Anda di halaman 1dari 15

AIR INDUSTRI

Disusun Oleh : Jonathan Sharon Widiatmo Prila Fitriana Triska Untari Winarko Claudino De Almeida Cabral 08 / 268762 / TK / 34046 09 / 281751 / TK / 35141 09/ 285136 / TK / 35650 09/ 290444/ TK / 36090

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

BAB I. PENDAHULUAN
1. Siklus Air di Alam A. Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Siklus hidrologi yang terjadi yaitu pemanasan air laut oleh sinar matahari yang menyebabkan air laut menguap atau berevaporasi. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi atau dingin untuk terjadi kondensasi. Uap air selanjutnya berubah menjadi embun dan seterusnya menjadi hujan atau salju. Pada perjalanan menuju bumi, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh ke bumi yang kemudian di intersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Air yang jatuh sebagai presipitasi itu ada yang jatuh ke daratan atau langsung ke lautan. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus terjadi dengan cara yang berbeda: 1. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. 2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. 3. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

Namun tidak semua air yang turun dari awan tidak langsung jatuh sebagai hujan, melainkan ada yang menguap sebelum jatuh di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas permukaan daun tanaman dan menguap. B. Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi a) Siklus Pendek / Siklus Kecil Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.

Gambar 1. Siklus Pendek

b) Siklus Sedang Air laut menguap dan dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan dan kemudian jatuh sebagai hujan di daratan. Air yang jatuh selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu melalui sungai sungai dan berakhir di lautan.

Gambar 2. Siklus Sedang c) Siklus Panjang / Siklus Besar Air laut menguap dan menjadi awan lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju di pegunungan yang tinggi. Es es yang mengendap di puncak gunung akan meluncur ke tempat yang lebih rendah mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai sungai dan berakhir di laut.

Gambar 3. Siklus Panjang

Berikut adalah gambaran siklus hidrologi secara umum:

Gambar 4. Siklus Hidrologi Unsur unsur utama dalam siklus hidrologi antara lain: 1. Evaporasi yang merupakan penguapan dari badan air secara langsung. 2. Transpirasi adalah penguapan air dalam tanaman. 3. Respirasi adalah penguapan air dari hewan dan manusia. 4. Evapo transpirasi adalah perpaduan antara evaporasi dan transpirasi. 5. Kondensasi adalah proses perubahan wujud uap air menjadi titik titik air sebagai hasil pendinginan. 6. Presipitasi adalah segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. 7. Infiltrasi adalah air yang jatuh ke permukaan tanah dan langsung meresap kembali ke tanah. 8. Perkolasi adalah air yang meresap sampai kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau ground water. 9. Run off adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai dan menuju ke laut.

2. Air Tanah dan Air Permukaan A. Air Permukaan (Surface Water) Air permukaan tidak terdistribusi secara merata di permukaan bumi. Contohnya, hanya 4% dari daratan Amerika yang merupakan sungai, danau dan aliran air lainnya. Volum dari sumber air tawar dipengaruhi oleh letak geografis, variasi suhu musiman dan aktifitas manusia. Air permukaan adalah air yang terbuka pada atmosfer. Intinya air permukaan adalah hasil dari surface runoff, yaitu aliran air yang terjadi saat tanah telah telah terinfiltrasi dengan jumlah air maksimum dan kemudian sisa nya mengalir di daratan. Umumnya air permukaan mengacu pada sungai dan aliran air lainnya. Namun dapat juga berupa: 1. Air yang tersimpan di danau alami maupun buatan 2. Bendungan buatan manusia yang berasal dari sungai atau aliran air lainnya 3. Sumur 4. Penampungan air hujan dll. Keuntungan terbesar dari air permukaan adalah sumbernya mudah ditemukan, tidak diperlukan alat atau pelatihan yang canggih untuk mencarinya. Air permukaan secara umum tidak mengandung banyak mineral sehingga treatment nya lebih sederhana. Sedangkan kekurangan terbesar dari air permukaan adalah polusi. Air permukaan dengan mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme dan bahan kimia yang masuk melalui aliran darat maupun pembuangan di upstream. Suhu air permukaan juga dapat menjadi masalah karena berfluktuasi sesuai dengan suhu luar. Kekeruhan yang disebabkan oleh suspended solids yang tidak terlihat mata juga meningkatkan biaya treatment. Air yang diambil untuk keperluan industri maupun keperluan komersial lainnya adalah air permukaan. Hal tersebut pun tetap diregulasi agar siklus air tetap terjaga.

B. Air Tanah (Ground Water) Sebagian dari air hujan meresap ke permukaan tanah dan terus menyebar menurun karena gaya gravitasi dan menjadi air tanah. Air tanah dapat ditemukan di beberapa lapisan di bawah bumi yang secara umum disebut aquifer. Aquifers terdiri dari batu batu an, krikil dan daerah terbuka seperti pori pori. Air tanah yang berada di dalam aquifer selalu dalam keadaan bergerak. Jumlah air yang ada di dalam suatu aquifer bergantung pada jumlah tempat yang tersedia yang

dapat disebut porositas. Aquifer yang berada pada lapisan di bawah permukaan bumi, dinamakan unconfined aquifer. Air yang berada di lapisan tersebut masih menerima kontaminasi dari material yang toksik seperti septik tank, limbah agrikultur, minyak dll. Lapisan yang lebih dalam lagi disebut confined aquifer. Lapisan tersebut berada di antara dua lapisan yang tidak dapat ditembus oleh aliran air. Air yang di dalam confined aquifer berada di bawah tekanan hidrostatis. Sumur yang di drill ke confined aquifer pada umumnya adalah air dengan kualitas tinggi dan kuantitas banyak.

Gambar 5. Confined Aquifer

3. Jenis- Jenis Kontaminan dalam Air Komposisi air bervariasi tergantung sumbernya namun biasanya mengandung satu atau lebih dari beberapa kontaminan seperti dissolved ion, partikel, microorganism dll Humik asam dan asam kompleks lainnya yang dihasilkan dari pembusukan tanaman. Ini terjadi pada gambut dan tanah dan signifikan dalam perubahan warna air.

Mineral yang membuat air keras. Paling umum adalah karbonat kalsium dan magnesium. Partikel dari tanah liat dan lumpur. Mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, dan kista mereka. Molekul udara terlarut, terutama oksigen Garam, yang membuat air payau, memiliki salinitas lebih dari air tawar, namun tidak sebanyak air laut

Air untuk keperluan industri biasanya digunakan sebagai air umpan boiler. Karena itu air untuk keperluan industri diolah supaya memenuhi standard air umpan boiler. Air umpan boiler yang baik ciri-cirinya adalah tidak mengandung zat yang dapat membentuk kerak, tidak mengkorosi material boiler atau perlengkapannya, dan tidak membentuk busa. Walaupun banyak jenis garam mineral atau asam yang bisa ditemukan pada air di alam, tetapi hanya sedikit dari zat-zat tersebut yang dapat menjadi sumber masalah pada konsentrasi tertentu. Tabel di bawah menunjukkan daftar zat-zat yang biasanya ditemukan di dalam air dan menjadi perhatian dalam pengolahan air untuk umpan boiler. Konstituen Padatan tersuspensi Rumus Kimia Sumber Drainase, limbah industri Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral Efek Pengolahan

Priming, Koagulasi, filtrasi, foaming, sludge, evaporasi scale Scale Koagulasi, filtrasi, evaporasi, ion exchange Softening, ion exchange, evaporasi Softening, ion exchange, evaporasi Softening, ion exchange, evaporasi Softening, ion exchange, evaporasi Softening, ion exchange, evaporasi

Silika

SiO2

Kalsium Karbonat Kalsium sulfat Kalsium klorida

CaCO3 Ca(HCO3)2 CaSO4

Scale Scale Scale, corrosion Scale Scale

Magnesium karbonat MgCO3 Magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2

Magnesium klorida Asam bebas

MgCl HCl, H2SO4

Berbagai Sumber mineral Tambang, limbah industri

Scale, corrosion Corrosion

Softening, ion exchange, evaporasi Netralisasi, dilanjutkan dengan softening atau evaporasi

Natrium klorida

NaCl

Saluran pembuangan air, limbah industri, Mineral deposit Berbagai Sumber mineral Berbagai Sumber mineral

Inert, tetapi Evaporasi dan korosif pada demineralisasi kondisi tertentu Priming, foaming, embrittlement Priming, foaming, embrittlement Evaporasi dan demineralisasi Evaporasi dan demineralisasi De-aerasi

Natrium karbonat

Na2CO3

Natrium bikarbonat

NaHCO3

Asam karbonat

H2CO3

Absorpsi dari atmosfir, Corrosion Mineral deposit, dekomposisi zat organik Absorpsi dari atmosfir Corrosion Limbah industri Corrosion, deposits, priming, foaming

Oksigen Minyak dan lemak

O2 -

De-aerasi Koagulasi, fitrasi, evaporasi

Zat organik

Limbah rumah tangga Corrosion, dan limbah industri deposits, priming, foaming Tabel I. Jenis Jenis Kontaminan dalam Air

Koagulasi, fitrasi, evaporasi

4. Sumber Air Baku untuk Industri A. Definisi Air baku atau raw water adalah air yang dapat diperoleh dari lingkungan, sperti air hujan, air sungai, air danau, air laut yang perlu dilakukan pengolahan sebelumnya (pemurnian) sebelum dikonsumsi atau di gunakan untuk keperluan industri. Karena air merupakan solvent universal dan praktis hampir semua zat dapat dikatakan larut (dalam kadar tertentu) di dalamnya. Dengan sifatnya ini, air akan mudah terkontaminasi oleh senyawa lain.

Apapun sumber yang akan digunakan sebagai sumber air industri, maka air baku perlu dikondisikan dengan mengolah terlebih dahulu melalui water treatment yang memadai, misalnya seperti penggunaan kolom penukar ion untuk mendapatkan air nyaris tanpa mineral.

B. Air Sungai dan Air Laut Umumnya industri mengambil air dari sungai dan laut. a. Air Laut Kerugian Air laut mengandung senyawa kimia yang bila digunakan dapat menyebabkan korosi pada system pemipaan atau merusak alat industri Biaya pengolahan air laut untuk industri besar. Kadar garam lebih tinggi Keuntungan Air laut jumlahnya begitu banyak Mudah diperoleh Dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan energi seperti energi gelombang laut

b. Air Sungai Kerugian Air sungai memiliki banyak kotoran yaitu humus, lumpur partikel sehingga membutuhkan beberapa tahap-tahap pengolahan Secara geografis air sungai yang dekat dengan daerah kapur banyak mengandung kalsium carbonat dan magnesium sehingga bila di gunakan di industri dapat menyebabkan endapan pada pipa. Biaya pengolahan air sungai mahal Debit aliran air sungai tidak tetap Kualitas air sungai dipengaruhi oleh musim dimana pada musim hujan air terkontaminasi oleh banyak pengotor

Keuntungan Kemungkinan pembentukan korosi pada pipa relatif kecil Air sungai dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di industri C. Water Treatment Plant Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. a. Koagulasi Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang terjadi dalam bak ini? Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.

Gambar 6. Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan Mesin Pemutar b. Flokulasi Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Gambar 7. Proses Flokulasi Partikel Koloid c. Sedimentasi Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Gambar 8. Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.

Gambar 9. Unit Aselator pada Water Treatment Plant d. Filtrasi Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Gambar 10. Unit Filtrasi Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

e. Reservoir Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Gambar 11. Reservoir Air Bersih

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2178812-siklus-air-atau-siklus-hidrologi/ http://img.gd.itb.ac.id/?p=15 http://mpgsiklusair-evaporasi.blogspot.com/ Powell, S.T, 1954, "Water Conditioning For Industry", McGraw-Hill Inc., New York http://rawwaterforindustry.com/ http://repository.upi.edu/operator/upload/s_b0351_043719_chapter2.pdf Spellman, Frank R., 2003, Handbook of Water and Wastewater Treatment Plant Operations, Lewis Publishers, Boca Raton http://unhas.ac.id/lkpp/tani/2%20Siklus%20Hidrologi.pdf http://watertreatment.com/

Anda mungkin juga menyukai