Anda di halaman 1dari 13

TEXT BOOK READING

SPONDILOSIS SERVIKALIS

Oleh : Tannov Romalo Siregar Pembimbing : Prof.dr.M.I. Widiastuti,PAK,SpS(K),MSc.

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO RSUP DR. KARIADI SEMARANG 2012

PENDAHULUAN

Spondilosis Servikalis adalah suatu kondisi dimana terjadi proses degenerasi yang progresif dari sendi-sendi intervertebralis bagian servikal. Proses degenerasi persendian itu bisa terbatas pada tulang dan sendi saja atau bisa mengakibatkan iritasi dan penekanan pada medula spinalis atau unsur-unsur saraf spinal. Pada umumnya spondilosis terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat dimulai setelah usia 30 tahun.(1,2,3)

Gambar 1.Susunan Anatomi Tulang Leher.

EPIDEMIOLOGI Berdasarkan kriteria radiologi telah diperkirakan bahwa 50% dari golongan usia 50 tahun dan 75% dari golongan usia 65 tahun lebih memiliki tulang belakang servikal yang sudah spondilotik. Suatu penyelidikan mengungkapkan bahwa spondilosis servikalis dapat dijumpai baik pada orang-orang yang tidak mengeluh apa-apa maupun pada orang-orang yang mengeluh. Dan ternyata pula bahwa hubungan antara gejala-gejala dengan tanda-tanda degenerasi di foto rontgen belum atau hampir selamanya tidak berhubungan. Penelitian lain menyimpulkan bahwa adanya osteofit (spur) yang tampak memasuki foramen intervertebralis tidak berarti osteofit itu menyebabkan iritasi terhadap radiks spinalis. Sedangkan penyelidikan lain mengatakan bahwa tidak adanya osteofit yang menonjol ke dalam foramen intervertebrale tidak berarti bahwa radiks dorsalis tidak mengalami iritasi.(1,2)

KRITERIA RADIOLOGI Pada dasarnya kelainan radiologi pada Spondilosis Servikalis harus terdapat pada bagian posterior persendian servikal. Osteofit yang menonjol dari permukaan anterior korpus vertebra dapat menimbulkan keluhan nyeri. Pada pemeriksaan foto rontgen servikal dapat dilihat adanya gambaran penyempitan diskus intervertebralis dan osteofit pada permukaan anterior tulang servikal.(3,4)

Gambar 2. Foto Rontgen AP Spondilosis Servikalis


3

Pada pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat dilihat gambaran adanya herniasi diskus yang dapat menekan medula spinalis dan arthrosis pada persendian di leher.

Gambar 3. MRI Servikal Spondilosis Servikalis

Gambar 4. CT-Myelogram pada Spondilosis Cervikalis

DIAGNOSA KLINIS Ditinjau dari sudut klinis, spondilosis servikalis bisa simptomatis (dengan gejala klinis) ataupun asimptomatis (tanpa gejala klinis). Spondilosis servikalis asimptomatik berarti bahwa secara radiologik saja terlihat tanda-tanda spondilotik tetapi tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan spondilosis servikalis simptomatik dapat menimbulkan : nyeri leher setempat, radikulopatia servikalis dan mielopatia servikalis.(1,2) A.Nyeri leher setempat Nyeri leher setempat akibat kelainan spondilotik harus diartikan sebagai nyeri akibat kelainan dibagian posterior persendian tulang belakang, terutama yang mengenai kapsul sendi apofisial, ligamentum dan otot-otot yang berinsersi padanya. Otot-otot yang menghubungkan bagian posterior persendian itu adalah otot-otot leher. Maka dari itu nyeri karena kelainan pada persendian hampir selamanya diiringi oleh kekakuan (stiffnes) dan ketegangan (tenderness) pada otot-otot leher. Sakit kepala (headaches) juga dapat terjadi yang biasanya dimulai dari kepala bagian belakang diatas leher yang menjalar ke kepala bagian atas. Terapi(3,4) Ada beberapa macam terapi yang dapat diberikan yaitu : 1.Senam pada leher Senam pada leher sangat berguna untuk melemaskan otot dan memelihara fungsi sendi-sendi pada leher. Latihan ini secara optimal sangat dianjurkan. Adapun latihan ini adalah sebagai berikut. Berdiri tegak dengan kedua kaki sedikit jauh satu dengan yang lain. Kedua bahu ditarik ke belakang. Anggukkan kepala, teruskan anggukkan itu dengan cepat semaksimal mungkin. Lalu tengadahkan kepala, teruskan tengadahan itu dengan cepat semaksimal mungkin. Tegakkan kepala kembali. Gelengkan kepala ke kiri, teruskan gelengan itu dengan cepat semaksimal mungkin ke kiri. Tegakkan kepala kembali. Gelengkan kepala ke kanan, teruskan gelengan itu dengan cepat semaksimal mungkin ke kanan. Ulangi 4 pola gerakan kepala itu berkali-kali. 2.Obat-obatan a.Parasetamol. Untuk dewasa dianjurkan parasetamol tablet 500mg, sekali minum 2 tablet, 4 x sehari. b.Analgetika Antiinflamasi. Beberapa orng mengatakan efek obat ini lebih baik daripada parasetamol. Obat ini dapat digunakan dosis tunggal atau dikombinasikan dengan parasetamol. Termasuk disini adalah golongan ibuprofen, diklofenak atau naproxen. Beberapa orang dengan riwayat penyakit ulkus peptikum, asma bronkiale, gagal ginjal tidak disarankan untuk menggunakan obatobat golongan ini.
5

c.Analgetika yang lebih kuat. Contoh obat golongan ini adalah codein, yang sering digunakan dengan kombinasi parasetamol. Efek samping obat ini adalah konstipasi. Untuk mencegah efek samping ini dianjurkan untuk minum air yang banyak serta konsumsi makanan yang berserat. d.Trisiklik antidepresan dosis rendah. Contoh obat golongan ini yang sering digunakan adalah amitriptilin. Dosis yang digunakan adalah 10-30 mg pada malam hari. 3. Terapi lainnya a. Posisi duduk yang baik. b. Tidur dengan hanya menggunakan satu bantal kepala. c. Fisioterapi.

Gambar 5. Perbandingan Vertebra Servikalis antara yang normal dengan Spondilosis Servikalis

B. Radikulopatia Servikalis(1,2,3,4) Spondilosis servikalis yang dapat menimbulkan radikulopatia servikalis memperlihatkan secara radiologik kelainan disekitar bagian posterior sendi apofisial (small facet joint). Kelainan itu dapat berupa suatu osteofit yang menonjol ke dalam foramen intervertebralis atau tanda dini protrusio diskus intervertebralis. Penyempitan diskus intervertebralis merupakan tanda lanjut, sedangkan tanda dininya adalah penyempitan pada bagian anterior diskus intervertebralis. Pemendekkan jarak antara corpus vertebra yang dipisahkan oleh diskus intervertbralis secara menyeluruh lebih berarti sudah menjebolnya nukleus pulposus diskus intervertebralis (hernia nukleus pulposus) daripada hanya protrusio belaka.

Radikulopatia servikalis berarti gangguan pada radiks-radiks yang menyusun pleksus brakhialis yang memberikan persarafan pada lengan dan daerah sekitar bahu. Bilamana terjadi iritasi terhadap salah satu radiks yang ikut menyusun pleksus brakhialis itu, maka terjadilah nyeri di tempat iritasi itu dan menjalar sepanjang perjalanannya ke tepi. Nyeri pada saraf yang terkena itu dikenal sebagai nyeri radikuler. Diagnosa banding Banyak penyakit neuromuskuloskeletal yang mirip dengan gambaran klinis tahap akut radikulopatia servikalis. Adapun penyakit-penyakit itu adalah: a. Tendinitis supraspinatus. b. Kapsulitis sendi bahu. c. Spondilitis tuberkulosis servikalis. d. Angina pektoris yang menjalar ke bagian ulnar lengan kiri. e. HNP servikalis. f. Neuritis brakhialis.

C. Mielopatia Servikalis(1,2,3,4) Para penderita mielopatia servikalis akibat kelainan spondilotik semuanya akan memperlihatkan manifestasi paraparesis. Namun demikian perkembangannya ke paraparesis berbeda-beda. Kelompok pertama dan kedua pada permulaannya berkunjung ke dokter karena sakot kuduk setempat atau karena nyeri yang menjalar dari kuduk melalui bahu ke lengan (radikulopatia servikalis). Kelompok ketiga langsung merasa adanya gangguan ringan pada salah satu atau kedua tungkainya sewaktu berjalan.

Tergantung pada lokasi lesi spondilotik, manifestasi dini itu dapat berupa gangguan motorik atau sensorik yang ringan sekali. Bila lesi berlokasi di sendi apofisial posterior maka kemungkinan besar funikulus dorsalis dan funikulus posterolateralis tertekan. Pada umumnya pasien mengeluh bahwa salah satu tungkainya kurang kuat dan disertai gangguan sensorik ipsilateral ataupun gangguan sensorik ringan di tungkai kontralateral. Manifestasi dini yang disebabkan oleh penekanan sesisi dari dorsolateral itu biasanya luput dikenal oleh karena ringannya gangguan. Pada umumnya lesi spondilotik itu terdapat di sekitar medulla spinalis sehingga paraparesis berkembang dari kelemahan kedua tungkai yang lambat laun disertai gangguan sensorik. Gangguan miksi dan defekasi akan dijumpai pada tahap terakhir, mengingat lesi yang menekan medula spinalis secara konsentrik itu berada di ekstradural. Terapi Terapi pada radikulopatia servikalis dan mielopatia servikalis tergantung dari derajat berat ringannya penyakit tersebut. Fisioterapi maupun pemakaian collar neck bisa membantu pada

periode tertentu. Pada situasi yang lebih berat diperlukan tindakan operasi yang sangat membantu mengurangi penekanan pada saraf spinalis maupun medula spinalis.

LAMPIRAN

10

11

12

DAFTAR PUSTAKA 1.Sidharta,P,1984, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek Umum, hal.67-79, PT Dian Rakyat, Jakarta. 2.Binder Al, et all; Cervical Spondylosis. BMJ. 2007 Mar 10; 334:527-31. 3.Sadasivan, KK, et all; The Natural Hystory of Cervical Spondylotic Myelopathy. Yale Journal of Biology and Medicine 66. 2003, pp.235-42. 4.Sahmi, BS; Cervical Spondylosis. Navi Mumbai, India. 2009 Mar; 289; 321-50.

13

Anda mungkin juga menyukai