Anda di halaman 1dari 14

LATIHAN

UJIAN AKHIR BIOMEDIK



KHODIJAH ALATAS
PEMBAHASAN DARI BEBERAPA SUMBER INTERNET DAN EBOOK

MOHON DIPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN

1. Reseptor yang mendeteksi osmolar itas (osmoreseptor) cairan tubuh terdapat dalam pembuluh darah (F, Pelajari tentang osmoreseptor a. Osmoreseptor adalah sensor khusus yang mendeteksi perubahan kecil pada osmolalitas cairan melalui osmoreseptor yang terlihat pada rasa haus dan diuresis air melalui ginjal. Sebagai contoh osmolalitas plasma meningkat, rasa haus timbul dan konsumsi hipotalamus meningkat. terstimulasi Sebagai untuk tambahan, mensekresi reabsorbsi air sebagai respon untuk memperbaiki volume menjadi normal

vasopresin, yang meningkatkan reabsorbsi air pada ginjal. Secara bersamaan, dua mekanisme ini mengembalikan osmolalitas plasma menjadi norma) b. Baroreseptor mengatur volume sebagai respon pada perubahan tekanan dan sirkulasivolume melalui tekanan sensor yang khusus yang terletak pada lengkung aorta dan sinus karotis.Respon baroreseptor baik neural, melalui simpatis dan parasimpatis, dan hormonal termasuk renin-angiotensin, aldosteron, atrialnatriuretic peptide,dan renal prostaglandin. Hasil bersih dari perubahan jumlah Na+ginjal dan 2. Inflamasi terjadi setelah makrofag sampai ke lokasi kerusakan jaringan (F) 3. Proses ekspirasi bersifat aktif (F a. Ekspirasi Pasif ( Normal ) Pada saat otot interkostal eksternal mengalami relaksasi atau melemas, posisi sangkar iga yang tadinya terangkat menjadi turun. Ketika paru

mengalami recoil, tekanan intra-alveolus meningkat sebesar 1 mm Hg diatas tekanan atmosfer menjadi 761 mm Hg . Jumlah molekul udara yang berada pada saat volume paru membesar sekarang menjadi termampatkan ke volume yang lebih kecil dari sebelumnya dan mulai meninggalkan paru menuruni gradien dari tinggi ke rendah atau dari tekanan intraalveolus ke tekanan atmosfer yang lebih rendah dan terhenti saat tekanan intra-alveolus setara kembali dengan tekanan atmosfer . b. Ekspirasi Aktif Ekspirasi aktif berguna untuk mengkosongkan paru secara tuntas dan cepat , contohnya adalah pernafasan saat olahraga dimana tekanan intraalveolus harus lebih ditingkatkan di atas tekanan atmosfer. Untuk mengurangi volume rongga thoraks dan paru, maka kontraksi otot-otot ekspirasi seperti otot dinding abdomen lebih ditingkatkan. Pada saat kontraksi otot dinding tekanan gaya ke abdomen intra atas pada juga terjadi yang peningkatan menimbulkan abdomen 4. Respons imun humoral merupakan peran sel limfosit T (F, Humoral berkaitan dengan serum (cairan). Sel limfosit B yang berperan, sel limfosit T berperan pada imunitas seluler) 5. Urin yg di produksi oleh ginjal akan dialirkan ke vesika urinaria at kantung kemih melalui ureter (T) 6. Meningkatnya konsumsi garam natrium dapat meningkatkan volume cairan ekstrasel (T, Natrium meningkatkan tekanan osmotic-- air mengikuti natrium) 7. Tekanan darah arteri dapat meningkat bila volume darah arteri meningkat.( T, Tekanan darah merupakan tekanan cairan darah pada dinding pembuluh darah, peningkatan volume meningkatan tekanan hidrostatik mendorong semakin ke atas ke dalam rongga thoraks dari posisi lemasnya sehingga ukuran vertikal ronggga thoraks menjadi semakin kecil2. Kontraksi otot interkostal internal mengakitbatkan iga tertarik turun sehingga mendatarkan dinding dada dan volume thoraks semakin berkurang, volume

diafragma,

cairan darah. BP=CO x RP CO= SVxHR Factor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu Volume total di pembuluh darah Semakin besar volume pembuluh darah, cenderung untuk meningkatkan tekanan darah. Jika volume darah berkurang lebih dari 10%, tekanan darah akan turun. Resistensi vaskular (Vascular resistance) Vascular resistance adalah perlawanan pembuluh darah karena adanya gesekan antara dinding pembuluh darah dengan darah yang mengalir. Semakin tinggi resistensinya, tekanan darah akan meningkat. Sebaliknya, semakin kecil resistensinua, tekanana darah akan menurun. Resistensi vaskular dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu o Ukuran lumen pembuluh darah Semakin kecil ukuran dari lumen, semakin besar tingkat resistensinya. o Kekentalan darah Semakin kental darah, resistensi akan semakin besar. Sebaliknya, semakin encer darah, resistensi akan menurun. o Panjang dari pembuluh darah Semakin panjang pembuluh darah, resistensi akan semakin besar. Cardiac Output Output kardia (Cardiac output/CO ) merupakan volume darah yang dipompakan dariventrikel kiri ke aorta atau dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis setiap menit. Output kardia sama dengan stroke volume, volume darah yang dipompakan ventrikel setiap kontraksi dikali dengan heart rate, detak jantung per menit. Cara lain mengitung output kardia adalah dengan membagi rerata tekanan arteri (mean arterial pressure/MAP) dengan resistensi (R). Rerata tekanan arteri (mean arterial pressure) adalah rata-rata tekanan darah di pembuluh nadi (arteri). Rerata tekanan arteri diperkirakan dengan rumus : MAP = diastol + 1/3(Sistol-diastol) CO = MAP : R. Maka MAP = CO x R. Dari rumus diatas

didapat, apabila resistensi tetap dan output kardia meningkat, maka Sebaliknya, apabila resistensi tetap dan output kardia menurun, maka rerata tekanan arteri menurun. 8. Pada sel-sel yang bersebelahan, komunikasi antar sel dapat berlangsung melalui komunikasi secara listrik atau secara kimiawi (T, a. Komunikasi langsung adalah komunikasi antarsel yang sangat berdekatan dan melakukan kontak. b. Komunikasi lokal (intrinsik) adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin). c. Komunikasi jarak jauh (ekstrinsik) adalah komunikasi antarsel yang mempunyai jarak cukup jauh, sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah. 9. Dalam keadaan normal, glukosa selalu terdapat dalam cairan filtrat glomerulus, tetapi tidak terdapat dalam urin. (T, Glukosa dapat meliwati membran filtrasi glomerulus, namun direabsorbsi secara sempurna (jika transport maksimum tidak terlampaui)) 10. Curah jantung (cardiac output) adalah volume darah ynag dipompakan oleh jantung dalam satu kontraksi (sistol ventrikel). (F, Curah jantung dihitung berdasarkan frekuensi jantung/menit.) Potensial pasca sinaps inhibitorik (IPSP) terjadi bila ikatan neurotransmiter dan reseptor di pasca sinaps menghasilkan pembukaan ion K (T, Bila neurotransmiter ditangkap oleh reseptor di membran post sinaps maka akan terjadi : 1. Peningkatan permeabilitas Na+ terjadi Potensial Eksitasi Post Sinaps (PEPS) bila tercapai titik letup maka terjadi potensial aksiimpuls 2. Peningkatan permeabilitas Cl- terjadi Potesial Inhibisi Post Sinaps (PIPS)) 11. Proses adaptasi terhadap perubahan lingkungan, dimulai dengan adanya perubahan permeabilitas membran sel saraf (reseptor) terhadap ion tertentu oleh stimulus.( T,Rangsang dari lingkungan pada sel saraf dapat membuka kanal ion berpintu.)

12. Sistem imun spesifik dan non-spesifik melibatkan proses inflamasi( T, Inflamasi merupakan respons imun awal. Inflamasi merupakan respon pertahanan non-spesifik. Symptom inflamasi terdiri atas nyeri, panas, bengkak dan kemerahan. Inflamasi terdiri atas 3 tahap respon, yaitu: Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Vasodilatasi adalah peningkatan diameter arteriol dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah menyebabkan material yang sebelumnya tidak tembuh pembuluh darah menjadi tembus pembuluh darah. Substansi terkait vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas antara lain: 1) Histamin: disekresikan oleh mast cells, basofil, neutrofil dan makrofag ke daerah yang terluka. 2) Kinin: menyebabkan terjadinya vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas dan berfungsi sebagai agen kemotaktis bagi fagosit. 3) Prostaglandin: disekresikan oleh sel rusak, berfungsi untuk mengintensifkan efek dari histamin dan kinin, dan menstimulasi emigrasi fagosit melalui dinding kapiler. 4) Leukotrienes: diproduksi oleh basofil dan mast cells, berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas, berperan dalam perlekatan fagosit ke pathogen, dan berperan sebagai agen kemotaktis. 5) Complement: berfungsi menstimulasi sekresi histamin, menarik neutrofil melalui kemotaksis, menginisiasi komponen yang dapat menghancurkan fagosit. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah menghasilkan terbentuknya 3 buah symptom inflamasi, yaitu panas, kemerahan (eritema), dan pembengkakan (edema). Perpindahan fagosit dari pembuluh darah ke cairan interstistial. Satu jam setelah proses inflamasi mulai, darah mulai terakumulasi dan menyebabkan neutrofil menempel pada permukaan dalam endothelium pembuluh darah. Neutrofil kemudian berpindah melalui dinding pembuluh darah menuju daerah yang rusak, dan proses ini disebut sebagai emigrasi, dan tergantung pada kemotaksis. Neutrofil berperan untuk menghancurkan mikroba dengan cara melakukan fagositosis. Setelah neutrofil, monosit turutekerja dengan cara bertransformasi menjadi makrofag yang berfungsi untuk menambahkan jumlah makrofag yang telah ada sebelumnya. Makrofag dan jaringan rusak yang telah mati kemudian membentuk kantung yang disebut pus. Perbaikan jaringan

onkotik akan adalah tekanan yang terjadi oleh adanya 13. Arus balik vena ke atrium kanan sanagt dipengaruhi oleh posisi tubuh (T, Pada sistem vena aliran darah tidak mempunyai daya dorong aktif (dalam sistem arteri ada pompa jantung), bandingkan juga komponan otot pada dinding vena dan arteri) 14. Difusi gas O2 antara alveoli dan kapiler paru ditentukan oleh perbedaan tekanan parsial O2 (PO2) alveoli dan tekanan parsial CO2 (PCO2) di kapiler paru. (F, Diffusi gas berkaitan hanya dengan perbedaan konsentrasi gas itu sendiri.) 15. Efek langsung kerjasama sistem tubuh dalam proses homeostasis adalah terkendalinya cairan intraseluler. (F,Terkendalinya cairan ekstrasel semua cairan akan melewati ekstrasel terlebih dahulu) 16. Ginjal berperan dalam pengaturan pH cairan tubuh melalui kerja bufer/dapar bikarbonat. Fosfat dan amonia.(T,Fakta jelas) 17. Tekanan onkotik di kapiler glomerulus (tekanan koloid osmotik) merupakan tekanan yang dapat mendorong terjadinya proses filtrasi di glomerulus ginjal (F,Tekanan protein dalam cairan, dan menyebabkan tekanan osmotik yang tinggi .) 18. Surfaktan dapat mencegah kolapsnya alveolus. (T Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan,( menegangkan permukaan alveolus tidak terjadi kolaps) sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya) 19. Tekanan darah diastolik terutama ditentukan oleh kekuatan kontraksi jantung.(T,Oleh tahanan perifer yang dihasilkan oleh pembuluh darah (gesekan antara darah dan dinding pembuluh darah)) 20. Refleks otonom adalah refelks yang efektornya organ viseral(T, Lihat berbagai macam klasifikasi reflex) Macam-macam Gerak Refleks Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks

cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung). Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang) Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf umumnya disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana tersusun atas: o reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus; o penghantar aferen, yang membawa impuls ke pusat refleks (Penghantar aferen adalah serabut sensorik aferen, yang kebanyakan mempunyai badan sel diganglion spinal atau kranial); o Pusat refleks, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen dari reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah pengaruh impuls aferen dari reseptor; o penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;efektor, yang menghasilkan reaksi, yang o mungkin adalah otot, kelenjar atau vasa darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen itu. Refleks sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks, misalnya refleks menelan, yang melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex). Pada refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor reflex yang mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch

refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh organisme. Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil) Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip. Refleks Superficial Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh stimulasi kutan. Refleks ini membutuhkan lengkung refleks korda dan jalur kortikospinal. Contoh dari refleks superficial adalah: Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial. Respon : kontraksi dinding perut Refleks Visceral Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi, merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak. Meskipun begitu, refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari otak yang dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih tinggi. Misal, urinasi dapat diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi, seperti dengan adanya orang lain (sindrom bashful bladder). Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus, thalamus dan batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, makan, keseimbangan air dan menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating, muntah, bersin, batuk, menelan, dan tersendak. Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah. Respon : elevasi testes ipsilateral. Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon : gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral

Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus emosional ke respon visceral. Sistem Limbic, yang merupakan tempat operasi primitif seperti sex, takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai visceral brain karena pengaruhnya dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel rambut yang tertarik saat seseorang merasa takut. Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di CNS di antara neuron sensorik dan preganglion saraf otonom serta sinaps tambahan di ganglion, antara neuron preganglionic dan postganglionic.[ps] 21. Pembentukan urin diawali dengan proses filtrasi di glomerulus.(T,Darah yang melalu kapiler glomerulus akan mengalami filtrasi dan cairan filtrat masuk ke kapsula Bowman.--> filtrassi-reabsorpsi-augmentasi) 22. Katup jantung dapat terbuka dan tertutup karena katup jantung mengandung otot polos yang dapat berkontraksi.(F, Katup bekerja pasif, berdasarkan perbedaan tekanan dalam 2 ruang yang dibatasinya.) 23. Respetor untuk caraka pertama yang hidrofilik terdapat di sitoplasma sel target.(F,Di membran sel) 24. Proses homeostasis berlangsung melalui proses transduksi sinyal (signal transduction) baik secara kimiawi maupun secara listrik(T,Proses listrik terjadi pada jalur refleks saraf, sedangkan proses kimiawi terjadi baik pada lengkung refleks saraf (pada sinaps) maupun hormon.) 25. Proses homeostasis selalu menggunakan lengkung refleks.(T,Prosesnya berupa stimulus-respons.) 26. Komposisi dan volume urin di kandung kemih (vesika urinaria) adalah sama dengan komposisi dan volume cairan hasil filtrasi di glomerulus.(F,Sepanjang perjalanan sepanjang tubulus ginjal, filtrat glomerulus dapat mengalami pengurangan komponen (reabsorbsi) dan atau penambahan komponen (sekresi)) 27. Orifisium uretrae interna terletak di ujung gland penis(F) 28. Hormon aldosteron dapat meningkatkan volume cairan tubuh melalui peningkatan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal .(T,Pelajari secara garis besar tentang hormon aldosteron dalam kaitannya dengan reabsorbsi natrium di ginjal) 29. Meningkatnya kadar CO2 dalam darah akan menurunkan frekuensi pernafasan(F,CO2 dapat dapat bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H yang merangsang pusat

pernafasan.) 30. Pembentukan potensial aksi pada akson penting untuk memicu terjadinya proses kimiawi di sinaps.(T,Neurotransmiter dilepaskan jika ada potensial aksi di akson.) 31. Pada sinaps yang konvergen, dapat terjadi sumasi ruang.(T, Satu neuron dapat memberi sinaps padabanyak neuron=divergen Satu neuron dapat menerima banyak sinaps=konvergen 33. Sel limfosit bertanggungjawab dalam terbentuknya imunitas dapatan (acquired immunity)(T,Imunitas dapatan merupakan imunitas yang dibangun setelah lahir. Apa akibatnya bila sistem imun tidak berkembang?) 34. Penurunan pH darah akibat aktivitas fisik disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen.(F,Hal ini berkaitan dengan produksi CO2.) 35. Peningkatan frekuensi pernapasan dapat meningkatkan pH cairan tubuh (T,Terjadi pembuangan CO2.) 36. Peningkatan aktivitas saraf simpatis akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot jantung(F,Yang terjadi adalah peningkatan) 37. Proses maturasi sel-sel sistem imun di kelenjar thymus bertujuan untuk pengenalan self-antigen(T, Agar dapat membedakan self dan non-self (antigen asing)) 38. Proses refleks yang melibatkan banyak sinaps akan 32. Bila kita berada dalam posisi berdiri tanpa bergerak, tekanan darah sistemik dapat menurun.(T,Karena arus balik vena menurun, volume diastolik menurun, curah jantung menurun, volume darah dalam pembuluh menurun.) mempunyai waktu refleks yang lebih lambat dibandingkan dengan yang hanya melibatkan sedikit sibnaps.(T, Karena pada sinaps terjadi proses kimiawi.) 39. Menurunnya volume cairan tubuh dapat memicu sekresi hormon ADH( T,Pelajari perangsangan sekresi ADH dan

mekanisme kerjanya) 40. Dalam proses homeostasis umpan balik negatif berperan untuk meningkatkan respons terhadap rangsang( F,Berperan untuk menghentikan respons.) 41. sel saraf dapat membentuk impuls atau potensial aksi, karena sel saraf mempunyai kanal ion Na berpintu listrik.(T,Potensial aksi terjadi melalui umpan balik posistif dalam siklus Hodgkin.) 42. Satuan fungsional ginjal adalah glomerulus.( F,Satuan fungsional ginjal adalah nefron yang terdiri atas glomerulus, kapsula Bowman dan tubulus-tubulus.) 43. Cabang arcus aorta yang mendarahi daerah kepala adalah arteri carotis communis(T) 44. Proses komunikasi antar sel-sel dalam suatu lengkung refleks dapat berlangsung melalui proses listrik maupun proses kimiawi.(T,Lengkung refleks dapat berupa rangkaian sel saraf, atau rangkaian saraf dan sistem hormon.) 45. Perubahan yang terjadi di lingkungan kita (internal dan external environment), dideteksi oleh sistem hormon.(F,Yang dapat mentransduksi rangsang dari 49. Reaksi penggumpalan (aglutinasi) yang dapat terjadi pada transfusi darah adalah akibat terbentuknya antibodi dalam lingkungan adalah sistem saraf, karena sel saraf mempunyai kanal ion berpintu.) 46. Masuknya udara ke paru (alveolus) pada saat inspirasi terjadi oleh adanya peningkatan volume rongga toraks(T,Kontraksi otot diafragma meningkatkan volume rongga toraks. P1V1 = P2V2) 47. Dalam suatu lengkung refleks saraf, kegiatan listrik yang terjadi di reseptor berupa potensial berjenjang.(T,Pelajari mekanismenya) 48. Mulai dari pembuluh arteri sampai ke pembuluh kapiler, tekanan darah akan semakin menurun.(T,

serum resipien (penerima darah)yang menggumpalkan sel darah erah donor.(T, Interaksi antigen-antibodi, terdiri dari 4 buah tahapan yaitu: o Fiksasi komplemen: terjadi jika bagian molekul antibodi mengikat molekul komplemen. Fungsi fiksasi komplemen adalah mencegah kerusakan akibat toksin dan mikroorganisme. Efek fiksasi komplemen antara lain: Opsonisasi: partikel antigen diselubungi antibodi yang memfasilitasi proses fagositosis. Produk protein berlekuk dari komplemen bereaksi dengan reseptor khusus neutrofil dan makrofag, sehingga meningkatkan fagositosis. o Sitolisis: faktor-faktor komplemen menyebabkan dinding sel hancur, dan isi sel keluar. o Inflamasi Netralisasi: antibodi menutup sisi toksik antigen menjadikannya tidak berbahaya. Aglutinasi: penggumpalan. Presipitasi: terjadi hubungan silang molekul antigen, sehingga kompleks antigen-antibodi tidak dapat larut dan berpresipitasi. dalam(T) 51. Aliran vena dari seluruh tubuh akan kembali ke atrium kanan melalui vena pulmonalis (F) 52. Pembentukan antibodi oleh tubuh hanya terjadi pada proses imunitas aktif (T) Jenis imunitas: o Imunitas aktif: didapat jika tubuh merespon dengan memproduksi sendiri antibodinya. Alami: terjadi jika antibodi diproduksi oleh tubuh yang bersangkutan sebagai respon terhadap pajanan antigen, dapat bersifat sementara maupun seumur hidup. o Buatan (terinduksi): jika proses pembentukan antibodi diinduksi oleh adanya pathogen yang telah dilemahkan (vaksin). Imunitas pasif: didapat jika antibodi diperoleh dari individu lain. o Alami: antibodi didapat dari ibu yang dialirkan melalui plasenta. o Buatan: antibodi diperoleh dari hewan atau organisme lain yang telah terpapar antigen tertentu sebelumnya.

50. Pada daerah nasopharynx terdapat tuba eustachius yang menghubungkan saluran pernafasan dengan liang telinga

53. Bagian dinding rongga toraks yang bertanggungjawab untuk mencegah kolapsnya paru adalah pleura viseralis.(

F,Rongga pleura yang bertekanan negatif dan

mengandung selapis titpis cairan, dapat menjaga paru tetap melekat pada dinding rongga dada.) 54. Caraka ke-dua (second messenger) adalah reseptor untuk caraka pertama (first messenger)(F,Caraka ke-dua merupakan efek dari ikatan caraka pertama dengan reseptor sel target dan mengantarai respons sel target.)

Anda mungkin juga menyukai