Anda di halaman 1dari 31

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

1.Kegiatan survey dan pemetaan sumberdaya alam tidak dapat dilepaskan lagi dari dua macam teknologi yaitu Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand & Kiefer,1979). Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam penginderaan jauh disebut sensor, yang pada umumnya dipasang pada wahana (platform) tertentu misalnya : pesawat terbang,satelit, pesawat ulang-alik, balon udara, dan sebagainya. Berdasarkan pada sensornya, dikenal penginderaan jauh sistem fotogragis yang menghasilkan citra foto (foto udara) dan sistem non fotografis/elektronik yang menghasilkan citra non foto. Obyek yang diindera dalam penginderaan jauh berupa obyek di permukaan bumi dan dekat dengan permukaan bumi. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah Sistem yang pada umumnya berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, menganalisis & mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan, untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Teknik penginderaan jauh & SIG sangat bermanfaat dalam pengelolaan informasi keruangan mengenai kondisi permukaan (dan dekat) bumi, sehingga keduanya diintegrasikan demi efisiensi perolehan serta akurasi hasil pemetaan. Dewasa ini pemanfaatan teknologi penginderaan jauh semakin berkembang pesat, baik dalam hal bidang terapannya maupun frekuensi pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena penginderaan jauh memungkinkan perolehan informasi permukaan bumi secaracepat dan lebih murah dibandingkan dengan cara terestrial, dengan ketelitian yang cukup akurat. Citra penginderaan jauh menggambarkan obyek, daerah, atau gejala di permukaan bumi dengan : (a) ujud dan letak obyek yang mirip dengan ujud dan letaknya di permukaan bumi, (b) relatif lengkap, (c) meliput daerah yang luas, dan (d) permanen.Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran 3 dimensi, sehingga membawa keuntungan antara lain :menyajikan model medan yang jelas, relief jelas karena adanya perbesaran vertikal, memungkinkan pengukuran tinggi, volume, dan lereng. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra, sehingga dapat dikenali obyeknya, dan citra merupakan satu-satunya cara pemetaan bencana, justru pada saat bencana terjadi. Mengingat berbagai kelebihan yang dimiliki oleh penginderaan jauh, pada saat ini penginderaan jauh telah menjadi alat yang sangat penting pada berbagai program operasional yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam, keteknikan, dan eksplorasi. Penginderaan jauh dalam perkembangannya mempunyai nilai terapan yang sangat tinggi,hal ini terjadi karena penginderaan jauh dapat diadopsi oleh hampir setiap ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek studi permukaan bumi. Dengan demikian sistem penginderaan jauh dapat diterapkan untuk berbagai kepentingan dan disiplin ilmu. Dalam bidang Geografi, pemanfaatan penginderaan jauh ini sangat menonjol, karena penginderaan jauh banyak membantu geografiwan di dalam perolehan data spasial maupun di dalam analisis geografi, baik analisis spasial, ekologikal, dan kompleks kewilayahan. Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang potensi sumberdaya wilayah pesisir dan lautan dalam rangka untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037


lautan adalah penggunaan tehnologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Informasi mengenai obyek yang terdapat pada suatu lokasi di permukaan bumididapat dari foto udara atau citra satelit, kemudian sesuai dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, informasi mengenai obyek tersebut diolah, dianalisis, diinterpretasi dan disajikan dalam bentuk informasi spasial dan peta tematik tata ruang dengan menggunakan SIG (Bidowi Hasyim dan Bambang Trisakti, 2003). Berbagai data wilayah pesisir dan lautan dapat diambil dan diolah dari citra satelit, misalnya sifat-sifat fisik air laut seperti suhu, warna, sirkulasinya. Pemetaan luas dan sebaran ekosistem pesisir seperti mangrove, tambak, lamun, terumbu karang dan yang lain juga dapat diperoleh dari citra. Disamping itu citra satelit juga dapat dipakai untuk monitoring pencemaran pantai seperti tumpahan minyak, persebaran limbah tertentu, dan juga kekeruhan air (Kushardono, 2003) Beberapa penelitian pemanfaatan penginderaan jauh untuk sumberdaya pesisir telah dilakukan. Suprayogo, dkk. (1996) telah mengidentifikasi data biofisik pantai dari analisis foto udara dan data sekunder untuk kegiatan identifikasi kawasan hutan mangrove dan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan mangrove di Kabupaten Bangkalan, Madura. Studi distribusi mangrove dengan penginderaan jauh (remote sensing) juga telah dilakukan oleh Sulong et al (2001) yang mengkombinasikan citra Landsat TM tahun 1997 dengan foto udara skala 1 : 5000 tahun 1993 dan Peta Topografi tahun 1993. Kegiatan pemetaan potensi batubara dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh yaitu suatu cara untuk mengetahui obyek di permukaan bumi tanpa menyentuh langsung obyek yang dikaji menggunakan analisa digital. Teknologi penginderaan jauh yang diaplikasikan dalam mengidentifikasi kandungan bahan tambang berupa batubara menggunakan data penginderaan jauh berupa citra satelit Landsat7 Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) atik serta data Data Space Shutle DEM SRTM 92m NASA yang mempunyai cakupan areal yang luas. Dengan teknologi Remote Sensing, diharapkan agar mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi yang ditafsir mengandung bahan tambang berupa batubara melalui citra satelit, yang akan dipergunakan dalam tahap eksplorasi dan mempersempit survey. Informasi yang penting bagi pengusaha batubara adalah lokasi keberadaan dan potensi batubara tersebut. Metode yang digunakan selama ini adalah metode konvensional dalam melakukan survey lapangan atau yang sering disebut dengan tahap eksplorasi. Aksessibilitas di daerah penelitian cukup sulit, karena merupakan daerah dominan vegetasi rapat dan tertutup oleh hutan, serta akses jalan yang kurang mendukpenginderaan jauh memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan identifikasi lokasi sebaran atau singkapan batubara sehingga mempersempit tahap survey eksplorasi. Masalah-masalah yang terkait dengan survey lapagan dan aksessibilitas dapat diatasi dengan teknologi penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat memberikan efisiensi yang tinggi baik dari segi biaya maupun waktu, karena tidak membutuhkan banyak survey kecuali untuk verifikasi atau kecocokkan lapangan

sehingga survey-survey yang dilakukan lebih terarah (Helmi, 2007)ung untuk bisa dengan mudah mPenginderaan Jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh infomasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Penerapan ilmu geologi didalam

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037


industri batubara digunakan untuk menentukan keadaan lokasi dan pengembangan sumberdaya yang ada pada keadaan tertentu, serta merencananakan bagaimana mengekstraksi batubara secara ekonomis. Tujuan eksplorasi batubara pada umumnya adalah untuk menemukan suatu daerah baru yang mengandung batubara dalam jumlah tertentu dengan kualitas yang baik. Penyelidikan umum (prospeksi) merupakan langkah pertama usaha pertambangan. Pada tahap penyelidikan umum ini kegiatan ditujukan untuk mencari dan menemukan endapan bahan galian dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan data permukaan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyelidikan eksplorasi yang menyelidiki geologi secara lebih teliti baik kearah vertikal maupun horizontal. Setelah itu dilanjutkan dengan studi kelayakan dan persiapan penambangan. Penggunaan data penginderaan jauh dalam eksplorasi mineral merupakan salah satu cara yang paling banyak dilakukan dalam bidang geologi. Penelitian Geologi sekitar daerah tambang dengan bantuan data Landsat untuk prospek pertambangan, mepelajari Liniament (merupakan indikasi suatu patahan) yaituuntuk mengetahui secara jelas lokasi dan terjadinya mineralisasi atau batuan endapan bahan tambang Melalui pengolahan citra satelit, maka diharapkan bermanfaat untuk : 1. Kemudahan dalam melakukan proses identifikasi lokasi potensi tambang batubara. 2. Memperoleh pola atau cara untuk melakukan identifikasi awal lokasi potensi tambang batubara. Komponen dasar pada sistem penginderaan jauh ini ada 4, yaitu target, sumber energy, alur transmisi, dan sensor. Pada kasus ini, yang menjadi target adalah daerah Gunung Bintang Awai, Kalimantan Tengah. Sinar matahari masih menjadi sumber energy utama pada citra kali ini. Lalu ditransmisikan dan diteruskan kepada sensor menjadi sebuah citra LANDSAT 7 Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+). Tahap pekerjaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagi berikut : 1. Menampilkan Data Raster Citra Landsat7 ETM+ 2. Proses Digitasi Peta Topografi 3. Import Data Vektor Jalan dan Sungai 4. Menampilkan Data Vektor 5. Koreksi Geometri Citra 6. Citra Komposit 7. Menampilkan Data Digital Space Shuttle (SRTM) 8. Pemodelan topografi 3 Dimensi (3D) 9. Penentuan Batas Lokasi Penelitian 10. Pemotongan (Cropping) Citra dan DEM Pada Daerah Penelitian 11. Fusi Citra Satelit Landsat7 ETM+ dan SRTM DEM 12. Interpretasi dan Deliniasi Lokasi Tambang Batubara Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data SRTM DEM dilakukan secara visual untuk mengidentifikasi lokasi potensi batubara berdasarkan unsur-unsur interpretasi

seperti tekstur, pola dan bentuk dari permukaan tanah di lokasi penelitian. Deliniasi Lokasi Batubara Setelah proses interpretasi citra sacara visual dengan memperhatikan kesamaan bentuk pola dan tekstur yang terdapat pada lokasi penelitian, selanjutnya dilakukan deliniasi pada lokasi-lokasi tersebut. Sehingga dihasilkan peta sebaran lokasi potensi batubara sementara (seperti gambar disamping) Penentuan Sampel Area Ditentukan sampel area atau titik koordinat
tertentu untuk verifikasi lapangan pada lokasi sebaran batubara untuk dilakukan uji ketelitian dilapangan. Sehingga dihasilkan peta lokasi sebaran.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037


Dalam penginderaan jauh dikenal citra komposit yang merupakan perpaduan dari beberapa saluran atau band yang ada pada citra satelit Landsat7 ETM+. Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya foto udara infra merah berwarna, sehingga pengamatan obyek, pemilihan sampel dan aspek estetika citra dapat diperbaiki. Dalam teori warna ada tiga warna dasar, yaitu : merah, hijau dan biru. Berikut ini tampilan citra Landsat7 ETM+ tahun perekaman 2003 yang sudah di FCC (False Color Composit), dengan kombinasi band 4, band 5 dan band 7 (RGB) kombinasi dari band-band tersebut digunakan untuk interpretasi citra dalam mengidentifikasi lokasi yang berpotensi mengandung batubara. Pemilihan kombinasi band 4, band 5 dan band 7 (RGB) karena band 4 merupakan saluran inframerah dekat yang cukup baik untuk karakteristik vegetasi, band 5 merupakan saluran inframerah tengah yang cukup baik untuk menonjolkan kondisi kelembaban tanah serta band 7 merupakan saluran inframerah terluntuk menonjolkan tanah terbuka dan keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal. Selain itu, perpaduan antara band 5 dan band 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan defosit mineral. Pada intinya kombinasi dari band-band tersebut sangat baik dan kontras dalam menampilkan obyek-obyek topografi lokasi penelitian. Identifikasi lokasi yang berpotensi mengandung batubara dilakukan dengan menginterpretasi data digital penginderaan jauh yaitu citra satelit Landsat7 ETM+ dan Space Shuttle SRTM DEM yang telah melalui tahap-tahap pengolahan. Sebagai dasar dalam melakukan interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi citra seperti pola, bentuk, selain itu diperhatikan juga arah patahan, lipatan, dan tekstur. Suatu lokasi yang teridentifikasi mengandung batubara pada citra satelit Landsat7 ETM+. Kesulitan yang dihadapi saat melakukan interpretasi adalah faktor topografi lokasi penelitian yang tidak begitu menonjol. Sedangkan kondisi tutupan awan tidak terlalu mengganggu proses interpretasi dan citra satelit Landsat7 ETM+ perekaman tahun 2003 dapat dikatakan bersih dari tutupan awan.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Kesimpulan


a. Pengolahan data citra satelit Landsat7 ETM+ akan menghasilkan tutupan lahan dari lokasi penelitian sehingga belum dapat membantu dalam proses interpretasi lokasi kandungan batubara. b. Fusi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data Space Shuttle SRTM DEM akan menghasilkan pemodelan topografi 3 dimensi, sehingga visualisasi topografi permukaan bumi akan terlihat jelas dan mempermudah analisa lokasi-lokasi sebaran batubara. c. Interpretasi ETM+ dilakukan dan citra data secara satelit Landsat7 DEM untuk Shuttle SRTM DEM lebih luas lagi, dalam mengidentifikasi lokasi-lakosi berpotensi bahan tambang lainnya tidak hanya batubara. d. Melalui analisa tingkat kepercayaan interpretasi dapat dicapai sebesar 80%, dimana dari 10 lokasi terduga berpotensi mengandung batubara, 8 lokasi yang terdapat batubara dan 2 lokasi yang tidak terdapat batubara.

Saran a. Diharapkan aplikasi analisa digital data Penginderaan Jauh berupa citra satelit Landsat7 ETM+ dan data Space b. Agar memanfaatkan data selain citra satelit Landsat7 ETM+ dan Space Shuttle SRTM DEM untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi potensi batubara. SRTM visual mengidentifikasi lokasi potensi sebaran batubara berdasarkan unsur-unsur interpretasi, sehingga untuk pola-pola yang sejenis diduga mempunyai ciriciri megandung batubara.
2. Penyelidikan Dengan Sumur Uji (Test Pit) Untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di bawah tanah dan mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya digali sumur uji (test pit) dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb. Bentuk penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar, bulat atau bulat telur (ellip) yang kurang sempurna (lihat Gambar 2). Tetapi bentuk penampang yang paling sering dibuat adalah empat persegi panjang; ukurannya berkisar antara 75 x 100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan kedalamannya tergantung dari kedalaman endapan bahan galiannya atau batuan dasar (bedrock)nya dan kemantapan (kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa penyangga kedalaman sumur uji itu berkisar antara 4 - 5 m. Agar dapat diperoleh gambaran yang representatif mengenai bentuk dan letak endapan bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan pola yang teratur seperti empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-sudut pola tersebut digali sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 - 500 m), kecuali bila keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan. Dengan ukuran, kedalaman dan jarak sumur uji yang terbatas tersebut, maka volume tanah yang digali juga terbatas dan luas wilayah yang rusak juga sempit.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Macam bentuk penampang sumur uji

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 6.5). Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein). Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan. Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 35 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur ujidapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar. Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : ketebalan horizon B (zona laterit/residual), ketinggian muka airtanah, kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S), kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan dasar.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037


3.Penyelidikan Dengan Parit Uji (Trench) Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium (lihat Gambar 3) dan kedalamannya 2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic excavator (back hoe).

Bentuk penampang parit uji Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike) dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya (lihat Gambar 4).

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Arah penggalian parit uji Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling. Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4). Informasi yang dapat diperoleh antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui. Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut : a.Terbatas pada overburden yang tipis, b.Kedalaman penggalian umumnya 22,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau dengan menggunakan eksavator/back hoe), c.Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung). 4.PEMBORAN Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi. Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain sehingga secara keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut:

Eksplorasi mineral dan batubara

Ekplorasi dan produksi air tanah Eksplorasi dan produksi gas

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037


Eksplorasi dan produksi minyak Peledakan Geoteknik Ventilasi tambang Penirisan tambang Keperluan perhitungan cadangan Perolehan data geologi Pengontrolan tambang dan Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll

Maksud Dan Tujuan Pemboran Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan pengeboran itu berlangsung, dapat mengetahui tahap tahap dari pada kegiatan pemboran, juga dapat mengetahui peralatan peralatan yang digunakan dalam pengeboran. Sehinga apa bila terjun kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui apa apa yang harus dikerjakan juga yang harus dipersiapkan. Dalam pencapaian target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan perlengkapan ,tipe serta kapasitas mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang vertical keatas, kebawah maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu. Didalam laporan ini kapasitasnya adalah mengenai pemboran air tanah , adapun pembahasannya adalah sebagai berikut: Peralatan pemboran, meliputi jenis bor , pompa atau kompresor,stang bor, casing, mata bor, dan perlengkapan lainya. Lumpur pemboran Teknis pemboran ,meliputi metode/klasifikasi pemboran dan tahapan-tahapan pemboran. PERALATAN PEMBORAN Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran diantaranya adalah sebagai berikut: Mesin Bor Pompa atau Kompresor Stang Bor Pipa Casing Mata Bor Dan Perlengkapan lainya MESIN BOR Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:

Tipe/ model mesin bor Diameter lubang Sliding stroke Berat mesin bor

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Power unit Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu Hoisting capacity (kapasitas) Dimensi (panjang x lebar x tinggi) Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikut 1. Mesin Bor Tumbuk 2. Mesin Bor Putar 3. Mesin Bor Putar Hidrolik Mesin Bor Tumbuk Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah: Kekerasan lapisan batuan Diameter kedalam lubang bor Jenis mata bor Kecepatan dan jarak tumbuk Beban pada alat bor Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drillstemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut: Kelebihannya: Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil -Biaya transportasi lebih murah - Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah - Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Tanpa sistem sirkulasi. Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil Kekurangannya: Kecepatan laju pemboran rendah Sering terjadi sling putus Tidak bisa mendapatkan core Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor Terbatasnyaa personil yang berpengalaman Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan

Mesin Bor Putar Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor. Komponen komponen utama dari mesin bor putar adalah: Swivel Kelly bar Stabilizer Mata bor Stang bor Stang pemberat 1. 3. Mesin Bor- Hidrolik Pada mesin bor putar hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan putaran mata bor di atas formasi batuan.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan. Adapun contoh mesin bor putar hidrolik adalah:

1. 3.a. Top Drive Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa. Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik. 1. 3. b. Spindle Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan. Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah: Merk Kapasitas Berat Kemampuan rotasi Dimensi Diameter lubang Tipe/ model POMPA ATAU KOMPRESOR Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya adalah: a. Tipe acting piston b. Diameter piston c. Power d. Dimensi e. Berat f. Volume/ pressure g. Working pressure Adapun hal hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah: a. Tekanan udara yang dihasilkan b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah:

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Merk Model Kapasitas Dimensi Diameter piston Berat Power Volume/ pressure Working pressure STANG BOR Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai: 1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor menuju mata bor. 2. jalan keluar masuknya fluida bor Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran. Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi: a. Tujuan pemboran b. Kedalaman pemboran c. Kekerasan batuan d. Metode sirkulasi fluida e. Diameter lubang bor Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan. - Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi yang berbeda. - Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk terdiri dari: 1. Mata bor pahat. 2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang. 3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas. 4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang bor lurus

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah : Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m. PIPA CASING Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan gangguan. Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu: 1. Tipe Flash Joint.Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya dilakukan secaraLangsung. 2. Tipe Flash Coupled Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah coupling. Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah: 1. Casing Swivel Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor, 2. Casing Head Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian atas, 3. Casing Shoe Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan 4. Casing Cutter, Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya untuk memotong casing pada titik yang diinginkan, 5. Casing Band Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan dan Penurunan. Di dalam praktikkum pemboran yang dilakukan, casing yang digunakan adalah tipe flash jouint, dimana penghubungan antara pipa yang satu dengan yang lainya dilakukan secara langsung. MATA BOR (BIT) Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar. Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 bor) dan dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig. Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu: 1. Ukuran dan bentuk mata bor 2. Ukuran gigi mata bor 3. Berat mata bor 4. Kekerasan matriks. Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya 1. Mata Bor Rotasi

Mata Bor Pisau Air Coring Bits Roller Bits 2. Mata Bor Tumbuk

Cross Bit Button Bit Chisel Bit 3. Mata Bor Auger

Tipe Kelly Tipe Auger 4. Mata Bor pada Pengeboran Kabel

Mata Bor Tabung Mata Bor Chisel 5. Mata Bor Intan


Mata Bor Formasi Lunak Surface Set Bits Impregnated Bits

PERALATAN PELENGKAP Adapun mata bor yang digunakan didalam pemboran air tanah yang menjadi bahan praktikum adalah : Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya meliputi: a. Water Swivel, Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 menuju ke dalam stang bor. b. Hoisting Water Swivel Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan. c. Hoisting Plug Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan stang bor. d. Hoisting Rope Socket Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug. e. Pipe Wrench Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain lain. f. Snatch Block Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor. Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan. g. Travelling Block Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau menurunkan peralatan pemboran. h. Come Along Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran dangkal i. Rod Coupling Tap Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal dalam lubang bor. j. Rod Band Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor. k. Knocking Block Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi peralatan bor. l. Drive Hammer with Chain Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan. m. Menara Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah derrick n. Permale Wrench

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa yang kecil, seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung. o. Rod Holder Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau penurunan. p. Super Strong Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa dengan ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm. 5.Ilmu Geofisika Metode Parameter yang diukur Waktu tiba gelombang seismik pantul atau bias, amplitudo dan frekuensigelombang seismik Variasi harga percepatan gravitasi bumi pada posisi yang berbeda Sifat-sifat fisika yang terlibat Densitas dan modulus elastisitas yang menentukan kecepatan rambat gelombang seismik Densitas

Seismik

Gravitasi

Magnetik Resistivitas Polarisasi terinduksi Potensial diri Elektromagnetik

Variasi harga intensitas medan Suseptibilitas atau remanen magnetik pada posisi yang berbeda magnetik Harga resistansi dari bumi Tegangan polarisasi atau resistivitas batuan sebagai fungsi dari frekuensi Potensial listrik Respon terhadap radiasi elektromagnetik Waktu tiba perambatan gelombang radar Konduktivitas listrik

Kapasitansi listrik

Konduktivitas listrik Konduktivitas atau Induktansi listrik Konstanta dielektrik

Radar

Yang dimaksud dengan Ilmu Geofisika adalah ilmu yang mempelajari dengan menggunakan metode fisik dan logika geologi untuk mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Pada dasarnya akar bidang keilmuan ada empat, yaitu kimia, fisika, geologi, dan biologi. Geofisika berada diatara fisika Geologi. Sebenarnya ilmu-ilmu kebumian saling berkaitan, yaitu ilmu geologi, ilmu geomatika tetapi ilmu-ilmu ini disfesifikkan untuk menerapkan ilmu-ilmu kebumian. Jika kita

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 peratikan eksplorasi Sumber Daya Alam di bumi ini semakin penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena ini para insinyur geofisika berperan penting dalam teknis ekspolitasi SDA. Apalagi peralatan sekarang menggnakan teknologi canggih untuk penerapan kebumian, membuat peta bawah permukaan bumi untuk menentikan titik pengeboran, dan lain-lain Bumi yang berumur 4,5 miliyaar tahun atau 4,5 x 10 tahun tudak ada atrinya jik dibandingkan keberadaan umat manusi. Dengan umur bumi yang lama ini akan embentuk berbagai macam mineral dan berbagai macam struktur dan lapisan. Para geologiawan telah menentukan bahwa kulit bumi terecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak diatas mantel yang cair. Ilmu geologi berperan penting dalam hal ini yaitu telah menemukan dan mengatur sumber daya alam seprti mnyak gas bumi, batu bara, tembaga, perak, emas,dll. Imu geofisika sangat beperan penting dalam hal ini juga terutama ekspolrasi bumi, atau bawah tanah atau bawah permukaan bumi. Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin dan Savit, 1988). Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika adalah sebagai berikut : A. Metode Gravitas Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Data percepatan gravitasi setelah melalui proses pengolahan diperoleh anomali percepatan gravitasi bumi. Anomali percepatan gravitasi diakibatkan oleh perbedaan massa jenis atau struktur geologi (besaran fisis berupa rapat massa, kedalaman, volume/struktur.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Gambar 3 : Survey Gravity Pengukuran gravitasi di permukaan bumi dipengaruhi oleh gravitasi bumi di lokasi itu sendiri.Selain itu juga dipengaruhi oleh gaya tarik bulan dan matahari serta benda-benda langit lainnya.Maka hasil pengukuran perlu dilakukan koreksi pasang surut yang diperoleh dari tabel. Alat Ukur Gravitasi GRAVITIMETER (La Coste & Ronberg Gravitimeter type G358 dan G617) dengan spesifikasi model zero length spring, skala pembacaan 0 7000 mgal, ketelitian pembacaan 0,01 mgal, koreksi drift kurang dari 1 mgal setiap bulannya, memiliki termostat untuk menjaga temperatur alat konstan.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 GRAVITIMETER (Worden no 915) jangkauan skala 0 2400 satuan skala, sebelum dipergunakan harus di kalibrasi untuk mendapatkan konstanta kalibrasi m (mgal/skala)

Gambar : Gravity Meter LaCoste Romberg (Austin,2004)

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Prinsip Kerja

Anomani Bouguer : 1. Anomali Regional : Anomali yang berhubungan dengan massa homogen 2, Anomali Residual : Anomali yang berhubungan dengan target eksplorasi Beberapa pendukung alat garvimetri adalah : seperangkat Gravitimeter, GPS, peta Geologi dan peta Topografi, penunjuk waktu, Kamera, pelindung gravitimeter. Adapun tujuan pengukuran gravitasi antara lain : menentukan bentuk bumi,Menemukan distribusi massa bumi, mengestimasi elastisitas bumi, mengamati perubahan gravitasi menurut waktu,men-standar-kan konstanta fisika dan kimia

Gambar : Contoh hasil pengukuran gravitasi Sumber : (Parasnis, 1973, p 239)

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Gambar diatas adalah contoh adanya bijih besi, dibuktikan dengan adanya anomali, grafik pada jarak 0, bila tidak ada anomali maka grafik miring sesuai dengan perlapisan granit yang miring. Kontibusi Geomatika : Tentu saja ilmu geomatika berperan penting dalam hal Gravitasi, terutama dalam eksplorasi Sumber Daya Alam. Diantara Hubungan gravitasi dengan Bumi yaitu masalah pengukuran Pasang Surut (Pasut). Pengukuran ini untuk mengetahui datum titik 0 (referensi nasional untuk mengukur letak/posisi dalah gari vertikal (Ketinggian). Ahli gefisika biasa memanfaatkan hasil pengukuran datum untuk mentranformasikan kedalama batuan atau metrila di bawah permukaan bumi. Seelain itu kondisi topografi permukaan bumi sngat penting dalam eksplorasi SDA. Tanpa peta topografi mustahil lahan SDA bisa dimanfaatkan. Masalah penentuan letak/posisi serta luas suatu wilayah akan menentukan wilayah SDA itu sendiri. B. Geolistrik Metode geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik DC ke dalam bumi melalui elektroda dan mengukur beda potensial antara dua elektroda potensial dari arus yang ditimbulkan untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Gambar : Siklus Elektrik Determinasi Resistivitas dan Lapangan Elektrik Untuk Stratum Homogenus Permukaan Bawah Tanah (Todd, D. K, 1959) Metode Geolistrik digunakan dalam bidang geologi teknik seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencaran reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi panas bumi (geothermal). Jarang sekali digunakan untuk eksplorasi minyak bumi, karena jangkauan yang dihadilkan tidak lebih dari 1000 kaki. Contoh alat yang dipakai dalam metode geolistrik adalah :

Gambar : Istrumen Resistivy Meter, Naniura Model NRD 22 S (Bonjotama, W, 2007)

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037

Gambar :Resistivy Meter, Syscal Kid Resistivity Meter serial RS232 (Anonim, 2007b) Kontribusi Geomatika : Dalam Geolistrik yang berberan adalah GPS (Goegrafi Position Sistem), Ini digunakan untuk mengetahui posisi atau koordinat bujur dan lintang suatu titik yang akan disurvey oleh ahligeofisika. Penentuan GPS menggunaka satelit luar angkasa, dengan metode tertentu yang di terapkan dalam ilmu geomatika maka pekerjaan surver geofisika akan sangat gampang dalam menggunakan metode geolistrik. Belum lagi Penggunaan Citra satelit untuk lebih menggambarkan topografi. C. Magnetik Metode geomagnetik ini kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Kita dapat mengamati medan magnet tersebut dipebgaruhi oleh suseptibilitas batuan dan remanen magnetiknnya dalam istilah lain anomali magnetiknya.

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Pengukuran medan magnet bumi meliputi arah dan intensitas lemagnetannya dan memiliki paraneter fisis. Yaitu : Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal. Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total. Ada tiga tahapan yang digunakan dalam eksplorasi metode magnetik,yaitu : akuisisi data lapangan (penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat), processing (koreksi data pengukuran), interpretasi (hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik). Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi. International Geomagnetics Reference Field (IGRF) adalah standar nilai medan magnetik bumi. Standar ini diperbaharui 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian : Medan magnet utama (main field).Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2. Medan magnet luar (external field). Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Medan magnet anomali. Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan lainlain yang berada di kerak bumi. Metode Pengukuran Data Geomagnetik Alat yang digunakan dalam pengukuran geomagnetik adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 1. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi. 2. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi 3. Sarana transportasi 4. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data 5. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.

Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan. Tentu saja sebelum melakukan pengukuran kita menentukan base station untuk memudahkan metode pengukuran. Kontribusi : Saya pikir metode ini sama dengan alat survey dalam geomatika, yaitu adanya kaibrasi alat. Kami dari geomatika dalam kondisi seperti ini berperan dalam penetuan arah medan magnetik. Dalam Peta pasti ada arahnya serta keadaan sekitar untuk menentukan arah peta. Selain itu SIG(System Informasi Geospasil) sangat berperan dalam hal ini, untuk menyusun struktur dalam dan luar kulit bumi. D. Hidrogeology Siklus hidrogeologi (air tanah) merupakan caban ilmu geologi yang mempelajari interaksiair tanah dalam sistem geologi. Interaksi tersebut dapatberupa interaksi mekanis, kimia, dan termal antara air dengan padatan berbentuk akifier serta transportasi energi dan unsur kimia dalam alairan air (Domenico dan Schwartz, 1990). Siklus Hidrogeologi

Ada dua aspek dalam observasi hidrogeologi yaitu (asek padatan (sifat fisik dan hidtolik batuan penyusun akifier) dan aspek fluida (aliran air dalam akifier).

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 DiIndonesia memilki banyak cekungan air, terdiridari 224 cekungan air tanah(groundwater basin). Karakateristik Cekungan Indonesia dicirikan karena kondisi geologi dan hidrologi tertentu.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dari hasil tersebut terdiri dari 3 sistem akifier : Sistem Akifier Endapan gunungapi, Sistem Akifier Endapan batugamping karst Sistem Akifier Endapan sistem terlipat Sistem Akifier Endapan aluvial sungai Sistem Akifier Endapan pantai Sistem Akifier Endapan kristalin

Kontribusi Geomatika : Dalam hal ini kita bisa membuat suatu keputusan. Diantara penentuan suatu kawasan. Karena Kondisi di Indonesia memilki cekungan yang banyak dengan letak strategis dengan air, tentu saja proses pengolahannya harus diatur. Saya memiliki pemikiran bahwa jika kondisi geografis termasuk penggunaannya tidak diatur, maka pemanfaatan air tidak akan maksimal. Saya ambil contoh, didaerah daratana tentu saja kondidi airnya banyak, dan mengancam banjir. Disini kita akan membuan pembagian wilyah, dengan memanfaatkan data survey dari geofisika maka daerah kita bagi menurut kebutuhan ainya. Dengan memanfaatkan Sintem Informasi Geospasial maka akan dengan sangat mudah dalam mengelola tatanana kependudukan termasuk kebutuhan air. Dan tentu saja ini ada dukungan dengan dari pemerintah setempat. Geokimia adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari komposisi-komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada lithosfer yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan CaCO3. Geokimia dibagi menjadi tiga bagian : Biogeokimia

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Bidang biogeokimia mencakup penelitian keilmuan mengenai proses dan reaksi kimia, fisika, geologi, dan biologi yang membentuk komposisi lingkungan alam (termasuk biosfer, hidrosfer, pedosfer, atmosfer, dan lithosfer), serta siklus zat dan energi yang membawa komponen kimiawi bumi dalam ruang dan waktu. Geokimia isotop Geokimia isotop merupakan suatu aspek geologi yang berdasarkan penelitian kandungan relatif dan absolut dari elemen serta isotopnya di Bumi. Secara umum, bidang ini dibagi menjadi dua cabang: geokimia isotop stabil dan radiogenik. Siklus karbon Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacamacam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Aplikasi eksplorasi geokimia Eksplorasi geokimia adalah suatu metode yang mengkonsentrasikan pd pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Spesifiknya adalah pengukuran sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam contoh (batuan, tanah, air dll) untuk mendapatkan anomali geokimia (konsentarsi abnormal unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungan atau background geokimia).

Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode: 1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi seperti Au, Pt, Cr dll)

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak lapuk/tidak) Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978) a. Seleksi metode, elemen2 yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2 secara umum & kedalaman conto utk mnentukan level yang dapat diyakini dan mengevaluasi faktor bising (noise) c. Analisis conto, dilapangan dan laboratorium degan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode d. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika) e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat & pnambahan metode geokimia f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada. Dua Hal dasar yang berkaitan dgn prospeksi geokimia 1. Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari 2. Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk. Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk dan jejak (Peters. 1978) cara penganbilan contoh atau sampling Sampling batuan : dilakukan pada singkapan, area tambang atau inti bor. kg utk batuan berbutir halus, 2 kg untuk material berbutir kasar. Konteks geologi dari conto meggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, & alterasi. Sampling tanah : menguntungkan untuk area jarang outcrop. Conto diayak 80# 25-50 gr fraksi halus. Interval conto 300-1500 m (awal), 15-60 m (lanjutan). Sampling sedimen sungai : komposit alami material hulu lokasi sampling. Efektif pada pengamatan awal dimana lokasi conto tunggal mungkin

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 menunjukkan area tangkapan (catchment area) yang luas. Conto diambil 50-100 m sepanjang aliran (detail), 50 gr, -80. Sampling air : mudah dilakukan tapi conto air tidak stabil dalam waktu singkat. Faktor pengontrol kandungan logam dalam air permukaan (dilusi, pH, suhu, kompleks organik) sulit dievaluasi & kandungan logan relatif rendah. Sampling vegetasi : untuk koreksi rock sampling dan ground water untuk analisis kimia. Interpretasi lebih kompleks dari metode yang lain. Sampling berupa daun dan atau ranting 100 gr, diabukan & dianalisis. Contoh abu 1030 gr. Sampling uap air raksa : petunjuk sulfide ore body diambil dari tanah, udara & air. Spektrometer portabel memompa gas dari lubang bor berdiameter kecil dlm tanah ( 5 cm). Conto efektif diambil dari tanah karena konsentrasi udara lebih banyak dari pada udara. Aplikasi metode isotop dan geokimia dalam panasbumi Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan eksploitasi energi panasbumi serta pengembangannya. Metode geokimia menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada lapangan panasbumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap produksi. Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat dimanfaatkan untuk: Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan penggunaan geotermometer kimia dan isotop Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop alam Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia dan isotop bermanfaat untuk memperoleh informasi: Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir

Nama:Andi Muhammad Akkas NIM: H1C111037 Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan lingkungan Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi, sumur reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan. Dalam tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia difokuskan pada komposisi fluida sumur produksi yang telah mengalami berbagai proses seperti pendidihan dan pencampuran dalam reservoir. Secara prinsip, studi tersebut digunakan untuk: Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin maupun dari masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap keluaran sumur Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap Merevisi model konseptual reservoir

Anda mungkin juga menyukai