Anda di halaman 1dari 14

SISTEM OTOMASI BANGUNAN UNTUK PENCAHAYAAN DAN KEMANANAN RUMAH JARAK JAUH MENGGUNAKAN SINYAL GSM BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S51 Hasan Rusydi (34768) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No 2, Jogjakarta 55281 e-mail: hasanrusydi@hotmail.co.id ABSTRAKSI Rancang bangun sistem rumah cerdas jarak jauh menggunakan sinyal GSM berbasis mikrokontroler AT89S51. Sistem ini bermanfaat bagi para pemilik rumah yang sibuk sehingga rumah sering ditinggalkan dalam keadaan kosong. Dengan memanfaatkan sistem ini, maka pemilik rumah tidak perlu khawatir terhadap keadaan rumah. Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri atas sensor deteksi gerak manusia, sensor cahaya, sensor hujan, rangkaian komparator, rangkaian driver relay, rangkaian penguat jam, mikrokontroler dan sevent segment sebagai penampil waktu. Perangkat lunak terdiri atas program menggunakan bahasa assembly yang diimplementasikan pada mikrokontroler. Sistem dapat diaktifkan kapan saja sesuai keinginan pemilik rumah untuk mendeteksi adanya orang yang masuk kedalam rumah, turun hujan dan dapat menghidupkan lampu rumah secara otomatis berdasarkan sensor cahaya dan setting waktu yang telah diprogramkan pada mikrokontroler. Alat ini telah terealisasi dan dapat mendeteksi adanya orang yang masuk kedalam rumah apabila salah satu sensor deteksi gerak manusia terpicu, mendeteksi hujan apabila sensor hujan terpicu dan otomatisasi nyala lampu bila berkurangnya intensitas cahaya. Perancangan alat ini bertujuan untuk merancang sistem buka tutup atap jemuran secara otomatis, menyalakan dan mematikan lampu rumah secara otomatis serta keamanan pada rumah dari pencurian yang berbasis mikrokontroler dengan memanfaatkan sinyal GSM dengan dukungan telepon selular Siemens seri C35 dan khusus untuk satu nomor telepon sebagai tujuan SMS pada saat rumah ditinggal oleh pemiliknya. Diharapkan dengan dibuatnya sistem ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan penghematan pemakaian energi listrik. Hampir semua jenis handphone yang telah menyediakan fasilitas AT command dengan spesifikasi kabel data yang dihubungkan secara serial dengan alat, sedangkan untuk pengontrol dapat digunakan sembarang handphone dengan fasilitas SMS. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa handphone dapat diakses dengan baik oleh mikrokontroler melalui port data serialnya sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alat pengontrol jarak jauh.

Kata Kunci : Mikrokontroler AT89S51, Kendali, Penerangan, Sinyal GSM, sensor. 1. Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya serta meringankan pekerjaan yang ada. Salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah mikrokontroler.

Mikrokontroler adalah keluarga mikroprosesor yaitu sebuah chip yang dapat melakukan pemrosesan data secara digital sesuai dengan perintah bahasa assembly yang diberikan. Dengan memanfaatkan mikrokontroler ini dapat diciptakan suatu alat secerdas komputer

tetapi dengan biaya yang relatif lebih murah dari pada komputer. Seiring dengan berkembangnya mikrokontroler, maka saat ini mikrokontroler banyak diaplikasikan pada instrument- instrument yang ber hubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Salah satunya adalah untuk sistem keamanan rumah. Smart home atau rumah pintar ini di desain dengan spesifikasi antara lain mempunyai sistem untuk membuka dan metutup atap secara otomatis dengan motor penggerak dan sensor cahaya, dapat menyalakan dan mematikan lampu rumah secara otomatis dengan menggunakan handphone serta memberikan keamanan pada rumah dari pencurian dengan menggunakan sensor gerak yang berbasis mikrokontroler dengan memanfaatkan jaringan komunikasi GSM dengan satu nomor telepon sebagai tujuan SMS pada saat rumah ditinggal oleh pemiliknya, Rumah ini dapat mendeteksi adanya orang yang masuk kedalam rumah apabila sensor deteksi gerak manusia terpicu sehingga rumah dapat terus terkontrol oleh pemilik rumah. Kemudian sensor LDR digunakan sebagai sensor untuk membuka dan menutup atap rumah secara otomatis yang terintegrasi dengan motor Dc, kemudian pemilik rumah juga dapat mengontrol penerangan rumah secara jarak jauh dengan menggunakan handphone. Perancangan smart home ini dapat meminimalisasikan penggunaan tenaga manusia . Salah satu contohnya dapat diaplikasikan pada rumah tinggal. Pada Smart home ini memiliki 4 bagian utama, yaitu system control, prosessor, rangkaian masukan dan rangkaian keluaran, dimana pada keempat bagian utama pada alat ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Keseluruhan rangkaian ini baik rangkaian input maupun rangkaian output dikontrol oleh sebuah sistem control yang terhubung dengan sebuah prosessor dan dikendalikan oleh pemilik rumah. Diharapkan Rancang bangun sistem pada smart home ini dapat sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi

orang-orang yang sibuk dan jarang dirumah, selain itu dengan dibuatnya sistem ini dapat meningkatkan keamanan dan penghematan energi listrik 2. LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AT89S51 [4] Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler CMOS 8 bit yang memiliki performa yang tinggi dengan disipasi daya yang rendah, cocok dengan produk MCS-51. Kemudian memiliki sistem pemograman kembali flash memori 4 Kbyte dengan daya tahan 1000 kali write/erase. Disamping itu terdapat RAM Internal dengan kapasitas 128 x 8 bit. Dan frekuensi pengoperasian hingga 24 MHz. Mikrokontroler ini juga memiliki 32 port I/O yang terbagi menjadi 4 buah port dengan 8 jalur I/O, kemudian terdapat pula Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex, dua timer/counter 16 bit dan sebuah osilator internal dan rangkaian pewaktu. Mikrokontroler ini memiliki 40 konfigurasi pin. Fungsi dari tiap tiap dapat dikelompokkan menjadi sumber tegangan, kristal, kontrol, dan inputoutput.

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler Mikrokontroler AT89S51


2.2 Light Dependent Resistor (LDR)
[9]

Light Dependent Resistor (LDR) merupakan salah satu jenis dari resistor. Resistor LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada di sekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam keadaan terang sebesar 1 k. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. LDR prinsip kerjanya sama dengan resistor pada umumnya. Namun perbedaannya yakni dimana besar kecilnya hambatan yang ada pada LDR tergantung pada intensitas cahaya yang jatuh atau terkena pada LDR tesebut. Makin besar cahaya yang diterimanya, maka makin kecil hambatan yang dihasilkannya.

bagian yang mempunyai perannya masingmasing yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier dan Comparator.

Gambar 2.3. Skema blok diagram Sensor PIR. Sensor PIR bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroeletric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR, sehingga menyebabkan Pyroelectric sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell. Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. Hal ini disebabkan karena IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 pm, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh

Gambar 2.2 LDR (Light Dependent Resistor) 2.3 Motion sensor ( Sensor Gerak)[4] PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransisitor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang bias dideteksi oleh sensor ini biasanya tubuh manusia. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-

manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 gm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output. 2.4 Push Button push button. adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan, atau justeru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula. cara kerja push button adalah bisa normaly open atau normaly close. kalau normaly open jika di tekan maka On dan kalau normaly close jika di tekan maka Off.

mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Jangkauan frekuensi untuk GSM adalah 890-915 MHz untuk uplink (dari mobile ke base station) dan 935-960 MHz untuk downlink (dari base station ke mobile). Jarak spasi untuk tiap kanal frekuensi adalah 200 KHz. 2.6 SMS (Short Message Service) [2] SMS merupakan salah satu layanan pesan teks yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European Telecomunication Standards Institute) sebagai bagian dari pengembangan GSM Phase 2, yang terdapat pada dokumentasi GSM 03.40 dan GSM 03.38. Fitur SMS ini memungkinkan perangkat Stasiun Seluler Digital (Digital Cellular Terminal) seperti ponsel untuk dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks. (ETSI, 1996) SMS dapat dikirimkan ke perangkat Stasiun Seluler Digital lainnya hanya dalam beberapa detik selama berada pada jangkauan pelayanan GSM. 2.7 AT Commands Perintah AT (Hayes AT Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan perintah AT, dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal, seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item pada daftar telepon, dan sebagainya. AT Command tiap-tiap SMS device bisa berbeda-beda, tetapi pada dasarnya sama. Beberapa AT Command yang penting untuk SMS yaitu : AT+CMGS : untuk mengirim SMS AT+CMGL : untuk memeriksa SMS
SCA PDU Type MR DA PID DCS VP UDL UD

Gambar 2.4 Simbol saklar dan tomboltekan tipe umum. 2.5 GSM Global System for Mobile Communication atau yang biasa dikenal dengan istilah GSM adalah salah satu standar sistem komunikasi nirkabel (wireless) yang bersifat terbuka. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone[1]. Teknologi ini memanfaatkan gelombang

AT+CMGD : untuk menghapus SMS AT Command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang diwakili oleh unit-unit Protocol Data Unit (PDU). 2.8 PDU sebagai bahasa SMS[3] PDU berisi bilangan bilangan heksadesimal dan data yang mengalir dari atau ke SMS center harus berbentuk PDU. 5. Skema format SMS PDU adalah: 1. SCA (Service Center Address) Header pertama ini terbagi atas tiga subheader, yaitu : o Jumlah pasangan heksadesimal SMS-Center dalam bilangan heksa. o National/International Code: a. Untuk National, kode subheader-nya yaitu 81 b. Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91 o No SMS-Centernya sendiri, dalam pasangan heksa dibalik-balik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya. 2. PDU Type Untuk SEND tipe SMS = 1 3. MR (Message-Reference) Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00. Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh ponsel/alat SMS-gateway. 4. DA (Destination Address) DA adalah nomer telepon genggam penerima, memiliki 3 komponen utama yaitu: o Len(legth) Jumlah dijt nomor tujuan yang dinyatakan dalam bilangan heksa.

6.

7.

8.

9.

o Kode nasional atau internasional. Untuk nasional, kode subheadernya 81 Untuk internasional, kode subheadernya 91 o Nomor telepon genggam yang dituju, dalam pasangan heksa yang dibalik balik. PID (Protocol Identifier) PID atau pengenal protokol, bentuk SMS antara lain: 00 : dikirim sebagai SMS 01 : dikirim sebagai telex 02 : dikirim sebagai fax DCS (Data Coding Shceme) DCS atau skema pengkodean yang digunakan, ada 2 macam yaitu: Skema 7 bit : ditandai dengan angka 00 Skema 8 bit : ditandai dengan angka lebih besar dari 0. Kebanyakan ponsel/SMS Gateway yang ada dipasaran sekarang menggunakan skema 7 bit sehingga digunakan 00. VP (Validity Period) VP yaitu jangka waktu sebelum SMS expired UDL (User Data Length) UDL menunjukan jumlah karakter yang dikirim. UD (User Data) UD adalah data yang berupa isi SMS yang diterima, pada skema pengkodean 7 bit, maka langkah pertama yaitu mengubah karakter ke bentuk 7 bit. Lalu langkah berikutnya yaitu mengubah bentuk 7 bit menjadi 8 bit, yang selanjutnya dinyatakan dalam bentuk heksa.

2.9 Rangkaian Pengubah Level Tegangan Kita menggunakan RS232 untuk komunikasi dengan komputer server

secara serial, untuk itu mikrokontroller memerlukan sebuah piranti yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan. S232 menggunakan level / karakteristik elektrik yang berbeda dengan level TTL. RS232 bekerja pada level tegangan +3 s/d +25 Volt untuk space (logic 0) dan -3 s/d -25 Volt untuk mark (logic 1). Sedangkan TTL bekerja pada level tegangan -5 s/d +5 Volt. Piranti tambahan yang kita butuhkan adalah IC MAX232. Pada dasarnya IC ini hanya digunakan sebagai pengubah level tegangan ke level Transistor Transistor Logic (TTL), tidak berfungsi sebagai pengkodean sinyal yang melewati RS232, dan juga tidak mengkonversikan data serial ke paralel[2].

3. PERANCANGAN ALAT Dalam perancangan Smart Home ini terdiri dari beberapa buah blok rangkaian yang memiliki fungsi dan cara kerjanya masing masing tetapi saling berinteraksi untuk dapat bekerja dengan baik 3.1 Rangkaian Catu Daya Catu daya sangat diperlukan dalam perancangan alat ini, karena tanpa catu daya alat ini tidak dapat bekerja. Jenis rangkaian catu daya setengah gelombang (halfwave) ini dengan mengunakan trafo simetris. Tegangan DC yang dihasilkan +5V (untuk mikrokontroler, LDR dan PIR). 3.2 Sensor Gerak Sensor Gerak berfungsi untuk mendeteksi pergerakan manusia yang lewat didepan rumah. Ketika sensor mendeteksi adanya gerakan, maka sensor akan memberikan masukan perintah kepada mikrokontroler untuk mengirimkan notifikasi sms ke ponsel pemilik rumah.

Gambar 2.5 IC MAX232 sebagai pengubah level tegangan RS232 sebagai komunikasi serial mempunyai 9 pin yang memiliki fungsi masing-masing. Pin yang biasa digunakan adalah pin 2 sebagai received data, pin 3 sebagai transmited data, dan pin 5 sebagai ground signal. Karakteristik elektrik dari RS232 adalah sebagi berikut : Space (logic 0) mempunyai level tegangan sebesar +3 s/d +25 Volt. Mark (logic 1) mempunyai level tegangan sebesar -3 s/d 25 Volt. Level tegangan antara +3 s/d -3 Volt tidak terdefinisikan. Arus yang melalui rangkaian tidak boleh melebihi dari 500 mA., ini dibutuhlan agar sistem yang dibangun bekerja dengan akurat.

3.3 Sensor Cahaya pada perancangan Smart Home ini sensor cahaya yang digunakan adalah LDR. LDR merupakan salah satu jenis dari resistor. Resistor LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada di sekitarnya. Pada rangkaian ini LDR bekerja untuk menghasilkan output berlogika 1 ataupun 0 yang nantinya dikirimkan ke Mikrokontroler. LDR pada inputan P2.3 berfungsi sebagai inputan untuk Automatic Roof. LDR terhubung dengan IC LM311 yang berfungsi sebagai komparator dan terhubung dengan driver motor DC L298. Terdapat 2 buah kondisi LDR , antara lain yaitu : 1. Apabila LDR dikenai cahaya maka kondisi atap akan terbuka. 2. Apabila LDR tidak dikenai cahaya maka atap akan menutup.

Sedangkan untuk LDR pada inputan P2.0 sampai P2.2 berfungsi sebagai inputan pada lampu untuk menghubungkan antara mikrokontroler dengan handphone. pada saat lampu dikirimkan perintah untuk menyala melalui pesan singkat yang dikirimkan hanphone pemilik rumah, LDR akan menerima cahaya dari lampu, kemudian diteruskan ke mikrokontroler melalui kaki P2.0 sampai P2.2 untuk diteruskan kembali handphone. 3.4 Rangkaian Mikrokontroler Mikrokontroler sebagai pengontrol utama dari keseluruhan rangkaian, dimana sebagai pengontrol digunakan IC mikrokontroler AT89S51. Pada perancangan alat ini digunakakan port 0 (P0), port 1 (P1), port 2 (P2) dan port 3 (P3). Agar mikrokontroller dapat bekerja maka dibutuhkan suatu rangkaian osilator sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang sudah ada dalam mikrokontroller AT89S51, tinggal dihubungkan dengan sebuah kristal. Dalam hal ini kristal yang digunakan adalah 12 MHz agar mikrokontroller bekerja dengan kecepatan maksimum. C2 dan C3 merupakan penstabil clock dan merupakan saran atau rekomendasi dari pabrik pembuat ATMEL. 3.5 Output 3.5.1 Motor DC Pada perancangan alat ini, digunakan sebuah motor DC sebagai simulasi dari penggerak atap rumah. Pada rangkaian ini motor DC mempunyai dua kondisi, dimana pada awal kondisi motor DC pertama berputar sebesar 450 searah dengan jarum jam dan motor DC kedua berputar sebesar 450 berlawanan dengan arah jarum jam. Kemudian pada kondisi berikutnya adalah kebalikan dari arah perputaran kedua motor DC tersebut. Motor DC membutuhkan suatu driver yang akan mengatur pergerakan motor DC tersebut. Pada alat ini digunakan driver motor jenis L298 yang mampu menerima 2 masukan dan 2 keluaran. Keluaran dari

port 1.2 dan 1.3 pada mikrokontroler terhubung ke IN1 dan IN2 pada driver dan dari OUT1 dan OUT2 pada driver terhubung ke masing-masing port motor DC. 3.5.2 Motor Gearbox Motor Gearbox berfungsi sebagai penggerak atap ,dimana pergerakannya bergantung pada mikrokontroler yang mengendalikannya. 3.5.3 SMS Notifikasi [11] SMS PDU Penerima adalah terminal menerima pesan yang datang atau masuk dari SMSC ke handphone dalam format PDU. Pada prinsipnya apabila kita menerima pesan dari SMSC masih dalam format PDU setelah itu terminal handphone yang menerima pesan akan melakukan pengkodekan menjadi text, proses ini sering disebut proses decodec. Cara pengkodean format PDU sudah diatur dan distandarkan oleh ETSI. Format PDU dari SMS Penerima adalah :
SCA PDU Type OA PID DCS SCTS UDL UD

Tabel 3.1 Skema format SMS PDU Penerima 3.5.4 Pengendali Lampu

Gambar 3.1 Diagram blok system pengendalian lampu Pada gambar ditunjukkan diagram sistem secara keseluruhan. Handphone Siemens M55 digunakan sebagai gateway SMS. Handphone dihubungkan dengan menggunakan kabel data yang bisa

berkomunikasi secara fullduplax untuk mengirim sekaligus menerima data dari dan ke mikrokontroler. Mikrokontroler mempunyai peran sebagai basis sistem. Mikrokontroler akan membaca dan berkomunikasi dengan handphone, kemudian mengendalikan lampu dengan IC ULN 2803 sebagai driver relay. Pada sistem aplikasi SMS untuk kendali lampu ini bersifat close loop. Untuk itu perlu dipasang sensor cahaya untuk memantau cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Selain itu juga sensor cahaya juga akan memberikan interupsi atau sinyal pemberitahuan ke mikrokontroler. HP dengan mikrokontroler terhubung dengan menggunakan kabel data yang memanfaatkan komunikasi serial RS232. Jenis komunikasi yang digunakan adalah model UART. Mikrokontroler mempunyai peran sebagai basis sistem. Mikrokontroler akan membaca dan berkomunikasi dengan HP, kemudian mengendalikan lampu dengan bantuan driver relay, serta membaca sensor yang telah dilewatkan sebuah komparator. . 4. Rangkaian Catu Daya Sistem kerja keseluruhan dari alat ini menggunakan catu daya dengan tegangan +5V. Tegangan +5V dibutuhkan untuk tegangan masukkan sensor inframerah, LED, 7 segment dan mikrokontroler AT89S51. Tabel 4.1 merupakan hasil dari pengujian catu daya. Tabel 4. Hasil Pengujian Catu Daya Pengambilan Titik A Titik B Titik C data ke(V) (V) (V) 1 2 3 13.05 13.03 13.03 16.94 16.93 16.93 5.02 5.01 5.01

4 5 Rata-rata

13.04 13.03 13.04

16.93 16.93 16.92

5.01 5.01 5.01

4.1 Sensor Gerak Sensor gerak berfungsi untuk mendeteksi gerakan yang lewat didepan rumah. Pengujian sensor ini ditujukan untuk mengetahui berapa jauhnya jarak jangkauan sensor apakah sensor tersebut masih aktif atau tidak.

Tabel 4.1 Uji Coba Sensor Gerak Pada Saat Mendeteksi Gerakan
Percobaan Jarak 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm 50 cm 60 cm 70 cm 80 cm 90 cm 100 cm 110 cm 120 cm 130 cm 140 cm 150 cm 1 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,50 V 4,48 V 4,50 V 4,50 V 4,50 V 4,60 V 4,50 V 4,50 V 4,68 V 4,49 V 2 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,48 V 4,48 V 4,50 V 4,60 V 4,40 V 4,40 V 4,50 V 4,50 V 4,55 V 4,50 V 3 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,60 V 4,50 V 4,68 V 4,45 V 4,49 V 4,40 V 4,49 V 4,50 V 4,50 V 4,50 V 4 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,50 V 4,50 V 4,68 V 4,59 V 4,49 V 4,49 V 4,50 V 4,50 V 4,50 V 4,50 V 5 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,56 V 4,49 V 4,49 V 4,49V 4,50 V 4,49 V 4,48 V 4,50 V 4,48 V 4,52 V Rata-rata 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,97 V 4,528 V 4,49 V 4,57 V 4,526 V 4,476 V 4,476 V 4,494 V 4,50 V 4,542 V 4,502 V Sensor Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif

160 cm 170 cm 180 cm

4,52 V 4,50 V 4,44 V

4,50 V 4,50 V 0,04 V

4,48 V 4,50 V 0,05 V

4,48 V 4,48 V 4,48 V

4,48 V 4,50 V 0,05 V

4,492 V 4,496 V 1,812 V

Aktif Aktif Aktif dan Tidak aktif

190 cm

4,44 V

0,04 V

0,04 V

0,04 V

4,50 V

1,812 V

Aktif dan Tidak aktif

200 cm

0,05 V

0,05 V

0,05 V

0,04 V

0,05 V

0,048 V

Tidak aktif

4.2 Sensor MLDR Pengambilan data sensor dilakukan dengan cara menghalangi dan tidak menghalangi sensor dengan mengubah jarak dari sensor tersebut. Pengujian sensor ini ditunjukkan

untuk mengetahui berapa besarnya hambatan yang terdapat pada sensor ini. Pengambilan data pada sensor dilakukan dengan mengubah posisi cahaya yang mengenai sensor. Pengujian sensor ini ditujukan untuk mengetahui berapa jauhnya jarak jangkauan sensor apakah sensor tersebut masih aktif atau tidak

Tabel 4.2 Uji Coba Pengukuran Intensitas Cahaya Pada MLDR


Intensitas Percobaan Kondisi LDR Cahaya (LUX) Tegangan Motor (CCW) pada P1.2 Tegangan Motor (CW) pada P1.3 1 A ) Sedikit Gelap 15,8 Lux 0,18 V 4,95 V 4,97 V 0,18 V 4,92 V 0,17 V 4,97 V 4,92 V Menutup Terbuka Terbuka Menutup Kondisi Atap

B) Sedikit Terang 36,30 Lux C) Terang D) Gelap 171,6 Lux 0 Lux

E) Sangat Terang 2 A ) Sedikit Gelap B) Sedikit Terang C) Terang D) Gelap E) Sangat Terang 3 A ) Sedikit Gelap B) Sedikit Terang C) Terang D) Gelap E) Sangat Terang 4 A ) Sedikit Gelap B) Sedikit Terang C) Terang D) Gelap E) Sangat Terang 5 A ) Sedikit Gelap B) Sedikit Terang

928

Lux

4,97 V 0,18 V 4,95 V 4,97 V 0,18 V 4,97 V 0,18 V 4,95 V 4,97 V 0,18 V 4,97 V 0,18 V 4,95 V 4,97 V 0,18 V 4,97 V 0,18 V 4,95 V

4,97 V 4,92 V 0,17 V 4,97 V 4,92 V 4,97 V 4,92 V 0,17 V 4,97 V 4,92 V 4,97 V 4,92 V 0,17 V 4,97 V 4,92 V 4,97 V 4,92 V 0,17 V

Terbuka Menutup Terbuka Terbuka Menutup Terbuka Menutup Terbuka Terbuka Menutup Terbuka Menutup Terbuka Terbuka Menutup Terbuka Menutup Terbuka

15,8 Lux 36,30 Lux 171,6 Lux 0 Lux 928 Lux 15,8 Lux 36,30 Lux 171,6 Lux 0 Lux 928 Lux 15,8 Lux 36,30 Lux 171,6 Lux 0 Lux 928 Lux 15,8 Lux 36,30 Lux

C) Terang D) Gelap E) Sangat Terang Rata-rata A ) Sedikit Gelap B) Sedikit Terang C) Terang D) Gelap E) Sangat Terang

171,6 Lux 0 Lux 928 Lux 15,8 Lux 36,30 Lux 171,6 Lux 0 Lux 928 Lux

4,97 V 0,18 V 4,97 V 0,18 V 4,95 V 4,97 V 0,18 V 4,97 V

4,97 V 4,92 V 4,97 V 4,92 V 0,17 V 4,97 V 4,92 V 4,97 V

Terbuka Menutup Terbuka Menutup Terbuka Terbuka Menutup Terbuka

4.3 Motor DC Motor DC yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah jenis motor DC brushed aktif high, dimana untuk mengaktifkan tiap tiap koilnya diberikan tegangan sebesar +6V. Tegangan sebesar +6V ini dihasilkan dari 4 buah battery yang dihubung ecara seri dan pergerakannya diatur dengan program dari keluaran pengendali mikrokontroler yaitu pada port 1.2 dan port 1.3. Hasil pengukuran yang didapat terlihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.3 Masukan Untuk Menggerakkan Motor DC


Tegangan Pada Port 1.2 (V) 0.18 0.18 5.04 5.04 Tegangan Pada Port 1.3 (V) 0.18 5.04 0.18 5.04 Keterangan

Motor berhenti Motor bergerak searah jarum jam Motor bergerak berlawanan arah jarum jam Motor berhenti

Tabel 4.4 Tegangan motor DC pada saat LDR terkena cahaya


Pengambilan data 1 2 3 4 5 Rata-rata Tegangan (V) 4.89 V 4,88 V 4,89 V 4,88 V 4,89 V 4,886

Motor

Kondisi atap

Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif high

Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka

Tabel 4.5 Tegangan motor DC pada saat LDR tidak terkena cahaya

Pengambilan data 1 2 3 4 5 Rata-rata

Tegangan (V) 0,39 V 0,39 V 0,39 V 0,39 V 0,39 V 0,39

Motor

Kondisi atap Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup

Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif low

4.4 Pengujian Sistem Sms Pengujian sistem alat dilakukan dengan memasang HP M55 dan rangkaian secara keseluruhan. Pengujian dilakukan dengan memberikan perintah yang dikirim dengan sinyal GSM dengan melalui SMS yang digunakan Untuk memberikan perintah ke sistem, tidak semua SMS mampu dikenali oleh sistem. Hanya SMS tertentu yang sudah disesuaikan yang mampu dikenali oleh sistem. Mikrokontroler membaca isi SMS dan mengenali isi SMS yang menggunakan karakter huruf besar atau yang sesuai dengan kata kunci yang sesuai pada program. Ini karena pada program terdapat perintah AT+CMGR yaitu perintah membaca isi SMS. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Sistem otomasi bangunan untuk pencahayaan dan keamanan rumah jarak jauh menggunakan sinyal GSM berbasis mikrokontroler AT89S51 ini adalah dimana sensor PIR yang terdapat pada alat ini mampu mendeteksi suhu tubuh manusia sampai jarak 180 Cm dengan sudut 600 derajat dan alat ini dapat melakukan pengontrolan jarak jauh hingga beratusratus bahkan beribu-ribu kilometer tergantung luasnya jaringan GSM dan cepat atau lambat sampainya SMS sangat tergantung pada keadaan jaringan dari masing-masing service centre. Secara keseluruhan alat komunikasi antara handphone dengan mikrokontroler secara serial ini dapat bekerja dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alat pengontrol jarak jauh. 5.2 Saran Sistem keamanan dan sistem kendali penerangan rumah jarak jauh menggunakan sinyal GSM berupa SMS ini merupakan salah satu contoh dari penggunaan mikrokontroler AT89S51. Diharapkan untuk pengembangan dari alat ini kedepan menggunakan konsep yang

sama, tetapi bukan hanya lampu saja yang dapat dikendalikan dari jarak jauh tetapi masih banyak peralatan elektronik lainnya seperti pompa air, televisi, komputer, pemanas air, kulkas, penyejuk udara, dan lain sebagainya yang dapat dicoba untuk dikendalikan. Untuk hasil yang lebih baik, nomor penggendalinya all operator seluruh Provider. Objek yang dikendalikan bisa diperbanyak jumlahnya, tidak hanya 8 objek. Daftar Pustaka [1]Donny Kurniawan. Perancangan Alat Penampil Informasi Pada DOT Matrik Display Melalui SMS (Short Message Service) Berbasis Mikrokontroler AT89C52. 2009 [2]Ahmadi, Aziz. Kendali Penerangan Rumah Jarak Jauh Menggunakan Short Message Service (SMS). Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Negeri (UIN) Malang. 2009. Islam

[3]v Eri Prasetyo Wibowo, Reni Listiana, Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya 100 depok [4]A. Rizal Nugraha, Tugas Akhir: Rancang Bangun Lampu Sinyal dan Pemindah Jalur Otomatis Pada Perjalanan Kereta Api Satu Sepur Menggunakan Mikrokontroler AT89S51, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, 2009. [5]http://aneukristina.blog.upi.edu/ (20/08/2011) [6]Sugiarto, Tugas Akhir: Robot Pengikut Garis Berbasis Mikrokontroler AT89S51 (Line Follower Robot), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, UniversitasGunadarma, 2009

Anda mungkin juga menyukai