Anda di halaman 1dari 16

Makalah Penelitian Pendidikan

METODE ILMIAH

MUHAMMAD SABRI ANNAS 102904069 PTIK A

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMPUTER PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013

Kata Pengantar

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai Metode Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Penelitian Pendidikan yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis denga tulus sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Terima kasih pula kepada teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Makassar, Februari 2013

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan......................................................................... 3 D. Manfaat Penulisan....................................................................... 3

BAB II

METODE ILMIAH.......................................................................... 4 A. Pengertian Metode Ilmiah........................................................... 4 B. Unsur-Unsur Metode Ilmiah........................................................ 4 C. Kriteria Metode Ilmiah................................................................ 6 D.Karakteristik Metode Ilmiah........................................................ 8 E. Langkah-Langkah atau Tahapan Metode.................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................. 11 B. Saran............................................................................................ 12

Daftar Pustaka................................................................................................... 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan namun lebih-lebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuan. Sebuah laporan penelitian ilmiah mempunyai sistematika cara berpikir tertentu yang tercermin dalam format dan tekniknya perbedaan utama dari metode ilmiah dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Menurut Jacob Bronowski hakikat metode ilmiah bersifat sistematik dan eksplisit. Sifat eksplisit ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang intensif dalam kalangan masyarakat ilmuan. Ilmu ditemukan secara individual namun dimanfaatkan secara sosial. Ilmu merupakan pengetahuan milik umum (public knowledge) di mana teori ilmiah yang ditemukan secara individual, dikaji, diulangi, dan dimanfaatkan secara komunal. Karakteristik ini mengharuskan seorang ilmuan untuk menguasai sarana komunikasi ilmiah dengan baik yang memungkinkan komunikasi eksplisit antar ilmuan secara intensif. Penemuan mesin cetak merupakan momentum yang sangat mendorong perkembangan ilmu, Ilmu maju dengan cepat pada masyarakat yang telah mempunyai tradisi komunikasi tertulis yang mantap, semangat ilmiah seperti kehidupan yang mengalir kata mayer, dimana ilmuan berutang budi kepada ilmuan-ilmuan lainnya. Metode ilmiah pada dasarnya adalah sama bagi semua disiplin keilmuan baik yang termasuk dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Bila pun terdapat perbedaan dalam kedua kelompok keilmuan ini maka perbedaan tersebut sekedar terletak pada aspek-aspek tekniknya bukan pada struktur berpikir atau aspek metodelogisnya. Teknik pengeumpulan data mengenai gejala gunung merapi tentu berbeda dengan teknik pengumpulan data tentang sikap remaja mengenai keluarga berencana. Metode ilmiah ini tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak termasuk kedalam kelompok ilmu. Matematika dan bahasa tidak menggunakan metode ilmiah dalam menyusun pengetahuaannya sebab matematika bukan ilmu melainkan pengetahuan yang merupakan sarana berpikir ilmiah. Demikian juga halnya dengan bidang sastra yang termasuk

kepada humaniora yang jelas tidak memepergunakan metode ilmiah dalam penyusunan tubuh pengetahuannya. Meskipun demikian beberapa aspek dari pengetahuan tersebut dapat menerapkan metode ilmiah dalam pengkajiannya seperti aspek pengajaran bahasa, sastra, dan matematika. Dalam hal ini maka masalah tersebut dapat dimasukan kedalam disiplin ilmu pendidikan yang mengkaji secara ilmiah berbagai aspek dari proses balajar mengajar. Beberapa disiplin ilmu sosial mengembangkan teknik-teknik tersendiri dalam melakukan penelitian ilmiah seperti antropologi dan sosiologi. Teknik-teknik yang bersipat khusus ini biasanya dekembangkan untuk meneliti aspek tertentu yang bersifat ekploratoris yang bertujuan menemukan pola atau sruktur secara keseluruhan. Penelitian yang lebih bersifat kualitatif ini biasanya diikiti oleh penetian yang bersifat kuntitatif dengan penerapan metode ilmiah sepenuhnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah-masalah yang dibahas dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah yang dimaksud dengan Metode Ilmiah 2. Unsur-unsur apa saja yang harus ada sehingga disebut sebagai metode ilmiah?
3. Kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar metode yang digunakan

dalam penelitian disebut metode ilmiah? 4. Bagaimanakah karakteristik dari metode ilmiah?
5. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus ditempuh agar kegiatan

ilmiah yang dilaksanakan dapat mencakup metode ilmiah?

C. Tujuan Makalah Tujuan penulisan adalah bagian yang disesuaikan dengan bagian rumusan permasalahan. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan metode ilmiah. 2. Untuk memberikan informasi tentang unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah metode sehingga dapat disebut sebagai suatu metode ilmiah. 3. Untuk memberikan informasi tentang kriteria yang harus terpenuhi sehingga metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah. 4. Untuk memberikan informasi tentang karakteristik dari metode ilmiah. 5. Untuk memberikan informasi tentang langkah-langkap suatu kegiatan ilmiah yang dapat mencakup metode ilmiah. D. Manfaat Makalah Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, sebagai bahan diskusi untuk para pembaca, agar dapat mengetahui lebih jelas tentang metode ilmiah dan juga sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya tentang materi yang relevan dengan pembahasan pada makalah ini, yaitu tentang metode ilmiah.

BAB II

METODE ILMIAH
A. Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Sedangkan menurut Almadk (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan, Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Metode ilmiah terdiri atas kata metode dan ilmiah. Secara etimologis, metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos, meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara, metode berarti suatu jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan ilmiah memiliki pengertian bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Metode Ilmiah merupakan langkah-langkah untuk memperoleh pengetahuan dengan memenuhi syarat ilmu pengetahuan.
B. Unsur-Unsur Metode Ilmiah

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:


1. Karakterisasi

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti

termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
2. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
3. Prediksi

Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus

menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
4. Eksperimen

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
C. Kriteria Metode Ilmiah

Agar suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan Fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta

yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari Prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana. 3. Menggunakan Prinsip Analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan Ukuran Obyektif Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagainya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
D. Karakteristik Metode Ilmiah

Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia

Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:


Purposiveness, artinya fokus tujuan yang jelas; Teliti dan memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik; Testibility, artinya prosedur pengujian hipotesis jelas Replicability, artinya pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis; Objectivity, artinya berdasarkan fakta dari data aktual, tidak subjektif dan emosional; Generalizability, artinya semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;

Precision, artinya mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat; Parsimony, artinya kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya

E. Langkah-Langkah atau Tahapan Metode


Seperti diketahui berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Secara sederhana proses berpikir seorang ilmuan dimulai dengan raguragu dan diakhiri dengan percaya atau tidak percaya.

Menurut Jujun Suriasumantri alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahaptahap dalam kegiatan ilmiah, kerangka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico verifikasi ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait didalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan

argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang ilmiah saling yang berkait dan telah teruji membentuk kebenarannya konstelasi dengan permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan. 3. Pengajuan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. 4. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memeperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah apakah sebuah

hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima, Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu dapat diterima. Sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak

terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Pengertian kebenaran di sisni harus ditafsirkan secara pragmatis artinya bahwa sampai saat ini belum terdapat fakta yang menyatakan sebaliknya. Menurut Nugroho bahwa langkah-langkah metode ilmiah ini sebagai berikut: 1. Memilih dan mendefinisikan masalah.
2. Survei terhadap data yang tersedia.

3. Memformulasikan hipotesa.
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa.

5. Mengumpulkan data primair.


6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi. 7. Membuat generalisasi dan kesimpulan.

8. Membuat Laporan

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Almadk (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan, Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi. Sedangkan secara etimologis, dapat disimpulkan bahwa Metode Ilmiah merupakan langkah-langkah untuk memperoleh pengetahuan dengan memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah, yang meliputi karakterisasi (observasi dan pengukuran); hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran); prediksi (deduksilogis dari hipotesis); dan eksperimen (pengujian atas semua hal di atas) Agar suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria berdasarkan fakta; bebas dari prasangka; menggunakan prinsip analisa; menggunakan hipotesa; menggunakan ukuran obyektif; dan menggunakan teknik kuantifikasi. Karakteristik dari metode ilmiah, yaitu bersifat kritis dan analistis; bersifat logis; bersifat obyektif; bersifat konseptual; serta bersifat empiris Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Menurut Jujun Suriasumantri langkah-langkah tersebut meliputi perumusan masalah; penyusunan kerangka berpikir; pengajuan hipotesis; pengujian hipotesis; dan penarikan kesimpulan. Sedangkan menurut Nugroho bahwa langkah-langkah masalah; metode survei ilmiah dimulai dari memilih yang dan mendefinisikan terhadap data tersedia;

memformulasikan hipotesa; membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa; mengumpulkan data primair; mengolah, menganalisa dan

membuat interpretasi; membuat generalisasi dan kesimpulan; dan diakhri dengan membuat laporan B. Saran Dalam melaksanakan sebuah penelitian, sebaiknya langkah-langkah yang tercakup dalam metode ilmiah agar dapat mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, karena hal tersebut membuat hasil penelitian dapat diterima secara umum dan dapat pula diteliti ulang oleh orang lain.

Daftar Pustaka http://annie-ocktaviani.blogspot.com/2010/03/metode-ilmiah.html http://baimsangadji.blogspot.com/2010/11/makalah-metode-ilmiah_14.html http://bunyamingunadarma.wordpress.com/2012/04/23/metode-ilmiahkarakteristik-dan-tahapan/ http://denysilvanes.wordpress.com/2011/03/15/metode-ilmiah/ http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-dimaksud-denganmetode-ilmiah/ http://huzaeniridwan.blogspot.com/2012/11/metode-ilmiah.html http://leopark62.wordpress.com/tag/karakteristik-dan-ciri-ciri-metode-ilmiah/ http://yuyunchelsea.wordpress.com/2012/11/12/metode-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai