Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah

B. Tujuan Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. menjelaskan pengertian kecerdasan majemuk; 2. menjelaskan prinsip-prinsip kecerdasan majemuk; 3. menjelaskan kecerdasan majemuk dan kesulitan belajar; 4. mengembangkan keterampilan aplikasi kecerdasan majemuk pada pembelajaran C. Perumusan Masalah 1. Apakah yang dimaskud dengan keceerdasan majemuk? 2. Apa sajakah prinsip-prinsip kecerdasan majemuk? 3. Kesulitan-kesulitan apa sajakah yang terjadi saat pembelajaran dengan adanya kecerdasan majemuk? 5. Bagaimanakah caranya mengembangkan kecerdasan majemuk yang ada pada suatu individu pada pembelajaran? D. Signifikasi penelitian E. Metode Penelitian : Kecerdasan majemuk : Studi literatur

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Kecerdasan Majemuk Kecerdasan adalah Suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang benilai guna. Selain itu, dapat diartikan sebagai kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan (Amstrong, 1994; McGrath & Noble, 1996). Kebanyakan orang mengenalnya sebagai prediksi kesuksesan di sekolah. Sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai keterampilan yang lebih luas pada semua segi kehidupan, kecerdasan majemuk/ganda. Kecerdasan majemuk adalah teori kecerdasan yang dikembangkan Howard Gardner 18 tahun silam yang mengemukakan bahwa kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan yang mencangkup lebih dari delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verballinguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis sebagaimana tampak pada sebagaimana tampak pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Aspek-Aspek Kecerdasan Menurut Gardner KECERDASAN 1. Linguistic KEMAMPUAN INTI Kepekaan terhadap suara, ritme, makna katakata, dan keragaman fungsi bahasa. 2. Logical Mathematical Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numerik (bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis. Kemampuan untuk menghasilkan dan

mengapresiasikan ritme.

Nada (warna

nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik. 3. Musical Kemampuan visual secara mempersepsi akurat dan dunia ruang

melakukan

transformasi persepsi tersebut. 4. Spatial Kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek secara terampil. Kemampuan 5. Bodily Kinesthetic untuk mengamati dan

merespon suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain. Kemampuan untuk memahami perasaan,

6. Interpersonal

kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri. Kemampuan menggolongkan benda,

7.Intrapersonal

tumbuhan

8. Naturalis

Pandangan Howard Gardner dituangkan dalam buku Frames of Mind: The theory of multiple intelligences (1983). Dalam buku tersebut Gardner membahas teori multiple intelligences yang mengemukakan tujuh kecerdasan dasar pada diri manusia yang sangat bermanfaat dalam kehidupan (Gage & Berliner, 1991; Amstrong, 1994; Brualdi, 1996). Namun demikian pada tahun 1999, Howard Gardner mengembangkan teorinya dan menambahkan satu kecerdasan lagi yaitu kecerdasan natural yang belum di sebutkan sebelumnya, sehingga teori kecerdasan majemuk menjadi 8 jenis kecerdasan (Christison dan Kennedy, 1999:177). Ada kemungkinan jumlah jenis kecerdasan ini terus bertambah jumlahnya karena Howard Gardner terus mengeksplorasi kemungkinan adanya tambahan jenis kecerdasan lain (Gardner, 1999:53).

Adapun penjelasan dari masing-masing aspek kecerdasan sebagai berikut:

1) Kecerdasan verbal-linguistik Kecerdasan verbal linguistik mungkin merupakan kecerdasan yang paling universal di antara ketujuh kecerdasan majemuk. Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan mengapresiasikan makna. Mengungkap kalimat dengan menggunakan kata yang tepat. Dengan demikian ada empat komponen dalam kecerdasan ini yakni: fonologis (kepekaan bunyi), sintaksis (struktur dan susunan kalimat), semantik (pemahaman tentang makna), dan pragmatika (kemampuan berbahasa untuk mencapai sasaran praktis). Seseorang yang berbakat dalam bahasa mempunyai kepekaan yang tajam terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka sering menggunakan permainan kata-kata, tongue twister, aliterasi, onomatope, dan tiruan bunyi-bunyian seperti bel yang memukau. Pemikir berciri linguistik biasanya mahir pula memanipulasi sintaksis bahasa. Pemikir yang amat verbal pun merupakan ahli tata bahasa yang terunggul ia terus-menerus mencari kesalahan lisan atau tulisan yang kadang terjadi dalam kehidupannya sendiri atau dalam kehidupan orang lain. Janius linguistik juga memperlihatkan pula kepekaan terhadap bahasa melalui semantik (pemahaman mendalam tentang makna). Mungkin komponen kecerdasan linguistik yang paling penting adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis (pragmatika). Para pakar berikut kecerdasan yang dimiliki Herbert W. Amstrong (untuk menarik pengikut baru), Joan Rivers (untuk menghibur), Isaac Asimov (untuk mengajar), Winston Churchill (untuk membangkitkan inspirasi), atau Clarence Darrow (untuk meyakinkan). Karakteristik: Senang mendengarkan cerita; senang bercerita; bermain peran; permainan kata, seperti tebak kata (teka teki); peka terhadap suara dan arti kata-kata; mampu dan gemar baca-tulis; kaya perbendaharaan kata; dan menyelesaikan tugas verbal lebih cepat. Tanda-tanda kesulitan: Sulit dalam ekspresi verbal; sulit dalam menangkap informasi verbal; sulit dalam percakapan; tidak tanggapi pemikiran dengan lengkap (kehilangan kata-kata & ekspresi); tidak efisien menggunakan kalimat perintah; menanggapi dengan pertanyaan yang tidak biasa diajukan; lebih suka tugas yang tidak mengandalkan pendengaran; tidak dapat membedakan ide pokok
5

saat bicara; sulit membedakan bunyi kata yang mirip; tidak dapat cerita ulang atas cerita yang baru didengar; sulit identifikasi & menghasilkan ritme pada kata-kata; mengabaikan awalan & akhiran tertentu; tidak dapat mengulang serangkaian kata atau angka yang disebut secara verbal. Upaya menstimulasi: Ajak anak berbicara; bacakan cerita; main huruf dan angka; latih rangkaian cerita; diskusi; bermain peran; perdengarkan lagu anak-anak. Ungkapan Verbal Bacalah setiap butir berikut, dan mulailah mendengarkan telinga pikiran Anda berdasarkan suara percakapan yang diminta: Seorang teman mengucapkan nama Anda Ibu Anda membacakan buku atau surat kabar Pidato yang dibacakan oleh presiden Sebuah kelas di mana murid-murid sedang mengucapkan doa bersama Suara batin Anda sendiri ketika melukiskan apa yang ingin Anda kerjakan selama seharian Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Verbal-Linguistik Adakan permainan Trivial Pursuit. Lakukan permainan kata (misalnya anagram, Scrabble, TTS). Ciptakan leluco, teka-teki, atau permainan kata. Hafalkan puisi atau kutipan prosa kegemaran Anda. Lingkari kata asing yang Anda jumpai selama Anda membaca dan carilah artinya di dalam kamus. Belilah thesaurus, kamus sanjak, buku asal-usul kata, dan pedoman gaya penulisan, kemudian gunakan buku itu secara teratur ketika Anda menulis. Gunakan salah satu kata baru dalam percakapan Anda sehari-hari.

2) Kecerdasan logis-matematis Kemampuan menggunakan angka secara efektif dan penalaran secara baik.

Kecerdasan logis-matematis mencakup: perhitungan matematis; berfikir logis; pemecahan masalah; pertimbangan deduktif dan induktif; ketajaman akan pola-pola dan hubungan. Karakteristik: Gemar bereksperimen; pandai mengkategorikan sesuatu; melakukan pengukuran-

pengukuran; menganalisa; kuantifikasi; menuntut bukti konkrit dan empiris; memberikan penjelasan logis (terkait linguistik); dapat mengkonstruksikan solusi sebelum diartikulasikan; Tanda-tanda kesulitan: Sulit menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab-akibat; sulit menangkap simbol dan konsep abstrak; kurang terampil memecahkan masalah secara logis; sulit memahami pola-pola dan hubungan; tidak mampu mengajukan dan menguji hipotesis; tidak tertarik pada bahan informasi angka dan grafik; kurang tertarik pada operasi kompleks yang melibatkan angka dan komputer; tidak tertarik pada bidang-bidang yang akrab dengan operasi angka dan pengembangan wawasan baru. Upaya menstimulasi: Menyelesaikan puzzle sebagai cara melatih menyelesaikan masalah; mengenalkan bentuk geometri; memperkenalkan bilangan sajak berirama dan lagu; eksplorasi; pikiran melalui diskusi dan olah pikir; pengenalan pola; eksperimen di alam; memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika; menggambar dan membaca; memperkenalkan kerja perancangan; melatih membuat perancangan; menggunakan pendekatan proyek dalam pembelajaran; Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Logis-Matematis Lakukan permainan logis-matematis (Go, Clue, domino) dengan teman atau keluarga. Pelajari cara menggunakan sempoa. Kerjakan teka-teki logika/pengasah otak. Ambil kursus tentang sains atau matematika dasar diperguruan tinggi setempat atau belilah buku yang harus dipelajari secara mandiri. Berlatihlah menghitung soal matematika sederhana luar kepala. Pelajari cara menggunakan heuristika dalam memecahkan masalah.
7

Ajarkan konsep matematika atau sains kepada seseorang yang kurang mengetahuinya. Gunakan balok, butir kacang, atau benda konkret lain dalam mempelajari konsep matematika yang masih baru.

3) Kecerdasan visual-spasial Kemampuan berpikir secara visual, imajinatif dan kreatif, khususnya terhadap objek tiga dimensi. Kecerdasan visual-spasial meliputi: kemampuan mengenali objek dari sudut pandang yang berbeda; kemampuan membayangkan ruang gerak & jarak secara internal pada suatu konfigurasi; kemampuan memahami hubungan spasial antara dirinya dengan benda lain. Peristiwa itu menyangkut kecerdasan dalam melihat yang disebut kecerdasan, dengan kecerdasan spasial melihat segala sesuatu entah dalam dunia nyata atau dalam pikirannya yang cenderung terlewatkan oleh orang lain. Ia juga mempunyai kemampuan untuk mencetak dan membentuk gambaran ini, entah melalui sarjana jasmaniah seperti menggambar, mematung, membangun, dan menjadi penemu, atau melalui rotasi dan transformasi mental dari gambaran subjektif. Berpikir Secara Visual Salah satu hasil visualisasi cerdas yang paling mendalam adalah perangsangan profesi kreatif dan dipupuknya proses pemikiran tingkat tinggi. Menurut Rudolf Arnheim, profesor emeritus psikologi seni di Harvard University, praktis semua pemikiran--bahkan pemikiran yang paling abstrak dan teoretis--bersifat visual. Peta Mental Buatlah sketsa untuk setiap keterangan berikut, Anda tidak perlu membuatnya serapi mungkin atau ingin membuat sesuatu yang dapat dipamerkan kepada orang lain. Yang penting buatlah detail sebanyak-banyaknya dalam lukisan Anda (jangan melihat karya rujukan sampai Anda selesai): Peta lingkungan tempat tinggal Anda Denah rumah Anda Gambar tentang konsep demokrasi Diagram tubuh manusia bagian dalam

Peta dunia yang melukiskan semua benua Diagram bagian dalam mesin cuci

Anda dapat membandingkan pemikiran visual Anda dengan melihat peta kota, peta dunia, denah rumah, buku anatomi, buku Visual Thingking yang memuat sketsa tentang demokrasi, dan/atau buku seperti The Way Things Work yang menerangkan bagian dalam mesin. Sketsa yang Anda gambar melambangkan pengetahuan Anda tentang dunia? Apakah sketsa tersebut memberi gambaran tentang cara kerja pikiran Anda? Mintalah teman yang lain untuk melakukan latihan ini dan bandingkan sketsanya.

Karakteristik: Peka dan cermat dalam mengamati suatu objek; mampu berpikir dalam gambar; menemukan pemecahan masalah tanpa menuliskan sesuatu; mudah membayangkan bentuk-bentuk geometri atau bangun tiga dimensi; mampu memvisualisasikan sesuatu dalam grafik; pandai mengarahkan diri dalam ruang secara tepat. Kecenderungan lain: Suka bermain puzzle dan maze, menggambar, bermain balok; tampak sering melamun; mengamati lingkungan secara holistik; menyimpan informasi secara nonsekuen; menyukai presentasi visual; suka mencari kesalahan detail yang diabaikan orang lain; kesadaran akan jarak dan orientasi tubuh mereka. kemampuan visual-spasial ini biasa menonjol pada anak tuna rungu Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Spasial Mainkan pictionary, tic-tac-toe tiga dimensi, atau permainan berpikir visual lainnya. Mainkan puzzle, kubus Rubik, rumah sesat, atau teka-teki visual lainnya. Pelajarilah ilmu ukur. Pelajarilah bahasa yang berbasis ideografi seperti bahasa Mandarin. Gunakan model tiga dimensi dari ide yang Anda miliki untuk penemuan atau proyek lain. Pelajari ilusi optis (misalnya dalam buku teka-teki, di museum ilmu pengetahuan, melalui permainan ilusi optik, dan sebagainya). Gunakan lukisan, foto, dan diagram dalam surat, proyek, dan presentasi.

4) Kecerdasan kinestetik Kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan dan menyelesaikan problem (Amstrong, 1994; Gardner, 1993; Lazear, 1991:166). Kemampuan untuk menggerakkan objek dan mengembangkan keterampilan motorik yang halus. Kecerdasan ini mencakup: keseimbangan; kelenturan; kegesitan; ketangkasan; kontrol; keanggunan; dan ketahanan dalam gerak tubuh. Karakteristik: Kecenderungan bertubuh atletis; menguasai banyak keterampilan fisik; memiliki

keterampilan motorik halus dan kasar yang baik; merasakan dan mampu melakukan bagaimana seharusnya tubuh membentuk; menggunakan tubuh untuk ekspresikan ide & perasaan; terampil menghasilkan dan memindahkan sesuatu dengan tangan & gerak kinestetik lain. Kecenderungan lain Senang bergerak; sulit diminta duduk diam; senang menyentuh sesuatu; koordinasi gerak tubuh yang baik; tangkas dan cepat; senang dengan kerajinan tangan; merespon dengan baik komunikasi nonverbal; memecahkan masalah dengan tubuhnya. Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik-Jasmani Belajarlah berenang, main ski, golf, tenis, atau senam yang kesemuanya merupakan olahraga perorangan. Pelajarilah seni bela diri seperti aikido, yudo atau karate. Pelajari yoga atau sistem kesadaran atau relaksasi jasmaniah lainnya. Mainkan video game yang membutuhkan refleks cepat. Ikuti pelajaran menari (tarian modern, dansa, balet, atau yang lain) atau luangkan waktu untuk melibatkan diri dalam kegiatan kreatif bebas kreasi Anda sendiri. Kenakan penutup mata dan mintalah seorang teman untuk membimbing Anda untuk menjelajahi alam sekitar dengan kedua tangan. Lakukan kegiatan yang menggugah kesadaran pancaindra yang membuat Anda bersentuhan dengan persepsi dan sensasi jasmani. Kembangkan koordinasi mata dengan Anda melalui olahraga boling, melempar cakram, melempar bola basket, atau belajar menyulam.

5) Kecerdasan musik Kemampuan memahami dan menyusun pola titi nada, irama, dan melodi. Tingkat sensitivitas dan kemampuan mengenali, mengikuti, dan menghasilkan berbagai pola titi nada. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek kecerdasan lainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari musik klasik). Karakteristik: Mudah mengenali dan mengingat nada-nada; cakap mentransformasikan kata-kata menjadi lagu; pintar melantunkan beat lagu dengan bagus; suka menggunakan kosa kata musikal; peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara pada sebuah potongan komposisi musik. Kecenderungan lain Suka menyanyi dan memutar lagu-lagu; suka melakukan gerak berirama; suka melakukan kegiatan diiringi musik; menggambar dengan musik; suka memanipulasi komposisi musik; mencoba-coba membuat alat musik. Cara-Cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Musikal Anda Bernyanyilah di kamar mandi atau ketika pergi ke tempat kerja. Mainkan permainan musikal bersama teman-teman. Kunjungilah konser atau pertunjukan musik. Bergabunglah dengan paduan suara sekolah/kampus atau lingkungan Anda. Ikuti pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu. Luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak Anda kenal (jazz, country western, klasik, musik tradisional, musik internasional, atau jenis musik lain).. Dengarkan melodi atau ritme yang secara alami muncul seperti langkah kaki, kicau burung, dan bunyi mesin cuci. 6) Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan

11

orang lain secara efektif. Karakteristik: Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain; pandai menjalin hubungan sosial; mampu mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat berinteraksi; mampu merasakan perasaan, pikiran dan tingkah laku serta harapan orang lain; mampu bekerjasama dengan orang lain; pandai mempengaruhi orang lain; mau menerima dan memanfaatkan balikan orang lain.

Kecenderungan lain Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok; menikmati suasana kebersamaan; tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial; gemar humor saat berkomunikasi. Upaya menstimulasi: Mengembangkan dukungan kelompok (group supportive); menetapkan aturan tingkah laku yang mendukung; memberikan kesempatan bertanggung jawab; bersama-sama menyelesaikan konflik; melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar; menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya dan adat istiadat; mengajak bermain talking stick. Robert Bolton membagi komunikasi antarpribadi dalam 4 hal yakni: keterampilan mendengarkan, menegaskan, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Cara meningkatkan kemampuan mendengarkan secara aktif adalah: Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian Mempertahankan sikap terbuka Menghindari gerakan yang mengganggu Menjalin kontak mata yang baik Menggunakan kalimat pembuka yang cocok untuk berkomunikasi Memberikan isyarat sederhana selama berkomunikasi untuk mendorong seseorang menyampaikan kisahnya Mempertahankan sikap diam yang penuh perhatian ketika orang lain berbicara Merumuskan kembali pokok pembicaraan orang lain

Tunjukkan empati anda kepada orang lain Dengan ringkas menyarikan inti percakapan

Pedoman pokok menuju efektifitas antarpribadi: Jangan mengkritik, menghakimi, atau mengeluh Beri penghargaan yang jujur dan tulus Tunjukkan minat yang tulus terhadap orang lain Tersenyumlah Buatlah orang lain merasa penting Ajukan pertanyaan, jangan memberi perintah langsung

Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Antarpribadi Belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan dengan mereka Tetaplah untuk mengenal teman baru setiap harinya Luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktikkan mendengarkan secara aktif dengan teman dekat Anda Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek berdasarkan kesamaan minat Berkomunikasilah dengan orang lain melalui jaringan komputer via buletin elektronik Mulailah percakapan dengan orang-orang di tempat umum (supermarket, bandara, terminal, dll.) Mainkan pertandingan di luar rumah yang tidak kompetitif atau kooperatif bersama keluarga dan teman Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu Anda bertemu dengan orang-orang baru Luangkan waktu 15 menit setiap hari selama satu atau dua minggu untuk mengamati cara orang lain berinteraksi di tempat umum

13

7) Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.

Karakteristik: Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung; memahami diri dan memiliki citra diri yang positif; mampu berinstrospeksi; mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik; mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam lingkungan sosial; tahu kepada siapa harus minta bantuan saat memerlukan. Ciri-ciri lain Umumnya memiliki etika yang baik; terkadang tampak pemalu dan pendiam di lingkungan sosial; mampu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya secara tepat; mampu mengungkapkan diri dengan baik; memiliki motivasi untuk mencapai yang diinginkan; kerap penasaran akan makna hidup, relevansi dan tujuan sesuatu; sering membuat catatan dan gambar mengenai perasaannya; mencari dan berusaha memahami pengalaman batinnya; memiliki tanggung jawab kemanusiaan; kadang lebih suka bekerja sendiri (bukan berarti antisosial); merasa bebas untuk berkreasi. Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal Dengarkan kaset atau video tentang motivasi Tuliskan otobiografi Anda Belajarlah sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa atau kumpulan pengetahuan dalam bidang yang Anda minati secara otodidak Kembangkan hobi antau minat yang membuat Anda berbeda dari orang banyak Ikutilah pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan kepercayaan diri Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemahan khusus Anda dalam berbagai bidang Tentukan sasaran jangka pendek dan panjang Anda kemudian tindaklanjuti rencana itu Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurangnya satu kali sehari Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang kuat dan

wajar 8) Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan tanaman, batu-batuan, berkenaan binatang, dan artefak atau simbol-simbol budaya. dengan kemampuan mengamati dan merasakan Kecerdasan naturalis bentuk-bentuk dan

menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam. Karakteristik: Memiliki ketertarikan yang besar pada dunia luar, sangat berminat pada lingkungan, bumi, dan spesies; gemar mengumpulkan benda-benda alam; pandai menandai kesamaan dan perbedaan yang ada di sekitar, mengingat dan menandai kekhasan suatu benda, tumbuhan atau binatang; selalu ingin mengetahui detail benda dan makhluk di sekitar. Kecenderungan lain Lebih menyukai bermain di luar rumah; suka menyendiri dan mengamati benda-benda atau makhluk di sekitar; suka memandangi benda-benda angkasa, dan perubahan alam; tidak takut dengan binatang yang umumnya dipandang menjijikkan; menikmati benda, cerita, dan tontonan tentang fenomena alam; serta menikmati dan gemar berkemah, hiking dan sejenisnya. Cara-cara Untuk Mengembangkan kecerdasan Naturalis, sebagaimana yang

disarankan oleh Amstrong (1999) Kenali benda alam yang ada di halaman belakang rumah Anda (seperti : serangga, burung, tanaman, dan sebagainya). Libatkanlah diri Anda dalam kehidupan politik atau sosial yang berhubungan dengan pelestarian alam Jadikan kegiatan berkebun sebagai hobi, atau kalau Anda sudah berkebun, selidikilah sejumlah segi baru yang berhubungan dengannya (misalnya seni membentuk pohon, membuat tanaman bonsai).

B. Prinsip-prinsip Kecerdasan majemuk

15

Prinsip-prinsip kecerdasan mejemuk sebagaimana dikemukakan oleh Amstrong (1994) adalah sebagai berikut: 1. Setiap individu memiliki semua jenis kecerdasan Teori kecerdasan majemuk mengemukakan bahwa setiap individu memiliki kemampuan dari kedelapan inteligensi. Kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi secara bersama-sama pada setiap orang secara unik. 2. Kebanyakan individu dapat mengembangkan setiap jenis kecerdasan pada tingkat kemampuan yang memadai. Howard Gardner meyakini bahwa setiap orang jika diberikan dorongan, pengayaan, dan pembelajaran yang layak. 3. Setiap kecerdasan biasanya bekerja bersama secara kompleks Dalam kehidupan tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri, kecuali pada kasus tertentu yang sangat langka. Dalam berfungsinya, kecerdasan berinteraksi antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain dalam kehidupan individu. 4. Ada berbagai macam cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan. Tidak ada satu standar karakteristik yang harus digunakan sebagai kriteria untuk menentukan kecerdasan dalam satu bidang tertentu. Bisa saja seseorang tidak bisa membaca, namun sangat cerdas dari segi kemampuan kebahasaan karena ia mampu menceritakan suatu kisah yang menakjubkan atau karena ia memiliki kosa kata yang sangat banyak. memiliki kemampuan mengembangkan semua jenis kecerdasannya pada tingkat yang memadai

C. Kesulitan yang dihadaapi saat pembelajaran Kesulitan belajar sebagaimana ditunjukkan adanya gejala ketidakmampuan belajar mencakup segala sesuatu dari kesulitan dalam membaca dan menulis, hingga kekacauan, kecanggungan, sulit bergaul, dan bahkan depresi. Penyebab ketidak-mampuan belajar itu berbeda-beda di antaranya: faktor keturunan, trauma sebelum kelahiran atau selama kelahiran, dan kesulitan perkembangan selama masa kanak-kanak. Individu yang mengalami ketidakmampuan belajar spesifik seringkali memiliki masalah belajar yang terbatas hanya beberapa tugas atau keterampilan tertentu. Seseorang siswa mungkin dapat membaca tetapi tidak mampu menulis. Yang lain mampu menulis dengan baik

tetapi menghadapi kesulitan berhitung. Yang lain lagi mungkin mahir dalam sebagian besar mata pelajaran sekolah tetapi menghadapi kesulitan untuk mengenali wajah kenalan (proso-pagnosia) atau kesulitan dalam mempelajari langkah dansa (dis-praksia). Teori kecerdasan majemuk memiliki implikasi bagi guru dalam pembelajaran. Teori tersebut mengatakan bahwa kedelapan kecerdasan tersebut diperlukan agar individu berfungsi secara produktif dalam masyarakat. Oleh karena itu guru hendaknya memandang bahwa semua kecerdasan sama penting dalam kehidupan. Hal ini berbeda dari system pendidikan tradisional yang menempatkan pentingnya pengembangan dan penggunaan kecerdasan linguistik dan matematis. Dengan demikian, teori kecerdasan majemuk mempunyai implikasi bahwa guru hendaknya menyadari dan mengajar dalam perspektif kemampuan siswa yang lebih luas dari kegiatan pembelajaran selama ini (Brualdi, 1999).

D. Pengembangan keterampilan aplikasi kecerdasan majemuk pada pembelajaran Kecerdasan majemuk dapat diaplikasikan dengan berbagi cara dan pada berbagai aspek dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa aplikasi kecerdasan majemuk yang akan dikemukakan berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, dan pengembangan penilaian. 1. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Perencanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah kegiatan perancangan pembelajaran dengan memperhatikan dan menggunakan kedelapan jenis kecerdasan yang dikemukakan Gardner. Untuk merancang pembelajaran yang memuat kecerdasan majemuk dapat mengikuti tahap-tahap (Amstrong, 1994) sebagai berikut: a. Penetapan suatu sasaran belajar atau topik yang spesifik b. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan pokok berkaitan dengan kecerdasan majemuk c. Pembuatan pertimbangan berbagai kemungkinan d. Curah Pendapat e. Pemilihan aktivitas yang layak f. Penetapan rencana pembelajaran
17

g. Implementasi rencana pembelajaran

2. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Teori kecerdasan majemuk memberikan kesempatan kepada para guru mengembangkan strategi pembelajaran yang relatif baru dalam kegiatan pembelajaran. Di antara beberapa strategi pembelajaran pokok untuk setiap kecerdasan adalah sebagai berikut. Strategi pembelajaran bagi kecerdasan verbal-linguistik antara lain bercerita, curah pendapat, perekaman, penulisan jurnal, dan penerbitan. Strategi pembelajarn untuk kecerdasan logis matematis adalah kuantifikasi dan kalkulasi, pertanyaan Sokrates, Heuristik, dan berpikir ilmiah. Strategi pembelajaran bagi kecerdasan visual-spasial adalah visualisasi, isyarat warna, metapora, sketsa ide, dan symbol grafis. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan kinestetik adalah jawaban dengan menggunakan isyarat tubuh, teater kelas, konsep-konsep kinestetik, manipulasi objek, dan peta tubuh. Strategi pembelajaran untuk inteligensi musik adalah irama dan lagu, diskografis, musik supermemori, konsep-konsep musik, dan musik layak suasana (Amstrong, 1994). Adapun strategi pembelajaran untuk kecerdasan antarpribadi adalah berbagi dengan sebaya, simulasi, kelompok kooperatif, dan tutorial silang usia. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan intrapribadi adalah kegiatan satu menit refleksi, koneksi pribadi, pilihan waktu, saat-saat ekspresi emosi dan belajar mandiri.. Adapun beberapa strategi pembelajaran bagi kecerdasan naturalis adalah observasi, klasifikasi dan organisasi, komparasi,.pajan tumbuhan dan binatang, dan wisata alam (Amstrong, 1994; Hoerr, 1999:156).

3. Pengembangan penilaian (asesmen) berbasis kecerdasan majemuk Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa mengembangkan semua jenis kecerdasannya berdasarkan kelemahan dan kekuatannya. Cara belajar siswa beragam bergantung pada kekuatan dan kelemahan masing-masing. Karena itu menilai kemajuan belajar siswa dengan cara yang sama untuk setiap siswa tidak akan mencerminkan kekuatan dan kelemahan siswa

secara tepat. Untuk itu diperlukan cara menilai kemajuan belajar yang cocok dengan cara belajar setiap siswa. Karena itu teknik penilaian otentik adalah teknik yang tepat untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dalam konteks ini. Teknik ini lebih menekankan pada penilaian yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam hal ini teknik tersebut memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan performansi belajar mereka sesuai dengan cara mereka sendiri dengan menggunakan kecerdasan yang berbeda-beda. Beberapa teknik penilaian otentik tersebut antara lain portofolio, proyek mandiri, jurnal siswa, penyelesaian tugas kreatif, catatan anekdot, observasi, dan wawancara (Gardner, 1993; Amstrong, 1994:113).

BAB III KESIMPULAN

1. Kecerdasan majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan yang mencangkup lebih dari delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis 2. Prinsip-prinsip kecerdasan majemuk yaitu setiap individu memiliki semua jenis kecerdasan, kebanyakan individu dapat mengembangkan setiap jenis kecerdasan pada tingkat kemampuan yang memadai, setiap kecerdasan biasanya bekerja bersama secara kompleks, ada berbagai macam cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan 3. Penyebab ketidak-mampuan belajar atau kesulitan dalam belajar itu berbeda-beda di antaranya: faktor keturunan, trauma sebelum kelahiran atau selama kelahiran, dan kesulitan perkembangan selama masa kanak-kanak. Kesulitan belajar sebagaimana ditunjukkan adanya gejala ketidakmampuan belajar mencakup segala sesuatu dari kesulitan dalam membaca dan menulis, hingga kekacauan, kecanggungan, sulit bergaul, dan bahkan depresi.

19

4. Pengembangan keterampilan aplikasi kecerdasan majemuk pada pembelajaran dapat dilakukan dengan perencanaan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, dan pengembangan penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, T. 1994. Multiple intelligences in the classroom. Alexandria, Virginia: ASCD. Gardner, H. 1983. Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York: Basic Books. Lazear, D. G. 1991. Seven knowing: Teaching for multiple intelligences. Australia: Hawker Brownlow Education. McGrath, H. & Noble, T. 1996. Seven ways at once. Melbourne: Addison Wesley

Longman

21

Anda mungkin juga menyukai