangat pada kadar kalsium, fosfor, otot yang terkena. keadaan ini diperparah oleh sirkulasi kelelahan darah tepi

yang buruk. Akibat minum susu lebih 1 liter/hari 7. Edema kaki sampai Karena tungkai. berdiri dan Asupan cairan dibatasi postur hingga berkemih

duduk lama, tubuh latihan jelek, fisik,

tidak secukupnya saja. baju Istirahatkan posisi

ketat, cuaca panas.

kaki lebih tinggi dari kepala.

(Salmah, 2006: 73-74) 2.2. MANAJEMEN KEBIDANAN

2.2.1. Pengkajian Pada langkah pertama ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. (Sulistyowati: 110) Bagian-bagian yang penting dari anamnesa, antara lain: A. Data Subjektif 1. Biodata Nama Untuk identifikasi (mengenal) penderita. (Obstetri Fisiologi: 154) Umur Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan insiden diabetes tipe II, hipertensi kronis,persalinan lama pada nulipara, seksio sesaria, pelahiran preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin. (Varney, 2006) Suku/bangsa Mengetahui latar belakang dan adanya adat istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan. Agama Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah. (Linda, 2003: 64) Pendidikan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya. (Linda, 2003: 64) Pekerjaan Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk

mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak janin. (Linda, 2003: 62) Alamat Memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah serta tau lingkungan pasien. 2. Alasan Datang Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting. (Obstetri Fisiologi: 154) 3. Keluhan Utama Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting. (Obstetri Fisiologi: 154). Keluhan-keluhan yang biasanya dialami oleh ibu hamil pada trimester III adalah sesak nafas, nyeri pinggang, nyeri ulu hati, sering kencing, konstipasi, kaki bengkak, kram pada kaki, kontraksi palsu. 4. Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang Data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu bidan ketahui, yaitu apakah pasien atau sedang menderita penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, ginjal, hipertensi, atau hepatitis. (Sulistyowati: 114) Jantung Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk dapat

terjadi keguguran, persalinan prematuritas atau berat lahir rendah, kematian perinatal yang makin meningkat, dan

pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia dan fisik. (Manuaba, 2010: 334) Diabetes melitus Mengakibatkan kadar gula darah akan meningkat, yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh secara menyeluruh dan mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan janin, diantaranya keguguran, prematur, kematian dalam janin dalam rahim, lahir mati, bayi besar,

hidramnion,menetukan preeklamsi-eklamsi, cacat bawaan, potensial mengidap diabetes melitus, potensial kelainan saraf dan jiwa (Manuaba: 281) Ginjal Penyakit ginjal yang dapat meningkatkan tekanan darah diantaranya glumerulonefritis akut atau kronis dan

pielonefritis akut atau kronis. Gejala penyakit ginjal pada kehamilan disertai hipertensi adalah suhu badan yang meningkat dan gangguan miksi. Bidan yang menghadapi keadaan tersebut sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter, puskesmas atau di tempat dengan kelengkapan yang cukup. Pengawasan kehamilan denagan hipertensi pada penyakit Hipertensi Kehamilan dengan hipertensi esensial dapat berlangsung sampai aterm (AKI) dan angka kematian anak (AKA), bidan memegang yang penting melalui Hipertensi dapat memberikan gejala pada alat-alat vital seperti jantung, kelainan ginjal, arteriosklerosis atau terjadi serangan perdarahan mendadak. Hipertensi dalam kehamilan ginjal dilakukan dengan pemeriksaan

laboratorium. (Manuaba, 2010: 335)

sewaktu-waktu dapat menjadi preeklamsia tidak murni (superimpossed). (Manuaba: 273-274) Hepatitis Pengaruh infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan

mempertahankan metabolisme tubuh sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi hati terhadap kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematur dan kematian janin dalam rahim. (Manuaba, 2010: 342) 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan (tbc). (Obstetri Fisiologi: 157) Asma Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat atau malah berkurang. Dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak mempengaruhi kehamilan. Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2 dan CO2. Pengawasan hamil dan pertolongan persalinan dapat berlangsung biasa, kecuali terdapat indikasi pertolongan persalinan dengan tindakan operasi. Bila bidan berhadapan dengan kehamilan disertai asma sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat melakukan pengawasan bersama. (Manuaba, 2010: 336) TBC Bahaya terhadap kehamilan dan bayi menyusui, tidak dibenarkan Kembar untuk memberikan ASI karena dapat

menularkan pada bayi. (Manuaba: 275)

Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu. (Manuaba : 265) 6. Riwayat Perkawinan Kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa lama kawin, kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitunngkan dalam pimpinan persalinan. (Obstetri Fisiologi: 155) Kawin atau tidak Status dari perkawinan ibu apakah hamil di luar nikah atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi psikologis ibu tentang anak yang diharapkan atau tidak. Lama menikah Jika lama menikah 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya (preeklamsia, persalinan tidak lancar). Jika 2 tahun sudah punya anak lebih dari satu anak, bahaya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah, bayi prematur, BBLR,. Selain itu alat reproduksi belum kembali sempurna atau siap untuk menopang kehamilan lagi. Umur pertama kawin Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia 35 tahun meningkatkan insiden diabetes tipe II, hipertensi kronis,persalinan lama pada nulipara, seksio sesaria, pelahiran preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin. (Varney,2006) 7. Riwayat Haid Menarche

Adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Pada wanita Indonesia, umumnya sekitar 12-16 tahun.

(Sulistyowati: 112) Lama haid Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Siklus haid Adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari. Biasanyasekitar 23-32 hari. (Sulistyowati: 112). Siklus haid normal dianggap sebagai siklus 28 hari tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur 3 hari. Keluhan Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu. (Sulistyowati: 113) Keputihan Warnanya, berbau atau tidak, gatal atau tidak. HPHT (hari pertama haid terakhir) Yang dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama dari haid yang terakhir. (Obstetri Fisiologi: 155). HPHT dihitung sebagai awal dimulainya kehamilan dan ditanyakan untuk dijadikan acuan dalam menentukan taksiran persalinan. 8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas a. Kehamilan TM I : periksa dimana, berapa kali, mendapatkan terapi apa, dapat imunisasi TT atau tidak, ada keluhan atau tidak. TM II : periksa dimana, berapa kali, mendapatkan terapi apa, gerakan janin sudah terasa 18 minggu pada

primigravida dan 16 minggu pada multigravida, ada keluhan atau tidak. TM III : periksa dimana, berapa kali, mendapatkan terapi apa, ada keluhan atau tidak. b. Persalinan Ibu bersalin dimana, ditolong siapa, persalinan normal atau tidak, perdarahan, jenis kelamin bayi, BBL, PBL, bayi langsung menangis atau tidak. c. Nifas Ibu menjalani masa nifas berapa lama, ada keluhan atau tidak, menyusui atau tidak, ASI eksklusif atau tidak, kapan mulai diberikan makanan pendamping ASI. 9. Riwayat KB Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD (estimed date of delivery) atau tanggal perkiraan kelahiran. (Linda, 2003: 36). Ditanyakan pernah ikut KB atau tidak, jenisnya apa, ada keluhan atau tidak, dan setelah persalinan ingin menggunakan KB apa. 10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari a. Nutrisi Pola makan. Hal inin juga penting untuk bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asuhan gizinya selama hamil. (Sulistyowati: 114) - Frekuensi. Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa banyak asupan makanan yang dimakan. - Banyaknya. Data ini memberikan informasi tentang seberapa banyak makanan yang ia makan dalam satu kali waktu makan. Penambahan yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 300 kal. Kebutuhan gizi yang diperlukan bagi ibu hamil adalah 70 gram protein atau

20%, karbohidrat 50% dalam diet harian dan lemak 30% dalam diet harian, kalsium 1200 miligram per hari. (Marshall, 2000: 19-18) Pola minum. Bidan juga harus dapat memperoleh data mengenai kebiasaan pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairannya. (Sulistyowati, 115) - Frekuensi. Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum sehari dan dan dalam sekali minum dapat habis berapa gelas untuk ibu hamil diperlukan 6-8 gelas (1500-2000). (Salmah, 2006: 115) b. Eliminasi Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulanbulan pertama kehamilan terteka oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oeh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing. (Sarwono, 2005: 126) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang

disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. (Sarwono, 2005: 126) c. Istirahat Bidan dapat menanyakan tentang berapa lam ibu tidur siang dan malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting. Untuk istirahat malam rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam. (Sulistyowati: 116) d. Aktivitas Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. (Sulistyowati: 116)

e. Kebersihan Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka bidan harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan kebersihan dirinya sedini mungkin. (Sulistyowati: 116) 11. Data Psikososial dan Spiritual Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari kehidupan keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak. Perempuan itu akan menjadi seorang ibu dan suaminya akan menjadi seorang ayah. Hubungan mereka satu sama lain berubah, juga dengan keluarga besar atau masyarakat yang membutuhkan penyesuaian kembali dalam dinamika keluarga. (Salmah, 2006: 80)

B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria: - Baik. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain. - Lemah. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain. (Sulistyowati: 122) Kesadaran Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukanpengkajian derajat kesadaran

pasien dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). Tekanan Darah Nadi 60-90 x/menit Pernapasan 16-24 x/menit Suhu 36,5-37,5o C Berat Badan Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan 0,5 kg per minggu. Pertambahan >0,5 kg perminggu pada TM III harus diwaspadai mengalami preeklampsia. Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 11,516. (Salmah, 2006:113) Tinggi Badan > 145 cm. Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggulnya sempit. LILA (Lingkar Lengan Atas) > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik/buruk, sehingga berisiko melahirkan BBLR. TP (Taksiran Persalinan) Perkiraan dari persalinan yang akan terjadi dihitung berdasarkan HPHT. Penghitungan dilakukan dengan

mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. (Linda, 2003: 36) SPR Skor awal ibu hamil adalah 2 yang tergolong kehamilan dengan resiko rendah. 2. Pemeriksaan Fisik Kepala

Bersih/kotor, warna, mudah rontok/tidak. Muka Oedem atau tidak Mata Sklera putih/tidak, konjungtiva merah/pucat/tidak Telinga Ada sekret/tidak, ada gangguan pendengaran/tidak Hidung Ada sekret/tidak, ada polip/tidak. Mulut Warna, integritas jaringan (lembab, kering,atau pecahpecah), kebersihan, caries, stomatitis. Leher Ada/tidak pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe serta ada/tidak pembendungan vena jugularis Dada Puting susu menonjol/masuk/datar, hiperpigmentasi areola, pernafasan dada/tidak Abdomen Ada bekas operasi/tidak, striae, linea, palpasi leopold, DJJ. Genetalia Warna, keputihan, oedem/tidak, ada bekas episiotomi/tidak Ekstremitas Atas : pergerakan bebas/tidak, oedem/tidak, kelainan/ tidak Bawah : pergerakan bebas/tidak, oedem/tidak, kelainan/ tidak, ada varises/tidak 3. Data Penunjang Darah lengkap Urine lengkap Tes kehamilan tambahan(ronkhi, weezing), ada retraksi

USG Hb 2.2.2. Identifikasi Diagnosa/Masalah Dx Ds : G...P......Ab......UK.......minggu dengan kehamilan normal : - ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya - Ibu mengatakan hari pertama dari haid terakhirnya tanggal........ - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke........ - Ibu mengatakan gerakan janin sudah dirasakan Do : KU Kesadaran TTV : : baik : composmentis TD : 100/70 130/90 mmHg N : 60-90 x/menit S : 36,5-37,5 C R : 16-24 x/menit Berat badan : .........kg Tinggi badan : > 145 cm LILA SPR Masalah : 1. Sesak nafas Ds Do : ibu mengatakan sesak saat bernafas : - terdengar suara ronchi : > 23,5 cm : .........
o

2. Oedem kaki Ds Do : ibu mengatakan kakinya berat unutk berjalan : - Keadaan umum baik - TTV dalam batas normal - Ekstremitas bawah : kedua kaki oedem 3. Sering kencing Ds Do : ibu mengatakan sering kencing :-

4. Nyeri pinggang

Ds Do

: ibu mengatakan pinggangnya sakit :-

5. Kontraksi palsu Ds Do : ibu sering merasaka kenceng-kenceng : ibu kelihatan menahan nyeri ketika terjadi kontraksi pada palpasi teraba his dengan lama < 20 detik 6. Nyeri ulu hati Ds Do : ibu mengatakan ulu hatinya sakit :-

7. Konstipasi Ds Do : ibu mengatakan susah buang air besar : - palpasi abdomen skibala (+)

8. Kram pada kaki Ds Do : ibu mengatakan kakinya kram dan kesemutan :-

2.2.3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensialdan mengantisipasi penanganannya. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. (Salmah, 2006: 160)

2.2.4. Kebutuhan Segera Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainberdasarkan kondisi klien. (Salmah, 2006: 161)

2.2.5. Intervensi Dx Tujuan : G...P......Ab......UK.......minggu dengan kehamilan normal : kehamilan berjalan dengan normal sampai persalinan tanpa penyulit KH : - KU baik

- DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) - TTV dalam batas normal TD : 100/70 130/90 mmhg N S R Intervensi 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan R : membuat ibu lebih kooperatif dan mengurangi kecemasan ibu 2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi R : memenuhi asupan gizi ibu dan unuk pertumbuhan serta perkembangan janin 3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup R : memenuhi kebutuhan istirahat ibu 4. Ingatkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluhan R : mengetahui perkembangan ibu dan janin sehingga dapat dilakukan tindakan segera bila terjadi masalah 5. Beri terapi atau suplemen yang dibutuhkan ibu R : meningkatkan daya tahan dan kesehatan ibu serta janin : 60-90 x/menit : 36,5-37,5 C : 16-24 x/menit
o

Masalah 1. Kontraksi Braxton-Hicks Tujuan : - ibu mengetahu penyebab terjadinya kontraksi - Ibu dapat beradaptasi dengan kontraksi KH : - ibu mengatakan sudah tidak cemas dengan adanya kontraksi - Palpasi : his tiak timbul dengan frekuensi sering dan intensitas kuat - KU baik - TTV normal TD : 100/70 130/90 mmhg

N S R

: 60-90 x/menit : 36,5-37,5 C : 16-24 x/menit


o

Intervensi a. Jelaskan dan terangkan ibu bahwa minggu akhir kehamilan terjadi kontraksi yang tidak kuat dan tidak teratur R : menenangkan ibu sehingga tidak timbul

kepanikan/kecemasan ibu berkurang. b. Anjurkan ibu untuk istirahat, tidur miring dan lakukan teknik pernafasan saat kontraksi timbul R : ibu menjadi relaksasi, kontraksi akan mereda/berkurang c. Pantau keadaan his, durasi, intensitas, frekuensi his, singkirkan kemungkinan terjadi persalinan R : menetapkan diagnosis sehingga asuhan yang diberikan tepat 2. Kram tungkai Tujuan : - ibu mengetahui penyebab kram tungkai - Ibu dapat mengatasi jika terjadi kram KH : - ibu mengerti dengan penjelasan petugas - Ibu bisa mempraktekkan cara mengatasi kram - KU baik - TTV dalam batas normal TD : 100/70 130/90 mmhg N S R Intervensi a. Jelaskan penyebab kram pada ibu R : pengetahuan ibu bertambah sehingga mengurangi kecemasan ibu b. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan mengandung kalsium R : Kalsium tercukupi sehingga mengurangi kram : 60-90 x/menit : 36,5-37,5 C : 16-24 x/menit
o

c. Ajari ibu cara mengatasi kram R : Menurunkan ketidaknyamanan akibat sirkulasi perifer yang buruk d. Anjurkan ibu untuk senam hamil secara teratur R : menambah suplai oksigen dan memperlancar peredaran darah ke jaringan 3. Ketidaknyamanan karena tekanan pada perineum Tujuan : ibu mengetahui penyebab terjadinya kram KH : - ibu mengerti dengan penjelasan petugas - Ibu berjalan dengan postur tubuh yang baik Intervensi a. Jelaskan perasaan tidak nyaman ibu R : bertambah sehingga mengurangi kecemasan ibu b. Anjurkan untuk istirahat yang cukup R : relaksasi bagi ibu sehingga mengurangi keletihan c. Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi dan gunakan postur tubuh yang benar R : mengurangi spasme otot senhingga nyeri berkurang. 4. Oedem kaki Tujuan : ibu tahu penyebab pembengkakan pada kaki KH : - KU baik - TTV dalam batas normal tidak ada kenaikan TD yang menunjukkan preeklamsia - Oedem berkurang Intervensi a. Jelaskan penyebab oedem pada kaki ibu R : mengurangi kecemasan ibu. b. Jelaskan tanda bahaya yang menyertai oedem kaki seperti diastole >90 mmHg, pandangan kabur, nyeri ulu hati. R : antisipasi masalah lebih lanjut

c. Jelaskan cara untuk mengurangi oedem dengan istirahat secara periodik dengan kaki ditinggikan, hindari pakaian ketat, tidur miring ke kiri R : cairan pada kaki/tungkai dapat tersirkulasikan dengan memaanfaatkan pengaruh gaya gravitasi yang dapat mengurangi oedem 5. Insomnia Tujuan : ibu memahami penyebab tidak/susah tidur KH : - ibu mengerti dengan penjelasan petugas - KU baik - Tidak ada tanda kelelahan/kurang tidur Intervensi a. Anjurkan ibu untuk menggunakan teknik relaksasi R : melancarkan peredaran darah serta mengurangi spasme otot b. Jelaskan cara mengatasi tidak/susah tidur seperti mandi air hangat, dan minum-minuman hangat (susu) sebelum tidur, hindari makanan/minuman berkafein R:

6. Kecemasan dalam proses persalinan Tujuan : - ibu siap dan bahagia menghadapi persalinan - Ibu mengetahui tanda-tanda persalinan - Ibu segera datang ke bidan jika ada tanda-tanda persalinan KH : - ibu mengerti dengan penjelasan petugas - Ibu mengatakan telah siap menghadapi persalinan - Suami dan keluarga mendukung dan siaga dalam menghadapi persalinan Intervensi a. Jelaskan persalinan adalah proses fisiologis tetapi ibu dan keluarga harus tetap waspada kemungkinan terjadi

kegawatdaruratan

R : pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan ibu b. Jelaskan tanda-tanda permulaan persalinan R : dengan mengenali tanda-tanda persalina mempercepat ibu mendapat pertolongan c. Diskusikan tentang persiapan persalinan termasuk transportasi, keuangan, keluarga, yang akan mendampingi dalam persalinan. R : persiapan yang optimal memudahkan ibu dankeluarga dalam menghadapi persalinan.

2.2.6. Implementasi Mengacu pada intervensi 2.2.7. Evaluasi Mengacu pada kriteria hasil

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S G1P0000Ab000 UK 28-30 MINGGU DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI RUMKIT BAN MALANG 23 FEBRUARI 2011

3.1. PENGKAJIAN Dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2011, pukul 10.00 WIB di Rumah Sakit Pembantu Malang. A. Data Subyektif 1. Biodata Nama Ibu Umur : Ny S : 22 th Nama Suami : Tn H Umur : 25 th

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. Alasan Datang : Islam : SMA :: Asrama Armed

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan : Islam : Akademi : TNI AD : Rp 2.400.000

Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya, sekarang berusia 3 bulan dan ibu ingin memeriksakan kehamilannya 3. Keluhan Utama

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan 4. Riwayat Kesehatan Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti TBC, hepatitis, diabetes, asma, hipertensi,jantung. 5. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan saat ini tidak sakit. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti TBC, hepatitis, diabetes, asma, hipertensi,jantung. 7. Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan menikah 1 kali, lamanya kurang lebih 1 tahun, usia pertama kali menikah 21 tahun. 8. Riwayat Haid Menarche Lama Siklus Keluhan haid Keputihan Haid terakhir 9. : 14 tahun : 6-7 hari : teratur, 28 hari ::: 07 Agustus 2011

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya.

10. Riwayat Kehamilan Sekarang Ibu mengatakan sudah periksa kehamilan 5x ddi Rumah Sakit Ban Malang, sudah mendapatkan suntikan imunisasi TT 2x. Pada awal kehamilan ibu tidak ada keluhan. Ibu mendapatkan tablet penambah darah dan vitamin. 11. Riwayat KB Ibu mengatakan dari awal menikah belum menggunakan KB 12. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi

Sebelum hamil : makan 2-3x sehari dengan porsi satu piring nasi, setengah mangkuk kecil sayur, 1 potong tempe, 1 potong ikan/ayam. Minum 4-5 gelas per hari Saat hamil : makan 3-4x sehari dengan porsi satu setengah piring nasi, 1 mangkuk kecil sayur, 1 potong tempe/tahu, 1 potong ikan/ayam dan diselingi buah serta susu. Minum 6-7 gelas per hari. b. Eliminasi Sebelum hamil : BAB 1x sehari, BAK 4x sehari, tanpa keluhan/ gangguan Saat hamil : BAB 1x sehari, BAK 4x sehari, tanpa keluhan/ gangguan c. Istirahat Sebelum hamil : jarang tidur siang, tidur malam 6-7 jam Saat hamil d. Aktivitas Sebelum hamil : melakukan pekerjaan rumah sendiri (masak, menyapu,cuci dll) Saat hamil : melakukan pekerjaan rumah yang ringan, kadang dibantu suami e. Kebersihan Sebelum hamil : mandi dan gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam 2x/hari, keramas 3 hari sekali Saat hamil : mandi dan gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam 2x/hari, keramas 3 hari sekali 13. Data Psikososial dan Spiritual a. Psikologi : ibu mengatakan senang dengan kehamilannya, suami dan keluarga menyambut dengan baik. b. Sosial : hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik c. Spiritual : ibu mengatakan beribadah sesuai agamanya : tidur siang 1 jam , tidur malam 7-8 jam

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum KU : baik BB : 58 kg TB : 165 cm LILA TP SPR : 25 cm : 14-05-2011 :2

Kesadaran : composmentis TTV : TD : 110/70 mmhg N : 80 x/menit S R : 36,5 C : 20 x/menit


o

2. Pemeriksaan Fisik Kepala Muka Mata Hidung Telinga Mulut Leher : rambut bersih, tidak berketombe : tidak pucat, tidak oedem : sklera putih, konjungiva merah : bersih, tidak ada sekret : bersih, tidak ada serumen : bersih, bibir lembab, tidak ada karies : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis Dada : payudara simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan. Abdomen : palpasi leopold - Leopold 1 : TFU 3 jari atas pusat (26 cm), teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting bokong

- Leopold 2 : sebelah kanan teraba keras memanjang seperti janin papan, sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil punggung kanan

- Leopold 3 : bagian bawah janin (kepala) masih bisa digoyangkan kepala belum masuk panggul

- Leopold 4 : tidak dilakukan Genetalia : tidak terkaji Ekstremitas atas : tidak oedem, pergerakan bebas

bawah : tidak oedem, tidak varises, tidak ada kelainan jumlah jari, pergerakan bebas 3. Pemeriksaan Dalam

4. Data Penunjang 3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH Dx Ds : G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal : - ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya - ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama - ibu mengatakan HPHT-nya tanggal 7 Agustus 2010 Do : - KU : baik

- Kesadaran : composmentis - TTV : TD : 110/70 mmhg N S R - BB - TB - LILA - TP - SPR : 80 x/menit : 36,5 C : 20 x/menit :58 kg : 165 cm :25 cm : 14-05-2011 :2
o

- Palpasi Abdomen : Leopold 1 : TFU 3 jari atas pusat (26 cm), teraba bokong

lunak, kurang bundar, kurang melenting Leopold 2 seperti janin

: sebelah kanan teraba keras memanjang papan, sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil

punggung kanan : bagian bawah janin (kepala) masih bisa kepala belum masuk panggul : tidak dilakukan

Leopold 3 digoyangkan Leopold 4

- Auskultasi : DJJ 135 x/menit Masalah : Ds Do ::-

3.3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL 3.4. KEBUTUHAN SEGERA 3.5. INTERVENSI Dx Tujuan : G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal : kehamilan berjalan dengan normal sampai persalinan tanpa penyulit KH : - KU baik - DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) - Ibu mengerti dengan penjelasan dari petugas - TTV dalam batas normal TD : 100/70 130/90 mmhg N : 60-90 x/menit S : 36,5-37,5 C R : 16-24 x/menit Intervensi 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan R : membuat ibu lebih kooperatif dan mengurangi kecemasan ibu 2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi R : memenuhi asupan gizi ibu dan unuk pertumbuhan serta perkembangan janin 3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup R : memenuhi kebutuhan istirahat ibu 4. Ingatkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluhan R : mengetahui perkembangan ibu dan janin sehingga dapat dilakukan tindakan segera bila terjadi masalah 5. Beri terapi atau suplemen yang dibutuhkan ibu R : meningkatkan daya tahan dan kesehatan ibu serta janin
o

3.6. IMPLEMENTASI Tanggal 23 Februari 2011, jam 10.15 WIB Dx : G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal
o

1. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD : 110/70 mmhg, N : 80 x/menit, S : 36,5 C, R : 20 x/menit, DJJ : 135 x/menit terdengar disebelah kanan perut ibu. 2. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi, 4 sehat 5 sempurna (nasi, lauk {ayam,ikan,tempe,tahu,telur}, sayur-sayuran, buah, susu

dan minum air 7-8 gelas per hari) 3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 7-8 jam/hari dan mengurangi pekerjaan berat. 4. Mengingatkan ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluhan seperti wajah, tangan dan kaki bengkak, pandangan kabur, perdarahan dari jalan lahir, ketuban pecah dini/sebelum waktunya, nyeri perut hebat, dan bila itu terjadi ibu segera ke petugas kesehatan. 5. memberikan terapi atau suplemen - Sulfas ferosus 1x1 - Momilen 1x1 - Vitamin B Compleks 3x1

3.7. EVALUASI Tanggal 23 Februari 2011, jam 10.25 WIB Dx S : G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal : - ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya - ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama - ibu mengatakan HPHT-nya tanggal 7 Agustus 2010 - ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan dari petugas O : - ibu dapat mengulang sebagian penjelasan dari petugas - KU : baik

- Kesadaran : composmentis - TTV : TD : 110/70 mmhg N : 80 x/menit

S R - BB - TB - LILA - TP - SPR

: 36,5 C : 20 x/menit :58 kg : 165 cm :25 cm : 14-05-2011 :2

- Palpasi Abdomen : Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Leopold 4 : TFU 3 jari atas pusat (26 cm) : punggung kanan (puka) : kepala belum masuk panggul : tidak dilakukan bokong

- Auskultasi : DJJ 135 x/menit A P : G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal : - Anjurkan ibu untuk minum obat yang teratur - Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan

BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangankesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Dalam kasus yang penulis angkat Ny.S G1P0000Ab000 UK 28-30 minggu dengan kehamilan normal, tidak

didapatkan adanya kesenjangan. Pada tinjauan teori sasaran langsung ANC adalah ibu yang usianya tidak di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi (Varney, 2006). Pada tinjauan kasus usia Ny.S adalah 22 tahun. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Pada identifikasi diagnosa/masalah tidak ditemukan kesenjangan. Diagnosa yang ditegakkan adalah bahwa Ny.S G1P0000Ab000 kehamilan normal. Masalah potensial tidak ditemukan. Kebutuhan segera tidak ada. Pada intervensi disesuaikan dengan ada atau tidaknya keluhan pasien terhadap kehamilannya, karena pasien tidak memiliki keluhan apapun, maka intervensi yang diberikan sesuai dengan konsep manajemen kebidanan pada tinjauan teori yaitu jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ingatkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika terjadi keluha serta beri terapi atau suplemen yang dibutuhkan ibu. Dari uraian tersebut tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Pada implementasi, teori mengatakan implementasi adalah melaksanakan rencana tindakan secara efesien dan menjamin rasa aman klien, langkah ini adalah pelaksanaan dan tindakan (Varney, 1997). Pada praktek intervensi yang dilakukan sesuai intervensi, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Pada evaluasi, teori mengatakan evaluasi merupakan pengecekan pada rencana yang telah dilakukan apakah benar-benar telah memenuhi kebutuhan pasien, yaitu pemenuhan yang diidentifikasi pada pemenuhan diagnosa dan UK 28-30 minggu dengan

masalah. (Varney 1997). Pada praktek evaluasi mengecek dari kriteria hasil yang ada pada rencana yang didapat dari mengidentifikasi diagnosanya terlebih dahulu, ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dari petugas yaitu dapat mengulang sebagian penjelasan petugas. Jadi antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

BAB V PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

5.2. SARAN Petugas kesehatan, khususnya seorang bidan hendaknya mampu memberikan pelayanan pada ibu hamil secara menyeluruh dan berkualitas dengan melibatkan keluarga dalam pelaksanaanya yaitu asuhan sayang ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran UNDIP. 1983. Obstetri Fisiologi. Jakarta : Elemen. Hidayat, A.Alimul Aziz. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. L.Gegor, Carolyn. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Marshall, Connie. 2000. Awal Menjadi Ibu. Jakarta: Arcan. Saifuddin, Abdul Bari,dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. Simatupang, Erna Juliana. 2004. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC. Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Varney Volume 1. Jakarta : EGC. Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Varney Volume 2. Jakarta : EGC. Wheeler, Linda. 2003. Buku Saku Perawatan Prenatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai