2|EKOLOGI ARSITEKTUR
1.3 Tujuan
1.
2.
Agar mahasiswa saat ini lebih mengedepankan aspek ekologi dalam Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dan prinsip-prinsip Agar mahasiswa pengertian dan prinsip-prinsip perhitungaan ekologi. Agar mahasiswa dapat mengerti tentang hal yang terkait dengan
3|EKOLOGI ARSITEKTUR
BAB II
2.1 Pengertian Perhitungan Ekologi
Desain yang dirancang dengan memperhatikan perhitungan lingkungan sekitar sehingga setelah desain ini terwujud tidak menganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Desain yang dibuat harus dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Perhitungan desain ekologi mencakup luas tanah yang tidak
digunakan secara maksimal, kilowatt-jam energi, gallon air, jumlah tanah yang terkikis, dan semua dampak-dampak lingkungan lainnya terhadap sebuah desain.
4|EKOLOGI ARSITEKTUR
mengoptimasikan sistem tata cahaya dan tata udara, integrasi antara sistem tata udara buatan alamiah dan sistem tata cahaya buatan alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Konsep bangunan dengan efisiensi energi sangat penting karena jika melihat pada penggunaan energi secara global, sektor bangunan sendiri menyerap 45 % dari kebutuhan energi keseluruhan. Pemanfaatan energi dalam
5|EKOLOGI ARSITEKTUR
bangunan ini khususnya untuk pemanasan, pendinginan dan pencahayaan bangunan. Komposisi persentase penggunaan energi menurut sektor kegiatan dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1.1
Gambar 2.2
6|EKOLOGI ARSITEKTUR
2.3
efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Misalnya desain rancang bangunan yang memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. 2. Hemat Energi Desain-desain bangunan harus memperhatikan perhitunganperhitungan ekologis. Salah satu contoh penerapan perhitungan ekologi misalnya bangunan dengan konsep hemat energi. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah). Desain bangunan yang hemat energy otomatis dapat
mengurangi pengeluaran terhadap penggunaan energy itu sendiri. Misalnya dengan membuat banyak bukaan agar penggunaan AC (Air Conditioner) bisa dikurangi. Listrik yang digunakan juga akan berkurang. Begitu juga dengan mengurangi penggunaan lampu pada siang hari. Contoh desain hemat energi yang lain misalnya dalam hal penggunaan air. Permukiman sebaiknya menyediakan sistem
8|EKOLOGI ARSITEKTUR
pengolahan air yang setidaknya mampu mendaur ulang kurang lebih 100 persen air buangan cucian, dan limbah dari kamar mandi dan kloset. Air daur ulang bisa dipakai untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, menyiram tanaman di taman, lapangan olah raga, dan lain-lain sehingga tak ada air yang terbuang. Sementara sistem ekodrainase di perumahan harus dapat menyerap air hujan sebanyakbanyaknya ke dalam tanah atau ke areal resapan air berupa taman, lapangan olah raga, dan danau buatan. Setiap rumah dan bangunan dilengkapi sumur resapan sesuai ketersediaan lahan. Jadi, air yang lepas ke sungai dan laut sangat minimal. Sistem pengolahan limbah harus memperhatikan sistem 3R. Pengembangan didorong membangun tempat pemrosesan sampah dengan prinsip zero waste melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Seluruh penghuni diberdayakan mengurangi (reduce) pemakaian bahan-bahan sulit terurai yang bisa menekan produksi sampah hingga 50 persen. Sampah anorganik seperti kertas, botol, kaleng kayu, dan besi dipilah dan dipakai ulang (reuse). Sementara sampah organik diolah menjadi pupuk. 3. Material Ramah Lingkungan Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.
9|EKOLOGI ARSITEKTUR
dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan
ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan) e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami Bangunan harus menggunakan bahan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.
10 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya. Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan. Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan. Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium. Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis
11 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
(sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan. Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi. Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik. Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.
12 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Apabila semua perhitungan ekologi tersebut dapat diterapkan, maka niscaya bangunan-bangunan yang akan dibuat dapat menjadi bangunan yang ramah lingkungan.
13 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
14 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
15 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Lokasi sesuai peruntukan, strategis, aman, bebas banjir dan mudah diakses. Pengembangan kawasan terpadu di mana orang bisa memenuhi semua kebutuhannya di satu lokasi (one stop living), akan menarik minat konsumen. Permukiman didukung infrastruktur jalan, pedestrian untuk pejalan kaki dan sepeda, ekodrainase, jaringan transportasi umum, serta sarana dan prasarana yang lengkap. 2. Optimalisasi lahan berimbang.
16 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Ada
upaya
meningkatkan
daya
tampung
lahan
guna
menjaga
keseimbangan lingkungan, dengan misalnya menyediakan hunian yang padat dan kompak. Idealnya pengembangan memiliki komposisi 40-60 persen untuk ruang terbangun dan 60-40 persen untuk ruang terbuka hijau, taman, lapangan olah raga, dan lain-lain. Pada lahan yang lebih terbatas pengembangan diarahkan ke atas (vertikal). Sementara pada rumah-rumah dengan kaveling 100 m2 ke bawah, septic tank tidak dibuat di setiap rumah melainkan kolektif yang ditempatkan di salah satu sudut taman lingkungan. 3. Zero water. Permukiman menyediakan sistem pengolahan air dengan mendaur ulang 100 persen air buangan cucian, dan limbah dari kamar mandi dan kloset. Air daur ulang bisa dipakai untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, menyiram tanaman di taman, lapangan olah raga, dan lain-lain sehingga tak ada air yang terbuang. Sementara ekodrainase di perumahan menyerap air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah atau ke areal resapan air berupa taman, lapangan olah raga, dan danau buatan. Setiap rumah dan bangunan dilengkapi sumur resapan sesuai ketersediaan lahan. Jadi, air yang lepas ke sungai dan laut sangat minimal. 4. Pengendalian pencemaran udara.
Pengembangan membangun koridor jalur hijau yang lebar dan teduh dengan pepohonan besar yang menyerap polutan dan kebisingan. Sementara jalur pejalan kaki dan sepeda disediakan terpisah, terhubung ke berbagai tujuan harian (belanja, sekolah, pasar, dan lain-lain) sehingga mendorong penghuni berjalan kaki atau naik sepeda. Halte ditempatkan di
17 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
lokasi strategis, di lintasan angkutan umum, sehingga memudahkan warga bepergian tanpa harus memakai kendaraan pribadi. 5. Zero waste.
Pengembangan didorong membangun tempat pemrosesan sampah dengan prinsip zero waste melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Seluruh penghuni diberdayakan mengurangi (reduce) pemakaian bahan-bahan sulit terurai yang bisa menekan produksi sampah hingga 50 persen. Sampah anorganik seperti kertas, botol, kaleng kayu, dan besi dipilah dan dipakai ulang (reuse). Sementara sampah organik diolah menjadi pupuk.
6.
Perlu dimulai penerapan beberapa kriteria bangunan ramah lingkungan dalam setiap pembangunan fisik (green building). Antara lain desain arsitektur yang selaras antarbangunan dan menyatu dengan lingkungan, hemat energi, lahan terbangun terbatas, lay out sederhana, ruang mengalir, kualitas material bermutu, pemakaian bahan efisien dan ramah lingkungan (tidak beracun, tidak merusak alam, dan bisa didaur ulang).
18 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
pengembangan (riwayat hidup bahan) bahan bangunan pada umumnya (dari bahan mentah sampai menjadi puing dan sampah ) dengan perhatian pada setiap tingkat perubahan transformasi, penggunaan energi dan pencemaran lingkungan (air, udara, dan tanah) yang penting dalam penilaian bahan bangunan yang ekologis.
19 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Aspek perhitungan
1.
manusia. Listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan barang-barang elektronik 2. Air Sebagai sumber daya penunjang kualitas hidup manusia. Kita harus mulai memahami istilah reduce, reuse, recycle. Mengurangi penggunaan air berlebih, serta menggunakan limbah air bekas mandi dan cuci dengan proses daur untuk digunakan kembali sebagai air untuk menyiram tanaman dan mobil.
3.
yang bisa dimanfaatkan adalah langkah yang baik. Reduksi material dan penggunaan material lokal juga dapat mengurangi penggunaan energi berlebih dari transportasi yang digunakan --transportasi menyumbang gas buang CO2.
4.
Kesehatan.
20 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Penghuni rumah tidak boleh sedikit pun terkena dampak yang merugikan bagi kesehatannya. Energi, air, dan material harus bebas dari racun dan limbah yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Pemilihan jenis finishing yang non-toxic dan tidak beracun, serta penanganan limbah cair dan sampah dengan tepat akan berdampak positif bagi kesehatan.
21 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
BAB III
3.1 Pengertian Penampilan Alam Dalam Desain
Alam dapat menginspirasi manusia dalam merancang suatu bangunan. Disain yang efektif membantu menginformasikan kita akan tempat kita didalam alam. Tentunya penggunaan bahan dari alam yang dapat diperbaharui sangat diperlukan dalam menampilkan alam dalam desain. Untuk memberikan sentuhan yang lebih kuat dalam desain ekologis maka dapat dimulai dengan melakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik alam kedalam unsurunsur dasar maupun aturan-aturan dalam perancangan arsitektur.
22 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
3.2
23 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Salah satu konsep yang mengemuka dari rumah model minimalist adalah kedekatannya kembali kepada alam yang ditandai dengan penataan yang serius terhadap penempatan tanaman di dalam desain keseluruhan dari sebuah rumah. Tanaman bukan lagi sekedar faktor pelengkap dari sebuah desain melainkan salah satu faktor utama. Hal tersebut diperkuat lagi oleh era green planet yang sedang kita masuki. Dengan berkembangnya persoalan yang berhubungan dengan global warming, arti penting tanaman bagi sebuah rumah menjadi tinggi sekali. Para arsitek berusaha mendesain sebuah rumah yang memiliki unsur go green yang kental.
24 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Selain unsur tanaman, unsur lain dari alam seperti kayu dan batu-batuan juga mendapat tempat tersendiri bagi para penyuka rumah model minimalis. Gambar rumah di atas memperlihatkan bagaimana sebuah rumah minimalis menempatkan unsur-unsur alam seperti tanaman dan batu-batu alam ke dalam desain rumah tersebut.
25 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
26 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
mencegah kotoran yang akan naik dengan lapisan filter fabric ditambah dengan gravel atau batu pipih di atasnya.
BAB IV
4.1. Kesimpulan: Dalam menerapkan konsep perhitungan ekologi yang bagus setidaknya kita harus memperhatikan beberapa hal seperti peka terhadap iklim, penghematan energi dan penggunaan material yang ramah lingkungan. Sehingga dapat mengurangi dampak yang buruk bagi alam disekitar kita. 4.2. Saran:
27 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
Mahasiswa zaman sekarang seharusnya mengedepankan konsep desain ekologis sehingga alam yang ada di sekitar kita tidak terganggu kehidupannya. Menjaga keselarasan dengan alam dapat menjaga keharmonisan serta keindahan bumi kita ini
28 | E K O L O G I A R S I T E K T U R
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz (2007).Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius Williams, Daniels E (2007). Sustainable Design: Ecology, Architecture, and Planning. Willey www.google.com www.wikipedia.com www.wordpress.com www.yahoo.com
29 | E K O L O G I A R S I T E K T U R