Disusun Oleh: Anom Cahyo Desy Puspita Poppy Marlina Muhammad Irsyad 1106052045 1106052171
DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Praktikum Kepadatan Populasi Rumput. B. LOKASI Praktikum dilaksanakan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, tepatnya di samping kantin FMIPA UI (Dalas). C. TUJUAN
Mengetahui nilai kepadatan populasi rumput di ruang terbuka dan di bawah pohon. Mengetahui nilai variasi kepadatan populasi rumput di ruang terbuka dan di bawah pohon. Menganalisis perbedaan kepadatan populasi rumput di ruang terbuka dan di bawah pohon.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rumput merupakan tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman monokotil. Hal ini dikarenakan rumput memiliki satu buah kotiledon pada bijinya (Christians, 2001). Menurut Turgeon (2002), rumput termasuk dalam family Poaceae, yang biasanya disebut Graminae. Rumput mempunyai bagian atas yang terdiri atas batang, daun dan organ reproduktif serta bagian bawah yang berupa akar ( Munandar dan Hardjosuwignyo, 1990 ). Daun rumput ini terbagi menjadi dua, untuk bagian atas disebut sebagai blade dan untuk bagian bawah disebut sebagai sheath. Kedua bagian tersebut terhubung oleh sebuah meristem. Dari jaringan meristem inilah awal dari pertumbuhan dari sehelai rumput. Jaringan meristem pada tanaman biasa terletak pada pucuk, tetapi untuk rumput jaringan ini berada dibawah pucuk. Hal ini yang memungkinkan rumput memiliki toleransi tinggi terhadap pemangkasan dan tekanan. Selain itu, rumput memiliki bagian yang disebut crown yang merupakan pusat aktivitas dari rumput, apabila bagian ini mati maka rumput pun ikut mati (Christians, 2001). Rumput dapat diperbanyak secara generatif yaitu dengan benih dan vegetatif yaitu dengan stolon, rhizome dan lempengan (Sulistyantara, 1992). Dalam tipe pertumbuhan, rumput memiliki tiga tipe yaitu Bunch-type, Rhizomatype, dan Stoloniferous (Gambar 2). Bunch-type adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh kualitas biji, dimana apabila kualitas bijinya tinggi maka akan menghasilkan rumput yang seragam. Sebaliknya, jika kualitas biji yang rendah akan menghasilkan rumput yang tidak seragam. Setelah musim tumbuh, beberapa anakan akan berkembang menjadi kelompok yang rapat mengelilingi crown. Pada beberapa rumput, perkembangan tunas mungkin juga muncul secara lateral dan menembus tanaman induk. Apabila batang lateral tersebut menembus tanaman induk berlangsung pada permukaan tanah, batang tersebut biasa disebut stolon dan apabila berada di dalam tanah maka disebut rhizome. Jadi, Rhizoma-type adalah tipe rumput yang perbanyakannya melalui akar bawah tanah yang biasa disebut rhizoma. Karena akar memiliki jangkauan yang luas, maka rumput yang dihasilkannya akan seragam. Rumput memiliki fungsi penting dalam lanskap. Rumput mampu menjadi pembentuk estetika maupun menjadi tanaman konservasi. Rumput mampu membentuk pola aktivitas ruang terbuka yang diinginkan. Sebagai contoh, rumput ditanam untuk membentuk sirkulasi, tempat olahraga, tempat bermain, maupun tempat parkir mobil. Dalam hal fungsinya sebagai konservasi tanah, rumput mampu menjadi penahan erosi yang mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan tanah (run-off). Menurut Rodney (2004), pertumbuhan rumput memiliki banyak kaitan dengan seluruh elemen pada lingkungan. Lingkungan tumbuh rumput terdiri atas suhu, kelembaban, cahaya, angin, lokasi, dan bahkan faktor manusia. Kombinasi dari faktor-faktor ini adalah indikator bagaimana rumput dapat bertahan hidup dalam suatu area. Suhu adalah faktor lain untuk mengukur pertumbuhan rumput yang baik. Ada suhu minimum, optimum, dan maksimum untuk setiap spesies rumput. Suhu minimum adalah suhu paling rendah dimana rumput dapat bertahan hidup ketika musim dingin atau periode suhu sangat dingin. Suhu optimum adalah suhu dimana rumput dapat tumbuh dengan subur. Suhu maksimum dimana suhu ketika itu menjadi terlalu panas bagi rumput untuk tumbuh.
Terkadang suhu maksimum akan mendorong sebagian spesies rumput melakukan dormansi dan sebagian lainnya akan menimbulkan kematian. Rumput mempunyai kisaran suhu tertentu untuk pertumbuhan optimum dan suhu optimum untuk perkecambahan biji. Biji dari setiap spesies rumput biasanya berkecambah dalam satu kisaran suhu tertentu meskipun dapat tumbuh baik dalam kisaran suhu lebih lebar (Rodney, 2004). Kelembaban adalah kondisi yang paling penting bagi kelangsungan hidup rumput. Rumput terdiri dari 90 % air. Fungsi dari air adalah menjaga turgiditas, menyalurkan nutrisi, membantu proses kimiawi dan membantu rumput dalam menghadapi fluktuasi suhu yang lebar (Rodney,2004). Angin biasanya tidak dianggap sebagai faktor lingkungan yang mempengaruhi secara langsung terhadap pertumbuhan rumput. Tekanan angin pada hamparan rumput tertentu berhubungan langsung pola cuaca secara keseluruhan yang terjadi saat itu. Topografi dan lokasi geografis juga mempengaruhi efek langsung terhadap pertumbuhan rumput. Hembusan angin juga dapat menyebabkan biji rumput atau hama potensial ke dalam area tertentu. Polutan dan patogen juga dapat dibawa oleh angin (Rodney,2004). Semua tanaman membutuhkan cahaya untuk melakukan proses fotosintesis. Rumput membutuhkan jumlah cahaya tertentu untuk bertahan hidup namun tidak semua species rumput membutuhkan jumlah cahaya tertentu untuk bertahan hidup, namun tidak semua spesies rumput membutuhkan cahaya dalam jumlah banyak dalam mencapai pertumbuhan optimum (Rodney,2004). Faktor manusia adalah efek yang dilakukan manusia terhadap perkembangan dan pertumbuhan rumput. Kegiatan yang dilakukan manusia di atas rumput memberikan efek penghancuran terhadap lingkungan dan rumput. Faktor manusia adalah efek yang dilakukan manusia terhadap perkembangan dan pertumbuhan rumput. Kegiatan yang dilakukan manusia di atas rumput memberikan efek penghancuran terhadap lingkungan dan rumput
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: 1.
2.
Meteran/ Penggaris, Patok/ Penanda, Tanah Bervegetasi Rumput di Ruang Tanah Bervegetasi Rumput di Bawah Buku Catatan, Alat-alat Tulis, Kamera.
3. Terbuka 4. Pohon 5.
6. 7.
B. PROSEDUR KERJA Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut: Menentukan lokasi praktikum di sekitar wilayah FMIPA UI. Kelompok kami mengambil lokasi di samping kantin FMIPA UI.
1. 2.
Menyiapkan
alat
dan
bahan
yang
diperlukan dalam praktikum. Mengukur tanah yang bervegetasi rumput di ruang terbuka seluas 1 m (1 m x 1 m) dengan menggunakan penggaris atau meteran. Bidang inilah yang akan menjadi tempat perhitungan individu-individu rumput.
3.
2
4.
seluas 1 m2. Membagi bidang tersebut menjadi 9 bagian sama rata. Kemudian ditandai agar memudahkan perhitungan.
5.
Menghitung
jumlah
individu
yang
8.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tugas dari Pak Djoko cari: 1. Nilai kepadatan rumput (populasi) 2. Nilai variasi kepadatan rumput (ruang terbuka dan bawah pohon) 3. Analisis kenapa berbeda? Trus di buat klasifikasi (rendah, sedang, padat populasi) dan di gbr. Lo nyatet kan pop? Klo gak nyatet bilang ya. Nnti gue kasih tau. Nih datanya: (intiya di bawah pohon lbh sedikit individunya, nnti di analisis kenapa begitu??) Ruang Terbuka
32 35 28
45 25 43
41 28 26
Bawah Pohon
18 15 14
17 18 19
16 14 14
BAB V KESIMPULAN
NB: NANTI LO EDIT DAN RAPIHIN LAGI YA POP. BAGI2 TGS SAMA IRSYAD
3 4