Anda di halaman 1dari 8

PAPER ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI INFEKSI VIRUS VARICELLA

Dosen Pengampu: Tin Utami, S.ST

Disusun Oleh Kelompok 11:

1. Purwati 2. Puspita Wulandari

(11/1945/B/0101) (11/1946/B/0102)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013

INFEKSI VARICELLA

A. DEFINISI Infeksi varicella ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung atau via pernafasan. Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini disebarkan secara aerogen.

B. GEJALA Gejala Varicella menurut Sarwono Prawirohardjo 2006 antara lain : 1. Demam seperti Influenza 2. Timbul erupsi, kemerahan pada kulit yang diikuti pembentuka vesikel pada punggung, muka, dan ekstremitas. 3. Gatal dan nyeri pada daerah lesi. 4. Virus Varicella dapat menginveksi janin secara Trans Plasenter. Gejala Varicella menurut http://khanzima.scribd.com antara lain : 1. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. 2. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.

3. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

C. WAKTU KARANTINA YANG DISARANKAN Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengkonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.

D. DIAGNOSIS Diagnosa ditegakkan atas dasar gambaran klinik meskipun usaha diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus dari vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam - ruam kulit pada varicella didaerah punggung.

Pada tes serologi IgM varicella zoster muncul pada minggu ke 2 melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM. Pemeriksaan untuk menentukan imunitas seorang wanita adalah dengan menggunakan FAMA Fluorescent Antibody Membrane Antigen.

E. DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN 5 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan Komplikasi maternal yang mungkin terjadi : 1. Persalinan preterm 2. Ensepalitis 3. Pneumonia Penatalaksanaan terdiri dari terapi simptomatik namun harus dilakukan pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dan mortalitas sampai diatas 40%. Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diterapi dengan antiviral oleh karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat terjadi.

Sindroma varicella kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atastemuan IgM dalam darah talipusatdan gambaran klinik pada neonatus antara lain : Hipoplasia tungkai Parut kulit Korioretinitis Katarak Atrofi kortikal mikrosepali PJT simetrik

Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24% Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan self limiting Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%. Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius. Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.

Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan/ Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah. F. PENCEGAHAN Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh

G. PENGOBATAN Pengobatan Varicella Menurut Sarwono Prawirohadjo 2006 yaitu : Penanganan Khusus : 1. Rawat jalan bila tanpa komplikasi, Rawat inap jika disertai Komplikasi 2. Terapi Simtomatik berupa antipiretik (Paracetamol 3 X 500), Gatal dan Nyeri Kulit (Talk Salisil) dan Antitusif (Noskapin) 3. Antiviral : Asiklovir 200mg tiap 4 jam 4. Terapi untuk komplikasi a. Pneumonia :

Ampisilin 3 X 1gr ( Dosis awal IV dilanjutkan Per Oral ) Gentamisin 2 X 80mg ATAU

Amoksisiklin dan Asam Klavulanat 3 X 500mg ( Dosis Awal IV dilanjutkan Per Oral )

b. Abortus : Lakukan evakuasi dengan AVM/D & K c. Partus Prematurus :


6

Lakukan tatalaksana janin premature. d. Melakukan antisipasi terjadinya Varicella konginetal 5. Jika bayi lahir sebelum menerima antibody Varicella dari ibu, Bayi tersebut mungkin akan mengalami Varicella diseminata, segera berikan Imunoglobulin Varicella Zoster. 6. Bayi yang cukup bulan yang terinfeksi Varisella antara umur 5 10 Hari akan menunjukkan gejala penyakit yang lebih berat, disbanding Varisella yang timbul Saat atau Segera setelah lahir sehingga memerlukan perawatan Intensif. Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan Asiklovir berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan PK sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut. Attack Rate pada individu yang rentan sekitar 90%. Periode inkubasi 10 21 hari Infeksi yang terjadi pada orang dewasa biasanya sangat berat dan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti ensepalitis dan pneumonia. Oleh karena termasuk virus herpes maka virus varicella juga memperlihatkan potensi latensi dalam ganglion syaraf. Reaktiviasi virus memberikan gejala herpes zoster.
7

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Prawirohardjo. http://khanzima.scribd.com Bina Pustaka Sarwono

Anda mungkin juga menyukai

  • Abses Payudara Sent
    Abses Payudara Sent
    Dokumen35 halaman
    Abses Payudara Sent
    Ippo Purwati
    50% (6)
  • Poa RW 7
    Poa RW 7
    Dokumen2 halaman
    Poa RW 7
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kata Pengantar 1
    Contoh Kata Pengantar 1
    Dokumen2 halaman
    Contoh Kata Pengantar 1
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Bab I-V
    Bab I-V
    Dokumen41 halaman
    Bab I-V
    Siti Sumairah
    Belum ada peringkat
  • Surat Penyataan Keaslian
    Surat Penyataan Keaslian
    Dokumen10 halaman
    Surat Penyataan Keaslian
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Soal Askeb 4
    Soal Askeb 4
    Dokumen2 halaman
    Soal Askeb 4
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Tabel Bu Arli
    Tabel Bu Arli
    Dokumen2 halaman
    Tabel Bu Arli
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • FHGF
    FHGF
    Dokumen1 halaman
    FHGF
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen3 halaman
    COVER
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Emboli
    Emboli
    Dokumen14 halaman
    Emboli
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Abses Payudara
    Abses Payudara
    Dokumen23 halaman
    Abses Payudara
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Dis en Tri
    Dis en Tri
    Dokumen1 halaman
    Dis en Tri
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bahasa Indonesia
    Makalah Bahasa Indonesia
    Dokumen6 halaman
    Makalah Bahasa Indonesia
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Gameli
    Gameli
    Dokumen19 halaman
    Gameli
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Dyspepsia
    Dyspepsia
    Dokumen13 halaman
    Dyspepsia
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar TIK Icha Amore
    Kata Pengantar TIK Icha Amore
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar TIK Icha Amore
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat
  • Gerakan Janin
    Gerakan Janin
    Dokumen8 halaman
    Gerakan Janin
    Ippo Purwati
    Belum ada peringkat