Anda di halaman 1dari 3

MODUL 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Imam Wijaya 10210022 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email

: robiah.wijaya239@gmail.com

Asisten :Tara Raissa (), Mutiara Nur A () Tanggal Praktikum : 23 Nopember 2012
Abstrak Shooting Method atau metoda tebakan merupakan salah satu metoda numerik yang digunakan untuk menetapkan syarat batas pada solusi persamaan diferensial biasa. Dengan melakukan iterasi untuk nilai tebakan kecepatan yang dimasukkan dalam pemrograman. Maka akan didapatkan nilai kecepatan sebagai pengganti dari kecepatan referensi berdasakan perhitungan analitik. Pada shooting method ini memerlukan syarat batas agar dapat digunakan untuk mencari kelajuan awal yang mungkin.

Kata Kunci : diferensial, parsial, shooting-method

I.

Pendahuluan

metoda Euler orde pertama yang dapat ditulis dalam notasi matemtis sebagai berikut :

Tujuan praktikum kali ini adalah menentukan grafik dari hasil pemecahan persamaan

defferensial dengan metode shooting. Teori yang terkait akan dijabarkan sebagai berikut. Shooting Method atau metoda tebakan merupakan salah satu metoda numerik yang digunakan untuk menetapkan syarat batas pada solusi persamaan diferensial biasa[1]. Persamaan diferensial biasa dalam shooting method ini diselesaikan secara numerik menggunakan 4

1 2 Akumulasi galat yang dihasilkan dari metoda Euler orde satu ini dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut :

Maka akan didapatkan hasil kurva, yaitu: 5

dengan Ej+1 merupakan akumulasi galat.

II. Metode Percobaan Untuk menentukan grafik penyelesaian

persamaan defferensial parsial dengan shooting method terlebih dahulu kita menyelesaikannya persamaan nya dengan metode analitik , kemudian kita mengetikkan code C++ pada soft ware Dev C++. Dari data yang di peroleh
Grafik 1. Kurva simpangan terhadap waktu untuk v0 = 0.0198333

kemudian kita plot grafiknya. IV. Analisis Dari hasil yang didapat antara hasil percobaan III. Pengolahan Data Dari perhitungan secara analitik, didapatkan fungsi turunan pertama dan kedua untuk persoalan syarat batas osilasi pada pegas, yaitu: 6 dan 7 dan hasil analitiknya terdapat perbedaan sebesar 0.0022683 dengan nilai error sebesar 12.914%. Hal ini dikarenakan kekurangan yang ada pada penggunaan metode euler.Metode euler bergantung pada nilai (dt). Semakin besar dt maka iterasi yang terjadi pun semakin banyak, sehingga waktu prhitungan program pun semakin lama. Nilai dt yang terlalu kecil atau nilai dt yang terlalu besar mengakibatkan Jika kita masukkan fugsi turunan tersebut ke persamaan euler, persamaan: Metode 8 dan 9 lain yang dgunakan untuk menyelesaikan permasalahan diferensial biasa maupun parsial yaitu dengan menggunakan metode runge-kutta. Dan yang sering digunakan maka akan didapatkan error semakin besar dengan dibandingkan antara hasil numeric dan hasil analitik.

dalam metode runge kutta yaitu berorde empat yang meminimalisir galat yang ada, hal ini terjadi karena metode ini dapat menghilangkan ketergantungan terhadap perubahan waktu (dt). V. Kesimpulan Dari hasil percobaan yang kami lakukan kami memperoleh grafik seperti yang terlihat pada gambar 1. Shooting method dapat digunakan untuk mencari nilai kecepatan awal dengan memasukkannilai tebakan. VI. ReferensI
[1]

http://numericalmethods.eng.usf.edu

Anda mungkin juga menyukai