Anda di halaman 1dari 18

GEREJA KRISTEN INJILI NUSANTARA (GKIN)

Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 18.00 di Hotel Dewata

Khotbah Minggu : 3 Maret 2013

SALING MEMBASUH KAKI


By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.

eberapa waktu ke depan (29 Maret) kita akan memperingati Jumat Agung dan merayakan Paskah. Mengapa Jumat Agung selalu berubah-ubah tanggalnya setiap tahun? Ini karena Yesus dipercaya mati pada hari Jumat tanggal 14 bulan Nisan. Tetapi kalau tanggal itu mau diperingati setiap tahun, maka 14 Nisan tidak selalu jatuh pada hari Jumat. Tentu kita tidak mungkin merayakannya tepat pada tanggal itu karena nanti tidak bisa disebut lagi sebagai Jumat Agung. Karena peringatan itu harus terjadi pada hari Jumat maka penentuan tanggalnya dilihat dari hari Jumat yang paling dekat dengan tanggal 14 Nisan yang bisa saja terjadi sebelum 14 Nisan atau setelah 14 Nisan. Itulah sebabnya kadang bisa terjadi pada akhir Maret atau awal April. Biasanya gereja menentukan minggu-minggu pra peringatan / perayaan itu sebagai minggu-minggu sengsara. Dan khotbah-khotbah seringkali diambil peristiwa-peristiwa sebelum Jumat Agung / Paskah itu. Karena itu hari ini saya juga ingin berkhotbah dari salah satu pristiwa pra Jumat Agung / Paskah yakni kisah Yesus membasuh kaki para murid. Yoh 13:1-17 (1) Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi

murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. (2) Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. (3) Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepadaNya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (7) Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." (8) Kata Petrus kepadaNya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." (9) Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" (10) Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." (11) Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." (12) Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? (13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. (14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. (17) Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bahwa kisah ini terjadi dalam jarak yang dekat dengan Jumat Agung / Paskah nampak dari ayat 1a : Yoh 13:1 - Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Kata-kata sebelum hari raya Paskah mulai kelihatannya menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi persis sebelum Paskah. 2

NIV - It was just before the Passover Feast (Itu persis sebelum hari raya Paskah). Juga kata-kata saat-Nya sudah tiba menunjuk bahwa Yesus memang akan segera menderita. Ingat bahwa sebelum ini telah 2 kali dikatakan bahwa waktunya belum tiba, yaitu dalam Yoh 7:30 dan Yoh 8:20. Yoh 7:30 - Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. ada

Yoh 8:20 - Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba. Tetapi sekarang dikatakan bahwa waktunya sudah tiba. Nah pada malam itu Yesus makan bersama para murid-Nya. Yoh 13:2 - Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Ini adalah makan malam yang sama dengan yang diceritakan oleh ketiga Injil yang lain (Mat 26:20; Mark 14:22; Luk 22:14). Dan pada peristiwa makan bersama itulah terjadilah peristiwa pembasuhan kaki murid-murid oleh Yesus. Kita akan mempelajari pembahasan : teks ini lebijh dalam lewat beberapa

I. MENGAPA DIPERLUKAN PEMBASUHAN KAKI?


Tadi sudah saya katakan bahwa peristiwa pembasuhan kaki oleh Yesus ini terjadi dalam acara makan malam. Pada saat makan malam itulah Yesus tiba-tiba berdiri dan membasuh kaki muridmurid-Nya. Yoh 13:2,4-5 (2) Mereka sedang makan bersama,(4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Pertanyaannya adalah mengapa Yesus tahu-tahu melakukan acara pembasuhan kaki pada makan malam itu? Untuk memahami ini kita perlu mengetahui cara orang makan bersama pada saat itu. Pada saat itu dalam acara-acara makan bersama, biasanya orang makan dengan cara recline (berbaring / bersandar). Ini sebetulnya terlihat dalam ayat 12, tetapi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan. Yoh 13:12 - Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Bandingkan dengan : NASB -reclined at the table again (berbaring / bersandar pada meja lagi). EMTV He reclined again (Ia berbaring / bersandar lagi)

Untuk mengetahui posisi duduk mereka pada saat itu, mari kita bandingkan dengan : Yoh 13:23,25,28 (23) Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. (25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" (28) Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Perhatikan ayat ini dalam terjemahan NASB : NASB (23) There was reclining on Jesus breast one of His disciples, whom Jesus loved (Di sana bersandar pada dada Yesus, seorang dari murid-murid-Nya, yang dikasihi oleh Yesus). (25) He, leaning back thus on Jesus breast, said to Him ... (Ia, kembali bersandar demikian pada dada Yesus, berkata kepada-Nya ...). (28) Now, no one of those reclining at the table knew for what purpose He had said this to him (tidak seorangpun dari mereka yang bersandar pada meja tahu apa maksud Yesus mengatakan ini kepadanya). Luk 7:36-38 - (36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. (37) Di kota itu ada seorang

perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. (38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Perhatikan ayat ini dalam terjemahan NASB : NASB (36) He entered the Pharisees house and reclined at the table ... (Ia masuk ke rumah orang Farisi itu dan bersandar pada meja). (37) ... and when she learned that He was reclining at the table in the Pharisee's house ... (... dan ketika ia tahu bahwa Yesus sedang bersandar pada meja dalam rumah orang Farisi ...). (38) and standing behind Him at His feet, weeping, she began to wet His feet with her tears, ... (dan berdiri di belakang-Nya pada kaki-Nya, sambil menangis ia mulai membasahi kakiNya dengan air matanya...). Dari istilah recline yang berarti berbaring / bersandar, dan juga dari cerita dalam Yoh 13:23-28 dan Luk 7:36-38, terlihat dengan jelas bahwa posisi mereka pada waktu duduk makan, tidaklah sama seperti kalau kita duduk makan. Kalau posisi duduk mereka sama seperti kita pada waktu duduk makan, bagaimana Yohanes bisa duduk makan sambil bersandar pada dada Yesus? Juga bagaimana perempuan dalam Luk 7 itu bisa berdiri di belakang Yesus, tetapi toh dikatakan pada / dekat kaki Yesus, dan bisa membasahi kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya? Dari semua ini, dan juga dari tradisi Yahudi, maka para penafsir mengatakan bahwa posisi duduk mereka pada saat makan Paskah adalah sebagai berikut: Mereka duduk pada semacam dipan / bangku panjang, yang tidak mempunyai sandaran. Di depan dipan / bangku panjang itu ada meja. Posisi badan mereka miring ke kiri, dengan siku kiri terletak di meja dan tangan kiri menahan kepala. Kedua kaki ada di sebelah kanan dan diletakkan di atas dipan; kedua lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menghadap ke belakang. Ini menyebabkan perempuan yang berdiri di belakang Yesus itu bisa berada dekat kaki Yesus dan bisa membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya (Luk

7:38). Badan dan wajah agak menghadap ke sebelah kanan. Karena itulah Yohanes bisa bersandar pada dada Yesus (Yoh 13:23,25). Tetapi ini tidak berarti bahwa punggung Yohanes menempel pada dada Yesus terus menerus! Harus ada jarak antara dada Yesus dengan punggung / kepala Yohanes yang ada di sebelah kanannya, supaya tangan kanan Yesus bebas untuk mengambil makanan dan memasukkan makanan itu kemulut-Nya. Sekalipun demikian, dengan hanya sedikit mencondongkan kepala ke kiri, Yohanes bisa menempelkan kepalanya pada dada Yesus. Walaupun tidak sama persis seperti gambaran di atas, gambar di bawah ini dapat sedikit menggambarkan posisi duduk yang dimaksud.

Penjelasan ini juga bisa mendapatkan dukungan dari : Amos 6:4 - yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun.

RSV: Woe to those who lie upon bed of ivory, and stretch themselves upon their couches, and eat lambs from the flock, and calves from the midst of the stall (Celakalah mereka yang berbaring di atas ranjang dari gading, dan merentangkan tubuh mereka sendiri di atas dipan, dan makan anak domba dari kawanan ternak, dan anak sapi dari tengah-tengah kandang). Ayat ini menunjukkan orang yang makan sambil berbaring. Mat 8:11 - Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga. NASB - many shall come from east and west, and recline at the table with Abraham, and Isaac, and Jacob, in the kingdom of heaven (banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan bersandar / berbaring di meja dengan Abraham, dan Ishak, dan Yakub, di dalam Kerajaan sorga). Luk 16:22-23 - Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Di sini Kitab Suci Indonesia secara salah menerjemahkan pangkuan. NASB menerjemahkan lebih benar yaitu bosom (dada), dan tidak mempunyai kata duduk. Bagian ini mungkin hanya menunjukkan bahwa Lazarus ada di pelukan Abraham, tetapi mungkin juga bagian ini menggambarkan Perjamuan Besar di surga di mana posisi Lazarus dan Abraham sama seperti posisi Yohanes dan Yesus dalam Yoh 13, di mana kepala Yohanes bisa ada di dada Yesus. Sekarang perlu dipertanyakan, mengapa mereka duduk dengan posisi seperti itu? Ini ada kaitannya dengan makan Paskah I di Mesir. Kel 12:11 - Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. Jadi pada Paskah pertama itu mereka kelihatannya makan sambil berdiri dan terburu-buru. Ini disebabkan karena sebentar lagi

mereka akan diusir oleh Firaun / orang Mesir. Tetapi pada Paskah-Paskah yang berikutnya (untuk memperingati Paskah I itu), mereka tidak sedang terburu-buru untuk meninggalkan Mesir dan mereka bukan lagi budak seperti pada waktu mereka ada di Mesir. Karena itu, mereka sengaja makan Paskah dengan posisi duduk santai, bahkan dengan posisi duduk yang paling menyulitkan untuk berdiri. Posisi duduk seperti ini memang disengaja untuk melambangkan bahwa mereka tidak terburu-buru, dan juga bahwa mereka bukan lagi budak. Posisi duduk santai seperti ini merupakan tradisi mereka, dan ini diharuskan hanya pada saat makan Paskah. Kalau bukan makan Paskah, posisi duduk bebas (boleh duduk biasa, boleh juga seperti pada saat makan Paskah). Nah, andaikata mereka duduk makan dengan posisi seperti kalau kita duduk makan, maka kaki yang kotor tidak terlalu menjadi problem. Tetapi dengan posisi duduk mereka dalam Perjamuan Paskah, jelas bahwa kaki yang kotor (apalagi yang bau) akan sangat tidak menyenangkan untuk tetangga yang duduk makan di sebelah kanannya. Karena itu pembasuhan kaki sangat diperlukan. Sayangnya tidak seorang murid pun yang rela merendahkan diri untuk melakukan pembasuhan kaki tersebut. Charles Swindoll - Ruangan itu dipenuhi dengan hati yang sombong dan kaki yang kotor. Sesuatu yang menarik adalah bahwa murid-murid itu mau berkelahi untuk suatu takhta, tetapi tidak untuk sebuah handuk / lap kaki. (Improving Your Serve, hal. 163,164). Itulah sebabnya Yesus yang mengambil inisiatif untuk membasuh kaki murid-murid-Nya. Apa yang dilakukan Yesus dalam situasi seperti ini dapat menjadi teladan bagi kita bahwa kita seharusnya mempunyai inisiatif untuk melayani / melakukan hal-hal yang positif di saat banyak orang / semua orang tidak mempunyai keinginan / niat untuk melayani / melakukan hal-hal positif itu. Tidak dapat disangkali bahwa di dalam gereja saat ini ada banyak orang yang enggan untuk melayani / melakukan hal-hal yang baik, ada juga orang-orang yang terpaksa melayani/melakukan hal-hal yang baik. Dalam kondisi seperti ini, apakah saudara dapat bertindak seperti Yesus yang mau mengambil inisiatif untuk melayani / melakukan hal-hal yang baik itu?

II. YESUS MEMBASUH KAKI PARA MURID.


Tadi sudah saya katakan bahwa karena tidak ada satu murid pun yang tergerak untuk membasuh kaki semua yang ada, maka Yesus lalu mengambil inisiatif untuk membasuh kaki murid-murid-Nya. Tetapi mengapa Yesus harus membasuh kaki murid-murid-Nya? Mengapa Ia tidak menyuruh mereka semua mencuci kakinya masingmasing saja? Tentu Yesus bisa saja menyuruh murid-murid membasuh kaki mereka masing-masing, tetapi Ia memilih membasuh kaki murid-murid-Nya karena Ia mempunyai tujuan. a. Ia membasuh kaki kepada mereka. murid-murid untuk menyatakan kasih-Nya

Ayat 1 mengatakan bahwa Yesus sangat mengasihi murid-muridNya. Yoh 13:1 - Sama seperti Ia senantiasa mengasihi muridmurid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Kasih-Nya ini begitu luar biasa sehingga tidak ada saat di mana Ia tidak mengasihi / berhenti mengasihi mereka. Perhatikan kata senantiasa dan sampai kepada kesudahannya yang jelas menunjukkan bahwa kasih Yesus kepada murid-murid-Nya bersifat kekal. Yer 31:3 - Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Dengan kasih dan jaminan seperti ini, bagaimana mungkin seorang yang sudah sungguh-sungguh percaya dan diselamatkan,masih bisa kehilangan keselamatannya? Mustahil! Dan Ia mau menyatakan kasih-Nya kepada murid-murid dengan cara membasuh kaki mereka. Ingat bahwa sebelum ini Yesus sendiri pernah dibasuh kakinya oleh seorang wanita sebagai tanda kasih (Luk 7:38) dan sekarang Ia sendiri menyatakan kasih-Nya dengan membasuh kaki para murid. Dengan kata lain, tindakan pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus meneguhkan kasih-Nya kepada mereka. Hal yang menarik adalah bahwa kasih Yesus itu bukan hanya ditujukan pada murid-murid yang baik tetapi juga pada

murid yang bejad yakni Yudas Iskariot. Ingat bahwa dalam acara makan malam itu Yudas Iskariot juga hadir di sana. Yoh 13:2 - Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Dan Yesus tahu persis mengkhianati Dia. bahwa Yudas Iskariot ini akan

Yoh 13:11 - Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih. Tetapi luar biasanya adalah Yudas tidak dikecualikan dari pembasuhan kaki itu. Dengan kata lain Yesus tetap membasuh kaki Yudas Iskariot ini. Matthew Henry Tidak ada tanda-tanda bahwa Kristus melewatkan kaki Yudas, sebab ia juga ada di sana. (Injil Yohanes 12-21, hal. 928). Kalau ada dan tidak ramah dan lagi akan orang menjahati kita, sudah cukup sukar untuk diam membalas. Tetapi Kristus tetap mengasihi, bersikap tetap melayani orang yang Dia tahu persis sebentar mengkhianati Dia.

Matthew Henry Ia membasuh kaki seorang pendosa yang terbejat dari segala pendosa, yang terjahat yang pernah melawan Dia, yang pada saat itu sedang berikhtiar untuk mengkghianati-Nya (Injil Yohanes 12-21, hal. 928). Ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk bukan hanya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi sebaliknya berbuat baik bagi orang-orang yang memusuhi / jahat terhadap kita. Semua ini menunjukkan kasih Kristus yang besar terhadap para murid-Nya bahkan kepada murid yang jahat kepada-Nya. Kasih Kristus seperti ini harus kita sadari bahwa bukan hanya 12 murid saja yang Dia kasihi tetapi juga semua orang yang percaya kepada-Nya. Saat itu Dia memang membasuh kaki para murid-Nya tetapi keesokan harinya Dia naik ke atas kayu salib dan mencurahkan darah-Nya dari sana untuk membasuh hati/hidup kita. Jikalau pembasuhan kaki dengan air untuk membersihkan debu/abu sudah dianggap sebagai tindakan kasih

10

yang besar dari Kristus pada para murid, terlebih besar lagi kasih-Nya ketika Ia membasuh hati / hidup kita dengan darahNya untuk membersihkan dosa-dosa kita. Secara fisik kaki kita memang tidak pernah dibasuh oleh Yesus, tetapi kasih Yesus yang luar biasa itu sudah dinyatakan kepada kita lewat pembasuhan hati kita dengan darah-Nya yang lebih hebat dari pembasuhan kaki dengan air. Semua itu harus meyakinkan kita bahwa Yesus sangat mengasihi kita. Tidak boleh ada satu anak Tuhan pun yang meragukan kasih Yesus kepadanya. Penderitaan boleh ada, kesulitan boleh datang, tantangan boleh silih berganti, doa mungkin tidak dijawab, sakit penyakit tidak kunjung sembuh, tetapi keyakinan bahwa Yesus mengasihi kita senantiasa sampai pada kesudahannya tidak boleh hilang dari hati kita. Saya pernah membaca sebuah tulisan dengan judul APAKAH ENGKAU MASIH MENCINTAIKU, BILA..... ? Berikut ini kisahnya : Pada suatu hari aku bangun pagi-pagi untuk menyaksikan matahari terbit, sambil mengagumi ciptaan Tuhan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata. Aku memuliakan Tuhan untuk karya-Nya yang agung. Sewaktu aku duduk disitu aku merasakan kehadiran Tuhan bersamaku, Ia bertanya kepadaku: "Apakah engkau mencintai Aku?" Aku menjawab: "Tentu saja, Tuhan! Engkau adalah Allah dan Penyelamatku!" Lalu Ia bertanya: "Jika tubuhmu cacat, apakah engkau masih mau mencintai Aku?" Aku bingung.... kupandang ke lengan, kaki dan bagian tubuhku, Dan saya menjawab: "Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau" Kemudian Tuhan berkata: "Jika engkau buta, apakah engkau masih mau mencintai ciptaan-Ku?" Hmm... Bagaimana mungkin aku dapat mencintai sesuatu yang tidak dapat saya lihat? Lalu aku teringat akan begitu banyak orang buta didunia dan bagaimana mereka masih tetap mencintai Tuhan dan ciptaan-Nya. Karena itu aku menjawab: "Sukar untuk memikirkan hal itu, tetapi aku akan tetap mencintai Engkau". Tuhan kemudian bertanya kepadaku: "Jika engkau tuli, apakah engkau masih mau mendengarkan Firman-Ku?" Bagaimana mungkin aku mendengarkan sesuatu bila tuli? Lalu aku terpikir, Mendengarkan Firman Tuhan bukan hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati. Maka aku menjawab: "Akan sulit sekali, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan Firman-Mu" Kemudian Tuhan bertanya: "Jika engkau bisu, apakah engkau masih mau memuliakan NamaKu?" bagaimana mungkin aku dapat memuji tanpa suara, lalu aku terpikir, Tuhan menghendaki aku memuji dari dasar hati, bagaimanapun bunyinya, jadi aku menjawab: 11

"Biarpun aku bisu, aku akan tetap memuliakan NamaMu" Lalu Tuhan bertanya: "Apakah engkau sungguh-sungguh mencintai Aku?" Dengan berani dan tanpa ragu aku menjawab tegas: "Ya. Tuhan! Aku mencintai Engkau, sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang benar!" Aku kira aku sudah menjawabnya dengan baik, tetapi untuk kesekian kalinya Tuhan bertanya: "LALU MENGAPA ENGKAU BERBUAT DOSA?" Dengan terasa gentar, aku menjawabnya: "Sebab aku seorang manusia biasa... Aku tidak sempurna" "LALU MENGAPA PADA WAKTU TENTERAM ENGKAU MENYIMPANG SANGAT JAUH? MENGAPA HANYA BILA SUSAH ENGKAU BERDOA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH?" Aku tidak bisa menjawab... Hanya air mata yang menetes. Lalu Tuhan melanjutkan: "Mengapa memuji hanya pada waktu berdoa bersama ?" "Mengapa mencari Aku hanya pada waktu ibadah ?" "Mengapa memohon sesuatu hanya untuk kepentingan diri sendiri ?" Kepalaku tertunduk.... Air mata terus mengalir dipipiku. Aku tidak dapat menjawab...Hatiku menjerit dan air mata mengalir deras, Aku berkata: "Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku tak pantas menjadi anakMu". Tuhan menjawab: "Ya Aku mengampunimu anakKu, karena Itulah kasih karunia-Ku" Bila engkau menangis, Aku akan menangis bersamamu. Bila engkau bergembira, Aku akan tertawa bersamamu. Bila engkau sedih, Aku akan menghibur hatimu. Bila engkau jatuh, Aku akan mengangkatmu. Bila engkau lelah, Aku akan menggendongmu. Dan Aku akan mencintai engkau selama-lamanya" Aku bertanya kepada Tuhan: "Seberapa besar kasih-Mu padaku?" Tuhan membentangkan kedua tanganNya, dan terlihat bekas-bekas tembusan paku. Aku menangis sejadi-jadinya. Kemudian... Aku bersujud dan berdoa di hadapan KRISTUS, PENYELAMATKU. Kalau saudara adalah orang percaya, yakinlah bahwa Yesus sangat mengasihi saudara. Itulah sebabnya Dia mencurahkan darah-Nya untuk membasuh hidup saudara. b. Ia membasuh kaki murid-murid untuk memberikan contoh tentang kerendahan hati. Teks kita pertama-tama menunjukkan suatu peninggian terhadap Yesus. Yoh 13:3 - Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Matthew Henry Hal-hal mulia dikatakan di sini mengenai Kristus sebagai Pengantara. (1) Bapa telah menyerahkan 12

segala sesuatu ke dalam tangan-Nya. Bapa telah memberikan hak kepemilikan dan kuasa atas segalanya, sebagai pemilik sorga dan bumi, dalam menjalankan rancangan-rancangan agung dari tugas yang diemban-Nya (Mat. 11:27)Dengan demikian, segala tindakan pemerintahan maupun penghakiman akan dilaksanakan melalui tangan-Nya, sebab Dia-lah pewaris dari segala sesuatu yang ada. (2) Ia datang dari Allah. Hal ini menyiratkan bahwa Dia telah ada bersama-sama dengan Allah dari sejak semula. Ia memiliki wujud dan kemuliaan, bukan saja sebelum Dia dilahirkan ke dunia ini, tetapi juga bahkan sebelum dunia ini dijadikan (3) Dia pergi kepada Allah, untuk dimuliakan bersama-sama dengan Allah dengan kemuliaan yang sama yang telah Ia miliki bersama-sama dengan Allah sejak kekekalan.(4) Dia mengetahui semuanya ini.Dia tahu betul tentang segala kehormatan yang Ia miliki pada waktu Ia dimuliakan nantinya. (Injil Yohanes 12-21, hal. 924-925). Tetapi dalam ayat selanjutnya teks ini memperlihatkan suatu perendahan diri yang luar biasa. Yoh 13:4-5 (4) Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (5) kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki muridmurid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Perhatikan bahwa sebelum membasuh kaki murid-murid, Yesus terlebih dahulu mengikat pinggang-Nya dengan menggunakan kain lenan dan kemudian baru membasuh kaki para murid. Tindakan mengikat pinggang dan pembasuhan kaki ini merupakan sikap dan pelayanan dari seorang hamba / budak (Luk 17:8 1Sam 25:41). Luk 17:8 - Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 1 Sam 25:41 - Lalu bangkitlah perempuan itu berdiri, sujudlah ia menyembah dengan mukanya ke tanah sambil berkata: "Sesungguhnya, hambamu ini ingin menjadi budak yang membasuh kaki para hamba tuanku itu." Jadi di sini kita melihat suatu perendahan diri yang luar biasa dari Kristus di mana Dia yang mempunyai kuasa atas 13

sorga dan bumi, justru menempatkan diri dan melakukan pekerjaan seorang hamba/budak. Ini sejalan dengan kata-kata Paulus. Fil 2:5-7 (5) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Tadi kita sudah lihat betapa tingginya Kristus tetapi sekarang kita melihat betapa Ia merendahkan diri secara luar biasa. Semua ini mengajarkan kepada kita apa artinya sebuah perendahan diri / kerendahan hati. Kerendahan hati adalah kerelaan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak layak dilakukan. Ketidaklayakkan untuk melakukan hal itu disebabkan karena kedudukan seseorang yang dianggap begitu tinggi / mulia untuk pekerjaan itu. Tetapi adakah suatu kedudukan / status yang lebih tinggi/mulia daripada yang disandang Kristus? Tidak ada! Kristus bahkan berkata : Yoh 13:13 (13) Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. (14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu Dengan kata-kata ini Yesus menunjukkan bahwa status dan kedudukan-Nya begitu tinggi tetapi Ia mau melakukan pekerjaan budak. Inilah kerendahan hati yang sejati! Mungkin dengan melihat pada diri saudara sendiri, saudara akan merasa begitu tinggi/mulia/hebat sehingga tidak layak melakukan suatu pekerjaan yang dianggap hina, tetapi kalau saudara melakukannya dengan tulus hati, itulah kerendahan hati yang sesungguhnya. Itu mirip seperti yang dilakukan Kristus. Maukah saudara belajar merendahkan diri seperti Kristus? c. Ia membasuh kaki murid-murid untuk tentang pembasuhan secara rohani. memberikan gambaran

Pada waktu Yesus membasuh kaki murid-murid dan sampai pada Petrus, Petrus justru menolaknya. Yoh 13:6,8 (6) Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?

14

(8) "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selamalamanya." Mungkin sekali Petrus merasa tidak enak / sungkan dengan apa yang dilakukan Yesus sehingga ia berkata demikian. Tetapi Yesus lalu menjawab : Yoh 13:8 Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa pembasuhan kaki yang Yesus lakukan itu bukanlah sekedar merupakan tindakan yang rendah hati / teladan dalam kerendahan hati, tetapi juga mempunyai arti simbolis tertentu. Pembasuhan kaki ini merupakan simbol dari penyucian dosa. Yesus berkata bahwa orang yang tidak mau dibasuh kakinya tidak mendapat bagian dalam Dia, artinya tidak mempunyai persekutuan dengan Yesus, atau tidak selamat. Pembasuhan kaki itu sendiri memang tidak menyucikan orang yang dibasuh, dan ini terbukti dari tidak disucikannya Yudas. Tetapi kalau Petrus tetap berkeras menolak untuk dibasuh, maka itu menunjukkan bahwa penyucian rohani, yang disimbolkan dengan pembasuhan kaki itu, tidak terjadi pada diri Petrus. Ada banyak bagian dalam Kitab Suci yang harus diartikan secara sama. Orang yang dibaptis tidak pasti selamat, tetapi orang yang menolak baptisan menunjukkan bahwa dirinya tidak pernah selamat. Kita memang tidak diampuni karena kita mengampuni orang lain. Tetapi, kalau kita tidak mengampuni orang lain, itu menunjukkan bahwa kita belum diampuni. Seseorang tidak diampuni karena melakukan tindakan kasih bagi Tuhan. Tetapi orang yang tidak mau melakukan tindakan kasih bagi Tuhan menunjukkan bahwa ia belum diampuni. Domba-domba dalam Mat 25 ini selamat bukan karena melakukan perbuatan baik, tetapi kambing-kambing itu tidak melakukan perbuatan baik, dan itu menunjukkan mereka tidak beriman kepada Kristus, dan karenanya tidak selamat. Jadi kembali pada apa yang dibicarakan, intinya adalah bahwa hanya orang-orang yang mempunyai persekutuan dengan Kristus (orang beriman) yang selamat. Selain itu semuanya akan ke neraka. Menyadari akan hal ini, Petrus lalu berkata : Yoh 13:9 - Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku! Tetapi Yesus menjawab :

15

Yoh 13:10 - Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua. Ada yang menafsirkan mandi di sini sebagai baptisan, yang tidak perlu diulang. Sedangkan membasuh kaki ada yang menafsirkan sebagai Perjamuan Kudus, dan ada pula yang menafsirkan sebagai sakramen pengakuan / pengampunan dosa (Roma Katolik). F. F. Bruce mengatakan lebih tepat kalau ditafsirkan bahwa mandi menunjuk pada pertobatan / penerimaan Kristus sebagai Juruselamat, yang menyebabkan pencucian / pengampunan dosa, sedangkan membasuh kaki menunjuk pada pengakuan dosa pada saat jatuh ke dalam dosa. Saya setuju dengan F. F. Bruce.

III. PERINTAH KAKI.

YESUS

AGAR

PARA

MURID

SALING
lalu

MEMBASUH
memberikan

Setelah membasuh kaki para murid, Yesus perintah agar tindakan-Nya diteladani.

Yoh 13:14-15 (14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Waktu Yesus mengucapkan ayat 14 ini, mungkin murid-murid mengharapkan kata-kata seperti ini: Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib membasuh kakiKu. Tetapi ternyata Yesus tidak berkata demikian. Yesus berkata: Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. Apakah ayat 14-15 ini harus diartikan secara hurufiah, dalam arti kita orang Kristen betul-betul harus saling membasuh kaki? Gereja Roma Katolik mentaati perintah ini secara hurufiah, karena setiap hari Kamis sebelum Paskah, Paus melakukan pembasuhan kaki 12 orang. Pulpit Commentary - Teladan / contoh ini ada dalam prinsipnya, bukan dalam tindakan spesifik tersebut. Gereja Roma Katolik secara praktis menyalah-artikan tindakan Tuhan kita dengan suatu ketaatan hurufiah terhadap perintah Tuhan kita. Paus membasuh kaki dari 12 orang miskin pada hari Kamis dari Minggu

16

Sengsara. (a) Tetapi mengapa hal itu dilakukan hanya sekali setahun? Tindakan ini harus ditiru terus menerus oleh muridmurid yang sejati. (b) Mengapa hal itu dilakukan hanya oleh Paus? Hal itu harus dilakukan oleh semua orang Kristen satu terhadap yang lain. Tetapi Gereja Protestan tidak beranggapan demikian. Gereja Protestan menafsirkan bagian ini lebih kepada suatu sikap hati yang mau melayani daripada suatu tindakan lahiriah. William Hendriksen - Tetapi harus ditekankan bahwa apa yang Yesus pikirkan bukanlah suatu upacara lahiriah tetapi sikap hati / batin, yaitu sikap hati yang rendah hati dan mau melayani. Leon Morris - Adalah artinya dan bukan tindakannya yang harus ditiru. (NICNT, hal. 621). Apa dasarnya untuk mengatakan bahwa tindakan Yesus ini tidak perlu diteladani secara hurufiah? Barnes Notes - Ini tidak dijalankan oleh rasul-rasul atau orang-orang Kristen mula-mula sebagai suatu upacara religius. Tetapi bagaimana dengan 1 Tim 5:10? 1 Tim 5:10 - dan yang terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan -- pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik. Apakah ini tidak menunjukkan adanya praktek pembasuhan kaki dalam gereja abad pertama? Tidak! 1 Tim 5:10 ini hanya membicarakan tentang janda, bukan tentang semua orang Kristen. Dan juga pembasuhan kaki yang dibicarakan di sini belum tentu bisa diartikan secara hurufiah. Bisa saja diartikan merupakan lambang dari pelayanan yang rendah hati. Jadi dapat disimpulkan bahwa peneladanan terhadap pembasuhan kaki ini bukannya harus betul-betul membasuh kaki (kecuali hal itu memang dibutuhkan), tetapi kita harus mau melakukan pelayanan yang rendah / remeh. Melakukan pelayanan yang rendah ini harus membutuhkan kerendahan hati seperti tadi sudah dijelaskan di atas. Karena itu kesombongan dengan sendirinya akan menghalangi kita untuk melakukan pelayanan-pelayanan yang rendah seperti ini. 17

Pulpit Commentary - Kesombongan akan memberikan nasihat seperti ini : Biarlah orang lain melayanimu; adalah di bawah martabatmu untuk melayani mereka. Kerendahan hati akan menawarkan nasihat yang sangat berbeda : Bertolongtolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Gereja membutuhkan orang-orang yang rendah hati yang siap untuk melakukan pelayanan-pelayanan yang rendah / remeh. Pelayanan itu bukan hanya berkhotbah, memimpin pujian, bernyanyi, dll tetapi juga semua hal-hal remeh yang kita lakukan untuk sesama apalagi dalam rangka mendukung pekerjaan Tuhan (mengajar Sekolah Minggu, membersihkan uangan kebaktian, membantu tenaga untuk pembangunan gedung gereja/kerja bakti, menjadi tukang parkir di gereja, mengunjungi orang sakit, dll). Itulah yang disebut saling membasuh kaki. Tidak usah malu dengan hal itu karena Tuhan saja pernah melakukan pekerjaan budak. Dan Tuhan berjanji orang-orang seperti itu juga tidak akan kehilangan upahnya. Mat 10:42 - Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." Maukah saudara melakukannya? - AMIN -

18

Anda mungkin juga menyukai