Anda di halaman 1dari 2

Komposisi porselen : Porselen gigi konvensional adalah keramik vitreus (seperti kaca) yang berbasis pada anyaman silika

(SiO2) dan feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2) atau feldspar soda (Na2O.Al2O3.6SiO2) atau keduanya. Feldspar yang digunakan untuk porselen gigi relatif murni dan tidak berwarna. Selain itu, juga memiliki kecenderungan untuk membentuk leucite mineral kristalin ketika meleleh. Leucite adalah mineral kalium-alumunium-silikat dengan koefisien ekspansi termal yang besar (20 sampai 25 x 10-6/C) dibanding feldspar kaca (yang koefisien ekspansi termalnya sedikit lebih rendah dari 10 x 10-6/C). Pigmen, bahan opak dan kaca ditambahkan untuk mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering, koefisien ekspansi termal, dan kelarutan. Silika (SiO2) terdapat dalam empat bentuk yang berbeda : quartz kristalin, kristobalit kristalin, tridymite kristalin, dan silika gabungan non-kristal. Silika gabungan non-kristal adalah bahan dengan titik leleh tinggi yang disebabkan oleh anyaman tiga dimensi dari ikatan kovalen antara tetrahedra silika, yang merupakan unit struktural dasar dari anyaman kaca (kaca low-fusing). (Anusavice, 2004) Manipulasi : Kondensasi porselen. Bubuk halus dirancang dicampur dengan air atau sarana lain dan dikondensasi ke bentuk yang diinginkan. Partikel bubuk mempunyai ukuran distribusi tertentu untuk menghasilkan porselen yang paling mampat bila bubuk ini dikondensasi dengan tepat. Jika partikel-partikel ini mempunyai ukuran yang sama, kepadatan pemampatan tidak terlalu tinggi. Pemampatan yang padat dari partikel bubuk memberikan keuntungan : penyusutan waktu pembakaran yang lebih rendah dan porositas yang lebih sedikit pada porselen yang sudah dibakar. Kondensasi ini dapat diperoleh dengan berbagai metode, termasuk getaran, spatulasi dan teknik sikat. Metode pertama, menggunakan getaran ringan untuk memampatkan bubuk yang basah secara padat pada rangka di bawahnya, air yang berlebih diserap dengan tisue bersih dan kondensasi akan terjadi ke arah daerah yang diserap. Metode kedua, menggunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan dan menghaluskan porselen yang masih basah. Aksi penghalusan akan membawa kelebihan air naik ke permukaan sehingga bisa dibuang. Metode ketiga, menggunakan penambahan bubuk porselen kering pada permukaan untuk menyerap air. Bubuk yang kering diletakkan dengan bantuan sikat di sisi yang berlawanan dari adonan porselen yang basah. Sewaktu air tertarik ke arah bubuk yang kering partikel yang basah akan terdorong saling mendekat. (Anusavice, 2004)

Dapus : Anusavice, Kenneth J. 2004. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai