Anda di halaman 1dari 10

Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Refleksi kasus

KANDIDOSIS INTERTRIGINOSA

Oleh : Ayu Ratna Dewi

Pembimbing : dr. Agnes Kartini, Sp.KK

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD A.W Sjahranie Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2013
1

BAB I PENDAHULUAN

Kandidosis Intertriginosa merupakan salah satu penyakit akibat jamur Candida albicans yang menyerang kulit. Kelainan ini sering terjadi pada orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki., glans penis, dan umbilikus. Lesi berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustule-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosive, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Penyakit jamur ini dapat dikenali yaitu biasanya terdapat lesi kulit yang memerah, sering disertai pengelupasan lapisan kulit, bersisik dengan tengah yang berwarna agak putih dan di pinggir lesi dikelilingi kulit yang berbentuk satelit.

BAB II LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS Nama Usia Alamat Agama : An. S : 3 bulan : Jalan Suryanata : Islam

II. ANAMNESIS Dilakukan anamnesis pada tanggal 20 Februari 2013 Keluhan utama : bercak-bercak kemerahan pada selangkangan

Riwayat Penyakit Sekarang Bercak kemerahan pada selangkangan dialami oleh pasien sejak 10 hari yang lalu. Awalnya hanya berupa bintil-bintil dan meluas menjadi kemerahan. Ibu pasien mengaku selama 10 hari ini pasien diasuh oleh kakaknya yang jarang menggantikan pampers.

Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah mengalami keluhan yang serupa

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalisata Keadaan umum Kesadaran Tanda vital : Tampak sakit ringan : Composmentis :

o o o

Nadi Pernafasan Suhu

: 94 x/menit : 28 x/menit : 36,7 oC : anemis (-/-), ikterik (-/-), pembesaran KGB (-),Thorax

Kepala dan leher Paru :

Inspeksi : Pergerakan dada simetris, D=S Palpasi Perkusi : Fremitus raba simetiris, D=S : Sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)

Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi Perkusi : Ictus cordis tidak teraba :

Batas jantung kanan : ICS III PSL (D) Batas jantung kiri o o o o Abdomen Inspeksi : Flat Palpasi Perkusi : Soefl, nyeri tekan (-) : Timpani diseluruh lapang perut : ICS V MCL (S)

Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat, edema (-) IV. STATUS DERMATOLOGIS Lokalisasi Effloresensi : region pubis, region inguinalis dextra et sinistra : tampak plak yang eritematus berbatas jelas dengan

multiple papul di atasnya

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan KOH 10%

V. DIAGNOSIS BANDING - Kandidiasis Intertriginosa - Eritrasma - Tinea Kruris

VI. DIAGNOSIS KERJA Kandidiasis Intertriginosa

VII. PENATALAKSANAAN 1. Ketokonazole cream 2x sehari

2. Edukasi : Menjaga hygiene pasien Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi

VIII. PROGNOSIS 1. Quo ad Vitam 2. Quo ad Functionam 3. Quo ad Cosmeticam : ad bonam : ad bonam : ad bonam

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Anamnesis Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien merupakan seorang perempuan berusia 3 bulan, dimana berdasarkan teori penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang tua dan bayi dikarenakan status imunologinya tidak sempurna sehingga mudah terjadi infeksi. Sedangkan untuk jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan pada kejadian kandidosis.1,2 Keluhan yang dialami pasien awalnya berupa bintil kemerahan yang lama-kelaman meluas menjadi bercak kemerahan yang berbatas tegas di daerah selangkangan. Hal ini sesuai dengan teori dimana pada literatur disebutkan bahwa lesi yang terjadi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas, basah dan eritematosa. Lesi juga akan dikelilingi oleh satelit berupa vesikel dan pustule kecil atau bula yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. 1-3

3.2 Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan pasien didapatkan lesi yang tersebar pada regio pubis dan regio inguinal dextra et sinistra. Sesuai dengan tempat predileksi dari kandidasis yaitu di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikus. Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan gambaran plak eritema berbatas tegas dengan multiple papul di atasnya. Pada literatur disebutkan bahwa lesi berupa bercak yang berbatas tegas, basah dan eritematosa. Lesi juga akan dikelilingi oleh satelit berupa vesikel dan pustule kecil atau bula yang erosif dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. 1-3

3.3 Pemeriksaan Penunjang Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan peninjang seperti pemeriksaan KOH 10 %. Sedangkan menurut teori seharusnya dilakukan pemeriksaan penunjang yakni pemeriksaan langsung dan pemeriksaan biakan. Pemeriksaan langsung seperti mengambil kerokan kulit atau usapan mukokutan yang diperiksa dengan larutan KOH
7

10% akan terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu. Sedangkan pada pemeriksaan biakan yakni bahan yang akan diperiksa akan ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabourud. Pada agar ini, dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untik mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan di dalam suhu kamar atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, yaitu berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

3.4 Diagnosis Banding 3.4.1 Ruam popok Erupsi ruam popok terdapat pada area yang ditutupi oleh pampers. Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan. Ruam popok banyak diderita pada anak usia 9-12 bulan. Predileksi dari ruam popok ini terbanyak di daerah genital, bokong, bagian atas dari region femur dan di pubis. Penyebab ruam popok antara lain popok yang basah dan tidak diganti, urine dan feses, dan mikroorganisme. Kontak iritan dimulai dengan eritema di permukaan kulit di sekitar area pubis dan bokong, terutama area yang kontak dengan popok. Pada kasus ruam popok didapatkan lesi eritema, edema dengan papul dan pustule yang membentuk satelit, terdapat erosi, bersisik pada pinggir lesi di area yang ditutupi oleh popok. 3.4.2 Tinea kruris Tinea kruris pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah. Pada kasus tinea didapatkan lesi bulat berbatas tegas, pada tepi lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah cenderung menyembuh dan dapat disertai dengan skuama. Lesi yang berdekatan dapat bergabung membentuk pola gyrata atau polisiklik. Derajat inflamasi bervariasi, dengan morfologi dari eritema sampai dengan vesikel dan pustule. lesi berupa plakat eritema berbatas tegas, dengan papul eritema di tepi, terdapat skuama kasar (+) berwarna putih.

3.5 Penatalaksanaan Pada pasien diberikan ketokonazol cream yang digunakan 2x dalam sehari. Menurut literature Ketoconazole adalah suatu derivat imidazole-dioxolane sintetis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit, misalnya Tricophyton sp, Epidermophyton floccosum, Pityrosporum sp, dan juga terhadap Candida sp.
8

Ketoconazole bekerja dengan menghambat enzim sitokrom P450 jamur, dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur. Indikasi dari penggunaan ketokonazol cream yaitu untuk penggunaan topikal pada pengobatan infeksi dermatofit pada kulit, seperti tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, dan tinea pedis yang disebabkan oleh Tricophyton rubrum, Tricophyton mentagrophytes, Mycosporum canis, Epidermophyton floccosum, juga pengobatan pada kandidosis kutis dan tinea versikolor.

3.6 Prognosis Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Cosmeticam : ad bonam : ad bonam : ad bonam

Prognosis pada pasien ini adalah baik, sesuai dengan teori dimana prognosis dari kandidosis umumnya baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. Kandidosis. Dalam: Djuanda A dkk, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Hal 106109 2. Blauvelt, A. Candidiasis. In: Dermatology in General Medicine Fitzpatricks. The McGraw-Hill Companies, Inc: USA, 2008. p 717-29 3. Ariska.Kandidosis.2011. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211113/Bab.2. pdf. online tanggal 5 Maret 2013. 4. Akfarsam. Kandidosis. 2012. http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=Kandidiasis.pdf. Online tanggal 5 Maret 2013 5. Marga, Diana. Kandidosis Intertriginosa. 2012. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dianamarga-5170-3bab2.pdf. Online tanggal 5 maret 2012 6. Serdaroglu, Server. Diaper Dermatitis (Napkin Dermatitis, Nappy Rash). 2010. http://www.jtad.org/2010/4/jtad04401r.pdf. online tgl 11 Maret 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai