Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadhiela Adani NIM : 2010730076

Tanggal: 13 Maret 2013

Dosen : dr. Tjahaja Haerani S., Sp. ParK Pertanyaan : 3. a. Jelaskan mekanisme terjadinya baal! b. Jelaskan mengapa baal terjadi di tangan dan kaki sebelah kiri! c. Jelaskan mengapa baal bersifat hilang timbul!

Jawaban: a. Baal adalah rasa kebal sehingga tidak lagi merasakan dingin, sakit, dan sabagainya; mati rasa., atau dalam istilah medis disebut hipestesia yang merupakan gangguan sensorik negatif. Gangguan sensorik superficial atau gangguan ekteroseptif yang negatif merupakan salah satu manifestasi sindrom neurologic. Secara singkat gangguan sensorik negatif itu disebut defisit sensorik. Hal tersebut tergantung pada kedudukan lesi apakah di saraf perifer, di radiks posterior, atau dilintasan sentralnya. Untuk mempermudah pembahasan deficit sensorik, maka istilah anesthesia dan hipestesia digunakan sebagai sinonim dari deficit sensori. Hipestesia yang dirasakan sesisi tubuh saja adalah hemihipestesia. Ditinjau dari sudut patofisiologik, maka keadaan itu terjadi karena korteks sensori primer tidak menerima impuls sensorik dari belahan tubuh kontralateral. Di dalam klinik, hemihipestesia merupakan gejala utama atau gejala pengiring Cerebrovascular Disease. Infark menduduki seluruh krus posterior kapsula interna sesisi. Biasanya sumbatan terjadi pada arteri lentikulostriata. Bila cabang kecil dari kelompok arteria lentikolostriata saja yang tersumbat, mungkin bagian diujung belakang krus posterior kapsula interna saja yang terkena infark. Hal itu dapat dimengerti karena kawasan itu hanya dilintasi serabutserabut aferen yang berproyeksi pada korteks sensori primer. Infark disebabkan oleh adanya interupsi local aliran darah. Kelainan ini merupakan bentuk tersering penyakit serebrovaskular (70-80%) dari semua cerebrovascular accident atau stroke. Aterosklerosis otak merupakan penyebab tersering infark otak, dan factor yang mempermudah seseorang mengalami aterosklerosis adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan merokok.

Hal tersebut dapat diperkuat oleh pasien pada skenario yang merokok. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta hipertensi. Pada keadaan merokok, pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Rokok juga akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (Wardoyo, 1996). DrPipe, seorang ilmuwan, menuturkan bahwa rokok menyebabkan penumpukan kotoran pada bagian dalam pembuluh darah (aterosklerosis), kondisi ini memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap pembentukan bekuan atau gumpalan.

b.

Infark paling sering terjadi di daerah yang diperdarahi oleh cabang-cabang arteri serebri media. Infarks di region ini bermanifestasi sebagai hemiparesis dan spastisitas kontralateral; berkurangnya sensasi di sisi tubuh yang berlawanan dengan infark dan kelainan lapangan pandang. Arteri karotis interna mempercabangkan arteri serebri media, arteri serebri media mempercabangkan arteri lentikulostriata, arteri ini mensuplai daerah nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan kapsula interna. Daerah-daerah tersebut di atas merupakan lokasi tersering terjadinya perdarahan intraserebral, area-area tersebut merupakan area motorik kontralateral pada otak.

Pada skenario terjadi baal pada sebeblah kiri, kemungkinan kelainan berupa penyempitan pembuluh darah terdapat pada arteri di otak sebelah kanan, sehingga kosteks sensori primer sebelah kanan tidak menerima impuls dari belahan tubuh kontralateral.

c.

Secara umum diketahui bahwa tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan semakin meningkat lagi dengan berat badan lebih (overweight) dan obes. Peningkatan tekanan darah akan menjadi lebih besar lagi bila ada riwayat keluarga yang hipertensi dan mempunyai stress emosional yang tinggi. Pada orang yang obes, jumlah darah yang beredar akan meningkat, cardiac out put akan naik dan ini akan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler, stroke dan ginjal. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Saat melakukan aktivitas seperti bekerja seharian dibutuhkan energy yang banyak sehingga jantung bekerja lebih untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh untuk menghasilkan ATP. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Pada saat tidur seseorang dalam keadaan berbaring, tubuh berada pada posisi horizontal. Hal tersebut mengakibatkan peredaran darah dalam tubuh seseorang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi karena dalam keadaan sejajar sehingga denyut nadi dan tekanan darah menurun. Maka dari itu ketika bangun pada pagi hari tubuh mulai menyesuaikan diri untuk meningkatkan tekanan darahnya.

Daftar Pustaka: Burns, Dennis K., Vinay Kumar. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC. Hartwig, Mary S. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC. Mardjono, Mahar., Priguna Sidharta. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat Sihombing, Marice. Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/Minuman, dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 60, Nomor: 9, September 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21518/5/Chapter%20I.pdf http://www.pjnhk.go.id/content/view/4223/31/

Anda mungkin juga menyukai